Kelompok 12
Bayu Santoso 1918315
Gilang Deka Pratama 1918355
Nency Febriza 1918430
Zul Hamdi 1918509
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
Mutia Suryani., Kajian Proses Produksi Minyak Atsiri Bunga Sedap
Malam Tunggal (Polianthes Tuberose Var Gracilis) Dengan Metoda
Enfleurasi (Bogor:Institut Pertanian Bogor, 1999), hlm.1.
1
yang banyak digunakan sebagai sumber minyak atsiri antara lain mawar,
melati, sedap malam, kenanga, cempaka dan lavender.
2
Mulia Wita dkk., Laporan Praktikum Minyak Atsiri, Rempah dan Fitofarmaka
(Bogor: Institut Pertanian Bogor,2013), hlm.1.
2
Ekstraksi minyak bunga sedap malam dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu ekstraksi dengan menggunakan pelarut menguap dan ekstraksi
menggunakan adsorben lemak (enfleurasi). Enfleurasi mempunyai beberapa
kelebihan yaitu minyak beraroma kuat, warna jernih, dan beberapa senyawa
kimia tidak terserap lemak. Lemak yang digunakan bisa berupa lemak sapi,
lemak kambing, dan lemak ayam yang bersifat lunak. (Yulianingsih dalam
Trubus, 2008). Selain itu rendemen minyak yang dihasilkan dengan teknik
enfleurasi lebih besar dibandingkan dengan pelarut menguap. Dalam penelitian
ini digunakan pelarut menguap heksan yang bersifat non polar, dengan analisis
bahwa minyak atsiri merupakan senyawa non polar yang akan larut dalam
pelarut nonpolar. Pelarut menguap lebih mudah penanganannya baik untuk
skala laboratorium maupun produksi yang lebih besar. Bunga sedap malam
mulai berbunga pada umur 115-284 hari setelah ditanam. Mutu minyak yang
diproduksi dengan pelarut menguap ditentukan oleh bahan baku bunga,
varietas, tingkat kemekaran, teknik pemrosesan, dan waktu ekstraksi (Suyanti,
2002). Sedangkan minyak yang diproduksi dengan enfleurasi dipengaruhi oleh
jenis adsorben. 3
Ekstraksi minyak sedap malam melalui proses enfieurasi akan
menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
metoda lainnya. Selain itu proses ekstraksinya cukup sederhana, tidak
membutuhkan operasi peralatan yang rumit namun membutuhkan tenaga kerja
yang terampil.
Agar proses enfleurasi dapat diterapkan di Indonesia yang penduduknya
mayoritas muslim maka diperlukan penelitian untuk mendapatkan lemak
pengganti yang memberikan rendemen minyak atsiri yang tinggi dan minyak
atsiri yang bermutu baik (Guenther,1987).
3
Roni Maryana,. Ekstraksi Minyak Sedap Malam Metode Maserasi - Destilasi
Vakum (Yogyakarta: UPT. Balai Pengembangan Proses Teknologi Kimia – LIPI,
2009), hlm. 655.
3
1.2 Tujuan
1.3 Prinsip
4
Mutia Suryani, Op.Cit.,6.
5
Ibid,7.
4
sehingga dapat melarutkan minyak atsiri yang terdapat dalam pomade.
Minyak bunga dalam alkohol yang dihasilkan dari pomade disebut ekstrait.
Ekstrait tersebut mempunyai kadar minyak bunga yang besar, disebabkan
dalam proses enfleurasi dan ekstraksi pomade dengan alkohol tidak
menggunakan panas. Sebagian kecil minyak akan tertinggal dalam lemak
selama proses pemisahan lemak dengan alkohol (Guenther, 1987).6
1.4 Manfaat
6
Ibid,7.
5
BAB II METODE PENELITIAN
2.1.2 Bahan
1. Bunga sedap malam (Polinthes tuberose var gracilis)
2. Minyak kelapa sawit
3. Bahan kimia : Asam asetat glasial, Brom , Kloroform , KI 15
%, pati, alkohol netral 95 %, KOH 0.1 N, HCl 0.5 N, NaOH,
indikator pp, arang aktif, tawas, benzoin dan KOH beralkohol
0.5 N.
6
2.2.2. Persiapan lemak absorben
7
Lemak dilarutkan dalam etanol teknis 98 % (1 : 2) dan dipanaskan
pada suhu 40 0C sambil diaduk sehingga lemak terpisah dan menghasilkan
filtrat. Filtrat ini kemudian didinginkan pada regenerator pada suhu 150C dan
filtrat terpisah dari lemak yang mengendap. Pendinginan dilanjutkan sampai
suhu 100C dan 50C serta filtrat disaring untuk menghasilkan ekstrak. Ekstrak
diuapkan dengan menggunakan rotary vacuum evaporator agar etanol teruapkan
dan dihasilkan absolut enfleurasi.
8
BAB III PEMBAHASAN
Pengamatan
Uraian
Warna Densitas Bau
Pengamatan produk
3.3 Pembahasan
Minyak atsiri atau minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatil
oil) bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi,
mempunyai rasa getir, berbau wangi seperti bau tanaman penghasilnya,
umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Guenther,
1987). Minyak atsiri dapat diekstraksi dari jenis daun, batang dan bunga-
bungaan. Minyak bunga sedap malam, dalam klasifikasi zat wangi termasuk
kategori middle notes yaitu golongan senyawa minyak atsiri yang ditambahkan
ke dalam parfum dengan tujuan memberikan kesan-kesan tertentu dan untuk
menyempumakan bau wangi dari basic notes (komponen dominan dari
9
parfum). Bau wangi yang ditimbulkan dari minyak bunga sedap malam
disebabkan oleh adanya grup α lactones. Parfum dari minyak bunga sedap
malam memiliki beberapa komponen kimia seperti halnya absolut melati
seperti eugenol, benzil benzoat,metil antranilat,indol, metil jasmonat.
Kandungan indol dari bunga sedap malam dari berbagai variates (tunggal,
ganda, hybrid ganda) bervariasi dan ada pada kisaran 0,36-2,15% (Pouches,
1974).
Ekstraksi bunga sedap malam dapat dilakukan dengan menggunakan
metode maserasi dan enfluerasi. Menurut Ketaren (1985), minyak sedap
malam hasil ekstraksi secara enfleurasi dengan menggunakan pelarut
menguap bernilai mahal dan digunakan sebagai zat pewangi dasar dalam
pembuatan parfum gardenia. Keberhasilan proses enfleurasi sangat
ditentukan oleh kualitas lemak yang digunakan sebagai adsorben. Lemak
tersebut dapat berupa lemak nabati atau lemak hewani atau campuran dari
keduanya. Lemak merupakan campuran dari trigliserida (ester dari gliserol
dan asam lemak) dan memiliki sifat dapat mengadsorbsi bau wangi
disekitamya. Sifat ini yang menjadi dasar dalam mengekstraksi minyak atsiri
yang berasal dari bunga. Lemak terbaik untuk proses enfieurasi adalah
campuran satu bagian lemak sapi dan dna bagian lemak babi. Campuran ini
mengliasilkan kepadatan yang baik dan daya adsorbsi yang tinggi (Guenther,
1987). Untuk pemilihan lemak yang digunakan sebagai adsorben, harus
memenuhi syarat yaitu : lemak tidak berbau, lemak tidak berwarna dan lemak
tidak mengandung asam lemak bebas, sehingga pada penelitian ini
menggunakan lemak sapi dan lemak kelapa sawit. Pemilihan lemak sapi karena
lemak sapi tidak berbau, tidak berwarna dan tidak mengandung asam lemak
bebas.
Lemak sapi yang akan digunakan sebagai adsorben merupakan lemak yang
terdapat pada daerah rongga perut dan daerah disekitar hati dan ginjal. Oleh
karena itu lemak sapi tersebut harus mengalami proses ekstraksi dan
pemurnian. Sedangkan minyak yang akan dicampur dengan lemak sapi
merupakan minyak yang terdapat dipasaran. Proses ekstraksi dan pemurnian
harus dilakukan terhadap lemak sapi karena kotoran yang ada pada lemak
10
seperti kulit dan bercak darah dapat mengurangi daya adsorbsi lemak terhadap
minyak atsiri.
Pada proses ekstraksi, lemak sapi dibersihkan dari kotoran lalu
dihancurkan sambil dicuci dengan air. Penghancuran ini dilakukan agar pada
saat pemanasan lemak dapat cepat mencair karena kantong-kantong lemak telah
terpotong akibatnya lemak bebas keluar. Agar kotoran yang tersisa mudah
terpisah dari lemak maka pada saat pemanasan ditambahkan alum. Kotoran
tersebut akan mengapung dan membentuk partikel yang lebih besar. Selain itu
ditambahkan pula benzoin sebagai bahan pengawet agar lemak tidak mudah
tengik. Lemak bersih kemudian didinginkan agar air yang ada dapat terpisah.
Proses pemurnian lemak sapi dan minyak yang dilakukan pada penelitian
ini terdiri dari netralisasi, pemucatan dan deodorisasi. Netralisasi sebagai salah
satu tahapan proses pemurnian bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang
larut dalam lemak terutama asam lemak bebas. Asam lemak bebas dapat
dihilangkan dengan menambahkan alkali yang kemudian akan membentuk
sabun.
Selanjutnya lemak sapi dan minyak mengalami proses pemucatan. Proses
ini bertujuan untuk nienghilangkan zat warna yang tidak disukai dalam lemak
dan minyak. Warna kuning pada lemak sapi berasal dari karoten yang terdapat
pada pakan sapi yang dikonsumsinya. Sedangkan warna yang ada pada minyak
dapat disebabkan oleh adanya zat warna alamiah yang ikut terekstraksi bersama
minyak seperti karoten, klorofil, xanthofil dan anthosyanin. Selain itu adanya
warna pada minyak juga dapat disebabkan oleh hasil degradasi zat warna
alamiah. Pada proses pemucatan digunakan arang aktif untuk menyerap zat
warna yang terdapat pada lemak sapi dan minyak.
Proses pemurnian selanjutnya adalah deodorisasi. Proses ini bertujuan
untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak diinginkan dalam lemak. Bau
dan flavour lemak selain terdapat secara alami dapat juga disebabkan oleh
adanya asam lemak bebas, aldehid dan keton. Selain zat warna, arang aktif juga
dapat menyerap bau, asam lemak bebas dan mengurangi jumlah peroksida.
Lemak hasil pemurnian digunakan sebagai bahan baku untuk proses enfleurasi
yang dilakukan selama 48 jam kemudian lemak diambil dan dimasukan
11
kedalam erlenmeyer dan dilarutkan dalam etanol teknis 98 % (1 : 2) dan
dipanaskan pada suhu 40 0C sambil diaduk sehingga lemak terpisah dan
menghasilkan filtrat. Filtrat ini kemudian didinginkan pada regenerator pada
suhu 150C dan filtrat terpisah dari lemak yang mengendap. Pendinginan
0 0
dilanjutkan sampai suhu 10 C dan 5 C serta filtrat disaring untuk
menghasilkan ekstrak. Ekstrait diuapkan dengan menggunakan rotary vacuum
evaporator agar etanol teruapkan dan dihasilkan absolut enfleurasi.
Rendemen standar minyak bunga sedap malam yang diekstrak dengan
metode enfleurasi 0,52-0,74%, dengan menggunakan jenis sortening snow white
yaitu ; 0,72%. Keharuman bunga sedap malam ternyata mampu mengobati stres,
sehingga mendorong berkembangnya penyembuhan penyakit dengan aroma
terapi.Selain itu minyak sedap malam dapat di gunakan sebagai penenang hati
dan pikiran, susah tidur, penambah darah, mengobati radang tenggorokan,
hingga rematik.
12
BAB IV PENGEMASAN DAN EVALUASI EKONOMI
13
4.2 Evaluasi Ekonomi
14
4.2.2 Perhitungan BEP untuk produk Minyak Atsiri Bunga Sedap
Malam (1000 botol/ bulan)
• Biaya
15
• Break Event Point (BEP) atas nilai penjualan dalam satuan
unit (Botol)
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑎𝑏𝑒𝑙
2.750.000
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
25.917 − 15.550
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
1− 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙
2.750.000
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
15.550
1 − 25.917
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = x 100%
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛−𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑎𝑏𝑒𝑙
2.750.000
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = x 100%
25.917.000−12.800.000
16
DAFTAR PUSTAKA
Suryani, Mutia. 1999. Kajian Proses Produksi Minyak Atsiri Bunga Sedap
Malam Tunggal (Polianthes Tuberose Var Gracilis) Dengan Metoda
Enfleurasi. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Maryana, Roni. 2009. Ekstraksi Minyak Sedap Malam Metode Maserasi -
Destilasi Vakum. UPT. Balai Pengembangan Proses Teknologi Kimia – LIPI
: Yogyakarta.
Rusli, Meika Syahbana. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. PT.
AgroMedia Pustaka : Jakarta
Suyanti. 2002. Post-harvest technology flower tuberose, Journal of Litbang
Pertanian.
E. Guenther. 1985. Introduction to Essential Oils Technology. Balai Pustaka :
Jakarta.
17
TUGAS
299,3 𝑔
= 𝑥100%
300 𝑔
= 0,65 %
C. Parameter apa saja yang diuji untuk menentukan kualitas minyak atsiri yang
anda buat
a. Rendemen Absolute Sedap Malam
Absolute yang dihasilkan berwama kuning terang sampai jingga tua
dan memiliki aroma bunga sedap malam. Rendeman absolute sedap nialam
tertinggi ada pada minyak sedap inalani yang diserap oleh snow white yaitu
18
0.72 %. Sedangkan penggunaan.
c. Uji Organileptik
19
Lampiran Prosedur Kerja Ekstraksi Bunga Sedap Malam Dengan
Menggunakan Metode Enfleurasi
Lemak sapi
20
3. Proses enfleurasi
penguapan
Absolut Etanol
21