Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBUATAN BIOSOLAR DARI MINYAK JELANTAH

Oleh :

1. Icha Putri Anggraini : 01 – TKI 2

2. Imelia Ismawardani : 02 – TKI 2

3. Indah Fitriya : 03 – TKI 2

4. Isrouz Zakiyah : 06 – TKI 2

5. Labibah Roi’dahtul W. : 13 – TKI 2

DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CERME GRESIK
PROGRAM KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KIMIA INSUSTRI
TAHUN PELAJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan yang berjudul “Laporan Praktikum Pembuatan Biosolar Dari
Minyak Jelantah” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata pelajaran Kimia. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pemanfaatan limbah minyak jelantah
dikehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Qomariyatus Sa,adah,


S.Si, selaku Guru Kimia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang


terlibat, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami
butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Gresik, 17 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 4
1.2 Perumusan Masalah....................................................................................... 5
1.3 Tujuan............................................................................................................ 5
BAB II DASAR TEORI ........................................................................................ 6
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 7
3.1 Waktu dan tempat penelitian ......................................................................... 7
3.2 Alat dan bahan ............................................................................................... 7
3.3 Prosedur atau Langkah Kerja ........................................................................ 8
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS ........................................ 11
4.1 Hasil Pengamatan ........................................................................................ 11
4.2 Pembahasan dan Analisis ............................................................................ 11
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 13
5.1 Kesimpulan.................................................................................................. 13
5.2 Saran ............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15
LAMPIRAN ......................................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak goreng merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, dan


karena itu dalam keseharian minyak berfungsi sebagai penghantar panas
dan penambah cita rasa gurih. Minyak goreng dapat diproduksi dari
berbagai bahan mentah, misalnya kelapa, kelapa sawit, kopra, kedelai,
biji jagung, biji bunga matahari, zaitun, dan lain-lain. Minyak goreng
mengandung asam lemak esensial atau asam lemak tak jenuh jamak
yang akan mengalami kerusakan bila teroksidasi oleh udara dan suhu
tinggi, demikian pula beta karoten yang terkandung dalam minyak
goreng tersebut akan mengalami kerusakan.
Ibu rumah tangga banyak yang menggunakan minyak goreng
berulang-ulang. Mereka sengaja menggunakan minyak goreng bekas
tersebut dengan alasan untuk berhemat dan adanya anggapan jika
menggoreng sesuatu dengan minyak jelantah rasa yang dihasilkan lebih
gurih. Pada proses pemakaian yang berulang kali akan menyisakan
lemak jenuh yang tinggi, asam lemak jenuh yang tinggi dapat
menyebabkan terbentuknya kolesterol. Hal tersebut banyak di dapat
pada penggunaan minyak yang lebih dari dua kali.
Penggunaan minyak goreng di masyarakat terutama di kalangan ibu
rumah tangga yang memiliki kecenderungan untuk dihabiskan dengan
cara memakainya berulang kali memiliki dampak negatif untuk
kesehatan karena minyak yang dipakai berulang kali dapat berpotensi
untuk menimbulkan penyakit kanker dan penyempitan pembuluh darah
yang dapat memicu terjadinya hipertensi, stroke dan penyakit jantung
koroner.

4
Pada proses penggorengan pertama, minyak mengandung asam
lemak tidak jenuh yang cukup tinggi. Pada penggorengan berikutnya,
asam lemak jenuh akan meningkat. Proses pemanasan minyak pada
suhu tertentu, ketika dipakai untuk menggoreng akan memutuskan
sebagian ikatan rangkap (tidak jenuh) menjadi ikatan tunggal (jenuh).
Minyak goreng yang digunakan lebih dari empat kali akan mengalami
oksidasi. Proses oksidasi tersebut akan membentuk gugus peroksida,
asam lemak trans, dan asam lemak bebas. Penelitian pada hewan
percobaan menunjukkan gugus peroksida dalam dosis besar dapat
merangsang terjadinya kanker usus besar.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana cara dan solusi yang tepat agar penggunaan minyak


goreng tidak di gunakan berkali-kali namun juga tidak terbuang sia-sia
dan menimbulkan penumpukan limbah minyak jelantah?

1.3 Tujuan

a. Siswa dapat berfikir keras dan mencari solusi dari pengolahan


limbah minyak jelantah.
b. Siswa dapat memahami dan menjelaskan proses pembuatan
Biodiesel dari Minyak jelantah
c. Siswa dapat mengerjakan dan menjelaskan uji coba proses
pembuatan Biodiesel dari Minyak Jelantah secara rinci.

5
BAB II

DASAR TEORI

Biodiesel merupakan monoalkil ester dari asam-asam lemak rantai panjang


yang terkandung dalam minyak nabati atau hewani untuk digunakan sebagai
alternatif yang tepat untuk bahan bakar yang terdiri dari metil ester hasil trans-
esterifikasi baik dari trialkilgliserida atau esterifikasi dari asam lemak bebas.
Pembuatan biodiesel dari minyak tanaman memiliki kasus yang berbeda-beda
sesuaidengan kandungan FFA. Pada kasus minyak tanaman dengan ALB tinggi,
dilakukan dua jenis proses, yaitu esterifikasi dan transesterifikasi. Sedangkan
untuk minyak tanaman yang kandungan asam lemak rendah dilakukan proses
transesterifikasi.

Proses esterifikasi dan transesterifikasi bertujuan untuk mengubah asam


lemak bebas dan trigliserida dalam minyak menjadi metil ester (biodiesel) dan
gliserol. Esterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi
ester. Esterifikasi mereaksikan lemak dengan alkohol. Transesterifikasi
(alkoholisis) adalah tahap konversi dari trigliserida menjadi alkilester melalui
reaksi dengan alkohol dengan produk samping gliserol. proses esterifikasi
menggunakan katalis asam sedangkan proses transesterifikasi menggunakan
katalis basa.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat penelitian

Waktu:
Start : 28 Oktober 2021 pukul 08.23 WIB
Finish : 03 November 2021 pukul 16.27 WIB
Pengumpulan : 04 November pukul 08.15 WIB
Tempat:
1. Ruang Teori Kimia Industri SMKN 1 CERME
2. Rumah

3.2 Alat dan bahan

Alat:
1. Beaker glass : 1 buah
2. Pengaduk kaca : 1 buah
3. Timbangan : 1 buah
4. Termometer : 1 buah
5. Pemanas : 1 buah
6. Corong : 1 buah
7. Gelas ukur 250 ml. : 1 buah
8. Sumbu/tisu/kain : 1 buah
9. Botol plastik ukuran 1,5 L : 2 buah
10. Botol plastik ukuran 600ml : 1 buah
11. Paku : 1 buah
12. Botol kaca : 1 buah

Bahan:
1. Minyak jelantah : 600 ml
2. NaOH : 2 gram

7
3. Metanol : 100 ml
4. Air : 600 ml

3.3 Prosedur atau Langkah Kerja

Langkah kerja dalam pembuatan biodiesel/biosolar sederhana:


1. Langkah pertama, menimbang natrium hidroksida (NaOH)
#Jika membuat dengan 600 ml minyak jelantah dan 100 ml metanol
maka NaOH yang dibutuhkan adalah 2 gr NaOH
2. Setelah mendapatkan 2 gr NaOH,lalu dimasukkan kedalam botol
3. Lalu setelah itu mengukur 100 ml pada metanol, lalu dimasukkan ke
dalam botol bersama NaOH dan dicampurkan
4. Setelah mencampurkan metanol dan NaOH, lalu
menghomogenkannya atau bisa dibilang melarutkannya sampai
tidak ada garam atau padatan yang tersisa didalamnya.
5. Langkah kelima mengukur 600 ml minyak jelantah dan masukkan
ke dalam teko pemanas
6. Siapkan botol pencampur atau reaktor yang cukup tahan panas
7. Sebelum memanaskan minyak jelantah,harus di ukur suhu
menggunakan termometer dengan suhu 50° sampai 60°C lalu bisa
mencampurkan nya
8. Langkah kedelapan,selagi menunggu memanaskan minyak jelantah,
tuangkan campuran metanoksida kedalam reaktor.
9. Langkah ke sembilan,tuangkan minyak jelantah ke metanoksida di
reaktor dengan bantuan corong,langsung ditutup dan langsung di
reaksi kan dengan cara dikocok
10. Langkah seanjutnya, mendiamkan campuran campuran tadi selama
24 jam/1 hari,menunggu terpisah biodiesel terdapat diatas & ada
produk sampinh yaitu gliseral/glierin (cairan / warna lebih pekat)
11. Membuat separator dengan menggunakan botol 1,5 L.
caranya: potong bagian bawah botol pada ujungnya/atasnya
aja,kemudian pada tutup nya dipaku

8
12. Setelah separator jadi beri tatakan agar kuat berdiri,kemudian
tuangkan minyak jelantah nya ke dalam seperator yang sudah
diendapkan Selama sehari dan biarkan selama beberapa hari
13. Setelah mengendapkan campuran selama 1 hari (24 jam) yaitu
mendapatkan biodiesel dengan pemisahan yang cukup bagus sedikit
sekat antara biodiesel dan gliseral
14. Sampingkan bagian bawah (gliseral) karena akan dibuang sebagai
produk samping (tidak dibutuhkan)
15. Langkah selanjutnya,mencabut paku yang ada ditutup separator agar
membuat gliseral yang ada dibawah bisa keluar dan tidak berceceran
kemana-mana
16. Jika gliseral membeku, lakukan pemurnian atau pemisahan
melarutkan pada air menggunakan air hangat sekitar 50°C - 60°C
17. Lalu menuangkan biodesiel tadi ke air hangat sampai tersisa
gliseralnya yang membeku
18. Setelah itu,mengocok atau memutar pelan - pelan botol dengan air
hangat dan biodiesel karena yang diharapkan metanol dan NaOH
berlebih masuk ke dalam air. proses ini disebut menjernihkan
19. setelah dicampurkan dengan air dan berharap aur dapat mengambil
metanol dan NaOH berlebihan, langsung masukkan ke separator
yang sudah dibuat baru dan mendiamkan sampai biodiesel
mengendap dan terpisah dengan air
20. Setelah menunggu seharian dirasa ternyata pemisahan nya sudah
sangat bagus jadi kotorannya atau sisa-sisa metanol & NaOH
terjebak kedalam air
21. Selanjutnya memisahkan biodiesel yang sudah bersih dan air dengan
cara mencabut paku yang ada ditutup separator
22. Lalu tuang biodiesel yang sudah jernih kebotol yang bersih, dan
didapatkan biodiesel yang murni

9
# Untuk percobaan, lubangi bagian tengah tutup botol dan taruh kain
mini, bakar kain jika terbakar berarti biodiesel yang telah dibuat
berhasil.

10
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS

4.1 Hasil Pengamatan

Bahan baku yang di gunakan untuk membuat biodiesel adalah


minyak goreng bekas atau limbah yang biasa di sebut minyak jelantah.
Sifat-sifat yang dapat di lihat dari minyak goreng bekas adalah
warnanya yang sedikit kuning kecoklatan dan bau nya yang cukup
menyengat. Minyak jelantah juga terlihat sangat keruh dan tidak layak
pakai lagi selayaknya sifat limbah sebenarnya. Tetapi, dengan adanya
proses kimia secara bertahap dan reaksi dari bahan-bahan kimia,
minyak jelantah yang awalnya hanya limbah tidak berguna dan
berbahaya bisa di olah menjadi bahan bakar yang berguna.

4.2 Pembahasan dan Analisis

Tahapan proses pengolahan minyak jelantah menjadi bahan bakar


yang berguna seperti biodesel, perlu di lakukan pengamatan dan uji coba
terlebih dahulu dan mempelajari langkah tiap langkah dalam proses
pembuatannya. Yang pertama, limbah minyak jelantah yang di perlukan
harus mencapai sekitar 600ml dengan NaOH dan metanol yang masing-
masing sebanyak 1,4 gr dan 100 ml. Dengan menggunakan alat
sederhana seperti botol platik berukuran 1,5L tutup botol di lubangi
dengan paku dan satu lagi dalam keadaan utuh sebagai tempat
pengendapan (gliserol) sebelum akhirnya di pisahkan.
Pengendapan di lakukan dalam jangka waktu ± satu hari sebelum
akhirnya melalui proses selanjutnya yaitu pencucian dengan air hangat
dengan suhu sekitar 50⁰C sampai NaOh dan metanol berlebih bisa di
larutkan ke dalam air dan di diamkan selama satu hari ke dalam botol
plastik yang sudah di lubangi dengan paku bagian tutupnya. Setelah di
rasa cukup dan mendapatkan biodesel yang jernih, paku dari tutup botol

11
tersebut di cabut untuk memisahkan gliserol dengan air yang melarutkan
metanol dan NaOH berlebih. Untuk percobaan apakah biodesel yang di
buat berhasil, siapkan tisu atau sumbu atau kain bekas lalu celupkan ke
dalam biodesel yang sudah jernih kemudian bakar. Jika api menyala dan
membara, maka di pastikan biodesel yang di buat dengan minyak
jelantah terbukti berhasil dan siap untuk di gunakan.

12
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pembuatan Biodiesel dari minyak jelantah dapat dijadikan bahan


pengganti alternatif bahan bakar solar yang mulai menipis.
2. Pembuatan Biodiesel dari minyak jelantah mampu mengurangi
penumpukan limbah minyak bekas dan meminimalisir terjadinya
penyakit mematikan yang di sebabkan oleh penggunaan minyak goreng
lebih dari empat kali pemakaian.
3. Penggunaan biodiesel memberi keuntungan bagi kelestarian sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui dikonversi menjadi sumber
daya alam yang berasal dari produk biotic yang dapat diperbaharui.
4. Biodiesel dapat diproduksi secara local dan sesuai kebutuhan.
5. Biodiesel bisa di gunakan sebagai ajang peluang bisnis kerja yang
menguntungkan bagi diri sendiri, masyarakat, serta lingkungan sekitar.

5.2 Saran

1. Sosialisasi tentang bahan bakar alternative ini perlu dikembangkan


dalam
2. rangka mempercepat kemajuan teknologi secara merata sekaligus
mempercepat
3. penggunaan bahan bakar secara eficien.
4. Di bidang pendidikan hendaknya disalurkan dalam bentuk praktek
sederhana
5. pembuatan biodiesel di sekolah karena biodiesel bisa dibuat dalam skala
kecil dan menengah.
6. Hendaknya perlu Dikembangkan lagi hingga menghasilkan daur ulang
dengan

13
7. cara tidak selalu menggunakan kelapa sawit matang yang baru dipanin,
namun
8. dengan cara Penyulingan Pemanasan Minyak jelantah Bekas ini kita
dapat
9. mengamati atau Bahkan mendaur ulang hingga Buah sawit menjadi
efisiensi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muchtadi, 2009. Kandungan dalam minyak goreng.


http://eprints.umpo.ac.id/990/3/BAB%201.pdf

Nadirawati dan Muthmainnah, 2012. Penggunaan minyak goreng bekas.


http://eprints.umpo.ac.id/990/3/BAB%201.pdf

Adam Rizky, 2020. Cara membuat Biodisel/Biosolar dengan Sederhana

https://youtu.be/h_TBZgtT-lI

15

Anda mungkin juga menyukai