Dibina oleh :
Wia Utirah, M.Pd
Dra. Titin Triana
Raldina Januari Putri, S.Pd
Lia Fitriani, S.Pd
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya laporan praktikum ini dapat diselesaikan dengan baik.
Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas akhir mata pelajaran
kolaborasi Matematika Peminatan, Fisika, Biologi, dan Kimia. Kami ucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Wia Utirah, S.Pd selaku guru mata pelajaran Matematika Peminatan
3. Ibu Raldina Januari Putri, S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi
Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan laporan. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
laporan praktikum fermentasi minyak kelapa ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Minyak kelapa merupakan bagian yang berharga dari buah kelapa dan banyak
digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Pengambilan
minyak dari daging buah kelapa dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Pengambilan minyak kelapa yang sedang berkembang saat ini ialah dengan
metode fermentasi dengan menggunakan beberapa enzim atau mikroba, yang
mana salah satu bahan yang dapat digunakan yaitu ragi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengambil minyak kelapa dari skim santan kelapa dengan metode
fermentasi, dengan mempelajari pengaruh ragi dan waktu fermentasi terhadap
jumlah minyak kelapa yang diperoleh (yang optimal) dengan cara fermentasi
menggunakan ragi roti, ragi tempe dan ragi tape sebagai zat pemisahnya. Waktu
fermentasi divariasi dari 24 sampai 48 jam, sedangkan berat ragi 1 gram dengan
jumlah santan kelapa sebanyak 500ml.
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kelapa
2.2. Ragi
Ragi adalah jamur yang tumbuh sebagai sel tunggal, menghasilkan sel
anak baik oleh tunas (ragi pemula) atau dengan pembelahan biner (ragi fisi).
Mereka berbeda dari kebanyakan jamur, yang tumbuh sebagai seperti benang hifa.
Tapi perbedaan ini tidak satu yang mendasar, karena beberapa jamur dapat
bergantian antara fase ragi dan fase hifa, tergantung pada kondisi lingkungan.
Jamur tersebut disebut dimorfik (dengan dua bentuk) dan mereka termasuk
beberapa yang menyebabkan penyakit manusia.
Jenis-jenis ragi :
1. Ragi roti
menggunakan mikroorganisme utama Saccharomyces cereviceae,
2. Ragi Tape
terdiri dari kapang (Aspergillus, Amylomyces rouxii, Mucor sp dan
Rhizopus sp.), khamir (Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis
malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cereviceae dan Candida utilis)
dan bakteri (Acetobacter, Pediococcus sp, dan Bacillus sp.)
3. Ragi Tempe
mikrob terutama kapang, diantaranya adalah kapang Rhizopus
oligosporus, R. oryzae, R. arrhizus, R. stolonifer atau Mucor javanicus.
2.3. Fermentasi
Arti kata fermentasi selama ini berubah-ubah. Kata fermentasi berasal dari
Bahasa Latin fervere yang berarti merebus (to boil). Arti kata dari Bahasa Latin
tersebut dapat dikaitkan dengan kondisi cairan bergelembung atau mendidih.
Keadaan ini disebabkan adanya aktivitas ragi pada ekstraksi buah-buahan.
Gelembung-gelembung karbondioksida dihasilkan dari katabolisme anaerobik
terhadap kandungan gula.
Fermentasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu spontan dan tidak
spontan. Fermentasi spontan adalah yang tidak ditambahkan mikroorganisme
dalam bentuk starter atau ragi dalam proses pembuatannya, sedangkan fermentasi
tidak spontan adalah yang ditambahkan starter atau ragi dalam proses
pembuatannya. Mikroorganisme tumbuh dan berkembang secara aktif merubah
bahan yang difermentasi menjadi produk yang diinginkan pada proses fermentasi.
Proses optimum fermentasi tergantung pada jenis organismenya. Faktor yang
mempengaruhi proses fermentasi adalah suhu, pH awal fermentasi, inokulum,
substrat dan kandungan nutrisi medium.
Produk kelapa yang paling berharga adalah minyak kelapa. Minyak kelapa
dapat diperoleh dari daging buah kelapa segar atau dari kopra. Proses untuk
membuat minyak kelapa dari daging buah kelapa segar dikenal dengan nama
proses basah (wet process), karena pada proses ini ditambahkan air untuk
mengekstraksi minyak. Sedangkan pembuatan minyak kelapa dengan bahan baku
kopra dikenal dengan proses kering (dry process).
METODOLOGI
Alat :
1. Wadah
2. Gelas ukur
3. Plastik
4. Sendok
5. Wajan
6. Saringan
7. Cup kemasan
Bahan :
1. Kelapa parut
2. Air
Pengendapan 1
Penyaringan (hanya pada
percobaaan kedua)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Pembahasan
Kelapa muda memiliki rasio kadar air dan minyak yang besar. Kelapa
disebut tua jika rasio kadar air dan minyaknya optimum untuk menghasilkan
santan dalam jumlah terbanyak. Daging buah tua merupakan bahan sumber
minyak nabati dengan jumlah kandungan minyak 30 persen.
Kandungan kimia yang paling utama (tinggi) dalam sebutir kelapa yaitu
air, protein, dan lemak. Ketiga senyawa tersebut merupakan jenis emulsi dengan
protein sebagai emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari campuran
dua zat atau lebih yang sama, di mana zat yang satu terdapat dalam keadaan
terpisah secara halus atau merata di dalam zat yang lain. Sementara yang
dimaksud dengan emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat
(memperkuat) emulsi tersebut. Dari ikatan tersebut protein akan mengikat butir-
butir minyak kelapa dengan suatu lapisan tipis sehingga butir-butir minyak tidak
akan bisa bergabung, demikian juga dengan air. Emulsi tersebut tidak akan pernah
pecah karena masih ada tegangan muka protein air yang lebih kecil dari protein
minyak.
Pada waktu daging buah kelapa diparut, sel-selnya akan rusak dan isi sel
dengan mudah dikeluarkan dalam wujud emulsi berwarna putih yang dikenal
dengan santan. Santan demikian mengandung minyak sebanyak 50%.
4.3. Lampiran
Pemberian air
Pemerasan
Pemberian ragi
Pengendapan
Pemanasan
PENUTUP
5.1. Kesimpulan