KELOMPOK 3
Claudia Gabrella Achmad Yusuf Rifqah Amaliah Steeven Joseph
Leven Maulana Syam Josua R.
6031191003 G031191028 G031191056 G031191082
Meiliana Christin Aidah Nafisah Sri Rasyida Nur Sri Wafiq Azisah
Kurnia G031191044 Arifin G031191088
G031191018 G031191064
Muh. Fadly Andi Irmayanti
Aulia Hasyim Djabbar Yulfanny Israwati Ismail
G031191022 G031191052 G031191075 G031191096
Fungsi Pengemasan Prinsip Jenis-jenis
dan Penyimpanan Pengemasan dan Pengemasan Telur
Telur Penyimpanan Telur
Perubahan Telur
Jenis-jenis
Selama
Penyimpanan Telur
Penyimpanan
Hasil peternakan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia dalam
bidang pangan. Produk hasil peternakan memiliki beberapa sifat sehingga
harus dilakukan penyimpanan. Salah satu sifat tersebut adalah mudah
rusak/perishable. Adapun penyimpanan ini ditujukan agar dapat
memperpanjang daya simpan agar dapat dikonsumsi di masa yang akan
datang dengan mutu yang tetap baik. Salah satu produk yang mudah rusak
adalah telur. Telur termasuk produk dengan masa penyimpanan jangka
pendek/tidak lebih dari 6 bulan.
Menurut Dewi (2017), fungsi pengemasan telur
yaitu:
• Untuk menjaga dan mempertahankan mutu telur
selama proses pemasaran berlangsung, mulai dari
peternak hingga ke konsumen.
• Untuk menjaga agar telur tidak pecah atau retak
• Untuk menjaga keamanan dan kebersihan telur
sehingga terhindar dari kontaminasi
mikroorganisme yang dapat masuk kedalam telur
melalui kulit telur yang pecah atau retak.
• Untuk menarik konsumen.
Fungsi penyimpanan telur, yaitu:
• Mempertahankan kesegaran telur serta melindungi
telur agar tidak pecah atau mengalami kerusakan.
• Mempertahankan mutu agar telur memenuhi
standar mutu yang ada, mempunyai nilai nutrisi
yang baik dan aman untuk dikonsumsi serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan baik yang akut
maupun yang menahun.
• Mempertahankan nilai ekonomi dari produk telur
yang disimpan.
Prinsip dalam pengemasan dan penyimpanan telur segar adalah mencegah penguapan air dan terlepasnya
gas-gas lain dari dalam isi telur, serta mencegah masuk dan tumbuhnya mikroba di dalam telur selama
mungkin. Prinsip pengemasan dan penyimpanan yang dilakukan pada telur juga mencegah atau
menghindari terjadinya kerusakan fisik dan meniadakan atau meminimalisasi terjadinya penurunan
kualitas mutu pada telur baik eksterior maupun interior. Pengemasan dan penyimpanan dapat dilakukan
dengan cara menutup pori-pori kulit telur atau mengatur kelembaban dan kecepatan aliran udara dalam
ruangan penyimpanan. Penutupan pori-pori kulit telur dapat dilakukan dengan menggunakan larutan
kapur, parafin, dan minyak nabati (minyak sayur). Sedangkan pengaturan kecepatan dan kelembaban udara
dapat dilakukan dengan penyimpanan di ruangan khusus. Kebersihan kulit telur penting untuk
diperhatikan sebelum dilakukannya prosedur sebab, meskipun mutunya sangat baik, namun jika kulitnya
kotor, telur akan dianggap bermutu rendah atau tidak dipilih pembeli.
Pengemasan Telur Pecah
Pengemasan Untuk Dried Broken Out
yang Dibekukan (Frozen
Telur Utuh Eggs
Broken Out Egg)
Pengemasan dengan telur utuh yang paling Dengan menggunakan metode ini, kita dapat Dried Broken Out Eggs merupakan
umum digunakan adalah egg-trayst yang mengawetkan telur dan mempertahankan hasil pengolahan dari telur utuh,
merupakan salah satu produk olahan limbah, sifat fisikokimianya, misalnya daya busa dan kuning telur dan putih telurnya.
egg-trays dibuat dari campuran kertas bekas juga untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu Prinsip pengemasanya adalah
dengan zat tertentu dan ditambah dengan air, telur. Pengemasan yang biasanya adalah mencegah kehilangan air dan
lalu diaduk sampai menyerupai adonan atau dengan menggunakan kontainer besar yang kontak dengan oksigen
bubur, lalu dituangkan kedalam cetakan dan terbuat dari kaleng ukuran besar, drum menggunakan vacuum dan gas
diberikan penekanan secara manual lalu ukuran kecil, spiral wound canister, plastic packaging dalam kaleng atau karton
dijemur. Egg-trays umumnya dapat memuat pail atau menggunakan PE plastic bags. hermitis
30 telur.
• Penyimpanan pada refrigerator. Penyimpanan telur terbaik pada
suhu refrigerasi (5-10℃) karena dapat menjaga kualitas telur
pada saat penyimpanan.
• Penyimpanan pada suhu ruang. Telur yang disimpan pada suhu
ruang (27℃) dapat bertahan 3 hari - 1 minggu kondisinya sudah
menurun namun masih dapat dikonsumsi.
• Penyimpanan dalam jangka waktu yang lama. Penyimpanan telur
untuk jangka waktu yang lama dapat dilakukan dengan memberikan
perlakuan awal pada telur agar dapat bertahan lama. Adapun
perlakuan-perlakuan yang dapat dilakukan pada telur agar dapat
bertahan lama saat penyimpanan diantaranya: merendam telur
dengan kulit akasia, mencelupkan telur ke dalam minyak kelapa,
mencelupkan telur ke cairan parafin, memasukkan telur kedalam
kantung plastik, merendam telur dengan daun jambu biji, dan
merendam telur ke dalam air garam
Penyusutan Berat Telur
1
Perubahan pH Albumin
2