Disusun Oleh :
Elok Faiqoh (181916058)
Fera Eka Putri Sri Maryadi (181916060)
Nina (181916067)
Sri Maryati (181916073)
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai dengan baik dan
lancar. Penyusun berterimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan
membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Analisa Klinik.
Makalah ini menggabungkan sejumlah informasi dengan judul “Produk
Fermentasi (Sereal, Legum, dan Umbi)”. Penyusun berharap dengan informasi
yang di dapat kemudian di sajikan dapat memberikan penjelasan dan manfaat
bagi setiap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
2.3.1 Pengertian umbi-umbian .................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
menjadi seni rumah tangga di negara-negara tersebut (Chaven dan
Kadam 1989). Prospek untuk menerapkan teknologi canggih untuk
makanan fermentasi adat (Wood 1994) dan untuk produksi produkaditif
nilai tambah, seperti warna, rasa, enzim, antimikroba, dan produk-
produk kesehatan (Masak 1994) selama fermentasi makanan telah
ditinjau.
2
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui produk fermentasi sereal.
2. Untuk mengetahui adat fermentasi sereal.
3. Untuk mengetahui pentingnya dan manfaat fermentasi sereal.
4. Untuk mengetahui klasifikasi fermentasi sosial.
5. Untuk mengetahui produk fermentasi legum.
6. Untuk mengetahui manfaat fermentasi legum.
7. Untuk mengetahui proses fermentasi.
8. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugiaan fermentasi legum.
9. Untuk mengetahui produk fermentasi umbi.
10. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugiaan fermentasi umbi.
11. Untuk mengetahui contoh produk fermentasi umbi.
1.4. Manfaat
1. Untuk penyusun dapat bisa lebih memahami materi yang dibahas makalah
ini.
2. Untuk pembaca dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk
pembelajaran.
3. Untuk institusi dapat dijadikan sebagai bahan belajar untuk angkatan
selanjutnya.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Selain dari fermentasi alkohol dan produksi yogurt dan beragi,
fermentasi makanan terus menjadi penting terutama di negara-negara
berkembang di mana kurangnya sumber daya membatasi penggunaan
teknik seperti vitamin pengayaan makanan, dan penggunaan energi dan
proses padat modal untukpengawetan makanan.
Teknologi memproduksi berbagai makanan fermentasi adat dari
sereal tetap menjadi seni rumah tangga di negara-negara tersebut
(Chaven dan Kadam 1989). Prospek untuk menerapkan teknologi
canggih untuk makanan fermentasi adat (Wood 1994) dan untuk
produksi produk aditif nilai tambah, seperti warna, rasa, enzim,
antimikroba, dan produk-produk kesehatan (Masak 1994) selama
fermentasi makanan telah ditinjau.
2.1.2. Adat fermentasi sereal
5
penting untuk makanan fermentasi di semua bagian dunia dan staples di
anak benua India, di Asia, dan Afrika. Fermentasi menyebabkan
perubahan dalam indeks kualitas makanan termasuk tekstur, rasa,
penampilan, gizi dan keamanan.
Manfaat fermentasi dapat mencakup perbaikan palatabilitas dan
penerimaan dengan mengembangkan ditingkatkan rasa dan tekstur;
pelestarian melalui pembentukan Acidulants, alkohol, dan senyawa
antibakteri; pengayaan konten nutrisi oleh sintesis mikroba nutrisi
penting dan meningkatkan kecernaan protein dan
karbohidrat; penghapusan antinutrients, toxicants alam dan
mikotoksin; dan penurunan waktu memasak . Isi dan kualitas protein
sereal dapat ditingkatkan dengan fermentasi (Wang dan Fields 1978; .
Cahvan et al 1988). Fermentasi alami sereal meningkatkan nilai mereka
relatif nutrisi dan tersedia lisin (Hamad dan Fields 1979). Fermentasi
bakteri yang melibatkan aktivitas proteolitik diharapkan dapat
meningkatkan ketersediaan biologis asam amino esensial lebih daripada
fermentasi ragi yang terutama menurunkan karbohidrat (Chaven dan
Kadam 1989). Pati dan serat cenderung menurun selama fermentasi
sereal (El - Tinay et al.1979). Meskipun tidak akan diharapkan bahwa
fermentasi akan mengubah kandungan mineral dari produk, hidrolisis
chelating agen seperti asam fitat selama fermentasi, meningkatkan
bioavailabilitas mineral. Perubahan kandungan vitamin sereal dengan
fermentasibervariasi sesuai dengan proses fermentasi, dan bahan baku
yang digunakan dalam fermentasi. Kelompok vitamin B secara umum
menunjukkan peningkatan pada fermentasi (Chavan et al. 1989).
Selama fermentasi jagung atau kaffircorn dalam penyusunan bir kaffir,
tingkat tiamin yang hampir tidak berubah, namun riboflavin dan niacin
isinya hampir dua kali lipat (Steinkraus 1994) .
Afrika adalah salah satu produsen terendah sereal secaraglobal
.Sereal utama tumbuh di Afrika termasuk jagung, padi, sorghum dan
millet. Sereal yang lebih luas digunakan sebagai makanan dinegara-
6
negara Afrika, dari pada di negara maju. Bahkan, sereal menjelaskan
sebanyak 77% dari total konsumsi kalori di negara-negara Afrika
(Mitchell danIngro, 1993), dan berkontribusi besar terhadap asupan
protein di sejumlah negara-negara ini. Sebagian besar makanan berbasis
sereal tradisional dikonsumsi di Afrika di proses dengan fermentasi
alami. Sereal fermentasi sangat penting sebagai penyapihan makanan
untuk bayi dan kokoh sebagai makanan untuk orang dewasa. Bab ini
meninjau produksi sejumlah sereal tradisional fermentasi di negara-
negara Afrika.
Produk makanan berbasis sereal fermentasi diproduksi di
negara-negara Afrika dapat diklasifikasikan atas dasar baik baku bahan
sereal yang digunakan dalam persiapan mereka, atau tekstur dari produk
fermentasi.
2.1.4. Klasifikasi fermentasi sereal
1. Klasifikasi atas dasar bahan baku sereal :
a. Misalnya makanan berbasis gandum Bouza ,Kishk.
b. Makanan berbasis padi misalnya Busa
c. Makanan berbasis jagung mis. ogi, roti, kenkey.
d. Makanan berbasis millet misalnya kunu zaki.
e. Makanan sorgum berbasis mis Pito, ogi, bogobe, Kisra, burukutu,
Kisra, injera.
f. Makanan barley berbasis mis bir.
2. Klasifikasi berdasarkan tekstur :
a. Cair (bubur) misalnya ogi, mahewu, buru kutu, Pito, RAHIM,
IRWAN.
b. Padat (adonan) dan pangsit misalnya kenkey, agidi.
c. Kering (roti) misalnya Kisra, injera.
7
2.2. Produk Fermentasi Legum
Filum : Spermatophyta
Subfilum : Angiospermae
Kelas : Dicotylidonae
Ordo : Rosales
Subordo : Rosinae
8
Famili : Leguminoseae
9
kemudian disimpan dalam bagian-bagian tubuhnya, utamanya pada
bagian akar. Unsur nitrogen yang ditangkap oleh tumbuhan legum
dan disimpan diakar diserap oleh tanah sekitarnya yang bermanfaat
meningkatkan kualitas kesuburan tanah.
2. Sebagai Penyuplai Nitrogen bagi Rumput
10
Silase adalah hijauan makanan ternak yang disimpan dalam
keadaan segar dengan kadar air 60-70% disimpan dalam suatu tempat
yang kedap udara yang disebut silo (Anonim, 1983). Sedangkan
Schukking (1977) menyatakan bahwa yang disebut silase adalah
pengawetan hijauan makanan ternak dengan menggunakan bakteri
pembentuk asam laktat dengan kondisi hampa udara (anaerobik) yang
menyebabkan rendahnya pH, maka terjadilah keadaan stabil sehingga
tidak terjadi pembusukan. Selanjutnya Noller (1973) menyatakan,
bahwa silase adalah hasil dari fermentasi anaerobik terkontrol dari
hijauan atau hasil fermentasi hampa udara.
Prinsip pembuatan silase ditentukan oleh tiga faktor yang saling berkaitan,
yaitu :
Jumlah udara yang dikeluarkan atau udara yang tertinggal dalam silo
Bakteri yang terdapat dalam silase dan yang ikut dalam proses ensile
11
Secara prinsip, pembuatan pakan ternak dalam bentuk silase
seperti halnya proses fermentasi pada umumnya. Adapun bahan-bahan
yang digunakan terdiri dari tiga kelompok atau komponen bahan, yakni
kelompok bahan pakan hijauan yang menjadi bahan utama, kelompok
bahan pakan konsentrat, dan kelompok bahan pakan aditif.
Bahan pakan hijauan yang dimaksud dapat berupa bahan pakan
dari hijauan makanan ternak, seperti rumput gajah (Pennisetum
purpureum), rumput kolonjono (Panicum mulicum), tanaman jagung
(Zea mays), dan rumput-rumput lainnya.
Selain dari HMT, limbah-limbah dari sisa panen seperti jerami
padi dan jerami kedelai juga dapat digunakan. Bahan pakan tersebut
sebagai sumber serat utama. Sementara itu kelompok bahan pakan
konsentrat dapat berupa dedak padi atau bekatul, onggok dari ampas
tapioka, jagung, ampas tahu, dan lain-lain.
Bahan pakan konsentrat itu bermanfaat untuk memperbaiki
kandungan nutrisi dari pakan yang dihasilkan serta sebagai substrat
penopang proses fermentasi. Kelompok ketiga adalah bahan-bahan
aditif. Bahan aditif dapat terdiri dari campuran urea, mineral, dan lain-
lain.
Selain bahan baku, dalam pembuatan silase dibutuhkan pula
tempat atau wadah yang disebut silo. Sebelum diberikan kepada hewan
ternak, silase harus "dierami" dengan waktu pemeraman mencapai tiga
minggu. Barulah setelah itu silase dapat dibuka, dipanen, dan diberikan
pada ternak.
Proses pembuatan silase juga tidak memerlukan pengeringan,
sehingga dapat meminimalkan kerusakan zat makanan atau nutrisi
akibat pemanasan. Silase juga mengandung sejumlah asam organikyang
berfungsi menjaga keseimbangan populasi mikroorganisme pada rumen
(perut) sapi.
Menurut Breirem dan Ulvesli (1960) yang dikutip oleh Mcllroy
(1977), bahwa silase yang baik adalah yang mempunyai :
12
pH yang rendah (4,2)
Bau silase : sebaiknya bau silase agak asam dan tidak tajam. Bau
asam butirat yang tajam dan bau ammonia yang busuk menunjukkan
bahwa protein kasar yang terkandung dalam silase mengalami
penguraian.
Tekstur : kelihatan masih jelas dan tidak terlalu jauh beda dengan
bahan asalnya.
13
c. pembuatan silase juga bertujuan untuk menampung kelebihan
produksi hijauan pakan ternak atau memanfaatkan hijauan pada
saat pertumbuhan terbaik tetapi belum digunakan.
14
Kerusakanumbi-umbian sering disebabkan oleh pertumbuhan
kapang yaitu bulukan karena kandungan utama dari umbi-umbian
adalah karbohidrat. umbi-umbian umumnya diawetkan dengan cara
pengeringan, tetapi jika proses pengeringannya kurang baik sehingga
bahan sering tumbuh berbagai kapang perusak pangan.
2.3.3. Contoh produk fermentasi umbi-umbian
1. Tape ubi kayu
2. Tape ubi jalar
3. Growol
4. Produk dari afrika : gari, fufu,dll
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
16
pangan. Contoh produk fermentasi umbi yaitu tape ubi kayu, tape ubi jalar,
growol dan lain-lain.
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena irtu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yanmg
sifatnya membangun dalam makalah selanjutnya bisa lebihbaik lagi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Lipi. 2018. Silase, pakan ternak berkualitas dan tahan lama (online) tersedia:
http://lipi.go.id/lipimedia/silase-pakan-ternak-berkualitas-dan-tahan-
lama/10793 Diakses pada tanggal 25 Juni 2021 pada pukul 23.00 WIB.
18