SKRIPSI
RAMLA NUR
Ramla Nur. Pemurnian Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif Sabut
Kelapa. Dibimbing oleh Dra. Apriani Sulu Parubak, M.Si dan Susilowati, S.Si, M.Sc.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan arang aktif sabut
kelapa dalam menjernihkan minyak goreng bekas dan menentukan serta
meningkatkan kualitas minyak goreng bekas setelah di interaksikan dengan arang
aktif sabut kelapa. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan suhu interaksi
serbuk arang aktif sabut kelapa dengan minyak goreng untuk mengetahui absorpsi
maksimal proses interaksi dengan minyak goreng bekas terhadap kekeruhan dan
analisa proksimat minyak. Penelitian ini meliputi: pembuatan arang aktif sabut
kelapa, proses despicing, proses netralisasi dan penambahan serbuk arang aktif sabut
kelapa pada minyak goreng bekas dengan variasi suhu interaksi 70C, 90C, 110C,
dan analisa pengujian kualitas minyak goreng pada minyak hasil interaksi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sabut kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku
arang aktif karena mampu menjernihkan minyak goreng bekas dan meningkatkan
kualitas minyak goreng bekas menjadi lebih baik. Dari nilai R2 yang diperoleh dapat
diketahui bahwa model isoterm absorpsi yang terjadi pada kedua absorbat adalah
model isoterm absorpsi Langmuir dan Freundlich. Untuk pengujian arang aktif sabut
kelapa diperoleh kadar air 0,01803%, kadar abu 55,3686%, kadar zat mudah
menguap 0,10821% dan kadar karbon terikat 44,5232%. Pengujian kualitas minyak
goreng menunjukkan bahwa dari variasi suhu 700C, 900C dan 1100C diperoleh hasil
yang berbeda-beda dimana kadar air minyak, bilangan asam dan bilangan iodin
terbaik pada minyak goreng pasaran maupun minyak goreng rumah tangga yaitu pada
suhu 1100C, berat jenis pada suhu 1100C dan 700C. Bilangan peroksida pada suhu
1100C dan suhu 900C serta bilangan penyabunan pada suhu 700C dan suhu 1100C.
PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS MENGGUNAKAN
ARANG AKTIF DARI SABUT KELAPA
RAMLA NUR
Ramla Nur
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 16 April 1989 di Serui sebagai anak kedua
dari enam bersaudara, dari Ayah bernama Nur Salam dan Ibu bernama Sumira.
Pada tahun 1994 penulis mengawali pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak
(TK) Darussalam selama 1 tahun, lalu melanjutkan pendidikan di Sekolah Dasar
(SD) Negeri Inpres Tingkat Serui pada tahun 1995 dan tamat pada tahun 2001.
Pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan Menengah Pertama di SMP
Negeri 01 Serui dan tamat pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan Menengah Atas di SMU Negeri 2 Serui dan tamat pada
tahun 2007. Kemudian pada tahun yang sama melalui jalur SESAMA penulis
diterima di Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Papua.
Selama manjalani pendidikan, penulis pernah bertugas sebagai asisten
praktikum Kimia Dasar. Pada tahun 2010 penulis melaksanakan PKL di Balai
Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional
(B2P2TO-OT) Tawangmangu di Jawa Tengah. Selain itu, penulis juga aktif dalam
berbagai organisasi intern kampus diantaranya Himpunan Mahasiswa Jurusan
Kimia (HIMKI) sebagai Bendahara periode 2008/2009 dan Unit Kegiatan
Mahasiswa Forum Komunikasi Mahasiswa Islam (UKM FKMI) UNIPA.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR. ix
DAFTAR TABEL.. x
DAFTAR LAMPIRAN. xi
I PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian...................................................................... 4
1.4 Manfaat.................................................................................... 4
II TINJAUAN PUSTAKA.. 5
2.1 Tanaman Kelapa................................................... 5
2.1.1 Klasifikasi 5
2.2.2 Buah Kelapa dan Pemanfaatannya.. 6
2.2 Karbon Aktif................................ 7
2.2.1 Proses Pembuatan Karbon Aktif. 7
2.2.2 Karbonisasi.. 8
2.2.3 Aktivasi 8
2.3 Absorpsi........................................................... 9
2.4 Isoterm Absorbsi.. 11
2.5 Minyak Goreng................................................................. 13
2.5.1 Kerusakan Minyak Goreng.. 15
2.5.2 Bahaya Minyak Goreng Bekas. 16
2.6 Parameter Kualitas Minyak Goreng.......................................... 16
2.6.1 Asam Lemak Bebas...... 16
2.6.2 Bilangan Peroksida... 17
2.6.3 Bilangan Iodin.. 18
2.6.4 Bilangan Penyabunan 19
2.6.5 Mengukur Kekeruhan Minyak.. 20
2.6.6 Spektrofotometer Visibel.. 20
III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 24
3.1 Waktu dan Tempat................................................ 24
3.2 Alat dan Bahan...................................................... 24
3.3 Prosedur Kerja....................................................................... 24
3.3.1 Preparasi Sampel.............................................. 24
3.3.2 Karbonisasi dan Aktivasi. 24
3.3.3 Pengujian Kualitas Arang Aktif.. 25
3.3.4 Pengujian Kualitas Minyak Goreng. 26
3.3.5 Analisa Kualitas Minyak Goreng Hasil Reprocessing..... 26
vii
3.3.6 Analisa Kekeruhan Minyak Goreng dengan
Spektrofotometer............................................................. 29
3.4 Analisis Data............................................................................. 30
IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 31
4.1 Preparasi Sabut Kelapa Menjadi Arang Aktif............................. 31
4.2 Pemurnian Minyak Goreng.......................................................... 33
4.2.1 Despicing/Penghilangan Bumbu 33
4.2.2 Netralisasi 34
4.2.3 Proses Bleaching/Pemucatan.. 36
4.3 Analisa Kualitas Arang Aktif Sabut Kelapa dan Minyak Goreng 37
4.3.1 Hasil Pengujian Kualitas Arang Aktif Sabut Kelapa.. 37
4.3.2 Hasil Pengujian Minyak Goreng dengan Spektrofotometer
Visibel. 39
4.3.3 Pengaruh Interaksi Arang Aktif Sabut Kelapa terhadap
Minyak Goreng... 41
4.3.4 Penentuan Model Isoterm Absorbsi 43
4.3.5 Hasil Analisa Kualitas Minyak Goreng.. 47
V PENUTUP........................................................ 57
5.1 Kesimpulan................................................................................... 57
5.2 Saran..................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 59
LAMPIRAN 63
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Buah Kelapa dan Sabut Kelapa.................................................. 6
Gambar 2.2 Pembentukan Radikal Bebas dari Asam Lemak Tidak Jenuh
Akibat Pemanasan...................................................................... 15
Gambar 2.3 Reaksi Pembentukan Peroksida... ........................................ .. 18
Gambar 2.4 Skema Spektroskopi UV-Vis.. ............. .. 22
Gambar 4.1 Arang Aktif Sabut Kelapa Sebelum dan Setelah Menjadi Arang 31
Gambar 4.2 Reaksi Asam Lemak Bebas dengan NaOH. 35
Gambar 4.3 Stabilisasi Resonansi Asam Karboksilat. 35
Gambar 4.4 Mekanisme Reaksi Asam Lemak Bebas dengan NaOH. 35
Gambar 4.5 Minyak Goreng Bekas Rumah Tangga Sebelum dan Setelah
Setelah Dijernihkan. 39
Gambar 4.6 Minyak Goreng Bekas Pasaran Sebelum dan Setelah
Dijernihkan................................................................................... 40
Gambar 4.7 Grafik Isoterm Absorbsi Langmuir............................................... 43
Gambar 4.8 Grafik Isoterm Freundlich............................................................ 44
Gambar 4.9 Reaksi Iodometri Selama Proses Analisis Bilangan Peroksida.... 51
Gambar 4.10 Reaksi Pembentukan Peroksida................................................... 52
Gambar 4.11 Reaksi Penambahan IBr............................................................... 54
Gambar 4.12 Reaksi Penyabunan....................................................................... 56
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Standar Mutu Minyak Goreng...................................................... ... 14
Tabel 2.2 Interval Panjang Gelombang di Daerah Sinar Tampak, Warna yang
Dihasilkannya dan Warna Komplementernya................................... 21
Tabel 4.1 Hasil Pengujian Kualitas Arang Aktif dari Sabut Kelapa................. 37
Tabel 4.2 Pengaruh Minyak Goreng Standar dan Sampel dengan Variasi Suhu
Terhadap Daya Jerap Arang Aktif dari Minyak Goreng Rumah
Tangga................................................................................ ............... 41
Tabel 4.3 Pengaruh Minyak Goreng Standar dan Sampel dengan Variasi Suhu
Terhadap Daya Jerap Arang Aktif dari Minyak Goreng Pasaran....... 41
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Model Kesetimbangan Absorbsi Langmuir dan
Freundlich....................................................................................... .. 46
Tabel 4.5 Data Hasil Uji Pengaruh Jenis Absorben Terhadap Analisa Kualitas
Minyak Goreng.................................................................................. 47
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Diagram alir pemurnian minyak goreng bekas menggunakan
karbon aktif sabut kelapa 64
Lampiran 2 Hasil Pengujian Kualitas Arang Aktif Sabut Kelapa.. 65
Lampiran 3 Penentuan kurva isoterm Langmuir dan Freundlich... 66
Lampiran 4 Hasil Analisa Kualitas Minyak Goreng... 70
Lampiran 5 Gambar Proses Pembuatan Arang Aktif Sabut Kelapa... 77
Lampiran 6 Gambar Proses Despicing (Penghilangan Bumbu).. 78
Lampiran 7 Gambar Proses Netralisasi dan Hasil Penjernihan Minyak Goreng. 79
xi
I PENDAHULUAN
2
Minyak goreng bekas merupakan limbah yang berasal dari jenis-jenis
minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, dan minyak samin.
Pada umumnya merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah tangga.
Minyak bekas dapat di gunakan kembali untuk keperluan kuliner akan tetapi bila
ditinjau dari komposisi kimianya, minyak goreng bekas mengandung senyawa-
senyawa yang bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan.
Pemakaian minyak goreng bekas yang berkelanjutan dapat merusak kesehatan
manusia, menimbulkan penyakit kanker, dan akibat selanjutnya dapat mengurangi
kecerdasan generasi berikutnya. Untuk itu perlu penanganan yang tepat agar
limbah minyak goreng bekas ini dapat bermanfaat dan tidak menimbulkan
kerugian dari aspek kesehatan manusia dan lingkungan (Anonim, 2011).
3
untuk menjernihkan minyak jelantah (minyak goreng bekas) dalam mengurangi
bilangan peroksida sebagai degradasi minyak.
4
III METODE PENELITIAN
25
d. Penentuan kadar karbon terikat
Karbon dalam arang adalah zat yang terdapat pada fraksi padat hasil
pirolisis selain abu (zat anorganik) dan zat-zat atsiri yang masih terdapat pada
pori-pori arang. Definisi ini hanya berupa pendekatan.
(%) Kadar karbon terikat = 100% - ( b + c ) .. (3.4)
b = kadar zat mudah menguap (%)
c = kadar abu (%)
26
3.3.5 Analisa kualitas minyak goreng hasil reprocessing
a. Penentuan kadar air
Erlenmeyer dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam.
Kemudian dinginkan selama 15-20 menit pada suhu ruang. Erlenmeyer kemudian
ditimbang, dicatat bobotnya dan diulangi sebanyak 3 kali sampai bobotnya
konstan. Sampel ditimbang sebanyak 1-2 gram pada erlenmeyer, kemudian
dipanaskan dalam oven pada suhu 105oC selama 3 jam. Setelah itu didinginkan
dan ditimbang erlenmeyer yang berisi sampel tersebut. Penimbangan dilakukan 3
kali hingga diperoleh bobot konstan.
( )
% Kadar Air = 100 % ................................... (3.5)
27
c. Penentuan bilangan peroksida (Sudarmadji, 1997)
Sebanyak 5 gram minyak goreng ditimbang dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer kemudian ditambahkan 30 ml larutan asam asetat 95% - klroroform
97% (3:2), dikocok sampai bahan terlarut semua, selanjutnya ditambahkan 0,5
larutan KI. Didiamkan selama 1 menit sambil dishaker, setelah itu ditambahkan
30 ml akuades. Campuran dititrasi dengan 0,1 N Na2S2O3 sampai warna kuning
hampir hilang, ditambahkan 0,5 ml larutan pati 1% dan dititrasi kembali sampai
warna biru mulai hilang. Dihitung bilangan peroksida yang dinyatakan dalam
miliequivalen dari peroksida dalam setiap 1000 g sampel.
.
Angka Peroksida = ..................... (3.7)
( )
Keterangan :
ml Na2S2O3 = Volume titran Na2S2O3
N thio = Normalitas larutan Na2S2O3
Keterangan:
% FFA : Kadar asam lemak bebas
ml NaOH : Volume titran NaOH
M NaOH : Molaritas larutan NaOH (mol/L)
BM : Berat molekul asam lemak (asam lemak palmitat) 256 g/mol
28
larutan Hanus I dan biarkan selama 30 menit, kemudian ditambah 10 ml larutan
KI 15% sambil dikocok perlahan. Larutan ditambah dengan 100 ml akuades
dingin kemudian dititrasi dengan 0,1N Na2S2O3 sampai warna kuning menjadi
agak pucat dan ditambah beberapa tetes indikator pati kemudian dilanjutkan
titrasi dengan 0,1 N Na2S2O3 sampai warna biru hilang dan dihitung angka iod.
( ) ,
Angka Iod = ......................................... (3.9)
( )
Keterangan:
B : Jumlah ml Na2S2O3 untuk titrasi blanko
S : Jumlah ml Na2S2O3 untuk titrasi sampel
N : Normalitas larutan Na2S2O3
12,69 : Bobot atom iodium
29
b. Pembuatan larutan standard dengan konsentrasi 10, 30, 50, 70, 100,
250, dan 500 ppm (Alaert, 1987)
Larutan stok BaOH 1000 ppm diukur sebanyak 10 ml, 30 ml, 50 ml, 70
ml, 40 ml, 125 ml dan 250 ml. Masing-masing larutan yang sudah diukur di
masukkan dalam labu ukur dan diencerkan sampai tanda batas. Didapat larutan
standard dengan konsentrasi 10, 30, 50, 70, 100, 250, dan 500 ppm.
30
V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sabut kelapa dapat digunakan sebagai bahan baku arang aktif karena mampu
menjernihkan minyak goreng bekas dan meningkatkan kualitas minyak goreng
bekas menjadi lebih baik.
2. Dari nilai R2 yang diperoleh dapat diketahui bahwa model isoterm absorpsi
yang terjadi pada kedua absorbat adalah model isoterm absorpsi Langmuir dan
Freundlich.
3. Hasil pengujian arang aktif sabut kelapa diperoleh rendemen arang sebesar
112,79%, kadar air 0,01803%, kadar abu 55,3686%, kadar zat mudah menguap
0,10821% dan kadar karbon terikat 44,5232%.
4. Hasil pemurnian minyak goreng bekas oleh arang aktif sabut kelapa dapat
meningkatkan kualitas minyak goreng bekas yang dipengaruhi oleh suhu
interaksi minyak goreng dengan arang aktif sabut kelapa terhadap besar
kecilnya nilai kadar air, berat jenis, bilangan asam lemak bebas, bilangan
peroksida, bilangan iod maupun bilangan penyabunan.
5. Kadar air, berat jenis, bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan iodin dan
bilangan penyabunan dari varisai suhu 70oC, 90oC dan 110oC diperoleh hasil
yang berbeda-beda dimana kadar air minyak, bilangan asam dan bilangan iodin
terbaik pada minyak goreng pasaran maupun minyak goreng rumah tangga
yaitu pada suhu 110oC, berat jenis pada suhu 110oC dan 70oC. Bilangan
peroksida pada suhu 110oC dan suhu 90oC serta bilangan penyabunan pada
suhu 70oC dan suhu 110oC.
6. Dari parameter yang dianalisis untuk pengujian kualitas minyak goreng
diperoleh minyak goreng yang lebih baik adalah minyak goreng pasaran karena
hasilnya lebih mendekati nilai Standar Nasional Indonesia.
5.2 Saran
Perlu adanya penelitian lanjutan untuk pembuatan briket arang aktif dari sabut
kelapa dengan aktivasi kimia menggunakan bahan kimia yang berbeda untuk
meningkatkan kualitas minyak goreng bekas.
58
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, I.A.P., 2010. Pengaruh Suhu Interaksi Minyak Goreng Bekas dengan
Menggunakan Karbon Aktif Biji Kelor (Moringa oleifera. LAMK)
Terhadap Angka Iodin dan Angka Peroksida. Jurusan Kimia Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Ibrahim. Malang.
Darmawan, Petrus. Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif dari Kulit Ubi
Kayu. Jurusan Teknik Kimia. Fakultas Teknik Universitas Setia Budi.
Day, Jr., R.A., Underwood, A.L. 2002. Analisis Kuantitatif, edisi keenam.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
Karthikeyan, G., Anbalagan, K., Andal, N.M., (2004), Adsorption Dynamics and
equilibrium Studies of Zn(II) onto Chitosan. Indian J. Chem. Sci.,116, 2,
pp. 119-127
Lawson, Harry W. 1985. Standards for Fats and Oil. The AVI Publishing
company, Inc. Weat Port, Connecticut
Lin, S., Akoh, C.C dan A.E. Reynold. 1998. The Recovery of used frying oils with
various adsorbents. Journal of Food Lipids 5: 1-16
Lin, S., dan C. Casimir. 2001. Recovery of used Frying Oil with Adsorbent
Combination : Refrying and Frequent Oil Replenishment. Journal of Food
Research International 34 : 159-166
Maker, F.R.I., 2010. Analisis Kadar Asam Lemak Minyak Kelapa Murni (VCO)
pada Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L) Jenis Dalam dan Hibrida di
Papua. Jurusan Kimia FMIPA UNIPA. Manokwari.
Newcombe G., dan Drikas M., 1997, Adsorption of NOM Onto Activated Carbon:
Electrostatic and Non-electrostatic Effects. J. of Carbon 35(9): 1239-1250.
Oktavia, 2004. Studi Awal Adsorpsi-Desorpsi Ion Cd2+ Dalam Air Oleh Serbuk
Gergaji Kayu Lamtoro Gong (Leucaena Leucochepala), Arangnya, &
Arang Komersial Dengan Variasi Suhu Dan Volume. Tugas Akhir.
Tidak Diterbitkan. : Jurusan Kimia IKIP. Malang.
Pari G. 1996. Pembuatan dan Koalitas Arang Aktif dari Kayu Sengon
(Paraserianthes falcataria) sebagai Bahan Adsorben. Buletin Penelitian
Hasil Hutan 14:274-289.
Pertiwi, Dini dan Herumurti, Welly. Studi Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai
Karbon Aktif Untuk Menurunkan Konsentrasi Fenol. Jurusan Teknik Sipil
dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Pulung, M. L., 2007. Analisis Kadar Asam Lemak Minyak Kelapa Murni (VCO)
Pada Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L.) di Papua. Jurusan Kimia
FMIPA UNIPA. Manokwari.
Sawyer, C.N. dan Mc Carty, P.L. 1987. Chemistry For Engeeneering. 3rd ed, New
York: Mc Graw-Hill Book Company.
Sax, N.I and Lewis R.J., 1987. Hawleys Condensed Chemical Dictionary,
NewYork: Van Nostran Reinhold Company Inc.
60
Sembiring, M.T. dan Sinaga, T.S. 2003. Arang Aktif (pengenalan dan proses
pembuatannya). Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
Sudarmadji, S., dkk. 2007. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Penerbit
Liberty. Yogyakarta.
Sudrajat R, Soleh S. 1994. Petunjuk Teknis Pembuatan Arang Aktif. Puslitbang
Hasil Hutan dan Sosial Ekonomi Kehutanan. Bogor
Suhendra, Dedy dan Gunawan, Erin Ryantin. 2010. Pembuatan Arang Aktif Dari
Batang Jagung Menggunakan Aktivator Asam Sulfat dan Penggunaannya
Pada Penjerapan Ion Tembaga (II). Makara, Sains, Vol. 14(1): 22-26
Teng H., Hsu, L. Y., 1999, High Porosity Carbon Prepared from Bituminous
Coal with Potassium Hydroxide Activation, J. of. Ind Eng Chem. Res.,
38 (8) : 2947-2953
Wijayanti, R. 2009. Arang Aktif Dari Ampas Tebu Sebagai Adsorben Pada
pemurnian Minyak Goreng Bekas. Departemen Kimia FMIPA IPB. Bogor
61
Yustinah. 2009. Pengaruh Massa Adsorben Chitin Pada Penurunan Kadar Asam
Lemak Bebas (FFA), Bilangan Peroksida, Dan Warna Gelap Minyak
Goreng Bekas. STNKI. Bandung.
Yustinah dan Hartini. 2011. Adsorpsi Minyak Goreng Bekas Menggunakan Arang
Aktif dari Sabut Kelapa. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik.
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
62
LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram alir pemurnian minyak goreng bekas menggunakan
karbon aktif sabut kelapa
Analisis Proksimat
64
Lampiran 2. Hasil Pengujian Kualitas Arang Aktif Sabut Kelapa
a. Penentuan Kadar Air
100 %
, ,
= 100 %
,
= 0,01803 %
b. Penentuan Kadar Zat Mudah Menguap (volatil)
, ,
= 100 %
,
= 0,10821 %
c. Penentuan Kadar Abu
750
Kadar Zat Abu (%) = 100 %
,
= 100 %
,
= 55,3686 %
d. Penentuan Kadar Karbon Terikat
Kadar Karbon Terikat (%) = 100% (b + c)
= 100% (0,10821 % + 55,3686 %)
= 100% 55,4768 %
= 44,5232 %
65
Lampiran 3. Penentuan kurva isoterm Langmuir dan Freundlich
Tabel 4.2 Pengaruh minyak goreng baru, minyak goreng bekas dan variasi suhu
terhadap daya jerap arang aktif dari minyak rumah tangga
Tabel 4.3 Pengaruh minyak goreng baru, minyak goreng bekas dan variasi suhu
terhadap daya jerap arang aktif dari minyak pasaran
Keterangan:
Co = konsentrasi awal minyak goreng (mg/L)
Ce = konsentrasi kesetimbangan minyak goreng setelah absorpsi (mg/L)
C = konsentrasi minyak goreng terabsorpsi (mg/L)
x/m = jumlah absorbat terabsorpsi per bobot adsorben (mg/g)
C = Co - Ce
C 1
x/m = x xV
W 1000
Dimana:
W = bobot absorben 135 mg (0.135 g)
V = volume absorbat 100 ml
66
a. Contoh perhitungan kapasitas penyerapan absorbsi (x/m):
Minyak goreng baru diketahui: Co = 0,034 mg/L
Ce = 0,031989 mg/L
W = 0,135 g
V = 100 ml
Maka, C = (0,034 0,031989) mg/L
C = 0,002011mg/L
3,814 mg/L 1
x/m = . . 100 ml
0,135 g 1000
x/m = 0,091397mg/g
67
Isoterm Absorpsi Freundlich
70
penjernihan minyak
60 goreng pasaran
50
penjernihan minyak
40
Log (x/m)
1 1
= = = 0,362056
2,762
1 1
= = = 16,66666
0,060
68
c. Penentuan konstanta KF dan n pada minyak goreng dari rumah tangga
Dari grafik didapatkan nilia :
Slope = 7,8838
Intercep = 21,207
= = 21,207 g/l
= = = 0,126855
,
d. Penentuan konstanta KF dan n pada minyak goreng dari penjual gorengan
Dari grafik didapatkan nilia :
Slope = 22,314
Intercep = 59,65
= = 59,654 g/l
= = = 0,044815
,
69
Lampiran 4. Hasil Analisa Kualitas Minyak Goreng
1. Penentuan Kadar Air
Wo Ws Wi Kadar Air
Sampel
(gram) (gram) (gram) (%)
a 108,46893 1,03896 109,41425 0,28263
b 107,50818 1,01191 108,21893 0,39644
c 97,73621 1,02412 98,56583 0,48285
b01 93,25955 0,94075 94,20656 0,31224
b02 93,71478 1,01022 94,72917 0,34233
b03 105,46131 1,05266 106,49402 0,30394
c01 113,14607 0,91493 114,06671 0,32165
c02 95,61443 0,99407 96,61491 0,32552
c03 97,28942 1,05527 98,35077 0,31643
Keterangan :
a= minyak goreng standar
b= minyak goreng bekas dari pasaran
c= minyak goreng bekas dari rumah tangga
b01= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 70oC
b02= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 90oC
b03= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 110oC
c01= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 70oC
c02= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 90oC
c03= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 110oC
Wo = berat erlenmeyer kosong
Ws = berat erlenmeyer kosong + sampel
Wi = berat sampel (minyak goreng)
( )
% Kadar Air = 100 %
( , , ) ,
% Kadar Air = 100 % = 0,28263 %
,
70
2. Penentuan Berat Jenis
Berat Jenis
Sampel Ulangan m m1 m2 Rerata
(gram/liter)
a 1 47,78621 145,78507 137,87708 0,9193
2 47,78622 145,78201 137,87655 0,9193 0,9193
3 47,78626 145,78221 137,87685 0,9193
b 1 48,34317 150,20763 142,94814 0,9287
2 48,34319 150,20661 142,94755 0,9287 0,9586
3 48,34319 150,20687 142,94385 0,9286
c 1 43,79315 141,31890 134,80510 0,9332
2 43,79315 141,31775 134,80445 0,9332 0,9932
3 43,79310 141,31376 134,80471 0,9333
b01 1 43,63032 141,31890 134,93935 0,9347
2 43,63046 141,31775 134,93984 0,9347 0,9347
3 43,63056 141,31376 134,93521 0,9347
b02 1 42,97756 141,31890 134,22441 0,9278
2 42,97782 141,31775 134,22635 0,9278 0,9278
3 42,97767 141,31376 134,22576 0,9279
b03 1 45,28303 145,78507 135,59386 0,8986
2 45,28293 145,78201 135,69508 0,8996 0,8993
3 45,28295 145,78221 135,69523 0,8996
c01 1 47,78621 145,78507 138,43820 0,9250
2 47,78622 145,78201 138,43741 0,9251 0,9250
3 47,78626 145,78221 138,43695 0,9250
c02 1 43,79315 141,31890 134,38416 0,9289
2 43,79315 141,31775 134,38362 0,92890 0,9289
3 43,79315 141,31376 134,38362 0,9289
c03 1 48,34317 150,20761 142,84391 0,9277
2 48,34319 150,20662 142,84372 0,9277 0,9277
3 48,34319 150,20685 142,84385 0,9277
Keterangan :
a= minyak goreng standar
b= minyak goreng bekas dari pasaran
c= minyak goreng bekas dari rumah tangga
b01= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 70oC
b02= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 90oC
b03= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 110oC
c01= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 70oC
c02= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 90oC
71
c03= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 110oC
m= berat piknometer kosong
m1= berat piknometer kosong + air
m2= berat piknometer kosong + sampel (minyak goreng)
Bj =
, ,
Bj = = 0,9193
, ,
Keterangan :
a= minyak goreng standar
b= minyak goreng bekas dari pasaran
c= minyak goreng bekas dari rumah tangga
b01= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 70oC
b02= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 90oC
72
b03= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 110oC
c01= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 70oC
c02= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 90oC
c03= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 110oC
% FFA = 100
( )
, ,
% FFA = 100 = 0,11 %
Keterangan :
a= minyak goreng standar
b= minyak goreng bekas dari pasaran
c= minyak goreng bekas dari rumah tangga
b01= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 70oC
b02= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 90oC
73
b03= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 110oC
c01= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 70oC
c02= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 90oC
c03= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 110oC
Angka Peroksida =
( )
, ,
Angka Peroksida = = 1,8 meq/kg
Keterangan :
a= minyak goreng standar
b= minyak goreng bekas dari pasaran
c= minyak goreng bekas dari rumah tangga
b01= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 70oC
74
b02= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 90oC
b03= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 110oC
c01= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 70oC
c02= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 90oC
c03= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 110oC
( ) ,
Bilangan Iod =
( )
( , , ) , ,
Bilangan Iod = = 44,79
Volume HCl
Massa (ml) Bilangan
Sampel Ulangan Sampel Rerata
Penyabunan
(gram)
Blanko 1 1 46,2 - -
a 1 1 9,8 204,204
202,521
2 1 10,4 200,838
b 1 1 26,1 112,761
113,883
2 1 25,7 115,005
c 1 1 34,8 63,954
63,393
2 1 35 62,832
b01 1 1 16,8 164,934
163,251
2 1 17,4 161,568
b02 1 1 11,8 192,984
191,862
2 1 12,2 190,74
b03 1 1 13,5 183,447
182,325
2 1 13,9 181,203
c01 1 1 22,5 132,957
130,994
2 1 23,2 129,03
c02 1 1 20,8 142,494
140,811
2 1 21,4 139,128
c03 1 1 19,3 150,909
152,312
2 1 18,8 153,714
Keterangan :
a= minyak goreng standar
b= minyak goreng bekas dari pasaran
c= minyak goreng bekas dari rumah tangga
b01= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 70oC
75
b02= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 90oC
b03= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 110oC
c01= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 70oC
c02= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 90oC
c03= minyak goreng hasil interaksi karbon aktif sabut kelapa suhu 110oC
( ) ,
Bilangan Penyabunan =
( )
( , , ) , ,
Bilangan Penyabunan = = 204,204
76
Lampiran 5. Gambar Proses Pembuatan Arang Aktif Sabut Kelapa
Arang sabut kelapa arang aktif sabut kelapa arang pada suhu 1700C
ditumbuk dengan selama 1 jam
mortar
77
Lampiran 6. Gambar Proses Despicing (Penghilangan Bumbu)
a. Minyak dari rumah tangga
78
Lampiran 7. Gambar Proses Netralisasi dan Hasil Penjernihan Minyak
Goreng
a. Minyak goreng dari rumah tangga
79