Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH INDUSTRI KECIL KIMIA

PENYULINGAN MINYAK ATSIRI


BUNGA SEDAP MALAM

Kelompok 12
Bayu Santoso 1918315
Gilang Deka Pratama 1918355
Nency Febriza 1918430
Zul Hamdi 1918509

KEMENTARIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN SUMBERDAYA MANUSIA INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatnya


sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Industri Kecil
Kimia yang berjudul “Penyulingan Minyak Atsiri dari Bunga Sedap
Malam”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Industri
Kecil Kimia di Politeknik AKA Bogor.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyusun makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan, Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun juga
kami harapkan agar dapat membantu kami berproses lebih baik lagi.

Bogor, Agustus 2021

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Tujuan .........................................................................................................4
1.3 Prinsip .........................................................................................................4
1.4 Manfaat .......................................................................................................5
BAB II METODE PENELITIAN ......................................................................................6
2.1 Alat dan Bahan ............................................................................................6
2.1.1 Alat ..............................................................................................6
2.1.2 Bahan ...........................................................................................6
2.2 Cara Kerja ...................................................................................................6
2.2.1. Karakterisasi sifat fisika dan kimia lemak ....................................6
2.2.2. Persiapan lemak absorben ............................................................7
2.2.3. Proses enfleurasi ..........................................................................7
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................................9
3.1 Karakteristik dan penanganan pangan .........................................................9
3.2 Deskripsi Karakteristik dan Penanganan Produk .........................................9
3.3 Pembahasan .................................................................................................9
BAB IV PENGEMASAN DAN EVALUASI EKONOMI .............................................. 13
4.1 Rencana Pengemasan dan Desain Kemasan .............................................. 13
4.2 Evaluasi Ekonomi ..................................................................................... 14
4.2.1 Prospek bisnis minyak atsiri di dalam dan luar negeri ............... 14
4.2.2 Perhitungan BEP untuk produk Minyak Atsiri Bunga Sedap
Malam (1000 botol/ bulan)......................................................... 15

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak atsiri merupakan salah satu produk agroindustri yang memiliki


prospek cerah untuk dikembangkan. Saat ini terdapat 70 jenis minyak atsiri yang
diperdagangkan di pasar dunia dan Indonesia mempunyai 40 jenis tanaman
penghasil minyak atsiri, tetapi hanya 14 jenis yang memiliki peranan nyata
sebagai komoditas ekspor (Ketaren, 1985).
Permintaan minyak atsiri diperkirakan akan meningkat di masa datang. Hal
ini disebabkan oleh semakin banyaknya industri yang menggunakan minyak
atsiri sebagai bahan baku misalnya pada industri parfum, kosmetik, makanan
dan farmasi, yang sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
meningkatnya pendapatan per kapita. Selain itu masyarakat juga lebih
menyukai untuk menggunakan minyak atsiri alami dibandingkan dengan
minyak atsiri sintetis, karena minyak atsiri alami mengandung komponen yang
terdiri dari campuran berbagai senyawa yang disintetis secara alamiah sehingga
menghasilkan bau khas wangi alamiah yang disintesis dan sukar ditiru. Oleh
karena itu perlu dilakukan penggalian potensi tanaman penghasil minyak atsiri
yang ada di Indonesia, yang selama ini belum dikembangkan dengan baik.
Disamping itu dengan berkembangnya industri minyak atsiri maka devisa
negara akan meningkat sebab minyak atsiri merupakan komoditas ekspor.1
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari bagian-bagian tanaman
atau hewan yang merupakan hasil proses sisa metabolisme yang berbau khas,
mempunyai rasa getir, larut dalam alkohol encer dan tidak larut dalam air.
Minyak atsiri sering disebut dengan essensial oil, minyak etiris atau minyak
terbang.Minyak atsiri diperoleh dengan cara mengekstraksi dari jaringan
tanaman tertentu seperti akar, batang, kulit, daun, bunga, buah dan biji. Bunga

1
Mutia Suryani., Kajian Proses Produksi Minyak Atsiri Bunga Sedap
Malam Tunggal (Polianthes Tuberose Var Gracilis) Dengan Metoda
Enfleurasi (Bogor:Institut Pertanian Bogor, 1999), hlm.1.

1
yang banyak digunakan sebagai sumber minyak atsiri antara lain mawar,
melati, sedap malam, kenanga, cempaka dan lavender.

Tanaman penghasil minyak atsiri yang banyak dibudidayakan di Indonesia


salah satunya adalah bunga sedap malam. Bunga ini banyak ditanam diberbagai
daerah sentra produksi bunga potong seperti Brastagi (Sumatera Utara),
Sukabumi (Jawa Barat), Bandungan (Jawa Tengah), Bangil dan Pasuruan ( Jawa
Timur). Menurut Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura, pada
tahun 1995 produksi bunga sedap malam di Indonesia mencapai 25.63 juta
tangkai dengan luas areal 413.55 ha. Bunga sedap malam selama ini hanya
dimanfaatkan sebagai bunga potong. Bunga ini sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai sumber minyak atsiri dan minyak atsiri yang dihasilkan
oleh tanaman ini banyak digunakan sebagai bahan baku pewangi parfum
bermutu tinggi.
Sedap malam merupakan salah satu jenis bunga yang tetap memproduksi
minyak atsiri beberapa saat setelah pemetikan hingga layu. Oleh karena itu
selama proses ekstraksi perlu suatu kondisi yang baik agar proses fisiologi
bunga tetap berlangsung dalam waktu yang lama sehingga bunga tetap
memproduksi minyak atsiri. Ekstraksi minyak dari bahan yang mengandung
minyak atsiri dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu cara penyulingan
(distillation), pengempaan (expression), ekstraksi dengan pelarut (solvent
extraction), dan adsorbsi oleh lemak padat (enfluerasi dan maserasi). Metode
ekstraksi dengan cara penyulingan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu
penyulingan dengan air (water distilation), penyulingan dengan uap langsung
(steam distilation) dan penyulingan dengan air dan uap (water and steam
distilation).
Dalam praktikum kali ini, penyulingan dilakukan dengan metode steam
distilation. Selain dengan penyulingan, cara lain yang biasa dilakukan adalah
dengan metode enfluerasi dan ekstraksi dengan pelarut. 2

2
Mulia Wita dkk., Laporan Praktikum Minyak Atsiri, Rempah dan Fitofarmaka
(Bogor: Institut Pertanian Bogor,2013), hlm.1.

2
Ekstraksi minyak bunga sedap malam dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu ekstraksi dengan menggunakan pelarut menguap dan ekstraksi
menggunakan adsorben lemak (enfleurasi). Enfleurasi mempunyai beberapa
kelebihan yaitu minyak beraroma kuat, warna jernih, dan beberapa senyawa
kimia tidak terserap lemak. Lemak yang digunakan bisa berupa lemak sapi,
lemak kambing, dan lemak ayam yang bersifat lunak. (Yulianingsih dalam
Trubus, 2008). Selain itu rendemen minyak yang dihasilkan dengan teknik
enfleurasi lebih besar dibandingkan dengan pelarut menguap. Dalam penelitian
ini digunakan pelarut menguap heksan yang bersifat non polar, dengan analisis
bahwa minyak atsiri merupakan senyawa non polar yang akan larut dalam
pelarut nonpolar. Pelarut menguap lebih mudah penanganannya baik untuk
skala laboratorium maupun produksi yang lebih besar. Bunga sedap malam
mulai berbunga pada umur 115-284 hari setelah ditanam. Mutu minyak yang
diproduksi dengan pelarut menguap ditentukan oleh bahan baku bunga,
varietas, tingkat kemekaran, teknik pemrosesan, dan waktu ekstraksi (Suyanti,
2002). Sedangkan minyak yang diproduksi dengan enfleurasi dipengaruhi oleh
jenis adsorben. 3
Ekstraksi minyak sedap malam melalui proses enfieurasi akan
menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
metoda lainnya. Selain itu proses ekstraksinya cukup sederhana, tidak
membutuhkan operasi peralatan yang rumit namun membutuhkan tenaga kerja
yang terampil.
Agar proses enfleurasi dapat diterapkan di Indonesia yang penduduknya
mayoritas muslim maka diperlukan penelitian untuk mendapatkan lemak
pengganti yang memberikan rendemen minyak atsiri yang tinggi dan minyak
atsiri yang bermutu baik (Guenther,1987).

3
Roni Maryana,. Ekstraksi Minyak Sedap Malam Metode Maserasi - Destilasi
Vakum (Yogyakarta: UPT. Balai Pengembangan Proses Teknologi Kimia – LIPI,
2009), hlm. 655.

3
1.2 Tujuan

a. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan minyak atsiri yang


mempunyai nilai ekonomis.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyuling minyak atsiri
dari bermacam-macam bahan alami.
c. Mahasiswa mampu membuat minyak atsiri yang dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif dalam membangun industri rumah tangga.

1.3 Prinsip

Enfleurasi merupakan proses pengambilan minyak atsiri dengan


menggunakan lemak sebagai adsorben. Pada proses ini bunga dijaga agar
tetap hidup dengan cara memberikan oksigen secukupnya agar minyak atsiri
yang dikandung dapat diadsorbsi oleh lemak pada suhu ruang (25 — 30 0C).
Metoda ini masih dilakukan di Grasse, Piancis Selatan (Guenther, 1987).4
Pada proses enfleurasi digunakan chassis sebagai tempat lemak.
Chassis terdiri dari bingkai kayu berbentuk perségi empat. Pada setiap sisi
bingkai tersebut diletakkan sebuah plat gelas untuk meletakkan lemak yang
akan dipakai pada proses enfieurasi. Bunga disebar diatas permukaan lemak
yang terletak pada plat kaca selama 48 jam agar minyak atsiri yang dihasilkan
bunga dapat kontak langsung dengan lemak yang berfungsi sebagai adsorben.
Setelah 48 jam bunga dipisahkan dan diganti dengan yang segar. Pemisalian
bunga dari lemak (defleurasi) dilakukan secara hati-hati. Lapisan lemak pada
awal dan selama periode tertentu digores dengan sisi logam untuk
memperbesar luas permukaan lemak sehingga daya adsorbsinya besar
(Guenther, 1987).5

Proses enfieurasi dianggap selesai bila lemak relatif jenuh dengan


minyak atsiri. Lemak kemudian diambil dari plat kaca. Produk ini disebut
pomade. Pomade Ialu diekstraksi dengan alkohol berkonsentrasi tinggi

4
Mutia Suryani, Op.Cit.,6.
5
Ibid,7.

4
sehingga dapat melarutkan minyak atsiri yang terdapat dalam pomade.
Minyak bunga dalam alkohol yang dihasilkan dari pomade disebut ekstrait.
Ekstrait tersebut mempunyai kadar minyak bunga yang besar, disebabkan
dalam proses enfleurasi dan ekstraksi pomade dengan alkohol tidak
menggunakan panas. Sebagian kecil minyak akan tertinggal dalam lemak
selama proses pemisahan lemak dengan alkohol (Guenther, 1987).6

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan minyak atsiri bunga sedap


malam yang mempunyai nilai ekonomis.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyuling minyak atsiri
bunga sedap malam dengan metode enfleurasi.
3. Mahasiswa mampu membuat minyak atsiri bunga sedap malam yang dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam membangun industri rumah
tangga.

6
Ibid,7.

5
BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Alat dan Bahan


2.1.1 Alat
1. Melting point apparatus
2. Pipa kapiler
3. Thermometer
4. Kertas saring
5. Alat gelas
6. Pipet
7. Labu pemisah
8. Penangas air
9. Mixer
10. Rotary vacuum evaporator

2.1.2 Bahan
1. Bunga sedap malam (Polinthes tuberose var gracilis)
2. Minyak kelapa sawit
3. Bahan kimia : Asam asetat glasial, Brom , Kloroform , KI 15
%, pati, alkohol netral 95 %, KOH 0.1 N, HCl 0.5 N, NaOH,
indikator pp, arang aktif, tawas, benzoin dan KOH beralkohol
0.5 N.

2.2 Cara Kerja

2.2.1. Karakterisasi sifat fisika dan kimia lemak

Lemak sapi yang akan digunakan dalam proses pembuatan adsorben


harus diekstraksi terlebili dahulu. Lemak dibersihkan dari kotoran dengan
menggunakan tangan lalu digiling halus saimbil dicuci dengan air bersih.
Kemudian lemak dicairkan secara perlahan-lahan diatas penangas air dan
ditambahkan benzoin 0.6 % serta tawas 0.15 — 0.30 %. Kotoran yang telah
menggumpal diambil dengan sendok dan lemak dilating dengan kain, lalu
didiamkan di suhu ruang.

6
2.2.2. Persiapan lemak absorben

Lemak yang akan dipakai sebagai adsorben pada proses enfieurasi


dibuat dari pencampuran antara lemak sapi dan minyak kelapa sawit yang
dibuat dengan menggunakan perbandingan 20 : 80; 30 : 70; 40 : 60; 50 : 50 dan
60 : 40. Proses persiapan lemak tersebut adalah sebagai berikut: lemak sapi
dipanaskan pada suhu 60 0C, kemudian diaduk dengan menggunakan mixer
(kecepatan 544 rpm) selama 10 menit. Lalu kecepatan mixer ditingkatkan
menjadi 700 rpm dan secara perlahan-lahan minyak dimasukkan ke dalam
lemak tersebut. Pengadukan dilakukan secara merata selama 2 jam dengan
kecepatan 527 rpm. Campuran tersebut kemudian dibiarkan pada suhu ruang.
Lemak yang dihasilkan dianalisis sifat fisika kimia yang meliputi titik cair,
bilangan iod dan bilangan asam.

2.2.3. Proses enfleurasi

Proses enfleurasi dilakukan dengan menggunakan lemak yang


diperoleh dari penelitian dan menggunakan shortening Fat Blend dan Snow
White. Lemak sebanyak 300 g dioleskan secara merata diatas permukaan kaca setebal
0.5 cm. Permukaan lemak ditoreh dengan garpu untuk memperluas permukaan lemak.
Bunga sedap malam sebanyak 250 g yang telah diisolasi diletakkan diatas permukaan
lemak secara terbalik dan diatur sehingga seluruh permukaan lemak tertutup oleh
bunga. Chassis kemudian ditutup dan dibiarkan selama 48 jam pada suhu ruang.
Setelah 48 jam tutup chassis dibuka dan bunga dikeluarkan dari chassis
(defieurasi). Permukaan lemak diratakan dengan pisau stainless steel dan
ditoreh kembali dengan arah yang berlawanan dengan arah sebelumnya. Lalu
bunga segar diletakkan kembali seperti proses sebelumnya. Pekerjaan diatas
diulangi sampai dengan frekuensi pergantian bunga berturut-turut 1 kali dan
2 kali. Setelah semua perlakuan selesai dilaksanakan, lemak kemudian diambil
dari chassis dengan menggunakan spatula dan dimasukkan ke dalam erlemeyer
yang telah ditimbang beratnya, lalu ditimbang.

7
Lemak dilarutkan dalam etanol teknis 98 % (1 : 2) dan dipanaskan
pada suhu 40 0C sambil diaduk sehingga lemak terpisah dan menghasilkan
filtrat. Filtrat ini kemudian didinginkan pada regenerator pada suhu 150C dan
filtrat terpisah dari lemak yang mengendap. Pendinginan dilanjutkan sampai
suhu 100C dan 50C serta filtrat disaring untuk menghasilkan ekstrak. Ekstrak
diuapkan dengan menggunakan rotary vacuum evaporator agar etanol teruapkan
dan dihasilkan absolut enfleurasi.

8
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Karakteristik dan penanganan pangan

Pengamatan
Uraian
Warna Densitas Bau

1. Tanaman Bau khas


Bunga sedap Putih Padatan bunga sedap
malam malam _
Tidak Bau seperti
2. Benzoin Larutan
berwarna vanilla

3.2 Deskripsi Karakteristik dan Penanganan Produk

Produk yang dihasilkan yaitu : Minyak bunga sedap malam

Pengamatan produk

Wujud Warna Bau

Setengah padat Kuning Berbau wangi


pada suhu ruang seperti tanaman
penghasilnya.

3.3 Pembahasan

Minyak atsiri atau minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatil
oil) bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi,
mempunyai rasa getir, berbau wangi seperti bau tanaman penghasilnya,
umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Guenther,
1987). Minyak atsiri dapat diekstraksi dari jenis daun, batang dan bunga-
bungaan. Minyak bunga sedap malam, dalam klasifikasi zat wangi termasuk
kategori middle notes yaitu golongan senyawa minyak atsiri yang ditambahkan
ke dalam parfum dengan tujuan memberikan kesan-kesan tertentu dan untuk
menyempumakan bau wangi dari basic notes (komponen dominan dari

9
parfum). Bau wangi yang ditimbulkan dari minyak bunga sedap malam
disebabkan oleh adanya grup α lactones. Parfum dari minyak bunga sedap
malam memiliki beberapa komponen kimia seperti halnya absolut melati
seperti eugenol, benzil benzoat,metil antranilat,indol, metil jasmonat.
Kandungan indol dari bunga sedap malam dari berbagai variates (tunggal,
ganda, hybrid ganda) bervariasi dan ada pada kisaran 0,36-2,15% (Pouches,
1974).
Ekstraksi bunga sedap malam dapat dilakukan dengan menggunakan
metode maserasi dan enfluerasi. Menurut Ketaren (1985), minyak sedap
malam hasil ekstraksi secara enfleurasi dengan menggunakan pelarut
menguap bernilai mahal dan digunakan sebagai zat pewangi dasar dalam
pembuatan parfum gardenia. Keberhasilan proses enfleurasi sangat
ditentukan oleh kualitas lemak yang digunakan sebagai adsorben. Lemak
tersebut dapat berupa lemak nabati atau lemak hewani atau campuran dari
keduanya. Lemak merupakan campuran dari trigliserida (ester dari gliserol
dan asam lemak) dan memiliki sifat dapat mengadsorbsi bau wangi
disekitamya. Sifat ini yang menjadi dasar dalam mengekstraksi minyak atsiri
yang berasal dari bunga. Lemak terbaik untuk proses enfieurasi adalah
campuran satu bagian lemak sapi dan dna bagian lemak babi. Campuran ini
mengliasilkan kepadatan yang baik dan daya adsorbsi yang tinggi (Guenther,
1987). Untuk pemilihan lemak yang digunakan sebagai adsorben, harus
memenuhi syarat yaitu : lemak tidak berbau, lemak tidak berwarna dan lemak
tidak mengandung asam lemak bebas, sehingga pada penelitian ini
menggunakan lemak sapi dan lemak kelapa sawit. Pemilihan lemak sapi karena
lemak sapi tidak berbau, tidak berwarna dan tidak mengandung asam lemak
bebas.
Lemak sapi yang akan digunakan sebagai adsorben merupakan lemak yang
terdapat pada daerah rongga perut dan daerah disekitar hati dan ginjal. Oleh
karena itu lemak sapi tersebut harus mengalami proses ekstraksi dan
pemurnian. Sedangkan minyak yang akan dicampur dengan lemak sapi
merupakan minyak yang terdapat dipasaran. Proses ekstraksi dan pemurnian
harus dilakukan terhadap lemak sapi karena kotoran yang ada pada lemak

10
seperti kulit dan bercak darah dapat mengurangi daya adsorbsi lemak terhadap
minyak atsiri.
Pada proses ekstraksi, lemak sapi dibersihkan dari kotoran lalu
dihancurkan sambil dicuci dengan air. Penghancuran ini dilakukan agar pada
saat pemanasan lemak dapat cepat mencair karena kantong-kantong lemak telah
terpotong akibatnya lemak bebas keluar. Agar kotoran yang tersisa mudah
terpisah dari lemak maka pada saat pemanasan ditambahkan alum. Kotoran
tersebut akan mengapung dan membentuk partikel yang lebih besar. Selain itu
ditambahkan pula benzoin sebagai bahan pengawet agar lemak tidak mudah
tengik. Lemak bersih kemudian didinginkan agar air yang ada dapat terpisah.
Proses pemurnian lemak sapi dan minyak yang dilakukan pada penelitian
ini terdiri dari netralisasi, pemucatan dan deodorisasi. Netralisasi sebagai salah
satu tahapan proses pemurnian bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang
larut dalam lemak terutama asam lemak bebas. Asam lemak bebas dapat
dihilangkan dengan menambahkan alkali yang kemudian akan membentuk
sabun.
Selanjutnya lemak sapi dan minyak mengalami proses pemucatan. Proses
ini bertujuan untuk nienghilangkan zat warna yang tidak disukai dalam lemak
dan minyak. Warna kuning pada lemak sapi berasal dari karoten yang terdapat
pada pakan sapi yang dikonsumsinya. Sedangkan warna yang ada pada minyak
dapat disebabkan oleh adanya zat warna alamiah yang ikut terekstraksi bersama
minyak seperti karoten, klorofil, xanthofil dan anthosyanin. Selain itu adanya
warna pada minyak juga dapat disebabkan oleh hasil degradasi zat warna
alamiah. Pada proses pemucatan digunakan arang aktif untuk menyerap zat
warna yang terdapat pada lemak sapi dan minyak.
Proses pemurnian selanjutnya adalah deodorisasi. Proses ini bertujuan
untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak diinginkan dalam lemak. Bau
dan flavour lemak selain terdapat secara alami dapat juga disebabkan oleh
adanya asam lemak bebas, aldehid dan keton. Selain zat warna, arang aktif juga
dapat menyerap bau, asam lemak bebas dan mengurangi jumlah peroksida.
Lemak hasil pemurnian digunakan sebagai bahan baku untuk proses enfleurasi
yang dilakukan selama 48 jam kemudian lemak diambil dan dimasukan

11
kedalam erlenmeyer dan dilarutkan dalam etanol teknis 98 % (1 : 2) dan
dipanaskan pada suhu 40 0C sambil diaduk sehingga lemak terpisah dan
menghasilkan filtrat. Filtrat ini kemudian didinginkan pada regenerator pada
suhu 150C dan filtrat terpisah dari lemak yang mengendap. Pendinginan
0 0
dilanjutkan sampai suhu 10 C dan 5 C serta filtrat disaring untuk
menghasilkan ekstrak. Ekstrait diuapkan dengan menggunakan rotary vacuum
evaporator agar etanol teruapkan dan dihasilkan absolut enfleurasi.
Rendemen standar minyak bunga sedap malam yang diekstrak dengan
metode enfleurasi 0,52-0,74%, dengan menggunakan jenis sortening snow white
yaitu ; 0,72%. Keharuman bunga sedap malam ternyata mampu mengobati stres,
sehingga mendorong berkembangnya penyembuhan penyakit dengan aroma
terapi.Selain itu minyak sedap malam dapat di gunakan sebagai penenang hati
dan pikiran, susah tidur, penambah darah, mengobati radang tenggorokan,
hingga rematik.

12
BAB IV PENGEMASAN DAN EVALUASI EKONOMI

4.1 Rencana Pengemasan dan Desain Kemasan

Minyak Atsiri / Essential Oil dengan merek tubéreuse tersedia dalam


botol ukuran 30 mL. Produk dikemas dengan desain botol yang elegan dan
menarik sehingga calon konsumen akan tertarik dengan produk. Pada label
tertera informasi perusahaan dan manfaat dari minyak atsiri Bunga Sedap
Malam (tuberose) itu sendiri.

13
4.2 Evaluasi Ekonomi

4.2.1 Prospek bisnis minyak atsiri di dalam dan luar negeri

Minyak atsiri memiliki potensi bisnis yang sangat menjanjikan titik


setiap tahun, jumlah permintaan minyak atsiri dunia mengalami kenaikan
sekitar 10%. meningkatnya permintaan minyak atsiri ini dipengaruhi oleh
berbagai faktor diantaranya informasi berbagai manfaat minyak atsiri yang
semakin gencar dan kecenderungan masyarakat untuk kembali ke
penggunaan bahan alami (Back To Nature).
Potensi bisnis minyak atsiri masih sangat terbuka titik pasalnya,
harga bahan bakunya masih relatif murah. sementara itu, harga minyak
atsiri masih sangat tinggi. Sebagai contoh, untuk menghasilkan 1 liter
minyak Melati diperlukan 1 ton bunga segar. harga bahan baku melati
Rp.40.000 /kg sedangkan harga minyak atsiri mencapai Rp.40.000.000/l
dengan rendemen 0,1%. Selain produk minyak atsiri yang terdapat di
pasaran, cukup banyak tanaman yang potensial untuk dikembangkan
sebagai produk minyak atsiri contohnya adalah bunga sedap malam.
karena itu, peluang pasar minyak atsiri masih terbuka lebar bagi pengusaha
yang ingin memulai bisnis minyak atsiri.
Persaingan bisnis di dalam negeri Sebenarnya masih kecil. namun,
persaingan yang berat justru berasal dari negara lain penghasil tanaman
minyak atsiri. misalnya, komoditas pala dan canggih ini sudah
dibudidayakan di Grenada, Sri Lanka, Madagaskar, dan zanzibar.
Sementara itu Nilam yang merupakan Komoditas utama asal Indonesia
telah dibudidayakan di Vietnam dan India. tanaman serai wangi yang juga
minyak atsiri khas Indonesia sudah mulai dibudidayakan di Vietnam.
karena itu, peningkatan teknologi produksi diperlukan dalam upaya
meredam persaingan dari luar negeri (Rusli, 2010)

14
4.2.2 Perhitungan BEP untuk produk Minyak Atsiri Bunga Sedap
Malam (1000 botol/ bulan)

• Biaya

No Komponen Nilai (Rp)


Biaya Tetap
Penyusutan Peralatan 500.000
Listri, Air, dan Telepon 400.000
1 Promosi 100.000
Operasional (Tenaga Kerja) 1.500.000
Alat Tulis kantor 250.000
Sub total 2.750.000
Biaya Variabel
Bahan Baku 10.000.000
Botol Kemasan 2.000.000
2
Stiker Kemasan 300.000
Transportasi 500.000
Sub total 12.800.000
Total Biaya 15.550.000

• Harga Jual Per Botol

No Komponen Nilai (Rp)


1 Biaya Produksi 1000 botol 15.550.000
2 Jumlah Produk 1.000
Biaya per botol
3 15.550
(Biaya 1000 botol/jumlah produk)
5 Keuntungan dari biaya perbotol 10.367
Harga Jual 25.917

15
• Break Event Point (BEP) atas nilai penjualan dalam satuan
unit (Botol)

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 − 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑎𝑏𝑒𝑙

2.750.000
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
25.917 − 15.550

𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 267 unit (Botol)

• Break Event Point (BEP) atas nilai penjualan dalam


Rupiah (Rp)

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑎𝑏𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
1− 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙

2.750.000
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 =
15.550
1 − 25.917

𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = Rp. 6.874.868

• Break Event Point (BEP) atas nilai penjualan dalam


presentase (%)

𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = x 100%
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛−𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑎𝑏𝑒𝑙

2.750.000
𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = x 100%
25.917.000−12.800.000

𝐵𝐸𝑃 𝑢𝑛𝑖𝑡 = 20.97 %

16
DAFTAR PUSTAKA

Suryani, Mutia. 1999. Kajian Proses Produksi Minyak Atsiri Bunga Sedap
Malam Tunggal (Polianthes Tuberose Var Gracilis) Dengan Metoda
Enfleurasi. Institut Pertanian Bogor : Bogor.
Maryana, Roni. 2009. Ekstraksi Minyak Sedap Malam Metode Maserasi -
Destilasi Vakum. UPT. Balai Pengembangan Proses Teknologi Kimia – LIPI
: Yogyakarta.
Rusli, Meika Syahbana. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. PT.
AgroMedia Pustaka : Jakarta
Suyanti. 2002. Post-harvest technology flower tuberose, Journal of Litbang
Pertanian.
E. Guenther. 1985. Introduction to Essential Oils Technology. Balai Pustaka :
Jakarta.

17
TUGAS

A. Laporkan data pengamatan anda sebagai berikut :


a. Deskripsi bahan baku yang digunakan :
Nama Bahan : Bunga Sedap Malam Mahkota Tunggal (Polinthes
tuberose var gracilis)
Warna : Putih
Bau : Bau Khas Bunga Sedap Malam
b. Massa bahan baku yang digunakan : 300 gr
c. Deskripsi Minyak atsiri yang dihasilkan:
Nama Minyak : Minyak
Warna : Jingga
Bau : Bau Khas Bunga Sedap Malam
d. Massa Minyak atsiri yang dihasilkan = 299,3 (campuran lemak sapi
dan minyak kelapa sawit)
e. Volume Minyak atsiri yang dihasilkan = 475 mL
f. BJ minyak atsiri yang dihasilkan = 1,4490
B. Hitung rendemen dari minyak atsiri yang dihasilkan!
Rendemen (Minyak sedap malam dengan campuran lemak sapi dan minyak
kelapa sawit)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 (𝑔)
= 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑛 (𝑔)
𝑥100%

299,3 𝑔
= 𝑥100%
300 𝑔

= 0,65 %

C. Parameter apa saja yang diuji untuk menentukan kualitas minyak atsiri yang
anda buat
a. Rendemen Absolute Sedap Malam
Absolute yang dihasilkan berwama kuning terang sampai jingga tua
dan memiliki aroma bunga sedap malam. Rendeman absolute sedap nialam
tertinggi ada pada minyak sedap inalani yang diserap oleh snow white yaitu

18
0.72 %. Sedangkan penggunaan.

b. Komposisi Minyak Sedap Malam

Analisis dilakukan dengan menggunakan kromatografi gas.


Komposisi yang ada di dalam minyak sedap malam dapat diketahui dengan
cara membandingkan waktu retensi standar dengan waktu retensi sampel
dan pola kromatogram. Bila waktu retensi sampel sama dengan waktu
retensi standar maka sampel mengandung komponen senyawa yang
bersangkutan. Perbedaan waktu retensi dapat terjadi karena adanya
perbedaan irama penyuntikan sehingga terjadi pergeseran puncak-puncak
kromatogram.
Hasil analisis kromatografi gas ternyata minyak sedap malam
mengandung tiga komponen besar yaitu golongan ester (metil salisilat dan
metil antranilat), golongan alkohol (nerol, geraniol, benzil alkohol, eugenol
dan farnesol) dan golongan asam (asam butirat). Menurut Hesse, Elze dan
Veiley di dalam Guenther (1952), minyak sedap malais juga mengandung
metil benzoat, benzil benzoat, asam fenil asetat dan tuberone.

c. Uji Organileptik

Organoleptik merupakan penilaian dengan menggunakan panca


indera. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis
terhadap minyak sedap malarn. Penilaian dengan cara ini banyak digunakan
karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Dalam penilaian ini
dilakukan uji kesukaan (hedonik) pada tiga parameter- yaitu warna, bau
wangi dan kesukaan.
Panelis yang dipilih pada uji organoleptik ini adalah panelis tidak
terlatih sehingga parameter yang digunakan merupakan parameter yang
biasa dipakai dalam uji organoleptik. Sebaiknya parameter yang dipakai
adalah parameter untuk menentukan mutu minyak atsiri seperti
keharmonisan bau wangi, daya tahan lama bau wangi, daya lekat bau,
penyebaran bau, kejelasan dari bau, kesan hangat (warmth), kesan bau
manis (sweet), kesan segar (fresh) dan kesan bunga segar (flowering note).
Selain itu sebaiknya uji ini dilakukan terhadap panelis yang teratih

19
Lampiran Prosedur Kerja Ekstraksi Bunga Sedap Malam Dengan
Menggunakan Metode Enfleurasi

1. Karakterisasi sifat fisil‹a-kimia, proses ekstraksi lemalt dan


pemurnian lemak sapi dan minyak

Lemak dibersihkan, digiling Lemak dicairkan di Kotoran yang menggumpal


dan dicuci dengan air bersih penangas air +benzoin 0,6% di sendok dan didinginkan
serta tawas 15% dalam suhu ruang

2. Persiapan Lemak Absorben

Lemak sapi

Peinanasan pada suhu 60 ’C

Pengadukan dengan kecepatan 544 rpm selama 10 menit

Minyak Pengadukan dengan kecepatan 700 rpm

Pengadukan selama 2 jam dengan kecepatan 844 rpm

Penyimpanan pada suhu ruang

20
3. Proses enfleurasi

Permukaan atas kaca diolesi lemak setebal 0.5 cm


( 300 g)

Permukaan lemak ditoreh dengan garpu

Bunga sedap malam diletakkan terbalik sampai menutupi permukaan lemak

Penutupan chassis dan peletakan di suhu ruang

Pendinginan secara bertahap (15, 10, 5 ®C)

penguapan

Absolut Etanol

21

Anda mungkin juga menyukai