Oleh
1. Ananda Zahwa (2021340013)
2. Erna setia wati sinaga ((2021340001)
3. Leny Afriyani Pardosi (2021340012)
4. Navy Utami (2020340049)
5. Putri Kasih (2021340031)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
2.1 Definisi Pengawetan dengan Pengeringan........................................................................
2.2 Mekanisme Pengeringan...................................................................................................
2.3 Jenis-Jenis Pengeringan....................................................................................................
2.4 Alat-Alat Pengeringan......................................................................................................
BAB III KESIMPULAN...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Ketika benda basah dikeringkan secara termal, ada 2 proses yang berlangsung secara
simultan,yaitu :
-Capillary flow
Cairan bergerak mengikuti gaya gravitasi dan kapilaritas. Pergerakan ini terjadi
bila equilibrium moisture content berada di atas titik jenuh atmosferik.
Contoh : pada pengeringan tanah, pasir dan sebagainya.
atau menggunakan oven (waktu yang diperlukan sekitar 5-12 jam, dan temperatur
oven harus diatas 140oF.
Keuntungan pengeringan buatan :
- memerlukan panas selain sinar matahari berupa bahan bakar, sehingga biaya
pengeringan menjadi mahal
- memerlukan peralatan yang relatif mahal harganya memerlukan tenaga kerja dengan
keahlian tertentu
gelombang panjang dan terperangkap dalam bangunan karena tidak dapat menembus
penutup transparan sehingga menyebabkan suhu menjadi tinggi. Proses inilah yang
dinamakan efek rumah kaca. (Kamaruddin et al., 1996)
- Pengeringan Oven
Oven Drying untuk produk pangan membutuhkan sedikit biaya investasi, dapat
melindungi pangan dari serangan serangga dan debu, dan tidak tergantung pada
cuaca.
- Pengeringan Iradiasi Surya (Solar Drying)
Solar Drying merupakan modifikasi dari sun drying yang menggunakan kolektor
sinar matahari yang didesain khusus dengan ventilasi untuk keluarnya uap air.
(Hughes dan Willenberg, 1994). Energi matahari dikumpulkan menggunakan
pengumpul energi yang berupa piringan tipis (flat plate) yang biasanya terbuat dari
plastik transparan (Bala, 1997).
Pengeringan beku merupakan salah satu cara dalam pengeringan produk pangan.
Tahap awal produk pangan dibekukan kemudian diperlakukan dengan suatu proses
pemanasan ringan dalam suatu lemari hampa udara. Kristal-kristal es yang terbentuk
selama tahap pembekuan akan menyublim jika dipanaskan pada tekanan hampa
udara yaitu berubah bentuk dari es menjadi uap tanpa melewati fase cair .
2.4 Alat-Alat Pengeringan
-Pengering Kabinet (cabinet dryer)
- Solar Dryer
Solar drying merupakan metode pengeringan yang saat ini sering digunakan
untuk mengeringkan bahan-bahan makanan hasil panen. Metode ini bersifat
ekonomis.
Bahan yang ingin dikeringkan dimasukkan ke dalam bilik yang berada pada
ketinggian tertentu dari permukaan tanah. Udara sekitar masuk melalui saluran yang
dibuat lebih rendah daripada bilik pemanasan dan secara otomatis terpanaskan oleh
sinar matahari secara konveksi pada saat udara tersebut mengalir menuju bilik
pemanasan. Udara yang telah terpanaskan oleh sinar matahari kemudian masuk kedalam
bilik pemanas dan memanaskan bahan makanan. Pengeringan bahan makanan jadi lebih
efektif karena pemanasan yang terjadi berasal dari dua arah, yaitu dari sinar matahari
secara langsung (radiasi) dan aliran udara panas dari bawah (konveksi). (Sumber: http://
www.appropedia.org/Solar_drying)
-Spray Dryer
feed pump
- atomizer
- Pemanas uap (air heater)
- Pendispersi udara (air disperse)
- drying chamber
- recovery powder system
- pembersih udara keluaran
Cara kerja spray dryer adalah sebagai berikut:
Pertama-tama seluruh air dari bahan yang ingin dikeringkan, diubah ke dalam
bentuk butiran-butiran air dengan cara diuapkan menggunakan atomizer. Air dari bahan
yang telah berbentuk tetesan-tetesan tersebut kemudian di kontakan dengan udara
panas. Peristiwa pengontakkan ini menyebabkan air dalam bentuk tetesan-tetesan
tersebut mengering dan berubah menjadi serbuk. Selanjutnya proses pemisahan antara
uap panas dengan serbuk dilakukan dengan cyclone atau penyaring. Setelah di pisahkan,
serbuk kemudian kembali diturunkan suhunya sesuai dengan kebutuhan produksi.
- Drum dryer
Salah satu jenis adalah double drum yang dipanaskan bagian dalamnya dgn steam
suhu 120-140oC. Contoh Pengeringan pasta, slurry. Cara Kerja: Lapisan tipis pasta
menempel permukaan drum dan dikeringkan à disekrap àlapisan film kering à
dikecilkan à flake atau bubuk
- Freeze dryer
Pengeringan dengan proses sublimasi (air à es à uap). Cara kerja: Tray dimuati
produk à masukkan ruangan blast freezer (- 40oC) à ruang vacuum, produk dipanasi
à sublimasi à uap air dikeluarkan dg pompa vakum. Biaya mahal, kualitas produk
kering paling bagus à untuk produk yang harganya tinggi
- Pengering Terowongan (tunnel dryer)
- Prinsip kerja dari pengeringan ini adalah lapisan bahan pangan dikeringkan pada
sebuah nampan yang tersusun secara menumpuk pada proses pengangkutan.
Pergerakan yang terjadi dilakukan secara semikontinu dengan melewati terowongan
yang terisolasi. Terowongan tersebut tersusun atas 12-15 alat pengangkut, dimana
kapasitas total adalah 5000 kg. Pengeringan terowongan dapat digunakan untuk
mengeringkan bahan dalam jumlah besar dengan waktu singkat. (Fellows, 2000)
Pengering kotak tersusun atas ban berjalan dengan panjang 20 meter, sedangkan
lebarnya adalah 3 m. Prinsip kerja dari pengeringan ini adalah bahan pangan
dikeringkan pada lubang. Lubang tersebut terdapat pada ban berjalan, dimana ban
tersebut berjalan melewati udara untuk mengeringkan. (Fellows, 2000)
-Batch Tray Dryer
Metode batch merupakan metode tray drying yang paling sederhana. Tray dryer
terdiri dari bilik pemanasan yang terbuat dari kayu atau logam-logam
tertentu. Tray/kolom yang telah dimasukkan material yang ingin dikeringkan kemudian
di letakkan secara bersusun dalam kolom. Setelah ruangan ditutup, maka udara panas
dialirkan ke dalam ruang pemanas hingga semua bahan menjadi kering.
Udara panas yang masuk dari sebelah bawah ruang menyebabkan material yang
ada kolom yang paling bawah menjadi yang paling pertama kering. Setelah tenggat
waktu tertentu, tray akan dikeluarkan dan material yang telah kering diambil. Material
lain yang ingin dikeringkan dimasukkan dan prosedur terjadi berulang-ulang.
BAB III KESIMPULAN
permukaan ikan, ukuran ikan, kecepatan arus angin, dan wet bulb depression.
- Teknik pengeringan secara mekanis lebih efektif, efisien, hygiene, dan
tidak tergantung dengan cuaca/
Pilihlah metode pengeringan yang sesuai dengan Bentuk bahan yang
akan dikeringkan (cair, pasta, sluri, pulp, cairan kental, agregat besar atau
kecil), Sifat bahan(sensitif terhadap oksidasi, peka terhadap suhu, dll ) dan
Sifat produk yang diinginkan: bubuk, instan, bentuk tidak berubah. Karena
salah metode dapat menyebabkan kualitas produk jelek.
Datar Pustaka
Lesman. 2010. Tehnik dan Teknologi Pengawetan pada Makanan. Diakses tanggal 14
juni 2011
Sawitri, Asti dan Ade Esa N. 2010. Pengawetan Pangan/Makanan Dengan Teknologi
Pengeringan. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati
Syamsir E. 2008. Prinsip dan Teknik Pengawetan Makanan (Pangan). Diakses pada
tanggal 14 Juni 2011
Barus, P. (2009) : Pemanfaatan bahan pengawet dan antioksidan alami pada industri
bahan makanan, Medan, Universitas Sumatera Utara.
Astutik,Sri Mulia 2008. Teknik Pengeringan Bawang Merah Dengan Cara Perlakuan
Suhu dan Tekanan Fakum. Buletin Teknik Pertanian Vol. 13 No. 2.
Hasibun Rosdaneli, 2005. Proses Pengeringan. Program Studi Teknik Kimia Fakultas
Teknik Sumatra Utara