Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PRAKTIKUM

APLIKASI BIOTEKNOLOGI PANGAN

PEMBUATAN INOKULUM TEMPE

NAMA : AZZAHRA NABILAH


NIM : G031191042
KELOMPOK : VIII (DELAPAN)
ASISTEN : RIDWAN INDRIANTO TAMUNI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI PANGAN


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
PEMBUATAN INOKULUM TEMPE

A. Nabilah1), R.I. Tamuni2)


Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Departemen Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin

Abstract
Tempeh is made by growing the kind of mold Rhizopus spp. in ripe soybeans after the epidermis is
removed. One of the important ingredients that operate an important role in producing tempeh is
inoculum. The principle of produce inoculum is to prepare and multiply mold spores with certain
treatments to be used in process of making tempeh. The procedure of making tempeh inoculum is carried
out in two stages, incubation and grinding. The longer the incubation, the more spores that will grow.
The molds that are expected to grow are R. oligosporus and R. oryzae. The incubation process was
carried out by aerating the tempeh at room temperature for three days. The changes that occur in tempeh
are that more molds grow and have a darker color.
Keywords: Tempeh, Inoculum, Molds, Soybean

I. PENDAHULUAN Inokulum merupakan salah satu


I.1 Latar Belakang faktor yang sangat mempengaruhi kualitas
tempe. Prinsip dari pembuatan inokulum
Tempe adalah salah satu makanan
adalah mempersiapkan dan memperbanyak
tradisional Indonesia yang mempunyai nilai
spora kapang dengan perlakuan-perlakuan
gizi tinggi serta memiliki banyak manfaat
tertentu untuk kemudian digunakan dalam
bagi tubuh. Bahan dasar yang digunakan
pembuatan tempe. Pada proses pembutannya,
untuk membuat tempe adalah kedelai yang
metode inokulasi dan cara penggunaan
difermentasi. Pembuatan tempe dilakukan
inokulum dalam pembuatan tempe yang baik
dengan menumbuhkan kapang jenis
sangat penting dan berpengaruh untuk
Rhizopus spp. pada kacang kedelai matang
menghasilkan produk tempe yang higienis
yang telah dilepaskan kulit epidermisnya
dan bermutu baik.
(Dewi et al, 2011) Salah satu bahan penting
Berdasarkan uraian di atas, maka
yang berperan dalam pembuatann tempe
sangat penting untuk mengetahui metode
adalah inokulum. Masyarakat Indonesia
atau cara membuat inokulum yang baik. Hal
biasa menyebut inokulum tempe yang berisi
tersebut didasarkan pada inokulum tempe
spora kapang Rhizopus dengan ragi tempe.
yang menentukan kualitas tempe yang akan
Mikroorganisme yang terdapat pada
dihasilkan.
ragi tempe umumya beragam, namun
kelompok jamur yang paling berperan dalam I.2 Rumusan Masalah
pembuatan tempe adalah genus Rhizopus. Mengacu pada uraian latar belakang,
Jamur Rhizopus sp telah diketahui sejak lama adapun masalah yang muncul dan akan dikaji
sebagai mikroorganisme yang mengambil pada praktikum ini adalah kualitas tempe
peranan utama pada proses fermentasi yang bergantung pada inokulum. Di mana
kedelai menjadi tempe. Kapang Rhizopus sp pembuatan inokulum yang baik itu sendiri
akan membentuk padatan kompak berwarna dipengaruhi oleh berbagai faktor. Selain itu,
putih yang disebut sebagai benang inokolum yang dibuat juga perlu untuk
halus/biomasa yang akan mengikat dan diketahui karakteristiknya.
menyelimuti kedelai pada proses fermentasi.

1)
Praktikan Aplikasi Bioteknologi Pangan
2)
Asisten Aplikasi Bioteknologi Pangan
I.3 Tujuan dan Kegunaan II.3.1 Prosedur 2
Tujuan dari praktikum inokulum Tempe yang telah diinkubasi selama
tempe yaitu: tiga hari selanjutnya dihaluskan
1. Untuk mengetahui prosedur menggunakan grinder. Kemudian diayak
pembuatan inokulum tempe untuk mendapatkan butiran yang lebih halus.
2. Untuk mengetahui pengaruh lama Selanjutnya, tepung tempe ditimbang
inkubasi terhadap inokulum tempe kemudian dicampur dengan tepung beras
3. Untuk Mengetahui karakteristik dengan perbandingan 1:1. Pencampuran
inokulum tempe yang dihasilkan tepung tempe dan tepung beras dilakukan
menggunakan grinder agar hasil yang
Kegunaan yang diharapkan dari didapatkan lebih homogen. Terakhir, tepung
praktikum ini adalah meningkatnya inokulum yang telah dibuat dibungkus plastik
pemahaman tentang prinsip pembuatan dan dimasukkan ke dalam yang wadah kedap
inokulum tempe yang baik, serta munculnya udara.
sikap ilmiah dalam praktikum yang
III.HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan secara mandiri.
III.1 Hasil
II. METODOLOGI PRAKTIKUM
Hasil yang didapatkan dari praktikum
II.1 Waktu dan Tempat Praktikum inokulum tempe disajikan dalam tabel yaitu:
Praktikum ini dilaksanakan pada
Tabel 2. Hasil pengamatan inokulum tempe
tanggal 25 Agustus 2021 pukul 13.00-14.40
Gambar Deskripsi
di Laboratorium Mikrobiologi dan
Tempe sebelum
Bioteknologi Pangan, Program Studi Ilmu diinkubasi terlihat
dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, segar, warna kapang
Universitas Hasanuddin. putih, agak basah dan
tekstur lunak
II.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Tempe setelah
diinkubasi mulai
praktikum ini adalah ayakan, grinder, pisau,
mengering, warna
timbangan, dan wadah plastik. kapang kehitaman
Bahan yang digunakan dalam dan abu-abu, ukuran
praktikum ini adalah tempe dan tepung beras. tempe menyusut,
tekstur menjadi
II.3 Prosedur Praktikum
keras.
II.3.1 Prosedur 1
Spora kapang yang akan diinkubasi Inokulum yang telah
dicampur bertekstur
diambil dari bahan tempe. Mula-mula tempe
halus, berwarna
diiris tipis-tipis menggunakan pisau lalu putih kusam, dan
diangin-anginkan selama tiga hari hingga berbau khas tempe.
muncul spora atau hifa-hifa. Kondisi dijaga
dan dihindarkan dari kelembapan untuk
menghindari berkembangnya bakteri
pembusuk. Sumber: Data primer praktikum Aplikasi
Bioteknologi Pangan, 2021
oryzae cenderung lebih banyak
III.2 Pembahasan menghasilkan enzim amilase (Nurholipah &
Ayun, 2021).
Inokulum tempe adalah bahan yang
mengandung biakan kapang tempe dan Pada pembuatan inokulum, tepung
berfungsi sebagai agen pengubah kedelai kedelai merupakan media tumbuh yang baik
rebus menjadi tempe melalui proses (Chutrtong et al., 2014) di mana kapang dapat
fermentasi yang menyebabkan kedelai dapat tumbuh dengan cepat. Miselium dan
berubah sifat atau karakteristiknya menjadi spora yang dihasilkan dalam waktu kurang
tempe. Tempe yang telah dibuat merupakan dari 18 jam dapat lebih mudah untuk
sumber kapang untuk membuat inokulum mengontrol kontaminasi oleh
(Hernawati & Meylani, 2019). mikroorganisme lain. Kapang yang tumbuh
dengan baik pada tepung kedelai
Pada pembuatan tempe,
kemungkinan karena kandungan nutrisinya
mikroorganisme yang berperan penting
yang lebih banyak, terutama protein. Saat
adalah dari genus Rhizopus. Ciri utama dari
tepung kedelai telah diinokulasi pada suhu
genus ini adalah Terdapat beberapa spesies
kamar selama 4 hari, miselia dan spora
yang paling umum, yaitu R. Oligosporus
matang sepenuhnya.
dengann ciri-ciri terlihat adanya stolon dan
rhizoid yang berwarna gelap, kolumela agak Karakter sampel setelah pengeringan
bulat dan apofisis mirip payung, sporangia lebih gelap dan terlihat padat. Butuh waktu
berwarna hitam dan besar pada ujung paling lama untuk kering, tidak bisa
sporangiospora, hifa tidak bersepta yang menentukan waktu yang tepat. Namun jika
terbagi menjadi dua tipe hifa, yaitu hifa tidak ada alat yang digunakan untuk
negatif dapat menetrasi substrat dan hifa menjemur, bisa dilakukan sun bathing. Saat
fertile dapat memproduksi sporangia. digunakan segar tepung spora untuk
Jenis Rhizopus yang paling umum menghasilkan tempe dengan segera, produk
terdapat dalam tempe adalah R. oligosporus, memiliki sifat alternatif selain yang
hal ini mengacu pada (Nurholipah & Ayun, menggunakan spora segar dari media.
2021) bahwa R. oligosporus merupakan
Bahan yang digunakan dalam
kapang yang paling umum ditemukan pada
praktikum ini adalah tempe, sebagai sumber
tempe di Indonesia. Karakteristik dari kapang
kapang yang akan diinkubasi kemudian
ini adalah R. oligosporus dapat
djadikan sebagai bibit kapang untuk
menghasilkan enzim protease lebih banyak
digunakan pada fermentasi tempe. Kapang
sehingga tempe lebih mudah dicerna oleh
yang tumbuh diharapkan adalah jenis R.
tubuh. Selain itu, juga terdapat kapang jenis
oligosporus dan R. oryzae. Penambahan
R. oryzae yang memiliki ciri-ciri, panjang
tepung beras dimaksudkan sebagai bahan
sporangiosporanya lebih dari 1500 µm,
pengisi selain inokulum. Selain itu, dapat
diameter sporangium lebih dari 150 µm,
meningkatkan kemampuan kapang dalam
rizoid berwarna kecoklatan dan bercabang
melunakkan biji kedelai, tetapi jika jumlah
berlawanan arah dengan sporangiofor.
tepung beras yang digunakan sebagai media
Miselium yang dihasilkan tidak sebanyak R.
tidak sesuai dengan ketentuan, misalnya
oligosporus yang mampu menutupi
terlalu banyak, maka konsentrasi spora yang
permukaan tempe. Hal tersebut dipengaruhi
dihasilkan juga rendah (At et al., 2008).
oleh suhu pertumbuhan optimumnya.
Tepung beras berfungsi sebagai bahan
Dibandingkan dengan R. oligosporus, R.
pengisi agar warna inokulum tempe menjadi
lebih putih, selain itu agar dapat dijual dalam IV.2 Saran
jumlah yang banyak. Saran untuk praktikum kedepannya
Pada praktikum ini, inokulum tempe adalah sebaiknya saat menginkubasi tempe
dibuat dari tempe dengan kapang yang telah dijaga kelembapannya dan dihindarkan dari
diinkubasi. Proses inkubasi dilakukan dengan sinar matahari langsung untuk menjaga spora
mengangin-anginkan tempe pada suhu ruang tidak mati.
selama tiga hari. Perubahan yang terjadi pada DAFTAR PUSTAKA
tempe ialah terdapat kapang yang tumbuh
lebih banyak, dan berwarna lebih gelap. Hal At, S. R., Beras, T., Ubikayu, D. A. N., &
Purwaningsih, I. (2008). Rhizopus
ini sesuai dengan (Dewi, 2011) bahwa
oryzae DENGAN SUBSTR Tempeh
kapang mayoritas yang tumbuh pada tempe Inoculum Application Test of Rhizopus
adalah R. oligosporus dengan ciri-ciri yaitu oryzae with Rice and Cassava Flour as
koloni abu-abu kecoklatan dengan tinggi 1 Substrate at Sanan Tempeh Temp eh
mm atau lebih. Memiliki sporangiofor Industries – Kodya Malang. 9(3), 207–
tunggal atau dalam kelompok dengan dinding 215.
halus atau agak sedikit kasar, dengan panjang
Chutrtong, J., Bussabun, T., Preparation, A.
lebih dari 1000 µm dan diameter 10-18 µm, C., & Oligosporus, R. (2014).
dengan sporangia yang akan berwarna hitam Preparation of Tempeh Spore Powder
pada saat masak. Proses inkubasi pada tempe by Freeze Drying. 8(1), 40–43.
akan membuat spora tumbuh semakin
banyak, hal ini terlihat dari permukaan tempe Hernawati, D., & Meylani, V. (2019).
INOCULUM VARIATION Rhizopus sp .
yang semakin banyak ditumbuhi kapang IN MAKING TEMPE BASED ON. 4(1),
berwarna kehitaman hingga hari ketiga 58–67.
inkubasi. Inokulum yang dihasilkan berwara
putih kusam, berrtekstur halus dan berbau Nurholipah, & Ayun. (2021). ISOLASI DAN
khas tempe. Hal ini sesuai dengan IDENTIFIKASI Rhizopus oligosporus
DAN Rhizopus oryzae. Jurnal
(Chutrtong et al., 2014) bahwa karakter
Teknologi Pangan, 15(1), 98–104.
sampel saat kering berwarna coklat padat
tetapi tidak sulit untuk digiling. Pengeringan Ratna Stia Dewi, S. ‘Aziz F. (2011).
di bawah sinar matahari langsung memiliki ISOLASI Rhizopus oligosporus PADA
potensi kontaminasi adalah relatif tinggi. BEBERAPA INOKULUM TEMPE DI
KABUPATEN BANYUMAS. Molekul,
IV. PENUTUP 6(2), 93–104.
IV.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum inokulum tempe
yaitu:
1. Prosedur pembuatan inokulum tempe
yaitu inkubasi dan penepungan.
2. Semakin lama inkubasi maka spora
yang tumbuh akan semakin banyak
3. Inokulum tempe yang dihasilkan
bertekstur halus, berwarna putih
kusam dan berbau khas tempe.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1. Tempe segar sudah diiris dan tempe inkubasi satu hari

Gambar 2. Tempe inkubasi dua dan tiga hari

Gambar 3. Tepung tempe yang sudah diayak dan inokulum tempe yang siap disimpan
Lampiran 2. Diagram alir prosedur pembuatan inokulum tempe

Tempe segar

Diiris tipis-tipis

Diinkubasi (diangin-anginkan)
selama 3 hari

Digiling menggunakan
grinder

Bubuk tempe

Ditambahkan tepung beras 1:1

Dihomogenkan

Inokulum tempe

Anda mungkin juga menyukai