DISUSUN OLEH
NAMA : FEBRYANTO EFFENDI
NIM : 19021014025
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.4 Batasan Penelitian.....................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6
2.1 Tahapan Perancangan Pengembangan Produk..........................................6
2.2 Proses Perencanaan Produk.......................................................................9
2.3 Solusi atau Strategi PLC (Produck Life Cycle).......................................14
2.4. Morphology Chart.......................................................................................17
BAB III..................................................................................................................18
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................18
3.1 Jenis data yang dikumpulkan..................................................................18
3.2 Langkah Pengambilan Data Dengan Metode Morphological Chart.......18
BAB IV..................................................................................................................20
HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................20
4.1 Alat dan Bahan........................................................................................20
4.2 Cara Kerja................................................................................................21
4.3 Diagram Pembuatan VCO............................................................................22
BAB V....................................................................................................................24
PENUTUP..............................................................................................................24
5.1 Kesimpulan..............................................................................................24
5.2 Saran........................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
tubuh menghadapi virus, bakteri, dan protozoa. Berdasar cara pembuatan, Ir.
Winarno, alumnus Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor, menyebutkan
setidaknya ada tiga jenis minyak kelapa.
1. Minyak kelapa industri. Minyak ini dibuat dengan bahan baku kopra
melalui proses RBC (refining, bleaching and deodorizing). Setelah kopra
dipres, dibersihkan, diputihkan, lalu dihilangkan bau tengiknya. Minyak
kelapa yang dijual untuk memasak kerap dicampur dengan minyak sayur
lain, sehingga harganya cukup murah.
2. Minyak kelapa kelentik. Minyak ini dibuat dengan cara tradisional oleh
para petani kelapa atau ibu rumah tangga. Caranya, dengan memasak
santan kelapa hingga minyak terpisah dari blondo (karamel). Kerapkali
minyak ini berwarna kuning sampai kecokelatan, akibat terkontaminasi
karamel yang gosong.
3. Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO). Minyak ini
merupakan minyak kelapa yang tidak mengalami proses hidrogenasi. Agar
tidak mengalami hidrogenasi, ekstrasi minyak ini dilakukan dengan proses
dingin, misalnya dengan fermentasi, pancingan, sentrifugasi, pemanasan
terkendali, pengeringan parutan kelapa secara cepat, dan lain-lain.
4. Meski Ir. Winarno tidak menyebutkan satu jenis VCO yang terakhir ini,
Anda perlu tahu bahwa ada satu produk minyak kelapa yang disebut
organik ekstra mengandung MCT atau Medium Chain Triglyserides. Ini
merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari VCO berkualitas baik
melalui proses esterifikasi gliserol yang diturunkan dari minyak nabati
berkadar laurat tinggi dengan asam lemak rantai sedang. Cara paling
sederhana membedakan organik ekstra VCO mengandung MCT dengan
VCO lain adalah dengan merasakannya. Bila VCO biasa masih terasa
sebagai minyak di lidah, VCO MCT terasa seperti air. (Acandra, 2010)
2
Tabel 1.1 Komposisi Daging Pada Berbagai Tingkat Umur
3
Asam arachidat C19H39COOH 0 - 1,0
Asam lemak tidak jenuh
Asam palmitoleat C14H28COOH -
Asam oleat C16H32COOH 5,0 – 8,0
Asam linoleat C17H29COOH 1,0 – 2,0
4
dengan menggunakan metode morphologic chart.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
b. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit
disebut biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa
besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan
harga penjualan tertentu.
c. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam
berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan
teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan
untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim
pengembangan.
d. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang
penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
e. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan
ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah
ada merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang
telah ada. Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia,
kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep produk, perancangan
produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan
pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.
Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap – tiap elemen suatu
produk mempunyai fungsi – fungsi sendiri. Diantara fungsi – fungsi satu
dengan yang lain terkadang ada saling terkait, sehingga suatu fungsi
komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.
Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah,
yaitu:
7
Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.
Pengelompokan fungsi produk.
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan
input menjadi sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-
langkah atau kegiatan-kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk
menyusun , merancang, dan mengkomersialkan suatu produk.
Pengembangan produk adalah kegiatan interdisiplin yang membutuhkan
kontribusi hamper semua bagian di perusahaan, namun ada 3 bagian yang
memegang peranan penting, yaitu:
a. Marketing
Fungsi marketing menjadi jembatan antaraperusahaan dan pelanggan.
Marketin mengidentifikasi peluang sebuah produk, segmentasi pasar, dan
identifikasi kebutuhan pelanggan. Marketing juga menentukan target
harga, memimpin peluncuran dan promosi produk.
b. Design
Fungsi desain memainkan peranan utama dalam menentukan bentuk fisik
produk. Fungsi ini termasuk engineering design(mechanical, electrical,
software, dll) dan industrial design(aesthetics, ergonomics, user interface,
dll)
c. Manufacturing
Fungsi manufactur bertanggungjawab untuk mendesain dan
mengoperasikan system produksi untuk memproduksi produk. Temasuk
dalam fungsi ini adalah purchasing, distribution, dan instalasi.
Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek
pengembangan produk secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai
dan sebelum tim pengembang yang lebih besar dibentuk. Perencanaan produk
merupakan suatu kejadian yang mempertimbangkan portofolio suatu proyek,
sehingga suatu organisasi dapat mengikuti dan menetukan bagian apa dari proyek
yang akan diikuti selama periode tertentu. Kegiatan perencanaan produk
menjamin bahwa proyek pengembangan produk mendukung strategi bisnis
perusahaan yang lebih luas dan menentukan:
8
1) Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan.
2) Kombinasi pengembangan produk (produk baru, produk platform, atau
produk turunan).
3) Keterkaitan antar proyek dalam suatu portofolio.
4) Waktu dan urutan proyek.
Setiap proyek terpilih dilengkapi dengan tim pengembang produk. Tim ini
harus mengetahui misi proyek sebelum dimulai pengembangan. Misi
setiap proyek seharusnya memuat:
a) Segmen pasar yang dapat dipertimbangkan untuk merancang dan
mengembangkan produk.
b) Teknologi yang digunakan.
c) Target proyek secara finansial.
d) Anggaran dan deadline proyek.
9
Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:
1. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada.
2. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing.
3. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis.
4. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya
idup, demografi dan teknologi untuk kategori yang produk ada dan
peluang-peluang kategori produk baru.
2.2.2 Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan
memprioritaskan peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang
sudah ada adalah:
a. Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan
produk yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini
digunakan untuk memilih peluang. Pada umumnya perusahaan
melakukan diskusi pada tingkat manajemen merupakan sebuah
kompetensi strategi dan membantu dalam bersaing. Beberapa strategi
yang mungkin untuk diterapkan:
a) Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi.
b) Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya.
c) Fokus pelanggan.
d) Produk tiruan.
b. Segmentasi pasar
Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan
untuk mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan
produk perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang
jelas. Pemetaan produk-produk pesaing dan milik sendiri dalam
segmen-segmen akan membantu perusahaan dalam memperkirakan
peluang produk yang menyebabkan kelemahan lini produknya dan dan
yang memanfaatkan kelemahan dari penawaran pesaing.
10
c. Perkembangan teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang
utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang
baru dalam lini produk.
d. Perencanaan platform produk
Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam
sekumpulan produk. Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi
turunan produk untuk dirancang lebih cepat dan mudah, yang setiap
produk memberikan ciri-ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar
utama.
Keputusan mengenai platform produk sangat berkaitan dengan usaha
pengembangan produk dari perusahaan dan untuk memutuskan mengenai
teknologi mana yang akan digunakan untuk produk baru.
Satu teknik untuk mengkoordinasikan pengembangan teknologi dengan
perencanaan produk adalah peta jalur teknologi. Peta jalur teknologi
merupakan cara untuk menunjukkan ketersediaan yang diharapkan dan
masa depan penggunaan berbagai teknologi yang relevan untuk produk
yang dipertimbangkan.
e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental
Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara
fundamental adalah:
1) Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata).
2) Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun).
3) Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya).
4) Pengetahuan perusahaan mengenai pasar.
5) Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi.
6) Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
7) Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
8) Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio
sesuai dengan dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan
11
mempertimbangkan implikasi dari keputusan perencanaan. Pendekatan
pemetaan yang dikemukakan Cooper et al (1998) melibatkan dimensi
seperti resiko teknis, pengembalian finansial, daya tarik pasar dan
sebagainya.
2.2.3 Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
a. Pengelolaan sumber daya
Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan
sumber daya secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang
beralasan untuk diselesaikan berdasarkan sumber daya yang
dianggarkan.
b. Penentuan waktu proyek
Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-
faktor:
1) Penentuan waktu pengenalan produk.
2) Kesiapan teknologi.
3) Kesiapan pasar.
4) Persaingan dalam penawaran produk.
2.2.4 Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya
penting digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut
tim inti. Pada poin ini pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis
kembali sebagai suatu pernyataan visi produk.
Sasaran yang terdefinisi dalam pernyataan visi produk kadang sangatlah
umum. Untuk memberikan petunjuk yang jelas bagi organisasi pengembangan
produk, biasanya tim memformulasikan suatu definisi yang lebih detail dari pasar
target dan asumsi-asumsi yang mendasari operasional tim pengembangan.
Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat dalam suatu pernyataan
misi.
a. Pernyataan misi
Pernyataan misi mencakup:
1) Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk
12
pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk
secara spesifik.
2) Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas.
3) Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan
pasar kedua yang perlu dipertimbangkan dalam suatu
pengembangan.
4) Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan.
5) Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan
pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit
seluruh stakeholder dari produk. Daftar stakeholder dimulai dari
pengguna akhir dan pelanggan eksternal yang membuat
keputusan-keputusan tentang produk.
6) Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi tim untuk
mempertimbangakn kebutuhan setiap konsumen.
b. Asumsi dan batasan
Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk
lebih terarah. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam
menyatakan asumsi dan batasan:
1) Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan
batasan operasional manufaktur.
2) Pelayanan. Pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan
sangat menentukan keberhasilan perusahaan, sehingga
perusahaan perlu menyatakan sasaran strategis untuk tingkat-
tingkat kualitas pelayanan.
3) Lingkungan. Sasarannya adalah bahwa seluruh komponenakan
dimanufaktur kembali atau didaur ulang atau keduanya
Sehingga seharusnya tidak ada komponen yang dibuang
pelanggan.
4) Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan
lain.
2.2.5 Merefleksikan hasil dengan proses
13
Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya
menanyakan beberapa pertanyaan untuk memperkirakan kualitas hasil dan proses.
Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan,
suatu reality check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan.
Langkah awal ini merupakan waktu untuk perbaikan.
14
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi
menjadi empat tahap, yaitu :
15
dasar per kapita karena kejenuhan pasar, dan masa depan
penjualan ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan permintaan
pengganti.
3) Fase kedewasaan menurun (decaying maturity): Penjualan
menurun dan konsumen mulai beralih ke produk lain.
Terdapat tiga cara bermanfaat yang mengubah jumlah pemakaian
terhadap suatu merek (brand), yaitu:
1) Modifikasi pasar (market modification): dengan konsep menarik
perhatian orang yang bukan pemakai, memasuki segmen pasar
baru, dan merebut pelanggan pesaing.
2) Modifikasi produk (product modification): meningkatkan volume
penjualan dengan cara memodifikasi karakteristik produk melalui
peningkatan mutu produk, peningkatan ciri-ciri atau fitur-fitur
produk, dan peningkatan model produk.
3) Modifikasi bauran pasar (marketing program modification):
dengan diskon harga, distribusi, iklan, sales, personil penjualan
(personal selling), dan pelayanan (services).
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu
mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang
yang baru. Dalam tahap ini, barang baru harus sudah dipasarkan untuk
menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing
sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting karena
permintaan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera
ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan
hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas'
Altematif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat
penjualan menurun antara lain:
c. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
d. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta
program produksiny a agar lebih efisien.
16
e. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
f. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai laba
optimum pada barang yang sudah ada.
g. Meninggalkan sama sekali barang tersebut. (Rahayu, t.thn.)
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
18
melakukan proses pembuatan awal bahan baku kelapa. Interview juga
dilakukan pada orang-orang yang mengkonsumsi produk Minyak VCO ini
serta meminta pendapat.
Adapun langkah-langkah Morphologcal Chart adalah sebagai berikut:
a. Masalah yang akan dipecahkan harus dirumuskan seakurat
mungkin.
b. Indentifikasi semua parameter yang mungkin ada.
c. Buat diagram morfology dengan parameter sebagai baris.
d. Isi kolom dengan komponen yang berhubungan dengan parameter
tertentu, komponen dapat ditentukan dengan menganalisis produk
sejenis maupun dengan menggunakan prinsip baru.
e. Gunakan strategi evaluasi analisa baris dan pengelompokan
parameter sebagai batasan solusi utama.
f. Ciptakan solusi dengan menggabungkan setidaknya satu komponen
dari masing-masing parameter.
g. Hati-hati dalam mengevaluasi dan menganalisis solusi yang
berkaitan dengan persyaratan desain, dan pilihlah beberapa solusi
utama minimal 3 solusi.
h. Solusi utama yang dipilih akan dikembangkan secara rinci dalam
bagian yang tersisa dalam proses desain.
Pengolahan data penelitian yang telah dikumpulkan merupakan suatu cara
untuk mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat di
baca atau di tafsirkan. Pengolahan data yang akan dilakukan adalah dengan
membuat Morphological Chart.
Pada penelitian ini metode yang pertama kali digunakan ialah data
wawancara, selain itu perlu adanya analisis mengenai bentuk/visual dari bahan
kaopi tersebut serta analisis pendapat/keinginan konsumen
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
20
4.2 Cara Kerja
21
Gambar 4.2 Minyak VCO
Kelapa Tua
22
Membuat VCO tidak sesulit yang dibayangkan. Bahkan, teknologi
pembuatan VCO telah dilakukan oleh nenek moyang kita secara turun-temurun.
Namun, cara tradisional perlu dibenahi agar kualitas VCO yang dihasilkan lebih
baik. Disamping teknologi yang diterapkan sangat sederhana, bahan baku pun
tersedia melimpah di Indonesia. Oleh karenanya pembuatan VCO sangat
memungkinkan untuk diterapkan oleh petani di pedesaan sekalipun.
Kandungan kimia yang paling utama (tinggi) dalam sebutir kelapa yaitu
air, protein, dan lemak. Ketiga senyawa tersebut merupakan jenis emulsi dengan
protein sebagai emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari campuran
dua zat atau lebih yang sama, di mana zat yang satu terdapat dalam keadaan
terpisah secara halus atau merata di dalam zat yang lain. Sementara yang
dimaksud dengan emulgator adalah zat yang berfungsi untuk mempererat
(memperkuat) emulsi tersebut. Dari ikatan tersebut protein akan mengikat butir-
butir minyak kelapa dengan suatu lapisan tipis sehingga butir-butir minyak tidak
akan bisa bergabung, demikian juga dengan air. Emulsi tersebut tidak akan pernah
pecah karena masih ada tegangan muka protein air yang lebih kecil dari protein
minyak.
Minyak kelapa (VCO) baru bisa keluar jika ikatan emulsi tersebut
dirusak. Untuk merusak emulsi tersebut banyak sekali cara, yaitu dengan
sentrifugasi, pengasaman, penggaraman dan enzimatis. Masing-masing cara
tersebut memilki kelebihan dan kekurangan. Namun, secara umum teknologi
tersebut sangat aplikatif.
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Minyak kelapa adalah minyak nabati yang diekstrak dari daging buah
kelapa. Berdasarkan teknik ekstraksinya, minyak kelapa bisa dikelompokkan atas
tiga jenis: Minyak Kelapa Virgin (Virgin Coconut Oil - VCO), Minyak Kelapa
Non-RBD, dan Minyak Kelapa RBD (Refine, Bleach, Deodorize).
Minyak kelapa (VCO) baru bisa keluar jika ikatan emulsi tersebut dirusak.
Untuk merusak emulsi tersebut banyak sekali cara, yaitu dengan sentrifugasi,
pengasaman, penggaraman dan enzimatis. Masing-masing cara tersebut memilki
kelebihan dan kekurangan. Namun, secara umum teknologi tersebut sangat
aplikatif.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan proses penyaringan yang lebih baik agar didapat minyak
kelapa murni yang lebih bening.
2. Perlunya peralatan yang lebih baik dalam proses pemisahan
sehingga diperoleh rendemen minyak kelapa murni yang lebih tinggi.
24
DAFTAR PUSTAKA
25