Anda di halaman 1dari 51

KARYA TULIS ILMIAH

PEMANFAATAN MINYAK JELANTAH MENJADI “LIROPI”

Oleh:
Daffa Medika Rayhanraja

SMP Negeri 1 Pasuruan


Jl. Balai Kota No. 7 Kota Pasuruan
Provinsi Jawa Timur
Tahun 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala nikmat dan karunia-Nya,
sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan maksimal tanpa ada
halangan. Karya Ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi
LIROPI” disusun sebagai referensi untuk siswa SMPN 1 Kota Pasuruan agar
mampu mengolah minyak jelantah, sehingga minyak jelantah tidak dibuang ke
lingkungan yang berujung pada pencemaran lingkungan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada keluarga,
guru pembina, teman-teman, dan banyak pihak lainnya yang telah mendukung
penulis sehingga naskah ini berhasil disusun. Penulis tentu menyadari terdapat
berbagai kekurangan dalam penyusunan karya tulis ini, baik dari segi EBI, kosa
kata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu, kami menerima segala kritik
dan saran dengan rendah hati untuk kemudian kami jadikan evaluasi.
Dengan disusunnya Karya Tulis Ilmiah ini, diharapkan dapat bermanfaat
dan menjadi inspirasi bagi pembaca.

Pasuruan, 27 Januari 2022


Daffa Medika Rayhanraja

ii
LEMBAR ORISINALITAS KARYA
LOMBA KARYA TULIS ILMIAH

Judul Karya Tulis : Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi LIROPI


Peserta Lomba : Daffa Medika Rayhanraja
NISN : 0067161704
Kelas : IX
Sekolah : SMPN 1 Kota Pasuruan

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa karya tulis
dengan judul di atas benar merupakan karya orisinal yang dibuat oleh penulis dan
belum pernah dipublikasikan serta tidak sedang dilombakan di luar kegiatan
“LKTI SMP-MTs se Kota-Kabupaten Pasuruan” yang diselenggarakan oleh
Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kota Pasuruan.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila
terbukti terdapat pelanggaran di dalamnya, maka saya siap untuk didiskualifikasi
dari kompetisi ini sebagai bentuk tanggung jawab saya.

Menyetujui, Pasuruan, 29 Januari 2022


Kepala SMPN 1 Pasuruan Peserta Lomba

ERMAN, S. Pd. Daffa Medika Rayhanraja


NIP. 19651001 199003 1 017 NISN. 0067161704

iii
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
LEMBAR ORISINALITAS........................................................................... iii
SURAT KETERANGAN .............................................................................. iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................viii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 3
1.5 Batasan Masalah ....................................................................... 4
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Definisi Minyak ....................................................................... 5
2.2 Definisi Lilin ............................................................................ 5
2.3 Definisi LIROPI ....................................................................... 6
2.4 Penelitian Sebelumnya ............................................................. 6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 8
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 8
3.3 Metode Penelitian ..................................................................... 8
3.3.1 Tahap Pra-Produksi ...................................................... 8
3.3.2 Tahap Produksi ............................................................. 9
3.3.3 Tahap Pasca-Produksi .................................................. 10
3.4 Pengumpulan Data ................................................................... 10
3.5 Pengolahan Data ....................................................................... 11
3.6 Diagram Alir ............................................................................ 12
3.7 Biaya Produksi LIROPI ........................................................... 13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

v
4.1 Lilin Aroma Terapi dari Minyak Jelantah ................................ 14
4.2 Hasil Pembuatan LIROPI ......................................................... 15
4.3 Hasil Penilaian Kelayakan Produk LIROPI.............................. 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 20
5.2 Saran ......................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 21
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 24
LAMPIRAN ................................................................................................... 25

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1. Alur Kerja Peneliti ...................................................................... 12

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kriteria Penilaian Produk ............................................................... 11
Tabel 3.2. Biaya Produksi LIROPI .................................................................. 13

viii
ABSTRAK
Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat
pengolah bahan makanan. Minyak goreng sisa aktivitas memasak disebut minyak
jelantah. Minyak jelantah akan menyebabkan pencemaran lingkungan jika
dibuang sembarangan tanpa dinetralkan terlebih dahulu kandungan berbahaya di
dalamnya. Tercatat jumlah minyak jelantah yang dihasilkan per tahunnya dari
rumah tangga sebanyak 205 ribu ton, industri pengolahan makanan sebanyak 2
juta ton, serta yang dihasilkan oleh hotel dan restoran sebanyak 1,5 juta ton.
Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka limbah yang dihasilkan juga akan
meningkat. Hal itu harus diikuti dengan meningkatnya kesadaran masyarakat
dalam pengelolaan limbah, khususnya minyak jelantah. Penelitian pemanfaatan
minyak jelantah dengan menggunakan metode Lilin Aroma Terapi (LIROPI)
bertujuan untuk menemukan solusi yang dapat digunakan siswa SMPN 1 Kota
Pasuruan dalam mengolah minyak jelantah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan
desain penelitian true experimental design. Penelitian dimulai dari tahap persiapan
alat dan bahan, tahap produksi, dan tahap pasca produksi LIROPI yang dilakukan
validasi produk oleh Wakil Kepala SMPN 1 Kota Pasuruan bidang Kesiswaan dan
beberapa guru di SMPN 1 Kota Pasuruan. Validasi menggunakan angket tingkat
kelayakan produk yang telah diadaptasi sesuai kebutuhan.
LIROPI merupakan hasil pemanfaatan minyak jelantah. Proses pembuatan
LIROPI merupakan tahapan mencampur beberapa bahan kimia yang dinilai aman
untuk digunakan oleh manusia. Hasil validasi produk dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan tingkat kelayakan produk LIROPI. Tingkat
kelayakan produk dibahas pada beberapa poin sesuai angket yang telah diadaptasi.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pembuatan LIROPI dinilai cukup
sederhana sehingga diharapkan mampu diterapkan oleh siswa SMPN 1 Kota
Pasuruan.
Kata Kunci: Minyak Jelantah, Lilin, Aroma Terapi, LIROPI

ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampah berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak
termasuk tinja dan sampah spesifik. Dampak limbah rumah tangga dapat
memengaruhi terhadap pencemaran lingkungan seperti penurunan kualitas air,
maka akan memengaruhi terhadap tingkat kesehatan bagi orang lain. Adapun
peraturan yang mengatur tentang lingkungan hidup terutama pengolahan sampah
atau limbah rumah tangga diatur dalam PP No. 81 Tahun 2012 tentang
Pengolahan Limbah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Menurut data KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
Indonesia menghasilkan 67,8 juta ton pada 2021 dan 45,9% sampah di Indonesia
berasal dari aktivitas rumah tangga. Dengan meningkatnya jumlah penduduk,
limbah yang dihasilkan juga akan mengalami peningkatan. Hal itu perlu diikuti
dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengolahan limbah rumah
tangga, agar kelangsungan ekosistem makhuk hidup dan kebutuhan air bersih
tetap terjaga.
Tjokrokusumo (1995) membagi pengolahan limbah menjadi tiga jenis,
yaitu pengolahan secara fisika, pengolahan secara kimia, dan pengolahan secara
biologi. Prinsip utama dari pengolahan air limbah secara fisika ini adalah untuk
menghilangkan padatan yang tersuspensi pada air (Riffat, 2012). Sedangkan,
pengolahan secara biologi adalah penguraian proses yang menggunakan mikroba
untuk mendegradasi bahan-bahan polutan organik (Indriyati, 2005). Pengolahan
secara kimia merupakan pengolahan air limbah dengan penambahan bahan kimia
ke dalam limbah melalui berbagai proses, seperti netralisasi, koagulasi, dan gas
transfer (Kemenperin, 2018).
Limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga dapat berupa limbah padat
(sampah), air limbah, dan kotoran yang dihasilkan manusia (Elvi, 2014). Limbah
padat meliputi sampah organik (sampah yang dapat terdegradasi, seperti sisa
makanan, sayuran, buah-buahan dan sebagainya) serta sampah anorganik (sampah
yang sulit terdegradasi, seperti plastik, kaca, limbah rumah tangga dan

1
sebagainya). Sedangkan, air limbah berasal dari air bekas cucian dan kotoran yang
dihasilkan manusia meliputi tinja dan urine.
Salah satu limbah cair yang sulit terdegradasi dan bersifat merusak
lingkungan adalah minyak jelantah. Minyak jelantah adalah minyak sisa aktivitas
penggorengan yang sering digunakan lagi jika masih layak digunakan kembali.
Namun, jika sudah bewarna kehitaman, beberapa rumah tangga justru membuang
minyak jelantah ke saluran air. Hal seperti itu seharusnya tidak boleh dilakukan
karena lapisan minyak pada permukaan air dapat menghalangi masuknya cahaya
matahari sehingga menyebabkan kerusakan ekosistem perairan.
Agus Haryano (2020) menyampaikan, jumlah oksigen terlarut yang
diperlukan oleh mikroorganisme mengurai bahan organis menjadi semakin
banyak, sementara kualitas air menurun (KOMPAS, 2020). BOD dan COD
digunakan sebagai parameter kebersihan lingkungan air. BOD (Biological Oxygen
Demand) adalah jumlah oksigen terlarut yang diperlukan mikoorganisme untuk
mengurai bahan organik di dalam air, sedangkan COD (Chemical Oxygen
Demand) adalah jumlah kebutuhan senyawa kimia terhadap oksigen untuk
mengurai bahan organik (Andika, dkk., 2020).
Laut memiliki beberapa manfaat, di antaranya hasil hayati di laut menjadi
sumber ekonomi maupun pekerjaan bagi masyarakat yang berada di pesisir pantai,
sarana menghubungkan satu pulau dengan pulau lainnya, sumber pembangkit
listrik, sebagai sumber devisa negara dengan mengekspor ikan-ikan ke luar negeri,
dan lain sebagainya (KOMPAS, 2020). PPKL (Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan) KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan) mengungkap 59% sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar
berat. Hal ini menunjukkan progress yang baik karena pada tahun 2015, tingkat
sungai tercemar berat sebesar 79,5% (TEMPO, 2021). Kendati demikian, upaya
pengolahan minyak jelantah yang tepat perlu dilakukan agar tidak menambah
kerusakan ekosistem laut.
Suhardjo dan Dewi (2019) dalam penelitiannya mengukur hubungan
tingkat kepedulian dan pengetahuan siswa SMAN 34 Jakarta. Dari penelitian yang
dilakukan, didapat bahwa tingkat kepedulian dalam mengelola sampah siswa tidak
tinggi walaupun mereka menerima pengetahuan tentang pengelolaan sampah di

2
SMAN 34 Jakarta, sehingga siswa belum mampu mengelola sampah sehari-hari
mereka di lingkungan sekolah. Akibatnya, sampah hasil konsumsi hanya
tertimbun di tempat pengumpulan sampah. Berdasarkan permasalahan tersebut
dapat dilakukan upaya pengolahan minyak jelantah menjadi barang yang lebih
berharga. Pemanfaatan limbah minyak menjadi barang siap pakai sebagai upaya
kepedulian terhadap lingkungan SMPN 1 Kota Pasuruan. Upaya ini mendorong
untuk disusunnya sebuah karya ilmiah yang berjudul "Pemanfaatan Minyak
Jelantah Menjadi LIROPI (Lilin Aroma Terapi)” sebagai Upaya Peduli
Lingkungan di SMPN 1 Kota Pasuruan.
Dalam proses pengolahannya, dibutuhkan stearin agar bentuk minyak
jelantah yang mulanya cair dapat berubah menjadi padat. Sedangkan, untuk aroma
terapinya menggunakan essential oil dan krayon sebagai bahan pewarna lilin.
Bahan dasar dari pengolahan LIROPI ini adalah minyak jelantah, sehingga
pengajuan ide LIROPI dari minyak jelantah sangat cocok mengingat warga
sekolah SMPN 1 Kota Pasuruan belum memiliki pengetahuan dalam
memanfaatkan potensi minyak jelantah menjadi barang yang lebih bermanfaat.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: bagaimana metode
pembuatan LIROPI berbahan dasar minyak jelantah.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pembuatan LIROPI
berbahan dasar minyak jelantah.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
(1) Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif
sehingga penulis mampu berpikir kritis dalam menuangkan berbagai
sumber yang dikumpulkan ke dalam satu laporan karya tulis ilmiah.
(2) Peneliti dapat menyumbangkan ide positif untuk mengurangi minyak
jelantah melalui LIROPI.
(3) Menambah pengalaman dalam kepedulian lingkungan terutama pada
pengolahan minyak jelantah.

3
2. Bagi Lingkungan
Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan masih
belum bisa diselesaikan. Langkah yang tepat dibutuhkan untuk pengolahan
minyak jelantah. Hal ini dikarenakan minyak jelantah berpotensi
menimbulkan masalah baru. Salah satu masalah yang akan terjadi jika
minyak dibuang ke tanah adalah minyak akan terserap ke dalam tanah
kemudian menggumpal dan menutup pori-pori tanah sehingga tekstur
tanah akan keras. LIROPI diajukan sebagai langkah awal untuk
mengurangi minyak limbah sisa aktivitas rumah tangga.
3. Bagi Sekolah
Menambah prestasi sekolah dalam bidang kepedulian lingkungan,
membangun potensi akan adanya kesadaran lingkungan di sekitar SMPN 1
Kota Pasuruan, dan sebagai wujud membantu Pemerintah Kota Pasuruan
dalam upaya pemanfaatan minyak jelantah.
1.5 Batasan Masalah
Pembatasan suatu masalah digunakan untuk menghindari adanya
penyimpangan maupun pelebaran pokok masalah agar penelitian tersebut lebih
terarah dan memudahkan dalam pembahasan sehingga tujuan penelitian akan
tercapai. Beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya membahas tentang langkah-langkah pembuatan
LIROPI.
2. Informasi yang disajikan seputar pemanfaatan minyak jelantah menjadi
lilin beraroma terapi dan biaya produksi yang dibutuhkan.

4
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Definisi Minyak Jelantah
Rinto, dkk. (2018) mendefinisikan minyak goreng merupakan salah satu
kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolah bahan makanan. Ariani, dkk.
(2017) berpendapat minyak goreng sebagai minyak yang berasal dari lemak
tumbuhan maupun hewan yang telah dimurnikan dan berbentuk cair pada suhu
kamar, biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Minyak goreng sebagai
media penggoreng sangat penting dan kebutuhannya semakin meningkat (Inayanti
dan Dhanti, 2021). Minyak goreng dari tumbuhan biasanya dihasilkan dari
tanaman seperti kelapa, biji-bijian, kacang-kacangan, jagung, kedelai, dan kanola
(Hutagalung, dkk., 2019).
Minyak goreng jelantah adalah minyak limbah yang bisa berasal dari
jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak
samin dan sebagainya, minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan
rumah tangga umumnya. Minyak goreng bekas adalah minyak goreng yang sudah
digunakan berulang-ulang (4 kali) pemakaiannya dan minyak tersebut sudah turun
kualitasnya (Inayati dan Dhanti, 2021). Lemak pada makanan tidak boleh
mengandung lebih dari 50% asam lemak bebas (Winarsih, 2007).
Jumlah minyak jelantah yang dihasilkan per tahunnya dari rumah tangga
sebanyak 205 ribu ton, industri pengolahan makanan sebanyak 2 juta ton, dan
yang dihasilkan oleh hotel dan restoran sebanyak 1,5 juta ton (Widodo, 2013).
Dari data tersebut, pengolahan minyak jelantah sangat diperlukan karena minyak
jelantah akan mencemari lingkungan jika dibuang tanpa dinetralkan terlebih
dahulu kandungannya. Maka dari itu, pengolahan minyak jelantah dibutuhkan
agar volume limbah cair ini yang dibuang ke lingkungan dapat berkurang.
2.2 Definisi Lilin
Lilin adalah sumber penerangan yang terdiri dari sumbu yang diselimuti
oleh bahan bakar padat (Faidliyah, dkk. 2017). Sebelum abad ke-19, bahan bakar
yang digunakan biasanya lemak sapi yang mengandung asam stearat (komponen
kimianya CH3(CH2)16COOH). Sekarang yang biasanya digunakan adalah parafin.

5
Menurut KBBI, parafin adalah lilin putih dengan bobot jenis 0,89º C- 66º C yang
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik.

2.3 Definisi LIROPI


LIROPI atau Lilin Aroma Terapi adalah lilin beraroma terapi yang
berbahan dasar limbah minyak jelantah. Minyak jelantah adalah minyak goreng
sisa, bekas dipakai untuk menggoreng (KBBI). Berdasarkan observasi langsung
yang peneliti lakukan, ditemukan beberapa rumah tangga yang membuang minyak
jelantah ke sungai. LIROPI diajukan sebagai bentuk upaya peduli lingkungan
untuk mengurangi pencemaran air akibat minyak jelantah. Adapun keunggulan
produk LIROPI yang akan diproduksi yakni:

1. LIROPI ini akan mengurangi minyak jelantah, karena bahan dasar yang
akan digunakan adalah limbah minyak jelantah.
2. LIROPI akan menambah nilai ekonomis. Hal ini dikarenakan minyak
jelantah yang tidak bernilai kemudian diolah menjadi LIROPI sehingga
bisa dijual dan memberikan keuntungan secara ekonomis.
3. LIROPI ini dapat dimanfaatkan sebagai pengharum ruangan. Khalayak
umum biasanya menggunakan aerosol sebagai pengharum ruangan, namun
bahaya yang ditimbulkan dari penggunaannya dapat mencemari lapisan
ozon bumi. LIROPI dapat mengurangi penggunaan aerosol karena
memiliki kandungan ekstrak aroma terapi yang berfungsi menyebarkan
aroma harum ketika digunakan.
4. Aroma terapi memiliki aroma unik yang berguna membantu proses
healing seseorang dimana efek yang ditimbulkan adalah ketenangan
(Poerwadi, 2011). Hal ini dikarenakan aroma terapi akan menghidupkan
bagian-bagian tertentu pada otak terutama sistem limbik. Sistem limbik ini
memengaruhi emosi dan juga bagian hipotamulus. Hipotamulus kemudian
akan meresponsnya dengan senyawa kimiawi otak, seperti serotonin yang
merupakan hormon kebahagiaan.

2.4 Penelitian Sebelumnya


Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Inayanti dan Dhanti (2021) dalam
jurnalnya “Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai Bahan Dasar Pembuatan Lilin

6
Aromaterapi Sebagai Alternatif Tambahan Penghasilan Pada Anggota Aisyiyah
Desa Kebanggan Kec. Sumbang”. Dalam penelitian yang dilakukannya, Inayanti
dan kawannya melakukan penyuluhan pembuatan lilin aroma terapi kepada ibu
rumah tangga di desa Sumbang. Hasil yang didapatkan dari penelitian yang
dilakukan adalah adanya ketertarikan dari peserta sosialisasi untuk tahu lebih
lanjut mengenai pemanfataan minyak jelantah sebagai bahan dasar pembuatan
lilin aromaterapi. Bahkan, banyak diantara peserta sosialisasi yang memberikan
ide-ide segar bagi inovasi produk.

7
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam pengolahan LIROPI adalah
metode eksperimen dengan desain penelitian true experimental design. Sugiyono
(2007) mendefinisikan penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan. Pada penelitian ini, variasi aroma terapi berperan
sebagai variabel terikat, sedangkan minyak jelantah dan bahan lainnya berperan
sebagai variabel kontrol.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Kota Pasuruan, Jalan Balaikota No.
7, Kandangsapi, Panggungrejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur (kode pos 67125).
Eksperimen ini dilaksanakan sejak tanggal 7 Januari 2022 sampai dengan 25
Januari 2022.
3.3 Metode Penelitian
3.3.1 Tahap Pra-Produksi
Hal pertama yang dilakukan pada saat tahap perencanaan yaitu
menganalisis permasalahan lingkungan melalui fenomena kebiasaan
sehari-hari dan melakukan kajian literatur untuk menganalisis
permasalahan lingkungan tersebut untuk dicari solusinya. Hal kedua yang
harus dilakukan adalah mempersiapkan angket yang akan diisi validator
sebagai penilai tingkat kegunaan produk menggunakan angket validasi
produk. Validator yang dimaksud yaitu Wakil Kepala SMPN 1 Kota
Pasuruan dan beberapa dewan guru SMPN 1 Kota Pasuruan.
Dan hal ketiga yang dilakukan pada saat tahap perencanaan yaitu
mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama proses pengolahan
minyak jelantah menjadi LIROPI. Alat dan bahan yang diperlukan dalam
eksperimen ini, antara lain:
1. Minyak goreng bekas 100 ml
Minyak diperlukan sebagai bahan dasar dalam eksperimen ini.
2. Stearin 25 gram

8
Stearin diperlukan agar sifat minyak dapat berubah menjadi padat.
3. Krayon
Krayon diperlukan sebagai pewarna agar LIROPI terlihat lebih
menarik.
4. Essential oil
Essential oil berfungsi sebagai aroma terapi.
5. Benang katun
Benang katun diperlukan sebagai sumbu LIROPI.
6. Gelas kaca
Gelas kaca adalah tempat media diletakkannya LIROPI.
7. Panci
Panci diperlukan sebagai alat dalam proses pengolahan minyak
jelantah menjadi LIROPI dan dibutuhkan sebagai wadah untuk
memanaskan minyak.
3.3.2 Tahap Produksi
Adapun langkah-langkah pengolahan minyak jelantah menjadi lilin
yakni sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Potong krayon sekecil mungkin agar dapat homogen dengan
minyak jelantah dan stearin, kemudian masukkan tumbukan krayon
ke dalam gelas kaca.
3. Siapkan benang katun untuk dijadikan sumbu LIROPI. (cara
membuat sumbu: potong benang katun sesuai kebutuhan lalu beri
penyangga dari tusuk gigi atau semacamnya).
4. Langkah selanjutnya adalah panaskan minyak jelantah dengan api
kecil.
5. Setelah minyak jelantah mendidih, masukkan stearin, lalu aduk
stearin hingga menyatu dan mencair dengan sempurna.
6. Setelah stearin bercampur dengan minyak jelantah, matikan api.
Tunggu beberapa menit agar saat campuran minyak jelantah
dengan stearin dimasukkan ke dalam gelas, gelas kaca tidak pecah.

9
7. Masukkan campuran minyak jelantah dan stearin ke dalam gelas,
lalu aduk rata dengan potongan krayon hingga homogen.
8. Tambahkan 5-7 tetes essential oil kemudian aduk lagi.
9. Langkah yang terakhir adalah membiarkan campuran-campuran
bahan yang telah diproses selama 5-6 jam agar mengalami proses
pemadatan.
3.3.3 Tahap Pasca-Produksi
1. Pengemasan Produk
LIROPI dikemas menggunakan plastik dan dibubuhi logo yang
menarik.
2. Validasi Kegunaan LIROPI
Validasi kegunaan LIROPI bagi lingkungan SMPN 1 Kota
Pasuruan oleh Wakil Kepala SMPN 1 Kota Pasuruan dan beberapa
dewan guru menggunakan Angket Kegunaan Produk. Nilai
tersebut dikonversikan ke dalam sebuah indikator yang
menentukan kelayakan produk
3. Menyusun Laporan
Penyusunan ini berisi pembahasan secara rinci tentang langkah-
langkah dalam pembuatan LIROPI dan menguraikan hasil
penilaian oleh validator produk.
3.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dengan cara validasi atau penilaian produk
terhadap keputusan pembelian, brand image, kualitas produk, dan kualitas harga.
Validasi tersebut dilakukan oleh Wakil Kepala SMPN 1 Kota Pasuruan dan
beberapa dewan guru menggunakan angket yang telah diadaptasi dari beberapa
pakar, seperti keputusan pembelian oleh Kotler dan Keller (2009), Brand Image
oleh Keller dan Kevin (2003), Kualitas Produk oleh Tjiptono, dkk. (2003), dan
Kualitas Harga oleh Stanton (1998). Angket yang disusun menggunakan penilaian
dengan Skala Likert lima tingkat yang telah disesuaikan dengan kebutuhan. Lima
tingkat tersebut antara lain Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju, Kurang Setuju,
Setuju, dan Sangat Setuju. Menurut Wagiran (2013) Skala Likert dapat

10
menentukan status seseorang dalam suatu kontinum terhadap objek mulai dari
sangat negatif hingga sangat positif.
3.5 Pengolahan Data
Di dalam lembar angket validasi tersebut disediakan hasil pengecekan
validasi oleh validator berupa Skala Likert serta kolom komentar sebagai tempat
validator memberikan saran dan komentarnya. Pemilihan alat evaluasi merujuk
pada Akbar (2013) menggunakan analisis data kuantitatif yang dijelaskan sebagai
berikut.
jumlah skor pada aspek yang dinilai
Rerata Skor= × 100 %
jumlah skor total
Kelayakan suatu produk ditentukan berdasarkan kriteria. Kriteria penilaian
produk diinterpretasikan dalam tabel 3.1.
No. Skor (%) Kategori Kelayakan
1. 1<21% Sangat tidak layak
2. 21-30% Tidak layak
3. 41-60% Cukup layak
4. 61-80% Layak
5. 81-100% Sangat layak
Sumber: Arikunto (2009)

11
3.6 Diagram Alir

Menganalis
permasalahan

Menentukan rumusan
dan tujuan penelitian

Studi
Studi
lapang-
literatur
an

Menyusun bab Menyusun bab telaah Menyusun metode


pendahuluan pustaka penelitian

Menentukan batasan Menentukan


masalah anggaran biaya

Mengajuk-
an izin
penelitian

Mempersiapkan angket untuk


Mempersiapkan mengukur tingkat kegunaan
produksi LIROPI produk

Penilaian
tingkat
kegunaan
produk oleh
validator

Menyusun bab hasil Menentukan kritik dan


dan paparan data saran

selesai

Gambar 3.1: Alur Kerja Peneliti

12
3.7 Biaya Produksi LIROPI
Dalam menjalankan eksperimen LIROPI, peneliti membutuhkan dana
untuk membeli alat dan bahan yang dibutuhkan dalam eksperimen. Dana yang
dibutuhkan dalam eksperimen terjabarkan dalam tabel 3.2.
No Material Satuan Kuantitas Harga satuan Jumlah
.

1. Stearin Kg 1 Rp. 70.000,- Rp. 70.000,-


2. Essential oil Botol 2 Rp. 70.000,- Rp. 140.000,-
3. Benang katun Meter 2 Rp. 10.000,- Rp. 20.000,-
4. Gelas kaca Pcs 3 Rp. 15.000,- Rp. 45.000,-
5. Transportasi - 2 Rp. 40.000,- Rp. 80.000,-
6. Logo kemasan Pcs 3 Rp. 10.000,- Rp. 30.000,-
7. Lap Pcs 2 Rp. 15.000,- Rp. 30.000,-
8. Gas LPG Tabung 1 Rp. 17.000,- Rp. 17.000,-
9. Panci Pcs 1 Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-
10. Krayon Pcs 1 Rp. 10.000,- Rp. 10.000,-
11. Jumlah - - - Rp. 472.000,-

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Lilin Aroma Terapi dari Minyak Jelantah
Minyak goreng jelantah adalah minyak limbah yang bisa berasal dari
jenis-jenis minyak goreng seperti halnya minyak jagung, minyak sayur, minyak
samin dan sebagainya, minyak ini merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan
rumah tangga umumnya. Minyak goreng bekas adalah minyak goreng yang sudah
digunakan berulang-ulang (4 kali) pemakaiannya dan minyak tersebut sudah turun
kualitasnya (Inayati dan Dhanti, 2021). Lemak pada makanan tidak boleh
mengandung lebih dari 50% asam lemak bebas (Winarsih, 2007). Bahan dasar
yang dibutuhkan dalam pembuatan LIROPI adalah minyak jelantah. Dengan
diolahnya minyak jelantah, maka volume minyak jelantah yang dibuang ke
lingkungan dan merusak lingkungan diharapkan dapat berkurang.
Sama halnya dengan lilin, LIROPI yang berbahan dasar minyak jelantah
dapat homogen dengan stearin dan mengalami proses pemadatan. Hal itu karena
adanya kandungan lemak pada minyak jelantah sehingga dengan bantuan stearin,
lemak jenuh pada minyak jelantah akan dapat menggumpal. Proses pemadatan
yang dibutuhkan bergantung banyak sedikitnya stearin yang digunakan. Namun,
apabila penggunaan stearin terlalu banyak, api yang dihasilkan saat LIROPI
dinyalakan akan besar.
Selain minyak jelantah, komposisi penyusun LIROPI adalah stearin,
krayon, dan essential oil. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, stearin adalah
hablur tanpa warna yang digunakan sebagai penyimpan lemak, juga pembuat
perekat, sabun, lilin, dan pengemas tekstil. Dalam eksperimen LIROPI, stearin
merupakan salah satu komponen penyusun lilin beraroma terapi yang dibutuhkan
agar bahan-bahan yang sudah dilarutkan dengan minyak dapat memadat. Estimasi
waktu yang dibutuhkan dalam proses pemadatan adalah sekira 5-6 jam.
Penggunaan krayon untuk memberikan warna sehingga LIROPI akan
terlihat lebih menarik. Warna krayon yang digunakan dalam eksperimen LIROPI
adalah warna hijau, biru dan orange. Dalam KOMPAS (2013), warna hijau, biru
dan orange memicu keinginan masyarakat untuk belanja suatu produk dengan
warna tersebut.

14
Komposisi penyusun LIROPI yang ketiga adalah essential oil. Essential
oil dapat mengurangi hormon stres kortoisol dan berdasarkan riset yang pernah
dilakukan, pasien tidak terlalu merasakan mual saat operasi (KOMPAS, 2019).
Dalam penelitian ini, varian essential oil yang digunakan sebagai aroma terapi ada
2, yaitu Lemon Lavender dan A Thousand Flower. Pemilihan varian essential oil
tersebut karena keduanya menimbulkan efek menenangkan bagi konsumen.
Komposisi utama essential oil adalah monoterpen yang berperan dalam
menimbulkan bau dan rasa. Monoterpen terdiri dari dua unit isoprena dan
mempunyai rumus molekul C10H16. Monoterpen merupakan salah satu kegunaan
dari terpenoid atau yang sering disebut isoprenoid. Rumus molekul dari terpenoid
adalah C5H8.
Dua bahan terakhir yang dibutuhkan dalam produksi LIROPI adalah
benang katun sebagai sumbu lilin dan gelas kaca sebagai wadah lilin LIROPI.
Pemilihan benang katun sebagai sumbu karena benang katun merupakan bahan
yang paling tepat untuk digunakan (tidak terlalu cepat habis). Sedangkan,
pemilihan gelas kaca sebagai wadah lilin karena bentuknya yang lebih menarik
digunakan daripada bahan lain, seperti bahan atom, gelas berbahan tanah liat,
tempurung kelapa, dan lain-lain. Untuk tingkat keamanan, gelas akan pecah pada
suhu di atas 300°C, sedangkan suhu api yang dinyalakan tidak mencapat >75°C.
4.2 Hasil Pembuatan LIROPI
Saat produksi LIROPI, minyak jelantah perlu dipanaskan agar dapat larut
dengan stearin. Stearin sendiri diperlukan agar minyak jelantah yang dilarutkan
dengan essential oil dan krayon dapat memadat. Setelah minyak jelantah
mencapai suhu 60°C, stearin dapat terlarut dan akan mengalami proses pemadatan
selama 5-6 jam menjadi lilin beraroma terapi.
Proses produksi selanjutnya setelah mencampur minyak dengan stearin
adalah membiarkan larutan minyak jelantah selama beberapa menit, agar saat
minyak jelantah dimasukkan ke dalam gelas, gelas kaca tidak pecah karena
mengalami pemuaian dan perubahan suhu dalam waktu singkat. Kemudian,
masukkan campuran minyak jelantah dengan stearin ke dalam gelas yang sudah
ada serbuk krayon dan juga benang katun sebagai sumbu lilin. Lalu langkah
terakhir adalah menambahkan beberapa tetes essential oil.

15
4.3 Hasil Penilaian Kelayakan Produk LIROPI
Setelah tahap produksi, dilakukan validasi oleh Wakil Kepala SMPN 1
Kota Pasuruan dan beberapa dewan guru SMPN 1 Kota Pasuruan. Validasi
dilakukan untuk mengukur tingkat kelayakan produk dengan mempertimbangkan
kualitas produk LIROPI. Hasil pengecekan validasi oleh validator berupa Skala
Likert serta kolom komentar sebagai tempat validator memberikan saran dan
komentarnya. Adapun paparan data Hasil Penilaian Kelayakan Produk LIROPI
yakni sebagai berikut:
No Pertanyaan Skala Likert Presentase
.
1. Saya lebih memprioritaskan lilin Sangat Tidak Setuju 0%
aroma terapi (LIROPI) ketika Tidak Setuju 0%
memutuskan membeli lilin. Kurang Setuju 0%
Setuju 40%
Sangat Setuju 60%
2. Sebelum membeli LIROPI, saya Sangat Tidak Setuju 0%
mencari informasi mengenai Tidak Setuju 0%
komposisi penyusun LIROPI. Kurang Setuju 0%
Setuju 40%
Sangat Setuju 60%
3. Menggunakan LIROPI merupakan Sangat Tidak Setuju 0%
keputusan yang tepat bagi saya. Tidak Setuju 0%
Kurang Setuju 0%
Setuju 40%
Sangat Setuju 60%
4. Saya akan merekomendasikan Sangat Tidak Setuju 0%
produk LIROPI kepada orang lain. Tidak Setuju 0%
Kurang Setuju 0%
Setuju 60%
Sangat Setuju 40%
5. LIROPI mempunyai aroma yang Sangat Tidak Setuju 0%
variatif. Tidak Setuju 0%
Kurang Setuju 0%
Setuju 20%
Sangat Setuju 80%
6. LIROPI merupakan hasil inovasi Sangat Tidak Setuju 0%
yang kreatif. Tidak Setuju 0%
Kurang Setuju 0%
Setuju 0%
Sangat Setuju 100%

16
7. Kualitas LIROPI sangat bagus. Sangat Tidak Setuju 0%
Tidak Setuju 0%
Kurang Setuju 0%
Setuju 40%
Sangat Setuju 60%
8. Aroma dari LIROPI menarik. Sangat Tidak Setuju 0%
Tidak Setuju 0%
Kurang Setuju 0%
Setuju 20%
Sangat Setuju 80%
9. Menggunakan LIROPI menghemat Sangat Tidak Setuju 0%
energi. Tidak Setuju 0%
Kurang Setuju 0%
Setuju 40%
Sangat Setuju 60%
10. Menggunakan LIROPI merupakan Sangat Tidak Setuju 0%
tindakan yang praktis. Tidak Setuju 0%
Kurang Setuju 20%
Setuju 20%
Sangat Setuju 60%
11. Aroma terapi yang ditimbulkan dari Sangat Tidak Setuju 0%
LIROPI memberikan kenyamanan Tidak Setuju 0%
sehingga membantu proses healing. Kurang Setuju 40%
Setuju 20%
Sangat Setuju 40%
12. Harga LIROPI terjangkau Sangat Tidak Setuju 0%
Tidak Setuju 0%
Kurang Setuju 0%
Setuju 80%
Sangat Setuju 20%
13. Harga yang ditawarkan LIROPI Sangat Tidak Setuju 0%
sesuai dengan kualitas produk. Tidak Setuju 0%
Kurang Setuju 0%
Setuju 80%
Sangat Setuju 20%
14. Harga LIROPI sesuai dengan Sangat Tidak Setuju 0%
manfaat yang saya dapatkan. Tidak Setuju 0%
Kurang Setuju 0%
Setuju 80%
Sangat Setuju 20%
15. Harga LIROPI lebih terjangkau Sangat Tidak Setuju 0%
dibanding lilin aroma terapi merk Tidak Setuju 0%
lain. Kurang Setuju 20%
Setuju 60%
Sangat Setuju 20%

17
Seluruh responden setuju untuk memprioritaskan Lilin Aroma Terapi
(LIROPI) ketika membeli lilin. Pemilihan LIROPI dapat sebagai prioritas karena
dapat digunakan sebagai sumber wewangian ruangan, memiliki warna yang
menarik, menggunakan bahan yang tidak dibutuhkan, serta menambah estetika
ruangan. Keunggulan-keunggulan tersebut mendorong respons positif dari
validator produk terkait penilaian kelayakan produk.
Dari hasil respon yang diberikan oleh responden, diperoleh bahwa mereka
setuju untuk mencari informasi terlebih dahulu terkait komposisi LIROPI.
Sebelum mengkonsumsi/menggunakan suatu produk, ada baiknya konsumen
mencari informasi komposisi produk yang akan digunakan. Mayoritas responden
sangat setuju untuk mencari informasi terlebih dahulu terkait komposisi LIROPI
karena proses dalam pembuatan LIROPI membutuhkan beberapa bahan kimia.
Seluruh responden sangat setuju untuk menggunakan LIROPI. Hal itu
karena kemudahan dalam menggunakan produk LIROPI atau dengan arti kata
lain, penggunaan LIROPI ini sangat praktis. Hapsawati (2021) pernah melakukan
penelitian terkait pengaruh kemudahan penggunaan suatu produk terhadap dan
didapat kesimpulan bahwa kemudahan penggunaan suatu produk berpengaruh
secara simultan terhadap minat beli. Selain kemudahan dalam penggunaanya,
LIROPI memiliki resiko kecil untuk menimbulkan kebakaran.
Respon yang diberikan responden untuk merekomendasikan produk
LIROPI kepada orang lain bervariasi. Hal itu karena responden memiliki pendapat
yang berbeda apabila merekomendasikan LIROPI kepada orang lain. Berdasarkan
keterangan yang diberikan oleh responden, aroma yang dihasilkan LIROPI
sebenarnya enak, namun juga membuat seseorang merasa sesak karena uap yang
dihasilkan oleh LIROPI.
Sebagian responden sangat setuju bahkan setuju bahwa LIROPI adalah
suatu inovasi yang kreatif. Berdasarkan keterangan yang diberikan, responden
menggunakan minyak hingga habis dan ada yang dibuang sembarangan. Setelah
mengetahui minyak jelantah dapat diolah menjadi lilin beraroma terapi, responden
merasa memiliki pengetahuan baru. Akhmad (2017) pernah melakukan penelitian
dan didapatkan agar suatu penjualan mencapai target, diperlukan suatu inovasi
produk.

18
Seluruh responden setuju bahwa harga yang ditawarkan LIROPI sesuai
dengan kualitas produk. Muangsal (2019) dalam jurnalnya “Pengaruh Harga dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian” menyimpulkan penelitian yang
telah ia lakukan bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan secara parsial
terhadap keputusan pembelian. Selain harganya yang lebih murah, dengan
membeli LIROPI dapat mengurangi volume limbah minyak jelantah jika LIROPI
diproduksi lebih banyak. Hal ini karena bahan dasar yang digunakan dalam
LIROPI adalah minyak jelantah.
Keterangan juga disampaikan oleh salah satu responden. Dari keterangan
yang diberikan, kekurangan LIROPI terdapat pada tidak adanya tempat untuk
membuang cairan lilin. Hal itu menyebabkan api pada LIROPI tidak bertahan
lama karena api padam oleh cairan lilin. Solusi yang ditawarkan responden adalah
menyiapkan tempat khusus untuk menampung cairan lilin. Dengan begitu, cairan
yang dapat memadamkan api akan terbuang sehingga api pada LIROPI dapat
bertahan lebih lama.
Dari berbagai respon di atas didapat keunggulan produk LIROPI sebagai
berikut: (1) LIROPI dapat berperan sebagai sumber penerangan, wewangian
ruangan, menambah estetika ruangan, dan sebagainya; (2) Penggunaan LIROPI
yang praktis dan beresiko kecil untuk menimbulkan kebakaran; (3) Mengurangi
minyak jelantah karena bahan dasar yang digunakan dalam proses produksi
LIROPI adalah minyak jelantah; (4) Sebagai pengharum ruangan menggantikan
aerosol yang penggunannya mencemari lapisan ozon; serta (5) Aroma terapi pada
LIROPI menimbulkan efek ketenangan pada penggunanya sehingga bisa
digunakan untuk proses healing.

19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
pembuatan LIROPI adalah sebagai berikut:
1. Proses pembuatan LIROPI dimulai dari persiapan alat dan bahan
2. Melakukan produksi lilin aroma terapi dengan mencampurkan bahan-
bahan berdasarkan literatur
3. Melakukan pengemasan dan penghiasan produk
4. Validasi kelayakan produk kelayakan LIROPI.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian terkait metode penelitian
yang digunakan dalam produksi LIROPI, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
1. Sebelum melakukan penelitian, sebaiknya melakukan tinjauan
literatur lebih mendalam
2. Melakukan observasi lapangan tentang pengetahuan pengolahan
minyak jelantah pada siswa SMPN 1 Kota Pasuruan
3. Pemilihan aroma terapi dan warna krayon yang lebih menarik
4. Penentuan angket yang lebih spesifik tentang kelayakan produk.

20
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad. (n.d.). KLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia
Tercemar Berat. Retrieved January 17, 2022, from
https://bisnis.tempo.co/read/1488232/klhk-ungkap-penyebab-59-persen-
sungai-di-indonesia-tercemar-berat
Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6.
Jakarta : Rineka Cipta.
Andika, B., Wahyuningsih, P., & Fajri, R. (2020). Penentuan Nilai BOD dan
COD Sebagai Parameter Pencemaran Air dan Baku Mutu Air Limbah di
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKM) Medan. Jurnal Kimia Sains dan
Terapan, II, 14-22.
Brontowiyono, W., Kasam, L., R., & A., I. (2013). Strategi Penurunan
Pencemaran Limbah Domestik di Sungai Code DIY. Jurnal Sains dan
Teknologi Lingkungan, 36-47.
Destri, A., Yanti, S., & Saputri , D. S. (2017). Studi Kualitatif dan Kuantitatif
Minyak Goreng Yang Digunakan Oleh Penjual Gorengan di Kota
Sembawa. Jurnal Tambora, 1-7.
Dewi, R. K. (n.d.). Jangan Buang Minyak Jelantah ke Saluran Pembuangan, Ini
Dampaknya... Retrieved January 17, 2022, from
https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/16/145526965/jangan-buang-
minyak-jelantah-ke-saluran-pembuangan-ini-dampaknya?
Ervina. (n.d.). Pengolahan limbah cair pada industri dan permasalahannya.
Retrieved January 17, 2022, from https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahU
KEwidvt-6k9b1AhWeTmwGHR2ZD_YQFnoECAsQAQ&url=http%3A
%2F%2Fbbkk.kemenperin.go.id%2Fpage%2Fbacaartikel.php%3Fid
%3DeU3YJpVUfHOH2TRZcW3POF5OTx-UfuvlPdN2-
lEPIT0%2C&usg=AOvVaw3

21
Gischa, S. (n.d.). Daftar Laut Indonesia dan Manfaat Laut. Retrieved January 17,
2022, from
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/03/100000969/daftar-laut-
indonesia-dan-manfaat-laut
Hutagalung, A., Sunar, & Sumihar. (2021). Analsis Mutu Minyak Goreng Pada
Penjual Gorengan dan Pecel Lele di Beberapa Lokasi di Palembang.
Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Borobudur Jakarta, 1-12.
Inayati, N. I., & Dhanti, K. R. (2021). Pemanfaatan Minyak Jelantah Sebagai
Bahan Dasar Pembuatan Lilin Aroma Terapi Sebagai Alternatif Tambahan
Penghasilan Pada Anggita Aisyiah Desa Kebanggan Kecamatan Sumbang.
Jurnal Budimas, 160-166.
Indriyati. (2005). Pengolahan Limbah Cair Organik Secara Biologi Menggunakan
Reaktor Anaerobik Lekat Diam. Jurnal Air Indonesia, 1.
Keller, & Lane, K. (2003). Strategic Brand Management: Building, Measuring,
and Managing Brand Equity. New Jersey: Prentice Hell.
KLHK. 2021, Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah., Jakarta, Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Kotler, & Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Gramedia.
Mahardini, N. A. (n.d.). Essential Oil Kaya Manfaat, Namun Bisa Berbahaya Jika
Digunakan Asal. Retrieved Janury 17, 2022, from
https://health.kompas.com/read/2019/12/29/093000168/essential-oil-kaya-
manfaat-namun-bisa-berbahaya-jika-digunakan-asal?
Maungsul. (2019). Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian. Jurnal Administrasi Bisnis, 25-39.
Minah, F. N., Poespowati, T., Astuti, S., Muyassaroh, Kartika, R., Elvianto, . . .
Rastini, E. K. (2017). Pembuatan Lilin Aroma Terapi Berbasis Bahan
Alami. Jurnal Institut Teknologi Nasional Malang, 29-34.
N. R., Dewi, N. U., & F. A. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Perilaku Makan Pada Remaja SMA Negeri 1 Palu. Jurnal Preventif, 43-
52.
Nasir, A. (2017). The Influence Of Product Innovation Toward Marketing. Jurnal
Ilmu Manajemen dan Akuntansi, 20-25.

22
Paputungan, R., Nikmatin, S., Maddu, A., & Pari, G. (2018). Mikrostruktur Arang
Aktif Batok Kelapa untuk Pemurnian. Jurnal Keteknikan Pertanian, 69-
74.
PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengolahan Limbah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga
Riffat, R. (2012). Fundamentals of Wastewater Treatment and Engineering.
Washington, D.C.: CRC Press.
Stanton, W. J. (1998). Prinsip Pemasaran . Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. (2007). Metode penelitian Kuantitatif,. Bandung: Alfabeta.
Suhardjo, & Dewi. (2019). Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Pengelolaan
Sampah dan Perilaku Bertanggung Jawab Siswa di SMAN 34 Jakarta.
Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, 31, 59-69.
Sunarisih, E. (2014). Konsep Pengolahan Limbah Rumah Tangga Dalam Upaya
Pencegahan Pencemaran Lingkungan. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat,
5, 162-167.
Suroso, A. S. (2013). Kualitas Minyak Goreng Habis Pakai Ditinjau dari Bilangan
Peroksida, Bilangan Asam dan Kadar Air. Jurnal Kefarmasian Indonesia,
77-88.
Taan, H. (2021). Kemudahan Penggunaan dan Harga Terhadap Minat Beli Online.
e-Journal Ekonomi Bisnis dan Akuntans, 89-96.
Tjiptono, Fandy, & Anastasia, D. (2003). Total Quality Management. Yogyakarta:
Andi Offset.
Tjokrokusumo. (1995). Pengantar Konsep Teknologi Bersih. Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Teknik Lingkungan YLH.
Wawan. (n.d.). 10 Warna Pemicu Keinginan Berbelanja. Retrieved January 17,
2022, from
https://lifestyle.kompas.com/read/2013/08/27/1400073/10.Warna.Pemicu.
Keinginan.Berbelanja?
Winarsih, H. (2007). Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta:
Kanisius.

23
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Daffa Medika Rayhanraja
Tempat, Tanggal Lahir : Kota Pasuruan, 8 Oktober 2006
Alamat : Jalan Dr. Wahidin SH. Nomor 125A, Pasuruan.
Status : Pelajar SMP
Agama : Islam
No. Telepon : 085546087093
Alamat Email : Rayhanraja7799@gmail.com
Karya ilmiah yang dihasilkan : Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi LIROPI
Lomba Jenjang SMP yang pernah diikuti:
1. Juara 3 Lomba Bahasa Inggris se-Kota Kabupaten Pasuruan
2. Juara 1 Olimpiade Matematika dalam acara HUT SMPN 1 Pasuruan
3. Juara 1 KOPSI (Kompetensi Penelitian Siswa) tingkat Kota Pasuruan

Demikianlah riwayat hidup yang saya buat dengan sebenar-benarnya dengan data
diri dan sesuai dengan riwayat hidup saya yang sesungguhnya. Daftar riwayat
hidup ini dibuat untuk memenuhi Ketentuan Sistematika Penulisan.

Pasuruan, 29 Januari 2022

Daffa Medika Rayhanraja

24
LAMPIRAN

25
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Responden yang terhormat,

Dalam rangka penyusunan Lomba Karya Tulis Ilmiah SMP-MTs se Kota-


Kabupaten Pasuruan. Saya bermaksud mengadakan penelitian dengan judul
“Pemanfaatan Minyak Jelantah menjadi Lilin Aroma Terapi (LIROPI)”. Dengan
segala hormat dan kerendahan hati, saya mohon bantuan Bapak/Ibu untuk mengisi
kuesioner penelitian saya. Bapak/Ibu dimohon untuk membaca dengan cermat dan
teliti. Atas perhatian dan kesediaan waktunya, saya ucapkan banyak terimakasih.

Hormat saya,

26
IDENTITAS RESPONDEN
Isilah data responden berikut.
Nama Guru :
Mata Pelajaran :

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER


Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan. Baca dan pahamilah setiap
pernyataan dengan seksama, kemudian berikan respon Saudara dengan cara
memberikan tanda checklist ( √ ) pada lembar yang telah disediakan.

Pilihlah Jawaban Keterangan


STS Sangat Tidak Setuju
TS Tidak Setuju
KS Kurang Setuju
S Setuju
SS Sangat Setuju

No. Pernyataan STS TS KS S SS


1. Saya lebih memprioritaskan lilin
aroma terapi (LIROPI) ketika
memutuskan membeli lilin.
2. Sebelum membeli LIROPI, saya
mencari informasi mengenai
komposisi penyusun LIROPI.
3. Menggunakan LIROPI merupakan
keputusan yang tepat bagi saya.
4. Saya akan merekomendasikan
produk LIROPI kepada orang lain.
5. LIROPI mempunyai aroma yang
variatif.
6. LIROPI merupakan hasil inovasi
yang kreatif.
7. Kualitas LIROPI sangat bagus.

8. Aroma dari LIROPI menarik.

9. Menggunakan LIROPI menghemat


energi.
10. Menggunakan LIROPI merupakan
tindakan yang praktis.
11. Aroma terapi yang ditimbulkan dari
LIROPI memberikan kenyamanan

27
sehingga membantu proses healing.
12, Harga LIROPI terjangkau
13. Harga yang ditawarkan LIROPI
sesuai dengan kualitas produk.
14. Harga LIROPI sesuai dengan
manfaat yang saya dapatkan.
15. Harga LIROPI lebih terjangkau
dibanding lilin aroma terapi merk
lain.

Lampiran 2. Proposal Pengajuan Dana

28
PROPOSAL
EKSPERIMEN LIROPI “Lilin Aroma Terapi”

Lampiran : 1 rangkap proposal penelitian


Perihal : Permohonan Bantuan Dana

Kepada Yang Terhormat,


Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah SWT. dan senantiasa mendapatkan
berkah atas kemudahan bagi-Nya, Aamiin.

Sehubungan dengan dijalankannya eksperimen LIROPI atau Lilin Aroma Terapi


sebagai salah satu syarat dalam mengikuti LKTI (Lomba Karya Tulis Ilimah) Se-
Kota dan Kabupaten Pasuruan, dengan ini peserta lomba mengajukan proposal
pengajuan dana untuk keperluan penelitian. Adapun dana yang dibutuhkan dalam
eksperimen LIROPI terjabarkan dalam tabel berikut.

No Material Satuan Kuantitas Harga satuan Jumlah


.
1. Stearin Kg 1 Rp. 70.000,- Rp. 70.000,-
2. Essential oil Botol 2 Rp. 70.000,- Rp. 140.000,-
3. Benang katun meter 2 Rp. 10.000,- Rp. 20.000,-
4. Gelas kaca Pcs 3 Rp. 15.000,- Rp. 45.000,-
5. Transportasi - 2 Rp. 40.000,- Rp. 80.000,-
6. Logo kemasan Pcs 3 Rp. 10.000,- Rp. 30.000,-
7. Lap Pcs 2 Rp. 15.000,- Rp. 30.000,-
8. Gas LPG Tabung 1 Rp. 17.000,- Rp. 17.000,-
9. Panci Pcs 1 Rp. 30.000,- Rp. 30.000,-
10. Krayon Pcs 1 Rp. 10.000,- Rp. 10.000,-

Dalam penelitian LIROPI (Lilin Aroma Terapi) diperkirakan akan menghabiskan


biaya total Rp. 472.000,- (Empat Ratus Tujuh Puluh Tujuh Ribu Rupiah).
Demikian surat permohonan bantuan ini dibuat. Atas perhatian dan kerja samanya
disampaikan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Hormat saya,
Mengetahui, Pengaju Proposal

Ummu Hanik Faturokman, M. Pd. Daffa Medika Rayhanraja


NIP. 19780219 201101 2 006 NISN. 0067161704
Lampiran 3. Hasil Penilaian Tingkat Kelayakan LIROPI Didasarkan Kuesioner
Peneltian

29
No. Pernyataan R1 R2 R3 R4 R5 Rata-
Rata
1. Saya lebih memprioritaskan 4 5 5 4 5 4,6
lilin aroma terapi (LIROPI)
ketika memutuskan
membeli lilin.
2. Sebelum membeli LIROPI, 5 5 5 4 4 4,6
saya mencari informasi
mengenai komposisi
penyusun LIROPI.
3. Menggunakan LIROPI 4 4 5 5 5 4,6
merupakan keputusan yang
tepat bagi saya.
4. Saya akan 4 5 5 4 4 4,4
merekomendasikan produk
LIROPI kepada orang lain.
5. LIROPI mempunyai aroma 5 5 5 4 5 4,8
yang variatif.
6. LIROPI merupakan hasil 5 5 5 5 5 5
inovasi yang kreatif.
7. Kualitas LIROPI sangat 4 5 5 4 5 4,6
bagus.
8. Aroma dari LIROPI 5 5 5 4 5 4,8
menarik.
9. Menggunakan LIROPI 5 5 4 4 5 4,6
menghemat energi.
10. Menggunakan LIROPI 5 5 4 3 5 4,4
merupakan tindakan yang
praktis.
11. Aroma terapi yang 5 5 3 3 4 4
ditimbulkan dari LIROPI
memberikan kenyamanan
sehingga membantu proses
healing.
12, Harga LIROPI terjangkau 4 5 4 4 4 4,2
13. Harga yang ditawarkan 4 5 4 4 4 4,2
LIROPI sesuai dengan
kualitas produk.
14. Harga LIROPI sesuai 4 5 4 4 4 4,2
dengan manfaat yang saya
dapatkan.
15. Harga LIROPI lebih 4 5 3 4 4 4
terjangkau dibanding lilin
aroma terapi merk lain.
Lampiran 4. Dokumentasi Pembuatan LIROPI ( Dokumentasi Pribadi )

30
31
32
Lampiran 5. Hasil Penilaian Kelayakan Produk LIROPI

33
34
35
36
37
38
39
40
41
42

Anda mungkin juga menyukai