Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Rempah dan Minyak Atsiri
Disusun Oleh
Kelompok 2
1. Debora Patricia Yahya 2021340020
2. Navy Utami 2020340049
2023
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Teknologi Rempah dan Minyak Atsiri dengan
judul “Minyak Akar Wangi”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Untuk itu penulis ucapkan terima kasih atas waktu, tenaga, pikiran, ide, dan materi yang
telah diberikan. Meski telah disusun dengan maksimal, penulis menyadari masih banyak
kesalahan dalam penulisan, tata bahasa, maupun tanda baca. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan segala bentuk kritik dan saran.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Syarat Mutu Minyak Akar Wangi sesuai SNI .................................................................. 1
4
DAFTAR GAMBAR
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
2. Bagaimana proses pemetikannya?
3. Bagaimana proses perlakuan sebelum penyulingan?
4. Bagaimana kondisi penyulingan?
5. Bagaimana parameter mutu minyak akar wangi sesuai SNI?
6. Bagaimana aplikasi minyak akar wangi di industri?
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi ilmiah tanaman akar wangi (Vetiveria zizanioides (L.) Nash) adalah
sebagai berikut (Van Den Brijk dan Backer, 1968:602-603; Ogata, Y. et al.,1995:328; de
Guzman.1994:167-172; dan Cronquist, A., 1981: XIII-XVIII) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida (Monocots)
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae (Gramineae)
Genus : Vetiveria zizanoides (L.) Nash
Spesies : Phalaris zizanioides L. , Andropogon muricatus Retziuz
Disebut dengan akar wangi karena tanaman ini menghasilkan aroma pada bagian
akarnya. Di Indonesia, khususnya pulau Jawa, akar ini dikenal dengan nama “akar
wangi”, di Kabupaten Garut di kenal dengan nama “usar”, sedangkan di India dikenal
8
dengan nama “cus-cus” atau “khas-khas” yang memiliki arti “akar yang berbau wangi”.
Di Indonesia, daerah yang menjadi produsen utama akar wangi adalah Kabupaten Garut
dan Wonosobo.
2.2. Proses Pemetikan
Waktu panen yang tepat untuk akar wangi adalah pada saat berumur 1,5-2 tahun,
karena pada umur tersebut kandungan minyak pada akar dalam keadaan optimal. Panen
terlalu dini akan merusak kondisi akar wangi dan kandungan minyaknya belum
maksimal. Jika panennya terlambat dapat menyebabkan turunnya kadar minyak akar
wangi karena turunnya senyawa potensial yang dikandungnya.
Cara memanen akar wangi yaitu dengan mencangkul sekitar akar wangi sehingga
tanaman mudah dicabut. Pencabutan harus dilakukan secara hati-hati supaya akar tidak
putus dan tertinggal didalam tanah. Selanjutnya akar yang baru dipanen harus
dibersihkan dari tanah kemudian potong dibawah bonggol akar.
Untuk lahan seluas satu hektar, akar wangi dapat menghasilkan sekitar 30-50 ton
akar basah. Kemudian setelah dibersihkan kotorannya dan dikeringkan maka beratnya
akan susut sekitar 60% sehingga tinggal 12-14 ton akar kering kotor. Akar tersebut masih
harus dibersihkan lagi dan susut 10% sehingga tinggal 10,8-21,6 ton akar kering yang
siap disuling.
9
atau tikar. Selanjutnya akar kering beserta bonggol segera disuling tanpa melalui
penyimpanan.
Perlakuan sebelum penyulingan ini bisa sangat memengatuhi mutu hasil
penyulingan akar wangi. Perlakuan yang baik akan menghasilkan rendemen yang tinggi
dan memperbaiki mutu minyak.
10
Tabel 1 Syarat Mutu Minyak Akar Wangi sesuai SNI
1 Keadaan:
1.2 Warna - kuning muda - coklat kemerahan
1.3 Bau - khas akar wangi
5 Bilangan Asam - 10 – 35
6 Bilangan ester - 5 – 26
11
sebelumnya juga telah terbukti memiliki daya racun untuk nyamuk Aides aegypti III
sehingga juga dimanfaatkan sebagai pembasmi dan pencegah serangga.
Tidak hanya pada industri kosmetik, minyak akar wangi juga berperan dalam
industri pangan. Minyak akar wangi dimanfatkan sebagai flavoring agent pada
pengalengan asparagus dan berbagai minuman.
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Tanaman Akar wangi (Vetiveria zizanioides (L.) Nash) meupakan tanaman dari
famili Poaceae. Waktu panen yang tepat untuk akar wangi adalah pada saat berumur 1,5-
2 tahun, karena pada umur tersebut kandungan minyak pada akar dalam keadaan optimal.
Dalam proses penyulingannya, perlakuan sebelum penyulingan ini bisa sangat
memengatuhi mutu hasil penyulingan akar wangi. Proses penyulingan dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu proses pemurnian secara fisika bisa dilakukan dengan mendistilasi
ulang minyak atsiri yang dihasilkan (redestillation), distilasi fraksinasi dan destilasi
molekuler. Minyak atsiri akar wangi yang di dapatkan melalui proses tersebut diatur
standar mutunya dalam SNI 06-2386-2006 tentang Minyak akar wangi. Minyak akar
wangi banyak dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti industri kosmetik, industri
pertanian, bahkan industri pangan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, E., Sumangat, D., Tatang, D., Balai, H., Penelitian, B., Pengembangan, D., Pertanian,
P., & Tentara Pelajar, J. (2012). Peningkatan Mutu dan Efisiensi Produksi Minyak Akar
Wangi melalui Teknologi Penyulingan dengan Tekanan Uap Bertahap. Buletin Teknologi
Pascananen Pertanian, 8(1), 36–47.
Putri, A., Rusli, M. S., & Setyaningsih, D. (2020). Enkapsulasi Campuran Minyak Atsiri
sebagai Produk Sediaan Aromaterapi dengan Teknik Koaservasi Kompleks. Jurnal
Teknologi Industri Pertanian, 30(3), 299–307.
https://doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2020.30.3.299
Sato, M. S., Topik, I., Darma, G. C. E., Farmasi, P., Matematika, F., Ilmu, D., & Alam, P.
(2018). Uji Aktivitas Ekstrak Akar Wangi (Chrysopogon Zizanioides (L.) Roberty)
sebagai Repellent Nyamuk Aedes Aegypti dalam Bentuk Sediaan Spray. ISSN:2460-
6772, 4(1), 28–33.
Triesty, I., & Mahfud. (2017). Ekstraksi Minyak Atsiri dari Gaharu (Aquilaria Malaccensis)
dengan Menggunakan Metode Microwave Hydrodistillation dan Soxhlet Extraction.
JURNAL TEKNIK ITS, 6(2), 392–395.
14