BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lain halnya dengan gula bit yang diproduksi di tempat dengan iklim yang
lebih sejuk seperti Eropa Barat Laut dan Timur, Jepang Utara dan beberapa daerah
di Amerika Serikat, musim penumbuhan bit berakhir pada pemanennya di bulan
September. Pemanenan dan pemrosesan berlanjut sampai maret di beberapa
5
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
Bit yang telah dipanen dapat disimpan untuk diproses lebih lanjut, namun
bit yang membeku tidak lagi bisa diproses. Pengimpor gula terbesar adalah Uni
Eropa (UE). Peraturan pertanian di UE menetapkan kuota maksimum produksi
dari setiap anggota sesuai dengan permintaan, penawaran, dan harga. Sebagian
dari gula ini adalah gula “kuota” dari industry levies, sisanya adalah gula “kuota
c” yang dijual dengan harga pasar tanpa subsidi.
Subsidi-subsidi tersebut dan pajak impor yang tinggi membuat negara lain
susah untuk mengekspor ke negara-negara UE atau bersaing dengannya di pasar
dunia. Amerika Serikat menetapkan harga gula tinggi untuk mendukung
pembuatnya, hal ini mempunyai efek samping namun, banyak para konsumen
beralih kesirup jagung (pembuat minuman) atau pindah dari negara itu (pembuat
permen) pasar gula juga diserang oleh harga sirup glukosa yang murah. Sirup
tersebut diproduksi dari jagung (maizena), dengan mengkombinasikannya dengan
pemanis buatan pembuat minuman dapat memproduksi barang dengan harga yang
sangat murah.
Gula merah, adalah jenis gula yang dibuat dari nira, yaitu cairan yang
dikeluarkan dari bunga pohon keluarga palma, seperti kelapa, aren dan siwalan.
Gula merah yang dipasarkan dalam bentuk cetakan batangan silinder, cetakan
setengah bola dan bubuk curah disebut sebagai gula semut.
6
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
dituang ke cetakan. Sebuah mesin sentrifugal juga dapat digunakan pada proses
kristalisasi.
Gula batu adalah gula tebu yang tidak melalui tahap kristalisasi. Gula
kotak / balok adalah gula kristal lembut yang diproses dalam bentuk dadu. Gula
mentah (raw sugar) adalah gula kristal yang dibuat tanpa melalui proses
pemutihan dengan belerang. Warnanya agak kecoklatan karena masih
mengandung molase, namun gula batu sudah bersih dalam pembuatannya
sehingga gula batu yang berwarna coklat sudah tidak ada lagi.
Gula bit, setelah dicuci, bit kemudian dipotong potong dan gulanya
kemudian diekstraksi dengan air panas pada sebuah diffuse. Pemurnian kemudian
ditangani dengan menambahkan larutan kalsium oksida dan karbon dioksida.
Setelah penyaringan campuran yang terbentuk lalu dididihkan hingga kandungan
air yang tersisa hanya tinggal 30% saja. Gula kemudian diekstraksi dengan
kristalisasi kontrol. Kristal gula pertama tama dipisahkan denga mesin sentrifugal.
Sentrifugasi dilakukan untuk memisahkn kristalgula dengan molasses.
7
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
1) Hidrolisis
2) Ragi fermentation
Glukosa, fruktosa, sukrosa dan maltosa dapat diragikan oleh ragi roti
sehingga menghasilkan karbon dioksida dan alkohol yang merupakan hasil
akhir yang utama. Laktosa tidak dapat meragi sebab ragi roti tidak
mengandung enzim yang sanggup memecahkan kelompok gula ini.
3) Rate of fermentation
8
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
Tumbuhan itu pasti akan mati. Saat mana gula justru menghambat
pertumbuhan ragi tergantung pada tepung yang digunakan dan prosedur
pengolahannya, baik pada pembuatan secara langsung (straight dough) atau
secara sponge (sponge dough).
4) Residual sugar
Karena tidak ada tes alam atau kimiawi untuk menentukan rasa
manis, maka hal itu hanya diukur dengan indra pengecap, yaitu lidah. Untuk
membandingkan rasa manis yang bermacam macam, sukrosalah yang
digunakan sebagai standar.
6) Hidroscopicity
7) Heatsusceptibility
9
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
berbeda pula suhu dimana larutan gula akan membentuk karamel. Fruktose,
maltose, dekstrose, lebih sensitif, sedangkan laktose dan sukrosa kurang
peka terhadap panas. Dengan menurunkan pH larutan gula, fruktose dan
dekstrose akan berkurang kepekaannya terhadap panas.
8) Browning reaction
9) Softening
10
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
Persyaratan
1. WARNA
7. CEMARAN Logam
11
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
Bahan dasar pembuatan gula di Indonesia adalah tebu, karena tebu tumbuh
dengan baik di Indonesia yang beriklim tropis. Tebu juga dapat tumbuh dengan
baik di daerah yang beriklim subtropis. Tanaman tebu merupakan tanaman
perkebunan semusim, yang mempunyai sifat tersendiri, sebab didalam batangnya
terdapat zat gula. Tebu termasuk jenis rumput-rumputan seperti halnya padi,
jagung, bambu, dan lain-lain.
Batang tanaman tebu beruas-ruas, dari bagian pangkal sampai
pertengahan, ruasnya panjang-panjang sedangkan dibagian pucuk ruasnya pendek.
Tinggi batang antara 2-5 meter, tergantung baik buruknya pertumbuhan, jenis tebu
maupun keadaan iklim. Pada pucuk batang tebu terdapat titik tumbuh yang
mempunyai peranan penting untuk pertumbuhan meninggi.
Di dalam batang tebu terkandung sacharosa yang merupakan bahan untuk
membuat kristal-kristal gula. Selain sacharosa juga terdapat zat lain, baik organik
maupun anorganik yang berasal dari tanah maupun yang berasal dari selama
pertumbuhan tanaman tebu. Komposisi sebatang tebu, terdiri dari 20% zat kering
dan 80% air. Zat kering dibedakan lagi menjadi dua, yaitu zat kering sejati yang
terdiri dari ampas dan sabut, dan zat kering semu yang mempunyai kandungan
gula.
12
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
Ciri-ciri Batang
1) Tumbuh tegak, sosoknnya tinggi kurus dan tidak bercabang.
2) Tinggi mencapai 3,5 meter.
3) Memiliki ruas dengan panjang ruas 10,30 cm.
4) Kulit batang keras berwarna hijau, kuning, ungu, merah tua atau
kombinasinya.
Ciri-ciri Daun.
1) Merupakan daun tidak lengkap.
2) Daun berpangkal pada buku batang dengan kedudukan yang berseling.
3) Pelepah memeluk batang, semakin keatas semakin menyempit, terdapat
bulu-bulu daun dan telinga daun.
4) Pertulangan daun sejajar.
5) Helaian daun berbentuk garis dengan ujung meruncing, bagian tepi
bergerigi dan permukaan daun kasar.
Ciri-ciri Akar.
1) Akar serabut.
2) Panjang mencapai 1 Meter.
13
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
Ciri-ciri Bunga.
1) Merupakan bunga majemuk.
2) Panjang bunga majemuk 70-90 cm.
3) Setiap bunga mempunyai 3 daun kelopak, 1 daun mahkota, 3 banang sari.
14
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
Bahan baku gula pasir didapatkan dari tanaman tebu yang usianya
digolongkan menjadi tiga jenis, yang pertama disebut masak awal (10 bulan),
masak tengah (11-12 bulan), dan masak lambat (12 bulan keatas).
Tanaman tebu dapat tumbuh hingga tinggi tiga meter dikawasan yang
mendukung dan ketika dewasa hampir seluruh daun-daunnya mengering, namun
masih memiliki beberapa daun yang berwarna hijau. Pertumbuhan tebu sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor, sebagai berikut :
Areal Tanaman
Tanaman tebu hanya hidup baik di dataran rendah tropis atau sub
tropis antara 39⁰LU sampai 35⁰LS dengan garis isotherm 20⁰C, karena
tanaman tebu membutuhkan sinar matahari dan curah hujan yang cukup.
Iklim
Agar kualitas tanaman tebu baik (rendemennya tinggi) maka daerah
pemanasan harus mempunyai perbedaan iklim yang mencolok, karena
tanaman tebu memulai pertumbuhan pada musim hujan dan mengalami
masak pada musin kering.
Varietas tanaman
Jenis varietas tanaman tebu yang baik mempunyai rendemen rata-
rata 11% dengan produksi rata-rata 100 ton/tahun.
Jenis tanah
Tanah yang baik untuk tanaman tebu adalah tanah lempung berpasir
dengan pH 6.4 – 7.9, keadaannya tidak kering dan tidak terlalu basah.
Diperlukan drainase dan irigasi yang baik. Pemberantasan hama dan
pengolahan tanaman yang baik.
Waktu penebangan.
Waktu penebangan yang baik adalah pada musim kemarau, karena
saat itu tanaman tebu memiliki rendemen yang tinggi. Setelah ditebang tebu
15
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
16
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
17
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
2) Kapur (CaO)
Ditambahkan pada nira dalam bentuk susu kapur Ca(OH) 2.
Tujuannya Untuk menaikkan pH nira dan bereaksi dengan phospat (P 2O5)
membentuk inti endapan kalsium phospat (Ca3(PO4)2) dan kalsium sulfite
CaSO3. Susu kapur ini ditambahkan pada defekator dengan kekentalan
6°Be. Susu kapur tersebut dibuat dengan memasukkan kapur tohor dalam
tromol pemadam kapur lewat elevator. Reaksi pembuatan susu kapur :
3) Belerang (S)
Diberikan dalam bentuk gas SO2. Gas SO2 ditambahkan pada nira
yang berada di peti sulfiter nira mentah. Gas ini didapat dengan cara
membakar belerang pada tabung belerang sebanyak 165 kg per 8 jam.
Reaksi pembakaran :
S + O2 SO2 + panas
18
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
4) Flokulan
Diberikan pada clarifier atau bejana pengendapan. Tujuannya Untuk
menjaring endapan yang sudah terbentuk dari proses defikasi dan sulfitasi
yang melayang sehingga berat jenisnya lebih besar dari nira dan cepat
mengendap. Penambahan flokulan sendiri yaitu sebanyak 3 kg per shift.
5) Foundant
Diberikan pada Pan masakan (VP) I dan II masakan D. Foundant
berfungsi sebagai bibit gula yang berukuran 0,05 mm yang kemudian
diubah menjadi 0,2 - 0,3 mm.
19
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
Rendemen tebu adalah kadar kandungan gula didalam batang tebu yang
dinyatakan denga persen. Bila dikatakan rendemen tebu 10%, artinya ialah bahwa
dari 100 kg tebu yang digilingkan di pabrik gula akan diperoleh gula sebanyak 10
kg. Ada 3 macam rendemen, yaitu rendemen contoh, rendemen sementara, dan
rendeman efektif.
1) Rendemen Contoh
2) Rendemen Sementara
20
SMK Negeri 1 Cerme Gresik
3) Rendeman Efektif
Rendemen efektif disebut juga rendemen nyata atau rendemen
terkoreksi. Rendemen efektif adalah rendemen hasil perhitungan setelah
tebu digiling habis dalam jangka waktu tertentu. Perhitungan rendemen
efektif ini dalam dilaksanakan dalam jangka waktu 15 hari atau disebut satu
periode giling sehingga apabila pabrik gula mempunyai hari giling 170 hari,
maka jumlah periode giling adalah 170/15 = 12 periode.
Hal ini berartiterdapat 12 kali rendemen nyata/efektif yang bisa
diperhitungkan dan diberitahukan kepada petani tebu. Tebu yang digiling di
suatu pabrik gula jelas hanya sebagian kecil saja yang akan menjadi gula.
Kalau 1 kuintal tebu memiliki rendemen 10% maka hanya 10 kg gula yang
didapat dari 1 kuintal tebu tersebut.
Tebu 100%
Sabut + 12,5%
Nira +87,5%
Air 75-80%
Bahan kering 20-25%
Larut 18-20%
Tak larut 2-5%
21