Anda di halaman 1dari 12

JURNAL PRAKTIKUM

APLIKASI BIOTEKNOLOGI PANGAN

PEMBUATAN INOKULUM TEMPE DAN TEMPE

NAMA : ARIANI RUMITASARI


NIM : G311 16 007
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN : INDAH SUCI RAMADHANI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI DAN BIOTEKNOLOGI PANGAN


PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
PEMBUATAN INOKULUM TEMPE DAN TEMPE
Ariani Rumitasari1), Indah Suci Ramadhani2)
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Departemen Teknologi Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin

Abstrak
Kedelai dapat diolah menjadi bahan makanan seperti produk tempe. Tempe diperoleh dari hasil
fermentasi kedelai oleh kapang dari genus Rhizopus sp yang dapat diperoleh dari ragi tempe atau
inokulum. Praktikum pembuatan inokulum tempe dan tempe bertujuan untuk mengetahui prosedur
pembuatan inokulum tempe dan mekanisme pembuatan tempe serta pengaruh inokulum pada
fermentasi tempe. Metode yang digunakan pada praktikum ini yaitu penggunaan inokulum tempe
dari substrat beras dan kedelai serta penggunaan ragi tempe sebagai kontrol. Hasil yang
diperoleh dari praktikum ini adalah pengamatan pada inokulum tempe perlakuan beras dengan
kedelai dengan miselium tipis memiliki kenampakan yaitu miselium yang berwarna putih dan
kompak dan merata sedangkan pengamatan pada tempe terdapat kenampakan yaitu tempe yang
mengeluarkan aroma busuk, tidak tumbuh miselium, tidak kompak atau tidak padat, serta
berwarna coklat. Setelah dikeringkan dan dihaluskan diperoleh kenampakan bubuk inokulum
berwarna coklat kekuningan. Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini yaitu pembuatan
inokulum dilakukan dengan penambahan isolat mikroba pada substrat, pembuatan tempe meliputi
pencucian, perendaman, perebusan, pendinginan, peragian, pengemasan dan pemeraman atau
inkubasi. Pengaruh penggunaan inokulum tempe tidak mengalami pertumbuhan miselium diduga
karena karena dipengaruhi pada saat dikeringkan dan saat penghancuran menjadi bubuk
sehingga inokulum mengalami kerusakan pada sel-selnya atau mengalami kontaminasi oleh
mikroba lain yang tidak diinginkan. Sedangkan aktivitas proteolitik mikroorganisme berjalan
dengan baik menguraikan protein menjadi asam-asam amino dengan media gelatin.
Kata kunci: Inokulum, proteolitik, tempe

I. PENDAHULUAN pembuatan tempe sehingga memiliki rasa


dan aroma yang khas. Tempe memiliki
I.1 Latar Belakang
kandungan vitamin B12 yang sangat
Kedelai merupakan salah satu
tinggi, yaitu 3,9-5,0 g/100g. Selain vitamin
komoditas penting karena kedelai
B12, tempe juga mengandung vitamin B
mempunyai nilai kemanfaatan yang tinggi.
lainnya, yaitu niasin dan riboflavin.
Kedelai bisa diolah menjadi bahan
Pembentukan tempe berasal dari kapang
makanan, minuman serta penyedap cita
genus Rhizopus sp (Sukardi, 2012).
rasa makanan. Bahan makanan dari
Proses fermentasi tempe umumnya
kedelai biasanya tidak langsung dimakan,
dilakukan oleh mikroba jenis kapang yaitu
melainkan diolah terlebih dahulu sesuai
Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae
dengan kegunaannya seperti produk
dan Rhizopus stolonifer. Kapang R.
tempe.
oligosporus menghasilkan enzim fitase
Secara umum, tempe berwarna putih
dan protease yang berperan dalam
karena pertumbuhan miselium kapang
perombakan senyawa kompleks lebih
yang terekat dengan biji kedelai sehingga
sederhana seperti asam amino. Rhizopus
terbentuk tekstur yang memadat.
oryzae menghasilkan enzim lipase dan
Komponen-komponen kedelai akan
amilase yang berperan dalam perombakan
terdegradasi pada proses fermentasi
karbohidrat dan lemak. Mikroba tersebut

Praktikan Aplikasi Bioteknologi Pangan


1)

Asisten Aplikasi Bioteknologi Pangan


2)
terdapat dalam pembuatan inokulum II. METODOLOGI PENELITIAN
tempe. Inokulum tempe dapat berasal dari II.1 Waktu dan Tempat Praktikum
beras dan kedelai sebagai substrat yang Praktikum pembuatan inokulum
baik bagi pertumbuhan miselium yang tempe dan tempe dilaksanakan pada Senin,
kompak. 25 Februari dan 4 Maret 2019 pukul
Beras dan kedelai yang digunakan 08.00-14.40 WITA di Laboratorium
dalam pembuatan inokulum tempe harus Mikrobiologi dan Bioteknologi Pangan,
bebas dari kontaminasi mikroba patogen Program Studi Ilmu dan Teknologi
sehingga diperoleh tempe yang berkualitas Pangan, Departemen Teknologi Pertanian,
baik. Berdasarkan hal tersebut dilakukan Fakultas Pertanian, Universitas
praktikum pembuatan inokulum tempe dan Hasanuddin, Makassar.
tempe untuk mengetahui prosedur
pembuatan inokulum tempe dan II.2 Alat dan Bahan
mekanisme pembentukkan tempe, serta Alat yang digunakan dalam praktikum
pengaruh inokulum pada fermentasi pembuatan inokulum tempe dan tempe
tempe. yaitu autoklaf, erlenmeyer, baskom,
timbangan analitik, kompor, hotplate,
I.2 Rumusan Masalah oven, inkubator, blender, tabung reaksi,
Rumusan masalah dari praktikum spiritus, rak tabung, sendok tanduk, jarum,
pembuatan inokulum tempe dan tempe penggaris, refrigerator, panci, pipet volum,
yaitu : bulb, sealer dan vortex
1. Bagaimana prosedur pembuatan Bahan yang digunakan dalam
inokulum tempe dan tempe? praktikum pembuatan inokulum tempe dan
2. Bagaimana mekanisme terbentuknya tempe yaitu aquades, aquades steril, isolat
tempe? mikroba, tempe, beras, ragi tempe, gelatin,
3. Bagaimana pengaruh inokulum pada plastik, inokulum, aluminium foil dan
fermentasi tempe? label.
I.2
I.3 Tujuan dan Kegunaan II.3 Prosedur Praktikum
Tujuan dari praktikum pembuataan II.3.1 Pembuatan Suspensi
inokulum tempe dan tempe yaitu : Terlebih dahulu, isolat mikroba
1. Untuk mengetahui prosedur pembuatan dalam agar miring ditambahkan 5 ml
inokulum tempe dan tempe. aquades steril. Kemudian, miselium di
2. Untuk mengetahui mekanisme lepas dengan ose bulat dan dihomogenkan
terbentuknya tempe. dengan vortex.
3. Untuk mengetahui pengaruh inokulum II.3.2 Pembuatan Inokulum Tempe
pada fermentasi tempe. Pertama, bahan ditimbang
Kegunaan dari praktikum pembuatan sebanyak 15 gram beras dan 5 gram
inokulum tempe dan tempe yaitu untuk kedelai. Kemudian ditambahkan aquades
menghasilkan inokulum tempe dan tempe dengan perbandingan (1:1) dan disterilisasi
yang baik, serta untuk mengetahui menggunakan autoklaf dengan tekanan 1
mekanisme dan pengaruh yang dihasilkan atm pada suhu 121oC selama 15 menit.
pada pembentukan tempe. Setelah itu, didinginkan dan ditambahkan
suspensi isolat 0,2 ml (miselium tipis).
Setelah itu, diinkubasi pada suhu 28oC
selama 3x24 jam dan dikeringkan dengan
oven pada suhu 40-45oC.

II.3.3 Pembuatan Tempe III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pertama, kedelai ditimbang III.1 Hasil
sebanyak 300 gr. Kemudian dicuci dan Hasil yang diperoleh dari
direbus selama 30 menit. Setelah itu, praktikum pembuatan inokulum tempe dan
kedelai di rendam selama 24 jam bersama tempe dapat dilihat pada tabel berikut :
dengan air sisa rebusan. Selanjutnya, Tabel 03. Hasil Pengamatan Tempe
dikupas kulit ari yang terdapat pada
No Hasil
kedelai dan direbus kembali selama 90 Perlakuan
Pengamatan
Gambar
menit dengan air mineral. Setelah itu,
didinginkan dan ditimbang sebanyak 150 Warnaya coklat,
Kelompok aroma khas
gram dan ditambahkan inokulum 1% yang 1 tempe, dan
terbagi atas dua perlakuan dengan dua kali 1. Beras 20 gr terdapat miselium
(miselium tipis.
ulangan, yakni penambahan ragi tempe tipis)
sebagai kontrol dan penambahan inokulum
yang telah dibuat sebelumnya. Selanjutnya
dicampurkan hingga merata dan Warna coklat
krem, aroma khas
dimasukkan ke dalam plastik yang telah Kelompok tempe, tekstur
2 kurang kompak,
dilubangi dengan jarum. Setelah itu,
2. Beras 15 gr + berair terdapat
Kedelai 5 gr
disimpan pada suhu ruang selama (miselium
misel yang tipis.
2x24 jam. tipis)

II.3.4 Pengujian Aktivitas Proteolitik


Pertama, gelatin ditimbang
Warna miselum
sebanyak 10 gr dan dilarutkan Kelompok
putih, memiliki
3. 3
sebanyak 100 ml aquades. Kemudian, Beras 20 tekstur yang
gram lembek dan tidak
dihomogenkan dengan menggunakan (miselium kompak, serta
hotplate stirrer dan dimasukkan ke dalam tebal) memiliki aroma
yang busuk
tabung reaksi sebanyak 10 ml. Setelah itu,
disterilisasi menggunakan autoklaf dengan Kelompok Warna coklat,
tekanan 1 atm pada suhu 121oC selama 15 4 tumbuh sedikit
Beras 15 gr + miselium, aroma
menit. Selanjutnya ditambahkan 1 gr 4
Kedelai 5 gr busuk dan tekstur
(miselium tidak kompak
inokulum dan diukur tinggi awal gelatin tebal)
yang terbentuk. Kemudian diinkubasi
selama 2x24 jam pada suhu 28oC dan
dimasukkan ke dalam refrigerator pada 5. Kelompok
5 Warna
suhu 5oC selama 10 menit. Setelah itu, Beras 20 gr kecoklatan, aroma
(miselium bau busuk,
diamati aktivitas proteolitiknya. tipis) memiliki tekstur
lunak dan berair,
tidak ada
miselium. Sumber : Data Primer Hasil Praktikum
Aplikasi Bioteknologi Pangan,
2019.

III.2 Pembahasan
N
Perlakuan
Hasil
Gambar
III.2.1 Substrat Inokulum
o Pengamatan
Substrat merupakan sumber nutrisi
Warna coklat, bagi pertumbuhan mikroba. Karbohidrat
Kelompok tidak tumbuh
6 dapat ditambahkan pada media biakan
miselium
6. Beras 15 gr + aromanya busuk, sebagai substrat pertumbuhan mikroba.
Kedelai 5 gr
(miselium
dan memiliki Media jenis ini biasa dipakai adalah gula,
tipis) tekstur yang
lembek dan seperti glukosa, manosa, galaktosa,
berair. sukrosa, maltosa dan laktosa. Substrat
Kelompok
Warna coklat, inokulum tempe yang digunakan yaitu
tekstur lembek
7. 7
dan berair, tidak
beras dan kedelai. Beras (Oryza sativa)
Beras 20
gram tumbuh miselium merupakan biji gabah yang dipisahkan
(miselium dan aroma yang
tebal) busuk.
kulitnya menggunakan penggiling lalu
dikupas dengan cara disosoh. Kandungan
karbohidrat pada beras cukup besar
Kelompok Warna coklat, berkisar 70% dari 100 gram sehingga
8 tidak terdapat dapat digunakan sebagai substrat pada
8. Beras 15 gr + miselum, dan
Kedelai 5 gr
memiliki tekstur inokulum tempe. Hal ini sesuai dengan
(miselium
tebal) tidak kompak. Nurrohmah (2013), yang menyatakan
bahwa inokulum tempe dapat diperoleh
Warna putih dari beras karena sebagian kandungan
terdapat adanya
miselium putih beras terdapat karbohidrat sebagai
9. Kontrol dan tebal, pertumbuhan kapang pada tempe.
teksturnya
kompak, dan Kedelai merupakan tanaman dari
memiliki aroma golongan legum yang kaya akan protein.
khas tempe
Sumber : Data Primer Hasil Praktikum Selain kandungan protein, kandungan
Aplikasi Bioteknologi Pangan, karbohidrat pada kedelai cukup tinggi
2019. yaitu 35% yang terdiri dari golongan
oligosakarida. Penggunaan kedelai dalam
Tabel 04. Hasil Pengamatan Aktivitas pembuatan inokulum tempe bertujuan
Proteolitik Kapang untuk memberi kondisi pertumbuhan yang
Tinggi awal Tinggi akhir optimal sehingga menghasilkan jamur
Kelompok
(cm) (cm)
tempe dengan kualitas yang baik. Hal ini
1 6,4 cm 5,3 cm
dikarenakan mikroorganisme yang
2 6,5 cm 4 cm
dominan pada tempe adalah Rhizopus
3 6,4 cm 5,2 cm
oligosporus yang lebih banyak
5 6,1 cm 5,3 cm
6 7,3 cm 5,5 cm
mensintesis enzim protease sehingga
7 7,1 cm 5,4 cm ditumbuhkan pada media kedelai agar
8 6,6 cm 5 cm lebih mudah dalam memperoleh substrat.
Hal ini sesuai dengan Nugraheni (2016), menyatakan bahwa inokulum tempe
bahwa inokulum tempe dapat dibuat dari merupakan kumpulan spora mikroba yang
kedelai yang telah diberi kapang lalu berperan dalam fermentasi kedelai
dikeringkan. yang biasanya menggunakan Rhizopus
oligosporus atau Rhizopus oryzae ataupun
keduanya.
III.2.2 Inokulum Tempe III.2.3 Aktivitas Proteolitik
Inokulum tempe merupakan Aktivitas proteolitik merupakan
kumpulan spora kapang atau kultur aktivitas bakteri proteolitik dalam
mikroba yang diinokulasikan ke dalam menguraikan atau menghidrolisis protein
media fermentasi tempe. Konsentrasi menjadi asam amino dengan bantuan
mikroorganisme pada media fermentasi enzim protease. Gelatin digunakan sebagai
tempe akan mempengaruhi jumlah sel sumber substrat aktivitas proteolitik
yang hidup dan aktif. Berdasarkan hasil didasarkan pada kandungan protein pada
praktikum inokulum tempe perlakuan yang gelatin yang mudah diuraikan oleh
digunakan menggunakan beras sebanyak mikroba. Bakteri proteolitik adalah bakteri
15 gram dan kedelai 5 gram menggunakan yang mampu memproduksi enzim protease
miselium tipis diperoleh kenampakan yaitu ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein
setelah inkubasi selama 3 hari yaitu yang diproduksi di dalam sel kemudian
miselium berwarna putih merata dan dilepaskan keluar dari sel. Gelatin
kompak. Setelah dikeringkan dan merupakan senyawa yang dapat
dihaluskan diperoleh kenampakan bubuk dihidrolisis oleh mikroorganisme dengan
inokulum berwarna coklat kekuningan. mensintesis enzim protease. Berdasarkan
Begitu pun kenampakan yang terbentuk praktikum yang dilakukan tinggi gelatin
pada perlakuan yang sama menggunakan pada awalnya adalah 7,3 cm dan ketika
miselium tipis. Hal ini dikarenakan saat dilakukan inkubasi, tinggi gelatin
dalam inkubasi terjadinya proses berkurang menjadi 5,5 cm. Perubahan
pembentukan miselium karena adanya tersebut menujukkan bahwa selama proses
kedelai dengan beras sehingga membentuk inkubasi, aktivitas proteolitik
miselium lebih kompak karena kedelai mikroorgnisme berjalan dengan baik
membantu secara optimal dalam karena menguraikan protein yang ada pada
pertumbuhan miselium Rhizopus sp. gelatin menjadi asam-asam amino
Jenis kapang diantaranya seperti Rhizopus sehingga kadar gelatin menurun. Hal
oligosporus dan Rhizopus oryzae. tersebut sesuai dengan Imani (2018), yang
R. oligosporus menghasilkan enzim fitase menyatakan bahwa pemecahan protein
dan protease yang memecah fitat yang menjadi asam asam amino yang dapat diuji
berperan dalam perombakan senyawa dengan menumbuhkan mikroba pada
kompleks protein pada kedelai menjadi media gelatin.
senyawa lebih sederhana seperti asam
amino. Rhizopus oryzae menghasilkan III.2.4 Faktor yang Mempengaruhi
enzim lipase dan amilase yang berperan Pembuatan Tempe
dalam perombakan karbohidrat dan lemak Faktor yang mempengaruhi
kompleks menjadi senyawa turunannya. pembuatan tempe yaitu suhu, kelembaban,
Hal ini sesuai dengan Kapu (2017), yang
pH, waktu pemeraman dan substrat. Suhu dalam pembuatan tempe melibatkan peran
pemeraman yang sesuai untuk fermentasi mikroba genus Rhizopus sp. Kapang
tempe yaitu pada suhu kamar berkisar 20- R. oligosporus menghasilkan enzim fitase
37oC dengan kondisi agak gelap. Suhu dan protease yang memecah fitat yang
pertumbuhan optimal adalah suhu yang berperan dalam perombakan senyawa
memberikan pertumbuhan terbaik dan kompleks protein pada kedelai menjadi
perbanyakan diri tercepat. Kelembaban senyawa lebih sederhana seperti asam
berpengaruh pada tingkat kadar air pada amino. Rhizopus oryzae menghasilkan
kedelai yang dapat mempengaruhi proses enzim lipase dan amilase yang berperan
respirasi dari kapang dan mikroba lainnya. dalam perombakan karbohidrat dan lemak
Selain itu, pH juga berpengaruh dalam kompleks menjadi senyawa turunannya.
pembuatan tempe karena pH yang sesuai Hal ini sesuai dengan Retiaty (2012), yang
yaitu 4-5 karena mampu mengurangi menyatakan bahwa mekanisme
kontaminasi dari mikroba patogen. pembentukan tempe diawali dengan
Sementara itu, kadar oksigen juga dapat perkecambahan spora, kemudian
mempengaruhi pembuatan tempe karena perombakan kandungan makronutrisi
oksigen yang berlebih dapat menyebabkan maupun mikronutrisi pada kedelai menjadi
kapang tidak dapat tumbuh akibat adanya lebih sederhana oleh kapang sehingga
mikroba lain yang terbentuk, sementara diperoleh miselium pada permukaan
kadar oksigen yang kurang menyebabkan tempe, setelah itu proses fermentasi
pertumbuhan kapang terhambat. Hal ini memadatkan tempe antara biji kedelai
sesuai dengan Romadoni (2015), yang dengan miselium yang satu dengan yang
menyatakan bahwa faktor-faktor yang lainnya.
mempengaruhi dalam pembuatan tempe III.2.1
seperti jenis ragi, kadar oksigen, pH, dan III.2.2
suhu pemeraman. III.2.3
III.2.5 Mekanisme Pembentukan III.2.4
Tempe III.2.5
Mekanisme pembentukan tempe III.2.6 Prosedur Pembuatan Tempe
meliputi perkecambahan spora R. Tahapan proses pembuatan tempe
oligosporus dan R. oryzae. Perkecambahan meliputi pencucian, pengupasan kulit ari,
spora berlangsung dalam kondisi optimal perebusan, pendinginan, inokulasi atau
perkecambahan adalah suhu 42 oC dan peragian, pengemasan dan inkubasi atau
pH 4,0. Senyawa karbohidrat tertentu pemeraman. Tahap pencucian bertujuan
diperlukan agar pada proses awal untuk menghilangkan kotoran dan
pembengkakan spora dapat terjadi. kontaminan. Tahap pengupasan kulit ari
Pembengkakan tersebut diikuti dengan bertujuan untuk melepaskan kulit ari
penonjolan keluar tabung kecambah karena kulit ari dapat menyebabkan
apabila tersedia sumber-sumber karbon inokulum sulit tumbuh. Tahap perendaman
dan nitrogen dari luar. Kemudian proses bertujuan untuk meningkatkan kadar air
miselia menembus jaringan biji kedelai biji kedelai sehingga mikroba lain tidak
dengan mengasupi makanan dari biji dapat tumbuh. Tahap perebusan bertujuan
kedelai. Selanjutnya proses fermentasi untuk mematikan mikroba kontaminan.
Tahap pendinginan bertujuan untuk sel-selnya ataupun mengalami kontaminasi
mengeringkan kedelai sehingga panas oleh mikroba lain yang tidak diinginkan
berkurang yang dapat menghambat yang mengakibatkan inokulum tidak
pertumbuhan kapang. Tahap inokulasi mampu memfermentasi biji kedelai
bertujuan untuk menambahkan spora dengan baik. Hal ini sesuai dengan
kapang pada tempe. Tahap pengemasan Nurrohmah (2013), bahwa pertumbuhan
dan inkubasi bertujuan dalam proses jamur Rhizopus sp. tidak boleh tercampur
penyimpanan tempe sehingga proses dengan mikroorganisme lain atau unsur
pertumbuhan kapang berlangsung secara kimia lain yang menyebabkan Rhizopus sp.
optimal. Hal ini sesuai dengan Rahayu cepat membusuk. Hal tersebut didukung
(2015), yang menyatakan bahwa tahapan pula dengan Romadoni (2015), yang
pembuatan tempe secara umum meliputi menyatakan bahwa faktor-faktor yang
tahap pencucian dan pembersihan, mempengaruhi dalam pembuatan tempe
pengupasan, perebusan, pendinginan atau seperti jenis ragi, kadar oksigen, pH, dan
pengeringan, pengemasan, peragian dan suhu pemeraman.
pengeraman atau inkubasi. IV. PENUTUP
III.2.7 Tempe IV.1 Kesimpulan
Tempe merupakan produk pangan Kesimpulan yang diperoleh dari
hasil fermentasi kedelai dengan bantuan praktikum pembuatan inokulum temped an
mikroba jenis kapang dari Rhizopus tempe yaitu :
oligosporus dan Rhizopus oryzae. 1. Pembuatan inokulum tempe dengan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan penambahan isolat mikroba pada
diperoleh hasil yaitu perlakuan pemberian substrat, sedangkan pembuatan tempe
inokulum tempe (beras sebanyak 15 gram meliputi pencucian, perendaman,
dan kedelai 5 gram) tidak mengalami perebusan, pendinginan, peragian,
pertumbuhan miselium pada pembentukan pengemasan dan pemeraman atau
tempe. Hasil kenampakan tempe yaitu inkubasi.
mengeluarkan aroma busuk, tidak tumbuh 2. Mekanisme pembentukan tempe
miselium, tidak kompak atau tidak padat, diawali dengan perkecambahan spora,
serta berwarna coklat. Sedangkan pada kemudian perombakan kandungan
pelakuan kontrol yaitu tempe dengan makronutrisi maupun mikronutrisi pada
perlakuan pemberian ragi tempe memiliki kedelai menjadi lebih sederhana oleh
kenampakan warna putih, miselium rata kapang sehingga diperoleh miselium
dan tebal pada permukaan tempe, aroma pada permukaan tempe, setelah itu
khas tempe dan kompak. Terdapat proses fermentasi memadatkan tempe
perbedaan yang sangat signifikan antara antara biji kedelai dengan miselium
tempe yang menggunakan inokulum tempe yang satu dengan yang lainnya.
dan tempe yang menggunakan ragi tempe. 3. Pengaruh penggunaan inokulum tempe
Hal ini diduga karena inokulum tempe tidak mengalami pertumbuhan
yang dihasilkan dipengaruhi pada saat miselium diduga disebabkan karena
dikeringkan dengan pemanasan dan saat dipengaruhi pada saat dikeringkan dan
penghancuran menjadi bubuk sehingga saat penghancuran menjadi bubuk
inokulum mengalami kerusakan pada sehingga inokulum mengalami
kerusakan pada Nurrohmah, A, D. 2013. Kualitas Tepung
sel-selnya atau mengalami kontaminasi Beras Sebagai Bahan Baku
oleh mikroba lain yang tidak diinginkan Campuran Ragi Tempe (Rhizopus
yang mengakibatkan inokulum tidak Oligosporus) Dilihat Dari
mampu memfermentasi biji kedelai Hasil Produksi Tempe Kedelai.
dengan baik. Berdasarkan praktikum Jurusan Biologi. Universitas
aktivitas proteolitik tinggi gelatin pada Muhammadiyah Surakarta :
awalnya adalah 7,3 cm menjadi 5,5 cm Surakarta [SKRIPSI]
yang menujukkan bahwa aktivitas Rahayu, W. P., Rindit, P., Umar, S., Lilis,
proteolitik mikroorganisme berjalan N., dan Ardiansyah. 2015. Tinjauan
dengan baik menguraikan protein Ilmiah Teknologi Pengolahan
menjadi asam-asam amino dengan Tempe Kedelai. PATPI : Bogor.
media gelatin. Retiaty, F., Nia, K., dan Komari. 2012.
Pengaruh Ketebalan Substrat Pada
IV.2. Saran Fermentasi Tempe Terhadap Kadar
Saran yang diberikan pada Vitamin B1. Jurnal Gizi Makanan,
praktikum selanjutnya agar dilakukan 35(2):182-188.
secara aseptis untuk mengurangi Sukardi., Wignyanto dan Isti, P. 2012. Uji
kontaminasi saat praktikum. Coba Penggunaan Inokulum Tempe
dari Kapang Rhizopus oryzae
DAFTAR PUSTAKA dengan Substrat Tepung Beras dan
Ubikayu pada Unit Produksi Tempe
Eliyana. 2017. Evaluasi Sifat Kimia Dan Sanan Kodya Malang. Jurnal
Sensori Tempe Kedelai-Jagung Teknologi Pertanian, 9(3) : 207-215
Dengan Berbagai Konsentrasi Ragi
Raprima Dan Berbagai Formulasi. LAMPIRAN
Fakultas Pertanian. Universitas
Lampiran 02. Diagram Alir Prosedur
Lampung : Bandar Lampung Praktikum Pembuatan Inokulum Tempe
[SKRIPSI] dan Tempe
Imani, A. 2018. Isolasi Dan Karakterisasi 1) Pembuatan Suspensi
Enzim Protease Dan Uji
Kemampuan Antibiotik Mikroba
Dari Tauco. Jurusan Kimia.
Universitas Lampung : Bandar
Lampung [SKRIPSI].
Kapu, M. R. 2017. Pengaruh
Penambahan Buah Pepaya Muda
Terhadap Kadar Protein, Tekstur
dan Rasa Pada Tempe Kedelai
Kuning Lokal. Program Studi
Pendidikan Biologi. Universitas
Sanata Dharma : Yogyakarta
[SKRIPSI] 2) Pembuatan Inokulum Tempe
3) Pembuatan Tempe
4) Pengujian Aktivitas Proteolitik c) Perebusan I kedelai

d) Perendaman kedelai

e) Pengupasan kulit ari

Lampiran 03. Gambar Praktikum f) Perebusan II kedelai


Pembuatan Inokulum Tempe dan Tempe
a) Inokulum Tempe Beras dan kedelai

g) Pengeringan kedelai

b) Bubuk Inokulum Tempe


h) Penimbangan kedelai

i) Tempe inokulum

j) Hasil pengamatan Tempe Inokulum

Anda mungkin juga menyukai