Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH HASIL HUTAN BUKAN KAYU

“Minyak Lemak dari Kemiri, Ketapang dan Macadamia”

Oleh
KELOMPOK 2 :

SYAHRUL RAHMAN (M1A117047)


RICKY ASTAWAN (M1A117046)
SYAHRUL EFENDI
ANDRA
IPING
KRIS
NANDA
FENDI 016

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya teruntuk Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Semoga petunjuk dan bimbingan yang diberikan menjadi amal saleh dan

mendapat pahala di sisi Allah SWT. Penulis menyadari makalah ini masih terdapat

kekurangan, untuk itu masukan berupa kritikan dan saran agar sempurnanya makalah

ini penulis terima dengan segala kerendahan hati

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih, mudah-mudahan makalah ini

bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Kendari, 04 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB. I PENDAHULUAN ....................................................................................

1.1 Latar Belakang .......................................................................................

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................

1.3 Manfaat ..................................................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................

2.1 Kandungan yang Terdapat pada Minyak Kemiri, Ketapang,

dan Macadamia ............................................................................................

2.2 Proses Produksi Minyak Kemiri, Ketapang, dan Macadamia ...............

2.3 Perkembangan dan Potensi Minyak Kemiri, Ketapang dan

Macadamia ...................................................................................................

BAB III. PENUTUP .............................................................................................

3.1 Kesimpulan ............................................................................................

3.2 Saran ......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kemiri (aleurites moluccana wild) atau candle nut adalah salah satu tanaman

industry dari family euphorbiaceae yang tersebar didaerah tropik dan subtropik.

Kemiri merupakan bahan dasar cat, pernis, tinta, sabun, pengawet kayu, minyak

rambut dan bahan pembatik, sedang isi biji sebagai bumbu masak. Kemiri dapat juga

sebagai obat kulit, obat pinggang, sakit kepala, demam, borok, bisul, disentri, dan

sariawan. Kemiri telah dikenal sejak lama dan merupakan salah satu produk ekspor

Indonesia.Negara tujuan ekspor utama kemiri adalah Singapura, Malaysia,

Netherlands dan Saudi Arabia. produksi kemiri di Kabupaten Banjar pada tahun 2013

mencapai 370 Ton/tahun.

Profil asam lemak biji ketapang dari 75 spesies tumbuhan yang memiliki

kandungan minyak biji lebih dari 30%, diantaranya, Azadirachta indica,

Calophyllum, Jatropha curcas dan Pongamia pinnata. Arjulis dan Rina (2007)

menganalisis kandugan minyak biji ketapang (Terminalia catappa L) dan menunjukan

bahwa dalam uji pendahuluan kandungan minyaknya sebesar 38,41-58,89%,

menghasilkan randemen minyak sebesar 56%. Dari hasil penelitian tersebut dapat

dikatakan bahwa Terminalia catappa L mempunyai potensi cukup besar untuk

dijadikan sebagai salah satu bahan dasar biodiesel.


Macadamia oil atau minyak Macadamia adalah minyak botani yang unik

karena tinggi asam palmitoleat, asam lemak tak jenuh tunggal dan cocok dengan

komposisi asam lemak pada kulit. Asam palmitoleat ditemukan dalam sebum

manusia, tetapi menurun drastis pada usia dewasa. Macadamia oil dapat dengan

mudah diaplikasikan dan tidak lengket. Minyak nabati ini dapat berpenetrasi dalam

kulit karena komponen di dalamnya sangat mirip dengan minyak alami kulit serta

berfungsi untuk mempertahankan kelembaban dan menutrisi kulit. Macadamia oil

sangat tinggi akan antioksidan alami, alpha tocopherol (vitamin E) dalam minyak

berasal dari kulit kacang Macadamia. Macadamia oil juga mengandung banyak asam

oleat yang sangat bagus untuk melembutkan kulit, meregenerasi sel kulit,

melembabkan kulit, dan merupakan anti-inflamasi alami. Kandungan asam linoleat

membantu mengembalikan fungsi barrier kulit dan mengurangi transepidermal water

loss.

1.2.Rumusan Masalah

a. Apa saja kandungan yang terdapat pada minyak kemiri, ketapang dan

macadamia?

b. Bagaimana proses produksi minyak kemiri, ketapang dan macadamia?

c. Bagaimana perkembangan dan potensi dari minyak kemiri, ketapang dan

macadamia?

1.3. Manfaat

Manfaat dari makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis pohon

penghasil minyak dan cara memproduksinya sampai tahap penjualan minyak.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kandungan yang Terdapat pada Minyak Kemiri, Ketapang, dan Macadamia

Kandungan asam lemak minyak kemiri terdiri atas asam stearat, oleat,

linoleat, dan eleostearat. Minyak ini mengandung racun sehingga tidak dapat

dikonsumsi karena mengandung asam eleostearat dalam minyak merupakan senyawa

yang mangakibatkan minyak kemiri.

Biji ketapang diduga berasal dari kandungan senyawa senyawa yang bersifat

basa. Penurunan kekuatan rasa disebabkan oleh proses kerusakan minyak yang

menghasilkan asam lemak bebas yang dapat mengendapkan basa tersebut. Semakin

lama penyimpanan, asam lemak bebas yang terbentuk semakin besar sehingga

kandungan basa semakin menurun menyebabkan penurunan kekuatan rasa.

Macadamia Oil merupakan minyak dengan nilai kesehatan yang tinggi karena

selain kandungan asam lemak omega 6 yang dimilikinya, minyak macadamia

termasuk minyak dengan asam lemak omega 9 tertinggi di alam, yaitu sebesar 79%

sehingga sangat baik untuk mendukung fungsi organ dalam tubuh, menurunkan

kolesterol jahat (LDL), serta meningkatkan kolesterol baik (HDL) dalam plasma

darah. Selain itu, macadamia oil memiliki kandungan antioksidan tokotrienol yang

sangat baik untuk menangkal radikal bebas dan mencegah berbagai penyakit

degeneratif. Macadamia oil memiliki titik didih 210°C baik untuk digunakan

menggoreng (stir frying).


Minyak macadamia dipenuhi dengan antioksidan, asam lemak esensial dan

flavonoid, minyak biji macadamia menjadi bahan favorit yang sering masuk dalam

skin care anti aging. Minyak biji macadamia juga merupakan sumber asam

palmitoleat (omega 7), salah satu antioksidan yang mendukung terbentuknya

membran sel sehat yang melembabkan kulit. Minyak dari biji macadamia mirip

dengan minyak alami dari kulit dan dapat menghidrasi kulit tanpa menyumbat pori-

pori. Minyak macadamia juga non-komedogenik sehingga cocok bagi kamu yang

memiliki kulit rawan jerawat.

2.2. Proses Produksi Minyak Kemiri, Ketapang, dan Macadamia

Kemiri minyak mulai berproduksi setelah umur 3-4 tahun dengan produksi

awal ± 50 kg biji kering /pohon/tahun, tanaman yang berasal dari benih grafting dapat

berproduksi lebih awal yaitu 2-3 tahun. Panen dilakukan pada saat buah telah masak

fisiologis yang ditandai dengan kulit buah 2/3 bagian berwarna kuning kecoklatan

dan bila di remas kulit buah terasa lembut dan empuk. Buah siap panen akan

diperoleh kurang lebih 6 bulan setelah pembungaan. Pembuatan minyak kemiri dapat

dilakukan dengan cara sederhana dan mudah dilakukan oleh masyarakat. Perlakuan

pemanasan pada biji kemiri dan daging kemiri sebelum proses pemecahan dan

pengepresan serta penggunaan arang aktif dan bentonit pada tahap pemurnian minyak

akan mempengaruhi kualitas minyak kemiri.

Minyak kemiri yang dihasilkan dari kondisi terbaik (penyangraian selama 1,5

jam) kemudian dimurnikan menggunakan arang aktif dan bentonit pada konsentrasi

2%, 3% dan 4% serta diuji sifat fisiko-kimianya. Penggunaan arang aktif sebesar 2%
menghasilkan sifat fisiko-kimia minyak kemiri yang optimum dan telah memenuhi

Standar Nasional Indonesia untuk indeks bias, berat jenis, bilangan iod dan bilangan

asam. Kualitas minyak kemiri akan dipengaruhi oleh proses pembuatannya yaitu pada

tahap pemecahan biji kemiri, pembuatan minyak kemiri dan pemurnian minyak

kemiri. Perlakuan yang biasa diterapkan pada tahap pemecahan biji kemiri adalah

pemanasan biji kemiri sebelum dipecahkan yaitu perebusan, penyangraian dan

penjemuran. Begitu juga pada tahap pembuatan minyaknya, cara atau tipe yang

digunakan akan menentukan kualitas minyak yang dihasilkan. Tahapan terakhir

adalah berupa pemurnian minyak kemiri, pada umumnya berupa pengurangan kadar

air, penyaringan dan pemucatan.

Minyak kemiri diperoleh dari daging kemiri yang telah mengalami ekstraksi.

Ekstraksi dapat dilakukan secara mekanis dan pelarutan (Ketaren, 1986). Cara

mekanis lebih sederhana dan dapat dilakukan dengan pengempaan hidraulik atau

pengempaan berulir. Pada pengempaan mekanis diperlukan perlakuan pendahuluan

sebelum minyak/lemak dipisahkan untuk menghasilkan kualitas minyak lebih baik.

Proses pembuatan biodiesel dari minyak kemiri sunan dibagi menjadi dua

tahapan, yaitu tahap esterifikasi dan transesterifikasi. Sebelum dilakukan sintesis,

minyak kemiri sunan diuji kandungan asam lemak bebas, densitas, viskositas dan

komposisi menggunakan gas chromathography-mass spectrometry (GC-MS). Tahap

esterifikasi minyak kemiri sunan direaksikan dengan metanol dengan katalis H2SO4

pada kondisi tetap yaitu rasio minyak terhadap metanol 1:5, jumlah katalis 0,5%-berat

minyak, suhu 60oC dan waktu reaksi 2 jam. Hasil esterifikasi dipisahkan antara

lapisan fasa minyak dibagian atas dan fasa air di bagian bawah. Produk bagian fasa
minyak setelah dipisahkan, dicuci dengan air dan dianalisis kandungan asam lemak

bebasnya. Analisis kandungan asam lemak bebas dilakukan secara titrasi dengan

larutan KOH alkoholis.

Ketapang merupakan tumbuhan asli Asia Tenggara termasuk Indonesia, dan

telah dikembangkan di Australia Utara, Polinesia, Pakistan, India, Afrika Timur dan

Barat, Madagaskar dan dataran rendah Amerika Selatan dan Tengah. Di Indonesia,

tanaman ini tersebar secara alami hampir diseluruh wilayah Indonesia kecuali

Sumatera dan Kalimantan. Biji ketapang mengandung minyak dan dapat dimakan

dengan rasa yang mirip dengan kacang almond dan berpotensi menggantikan biji

almond sebagai bahan pembuat kue. Biji ketapang mengandung minyak 50% dari

bobot biji kering. Minyak biji ketapang berwarna kuning dengan kandungan asam-

asam lemak seperti palmitat (55,5%), asam oleat (23,3%), asam linoleat, asam stearat,

asam miristat, serta berbagai macam asam amino (Ahira, 2013).

Sebagian besar, ketapang akan berbuah 3–5 tahun setelah ditanam, dan akan

berbuah teratur sekali atau dua kali dalam satu tahun, tergantung pada lokasi dan

kesehatan pohon. Pohon ketapang yang baru berbuah dapat menghasilkan 5 kg biji

per pohon dalam sekali panen, dengan 500-800 biji per kilo atau 24 buah segar

perkilo, namun jumlah tersebut bisa dua kali lipat apabila ketapang tumbuh di tempat

yang tepat. Buahnya batu berbentuk bulat telur agak gepeng dan bersegi. Saat muda

buah ketapang berwarna hijau kekuningan dan berubah menjadi ungu kemerahan saat

matang. Bagian lain dari pohon ketapang juga memiliki manfaat yang beragam yaitu

kulit batang dan daunnya dapat dimanfaatkan sebagai penyamak kulit dan pewarna

alami. Daunnya juga dapat digunakan sebagai obat rematik. Kulit batang dan daun
mengandung tannin yang dapat dimanfaatkan sebagai astrigen pada disentri dan

sariawan, sebagai diuretic dan kardiotonik dan juga sebagai obat luar pada kulit yang

luka.

Makadamia (Macadamia sp.) berasal dari Australia, Kaledonia Baru dan

Indonesia.. Di Indonesia, makadamia(M.hildebrandii) banyak terdapat di Sulawesi

Tengah dan Sumatera Utara, dan dikenal sebagai “buah tahan api”. Di Sulawesi,

makadamia dikenal dengan nama perande, tinapu, kayu balomatoa, dan kanjole.

Dalam keadaan baik, pohon dewasa menghasilkan 136,36 kg biji/tahun dan dalam

keadaan kurang mendukung seperti cuaca berangin menyebabkan banyak bunga

rusak sehingga hanya dapat menghasilkan antara 22,73 – 90,91 kg biji/tahun

(Anonim, 2011).

Minyak Macadamia adalah minyak botani yang unik karena tinggi asam

palmitoleat, asam lemak tak jenuh tunggal dan cocok dengan komposisi asam lemak

pada kulit. Asam palmitoleat ditemukan dalam sebum manusia, tetapi menurun

drastis pada usia dewasa. Macadamia oil dapat dengan mudah diaplikasikan dan tidak

lengket. Minyak nabati ini dapat berpenetrasi dalam kulit karena komponen di

dalamnya sangat mirip dengan minyak alami kulit serta berfungsi untuk

mempertahankan kelembaban dan menutrisi kulit. Macadamia oil sangat tinggi akan

antioksidan alami, alpha tocopherol (vitamin E) dalam minyak berasal dari kulit

kacang Macadamia.

Macadamia oil juga mengandung banyak asam oleat yang sangat bagus untuk

melembutkan kulit, meregenerasi sel kulit, melembabkan kulit, dan merupakan anti-

inflamasi alami. Kandungan asam linoleat membantu mengembalikan fungsi barrier


kulit dan mengurangi transepidermal water loss (TEWL). Pitosterol juga ditemukan

dalam jumlah efektif dimana sebagian besar terdiri dari B-sitosterol, campesterol dan

stigmasterol. Pitosterol ini memiliki fungsi yang mirip seperti kortison yaitu dapat

mengurangi rasa gatal, kemerahan, dan meredakan kulit yang teriritasi. Macadamia

oil juga mengandung squalene yang memberi manfaat dalam regenerasi sel dan

bermanfaat sebagai antioksidan dengan melindungi kulit dari UV-induced lipid

peroxidation. Minyak makadamia sering digunakan untuk terapi alami pemulihan

orang yang kecanduan alkohol, pemulihan gangguan hati, gangguan anemia dan

membersihkan saluran pembuluh nadi jantung. Hasil studi menunjukan,

mengonsumsi 40 gr kacang makadamia (setara 305 kalori), dapat menurunkan

kolesterol jahat (LDL) hingga 9% dalam waktu 5 minggu.

Proses pemanenan Kacang Macadamia sangat beragam ada dengan cara

pengumpulan dengan memetic langsung, menggoyang pohon, mengambil kacang

jatuh, menggunakan pemetik mekanik atau dengan Blower untuk meniup kacang

hingga jatuh ke jala. Setelah itu perlu dilakukan upaya untuk memecahkan tempurung

buah Macadamia yang sangat keras. Proses pengeringan pada sinar matahari

berlangsung 3 hari sehingga mengurangi kadar air kacangb Macadamia menjadi

sekitar 1,5%. Kacang Macadamia perlu melalui proses pengeringan dan

penggorengan lebih lama agar racun cyanogenic glycosides yang terkandung dalam

kacangnya dapat dinetralkan.


2.3. Perkembangan dan Potensi Minyak Kemiri, Ketapang dan Macadamia

Kemiri terutama ditanam untuk diambil bijinya. Di Jawa, kemiri adalah

bumbu penting dalam masakan Indonesia dan masakan Malaysia. Di Hawaii,

mengutip dari earthmedicineinstitute.com, kemiri dibakar dan dicampur dengan pasta

dan garam untuk membuat bumbu masak utama makanan tradisional Hawaii yang

disebut inamona. Beberapa bagian dari tanaman ini, dikutip dari Wikipedia, sudah

digunakan sebagai obat-obatan tradisional di daerah-daerah pedalaman. Minyaknya

digunakan sebagai bahan tambahan dalam perawatan rambut, untuk menyuburkan

rambut. Bijinya dapat digunakan sebagai obat. Dr A Seno Sastroamidjojo dalam

bukunya, Obat Asli Indonesia, menyebutkan bijinya dibakar dengan arang, lalu

dioleskan di sekitar pusar untuk obat sembelit. Di Minahasa, bijinya yang direbus

dengan bubur, juga dimanfaatkan untuk obat sakit perut. Di Jawa, kulit batangnya

digunakan untuk mengobati diare atau disentri.

Minyak kemiri terutama mengandung asam oleostearat. Minyak yang lekas

mengering ini, seperti dapat dibaca di Wikipedia, biasa digunakan untuk

mengawetkan kayu, sebagai pernis atau cat, melapis kertas agar anti-air, bahan sabun,

bahan campuran isolasi, dan pengganti karet. Inti biji kemiri mengandung 60–66

persen minyak. Di Hawaii, pada masa kuno, kemiri dibakar untuk menghasilkan

cahaya. Di Tonga, sampai sekarang, kemiri yang sudah matang dijadikan pasta

(tukilamulamu), dan digunakan sebagai sabun dan shampoo. Beberapa tahun lalu,

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri mengembangkan

kemiri jenis Aleurites trisperma, yang dikenal dengan nama kemiri sunan di beberapa
tempat, untuk digunakan sebagai bahan bakar nabati (BBN) dan sumber biodiesel.

Pengembangan tanaman kemiri sunan menjadi upaya pemerintah untuk mengurangi

ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak (BBM).

Ketapang adalah tanaman asli Asia Tenggara, dan mengutip dari Wikipedia,

umum ditemukan di wilayah ini kecuali di Sumatera dan Kalimantan yang agak

jarang didapati di alam. Pohon ini juga biasa ditanam di Australia bagian utara dan

Polinesia. Penyebarannya meliputi India, Pakistan, Madagaskar, Afrika Timur, Afrika

Barat, Amerika Tengah, serta Amerika Selatan. Biji ketapang dapat dimakan mentah

atau dimasak. Ada yang berpendapat rasanya lebih enak daripada biji kenari. Orang

memanfaatkannya sebagai pengganti biji amandel (almond) dalam pembuatan kue.

Inti bijinya yang kering setelah dijemur menghasilkan minyak berwarna kuning.

Minyak ini mengandung asam-asam lemak seperti asam palmitat (55,5 persen), asam

oleat (23,3 persen), asam linoleat, asam stearat dan asam miristat. Biji kering ini juga

mengandung protein (25 persen), gula (16 persen), serta berbagai macam asam

amino. Studi yang dimuat di eprints.ums.ac.id, menyebutkan berdasarkan beberapa

informasi buah ketapang sudah dimanfaatkan kulitnya sebagai briket, sedangkan

bijinya telah dimanfaatkan sebagai beberapa produk industri seperti tepung, selai,

kecap, dan sumber minyak nabati tetapi belum maksimal terutama di Indonesia.

Dr A Seno Sastroamidjojo dalam bukunya, Obat Asli Indonesia (1967)

menyebutkan khasiat akar, kulit, inti biji, dan daunnya untuk pengobatan. Rebusan

akarnya, menurutnya, memiliki khasiat sebagai obat pada pendarahan, radang selaput

lender usus, dan disentri. Kulit batangnya secara tradisional dimanfaatkan sebagai

obat sariawan dan radang selaput lendir. Inti biji ia sebutkan memiliki khasiat sebagai
penggiat fungsi kelenjar susu (meningkatkan produksi air susu). Daunnya memiliki

khasiat diafirektikum, obat bengkak sendi karena rematik (obat luar). Mengingat

khasiatnya yang demikian kaya, banyak peneliti mengeksplorasi khasiat ketapang

lebih lanjut untuk pengembangannya sebagai obat modern dan produk lain, termasuk

di Indonesia. Tempe dari biji ketapang juga pernah dibuat oleh Pradekatiwi (2010)

karena kandungan gizinya yang cukup tinggi sehingga memiliki potensi tinggi untuk

dijadikan pengganti kedelai dalam pembuatan tempe. Delima (2013), dalam studinya

menyebutkan kandungan gizi biji ketapang dimanfaatkan sebagai tepung yang

disubsitusikan dalam pembuatan cookies.

Kacang Macadamia dihargai sangat mahal bukan hanya karna rasa yang

lembut, tetapi juga karena minyak yang dihasilkan. Biji kacang macadamia dapat

menghasilkan minyak hinggal 80%. Minyak ini berguna untuk kosmetik, terutama

untuk produk perawatan kulit, karena merupakan alternatif untuk minyak mink

(pelembab extra untuk kulit). Harga kacang Macadamia kupas berkisar antara $30

sampai $40/kg alias kisaran Rp 350-450 ribu per kilonya. Kacang Macademia, salah

satu kacang yang juga dibudidayakan di Indonesia. Harga kacang jenis ini menjadi

termahal di dunia lantaran dikaitkan dengan alasan bahwa Pohon Macadamia harus

menunggu 7-10 tahun untuk menghasilkan kacang, dan juga kulit sangat keras

padahal kacang dijual harus dalam bentuk biji kacang saja.

Kacang macadamia merupakan tanaman suku Proteaceae yang berasal dari

Australia. Tanaman Macadamia berasal dari Australia Timur. Kacang ini memiliki

nilai ekonomis yang tinggi karena harga kacangnya mahal. Seperti jenis kacang pada
umumnya, kacang macadamia juga cocok dikonsumsi tanpa diolah ataupun diolah

dengan mencampurkannya dalam cokelat, kue kering dan lain-lain.

Macadamia dinamai seperti penemunya yaitu John Macadam, dia adalah

rekan kerja Ferdinand von Mueller yang pertama menemukannya di tahun 1857.

Menurut Suyanto Kartosoewarno MS, insinyur peneliti kacang Makadamia, pada

tahun 1971 bibit kacang yang dibawa dari Hawaii ditanam di kebun kopi Blawan,

Bondowoso, Jawa Timur sebanyak 105 pohon. Kebun ini milik PTPNXII.

Pertumbuhan dari 105 tanaman pada ketinggian tempat sekitar 900 mdpl ini cukup

bagus, bahkan berbuah lebat.

Macadamia ini memiliki minyak alami yang mengandung zat bernama oleic

dan palmitoleic acid. Kedua zat tersebut berfungsi menyegarkan sekaligus

melembutkan kulit kamu yang kering dan mulai keriput. Bahkan, minyak macadamia

dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka di kulit. Kadar kelembapan

yang tinggi dan mudah diserap kulit, membuat kacang macadamia banyak digunakan

sebagai bahan baku produk kecantikan. Pada kemasan produk-produk kosmetik yang

sering digunakan, pasti ada diantaranya yang mencantumkan macadamia sebagai

salah satu kandungannya. Minyak inilah yang berguna untuk kosmetik, terutama

untuk produk perawatan kulit, karena merupakan alternatif untuk minyak mink

(pelembab extra untuk kulit) bahan inilah yang dapat meremajakan kulit.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Priatna, A. R. 2012. Panen dan Pengolahan Hasil Kemiri Sunan.


https://apeptea.wordpress.com/2012/08/14/panen-dan-pengolahan-hasil-
kemiri-sunan/ (diakses pada tanggal 3 November 2019)

Sotyati. 2016. Kemiri, Sumber Minyak dan Rempah.


http://www.satuharapan.com/read-detail/read/kemiri-sumber-minyak-dan-
rempah (diakses pada tanggal 3 November 2019)

Widiyanto, A. dan Siarudin M. 2013. Minyak Lemak, Salah Satu Potensi Hasil
Hutan Bukan Kayu yang Perlu Dikembangkan. Balai Penelitian Teknologi
Agroforestry

Yuniarti. 2016. Tinjauan Kinetika Reaksi Pirolisis Cangkang Biji Ketapang untuk
Menghasilkan Bahan Bakar Briket Arang. UGM. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai