Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

(Prakerin)

UJI KARBOHIDRAT PADA SAMPEL EKSTRAK AIR KELAPA, MADU


CAIR, MADU BUBUK DENGAN METODE LUFF SCHOORL DI
PT.HALDIN PACIFIC SEMESTA

Disusun oleh:

Panji Utomo

181910068

XIII Kimia Analisis

KOMPETENSI KEAHLIAN KIMIA ANALISIS (4 TAHUN)


SMK BANI SALEH
JL. R.A. KARTINI NO 66 MARGAHAYU
KOTA BEKASI
2021
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN OLEH SEKOLAH

Telah diperiksa dan dinilai oleh Tim Penilai


SMK BANI SALEH

Dinyatakan

DITERIMA/DITOLAK

Sebagai salah satu syarat guna mengikuti Ujian Kompetensi Keahlian (UKK)
Praktik
Tahun Pelajaran 2021/2022

Menyetujui/Mengesahkan:

Kepala Kompetensi Keahlian Guru Pembimbing Prakerin


Kimia Analisis (4 Tahun)

Randhy Dwi Rendrahadi, S.Si Rainy Suluya, S.Pd

Mengetahui/Menyetujui,
Kepala SMK Bani Saleh

Drs. H. Jainuddin, M.Pd. I

i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN DI TEMPAT PRAKERIN
DINILAI OLEH TIM PENILAI

PT Haldin Pacific Semesta

Sebagai Hasil Laporan Kegiatan Prakerin


Dari Tanggal 9 Agustus s.d 8 Desember 2021

Menyetujui/Mengesahkan:

QC Manager Pembimbing/Instruktur Prakerin:

Susilo Utomo Nana Maulana

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena atas segala rahmat
dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan kegiatan Praktik Kerja Industri di
PT Haldin Pacific Semesta pada tanggal 9 Agustus s.d 30 November 2021 Serta
menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri dengan judul Uji Penetapan Kadar
Karbohidrat Pada Sampel Ekstrak air kelapa, Madu cair, Madu bubuk Dengan
Metode Luff Schoorl di PT Haldin Pacific Semesta dengan baik.
Penulis menyadari bahwa selama melaksanakan Praktik Kerja Industri
banyak bantuan dari berbagai pihak. Atas bimbingan, arahan, maupun
motivasi yang diberikan, maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Allah Subhanahuwata’ala yang telah memberi nikmat kesehatan sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja industri.
2. Orang tua serta keluarga yang selalu memberikan ridha dan doa untuk
kelancaran Prakerin di PT Haldin Pasific Semesta
3. Drs. H. Jainuddin, M.Pd.I selaku kepala Sekolah Menengah Kejuruan SMK
Bani Saleh yang telah mempersetujui penyusun untuk melaksanakan
prakerin.
4. Igma Trisa Sukmalaksana, S.Tp, Gr. selaku Kepala Program Studi Kimia
Analisis SMK Bani Saleh dan kepada pembimbing saya Rainy Suluya,
S.Pd yang telah membantu memberikan saran, dan pengarahan sehingga
laporan prakerin ini dapat terselesaikan dengan baik oleh penyusun.
5. Bapak Susilo selaku Manager QC PT Haldin Pacific Semesta.
6. Bapak Muhammad Daris selaku QC Supervisor dan pembimbing Praktik
Kerja Industri PT Haldin Pacific Semesta.
7. Kepada seluruh staff karyawan QC PT Haldin Pacific Semesta yang telah
membimbing dan membantu penulis dalam bekerja.
8. Kepada Aldo, Cahya dan Hasib selaku teman seperjuangan prakerin
9. Dan kepada seluruh pihak yang berkenan membantu secara langsung
maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

iii
Semoga segala bantuan dan doa yang telah diberikan semua pihak di atas
menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Bekasi, Agustus 2021


Penyusun

Panji Utomo

iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN INDUSTRI………………………………………….
KATA PENGANTARiii
DAFTAR ISIv
DAFTAR TABELvi
DAFTAR GAMBARviii
DAFTAR LAMPIRANx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri
B. Tujuan Praktik Kerja Industri2
C. Waktu dan Tempat Praktik Kerja Industri2
D. Pembatasan Masalah2
BAB II PROFIL PT Haldin Pacific Semesta3
A. Sejarah PT Haldin Pacific Semesta3
B. Struktur Organisasi4
C. Sumber Daya Manusia dan Fasilitas5
D. Kegiatan Industri/Bidang Usaha yang dilakukan6
BAB III KAJIAN PUSTAKA8
A. Latar Belakang Analisis8
B. Tinjauan Pustaka9
C. Uraian Alat16
D. Uraian Bahan19
BAB IV UJI KARBOHIDRAT PADA SAMPEL CWP, MADU POWDER,
MADU LIQUID DENGAN METODE LUFF SCHOORL21
A. Prinsip Kerja21
B. Alat21
C. Bahan22
D. Langkah Kerja22

v
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN26
A. Hasil26
B. Pembahasan26
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN29
A. Kesimpulan29
B. Saran29
DAFTAR PUSTAKA30
LAMPIRAN31

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Uraian Alat.............................................................................................16


Tabel 3.2 Uraian Bahan.........................................................................................20
Tabel 5.1 Report Hasil Analisa Karbohidrat pada CWP, Honey Liquid, Honey
Powder...................................................................................................................25

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Haldin Pacific Semesta...............................................................3


Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Haldin Pacific Semesta...................................5
Gambar 2.3 Karbohidrat..........................................................................................9
Gambar 3.2 Ekstrak Air Kelapa.............................................................................10
Gambar 3.3 madu Cair...........................................................................................12
Gambar 3.4 Madu Bubuk.......................................................................................13
Gambar 3.5.............................................................................................................16
Gambar 3.6.............................................................................................................16
Gambar 3.7 ............................................................................................................16
Gambar 3.8.............................................................................................................17
Gambar 3. 9............................................................................................................17
Gambar 3.10...........................................................................................................17
Gambar 3.11...........................................................................................................17
Gambar 3.12...........................................................................................................18
Gambar 3.13...........................................................................................................18
Gambar 3.14...........................................................................................................18
Gambar 3.15...........................................................................................................18
Gambar 3.16...........................................................................................................19
Gambar 3.17...........................................................................................................19
Gambar 3.18...........................................................................................................19
Gambar 3.19...........................................................................................................20
Gambar 3.20...........................................................................................................20
Gambar 3.21...........................................................................................................20
Gambar 3.22...........................................................................................................20
Gambar 5.1

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Analisis.....................................................................................31


Lampiran 2 Perhitungan Analisis..........................................................................33
Lampiran 3 Diagram

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Industri


Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu kegiatan untuk
melatih dan memberikan pengajaran kepada siswa/i dalam Dunia Usaha atau
Dunia Industri yang relevan terkait kompetensi keahlian masing-masing.
Selain itu pelaksanaan prakerin dapat memberikan bekal ilmu dalam dunia
kerja agar dimasa mendatang para siswa dapat bersaing dalam dunia industri
yang semakin ketat seperti saat ini, serta meningkatkan mutu kualitas sebagai
lulusan SMK menjadi sumber daya manusia yang handal dan professional.
Prakerin merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan visi dan misi
SMK Bani Saleh yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan. Pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja dalam dunia Usaha dan dunia Industri. Dalam
mempersiapkannya pembelajaran yang diperoleh para siswa tidak hanya
dibekali dengan teori belajar saja tetapi juga pemahaman tentang lingkungan
yang akan mereka hadapi setelah lulus sekolah, yaitu dengan praktik kerja
industri yang dilakukan di balai/perusahaan/industri.
Prakerin merupakan suatu keharusan akademis bagi setiap siswa
kompetensi keahlian Kimia Analisis 4 tahun SMK Bani Saleh pada tingkat
akhir guna menentukan standar kualifikasi kelulusan siswa yang bersangkutan
pada akhir jenjang pendidikan. Prakerin pun diharapkan mampu memberikan
umpan balik kepada pihak industri mengenai standar kualifikasi lulusan SMK
yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan dunia Industri dan masukan-masukan
yang berarti bagi pembangunan mutu pendidikan kejuruan. Di masa pandemi
covid-19 ini, prakerin dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan dan
memakai alat pelindung diri dengan lebih ketat. Perusahaan juga selalu
mengingatkan untuk wajib menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai
masker.

1
2

B. Tujuan Praktik Kerja Industri


Penyelenggaraan Praktik Kerja Industri bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kemampuan dan memantapkan keterampilan siswa sebagai bekal
kerja yang sesuai dengan program studi kimia analisis.
2. Melatih siswa untuk berkomunikasi/ berinteraksi secara profesional di dunia
kerja yang sebenarnya.
3. Melatih mental siswa/i agar menjadi mental pekerja yang terlatih.
4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang dimiliki oleh siswa/i prakerin
yang didapat dari pembelajaran di sekolah.
5. Menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia industri maupun
dunia usaha.

C. Waktu & Tempat


Prakerin dilaksanakan kurang lebih selama 4 bulan dimulai pada
tanggal 9 Agustus sampai 8 Desember 2021 di PT Haldin Pasific Semesta
yang bertempatkan di Kawasan Industrial MM2100, Jalan Irian V Blok MM-
2, Bekasi.

D. Pembatasan Masalah
Prakerin dilakukan di PT Haldin Pacific Semesta, bagian QC (Quality
Control). Terdapat bebagai kegiatan diantaranya pengujian Specific gravity,
Brix, Refraktometer index. Pada penulisan laporan ini penulis membatasi
analisis “Uji Penetapan Kadar Karbohidrat Pada Sampel Ekstrak Air Kelapa,
Madu bubuk, Madu cair dengan Metode Luff Schoorl.
BAB II
PROFIL PT HALDIN PACIFIC SEMESTA

A. Sejarah PT Haldin Pacific Semesta


PT Haldin Pacific Semesta adalah perusahan yang memulai kehidupan di
Amerika lebih dari 2 dekade yang lalu. Awalnya didirikan sebagai importir
Vanila Indonesia untuk pelanggan di Amerika Utara, Haldin memperluas
penawarannya untuk memenuhi permintaan yang semakin beragam. Padasaat
bersamaan, Haldin mengembangkan keahliannya dalam menyediakan bahan
baku berkualitas terbaik dan mengubahnya bahan-bahan alami tersebut
menjadi bagian yang penting.

Gambar 2.1 Logo PT Haldin Pacific Semesta


Alisjahhana Haliman atau yang bias dikenal dengan Ali Haliman,
Founder/ presiden of PT Haldin Pacific Semesta pria kelahiran Pontianak, 11
Februari 1965 ini memulai bisnis di New Jersey, America Serikat 25 tahun
silam. Keputusannya menjadi wirausahawan pada usia 22 tahun telah menjadi
bisnis yang profektif saat ini, meskipun untuk itu ia harus mengorbankan
pendidikannya dari Fakultas Fisika di California State University at Long
Beach, AS di tahun 1987.
Bungsu dari 6 bersaudara ini mengawali bisnisnya sebagai pengimpor
produk vanilla dari Indonesia untuk market di America Utara. Kepiawayan
dan naluri bisnisnya yang tajam serta didukung oleh tekhnologi mengubah
bahan-bahan alam menjadi produk yang mempunyai nilai tambah.
Dengan pertimbangan alam Indonesia yang sangat kaya dan
mempunyai potensi yang sangat besar sebagai sumber bahan baku untuk

3
4

produk-produk Haldin, maka pria yang menyukai olahraga golf ini


memutuskan untuk pindah ke Indonesia di tahum 1992, mengembangkan
kreasinya dan memperluas bisnisnyatidak lagi mengirim bahan mentah tapi
mengolahnya menjadi produk ekstrak. PT Haldin Pacific melakukan salah satu
wujud inovasi yakni dari azas efisien dan efektif. Langkahnya telah membawa
Inndonesia tidak lagi mengekspor bahan mentah tapi menjadi produk terolah
dalam bentuk yang lebih kecil volumenya tetapi jauh lebih tinggi nilainya.
Disamping efisiensi dan efektif juga azas nilai tambah sebagai salah saatu
pilar sukses bisnis dari setiap produk yang dikembangkan.

B. Struktur Organisasi
PT Haldin Pacific Semesta yang di pimpin oleh Manufacturing yaitu
terdiri dari QC (Quality Control), Produksi, QA (Quality Assurance), SCM
(Supply Chain Management), GA (General Affair), HSE (Health, Security, and
Environment). Quality Control yang terdiri dari RM (Raw Material), FG
(Finish Good), Stability, Mikrobiologi, dan PM (Packaging Material)

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Haldin Pacific Semesta


5

Sumber Daya Manusia dan Fasilitas

PT Haldin Pacific Semesta memiliki karyawan yang berjumlah 550


orang dan tersebar di 5 lokasi, yaitu di Cibitung, Cikarang, Ciamis, Lampung
dan Setu. Fasilitas yang terdapat di PT Haldin Pacific Semesta anatara lain:
1. Office
2. Metting room
3. Social room
4. Locker room
5. Rest room
6. Smooking area
7. Parking area
8. Warehouse
9. Security past
10. Akses internet
11. Kamar mandi
12. Laboraturium RND
13. Laboratorium QC
14. Laboratorium Mikro
15. Ruang produksi
16. Musholla
17. Taman

C. Kegiatan Industri/ Bidang Usaha Yang Dilakukan


Pemeriksaan pada Laboratorium QC PT Haldin Pacific Semesta terdiri
dari beberapa produk, antara lain:
1. Kopi
6

Kopi diproduksi dari biji kopi Robusta dan Arabica asal indonesia.
Ekstrak kopi Haldin dibuat untuk menyerupai karakteristik sensori dari
kopi yang baru diseduh. Teknologi kami memungkinkan untuk
menangkap semua aroma biji kopi panggang, sambal mengektraksi biji
kopi dengan hasil optimal, menjadikannya ekstrak kopi yang khas
dibandingkan dengan yang lain, tersedia dalam bentuk Essence,
Consentrate, dan Extract.

2. Bahan Fungsional
Haldin menggabungkan karya seni dengan bahan baku kualitas
tertinggi untuk menghasilkan produk liquid dan spray dried

3. Minyak Essensial Oil


Saat ini penggunaan minyak Essensial telah berkembang ke
aplikasi yang lebih luas, tidak hanya dikenal dengan manfaat
kesehatannya, mereka juga memberi kontribusi penting dalam kosmetik,
wewangian, aromaterapi, perawatan pribadi, dan pada tingkat yang lebih
rendah, dirumah tangga, agen pembersih dan peralatan dan peralatan
mandi.

4. Madu Dan Kelapa


Diproses dengan modern dari awal sampai akhir, Mengandung
banyak nutrisi, produk kami menawarkan solusi tingkat pertama untuk
industri makanan dan minuman. Kami tidak menggunakan bahan
pengawet dan tidak ada bahan buatan.

5. Cokelat dan Vanilla


Saat ini, Indonesia adalah penghasil vanilla terbesar ke-3 didunia,
vanilla tumbuh di Nusantara api sebagian besar dipulau Bali, Sulawesi,
dan Jawa, Seperti anggur berkualitas, vanilla butuh penanganan dan
penyimpanan yang cermat untuk menghasilkan hasil yang terbaik, Setelah
7

panen, kemudia difermentasi, Vanilla kemudian di keringkan secara alami


ditempat teduh dan disimpan selama beberapa bulan sampai mereka siap
digunakan.
BAB III
KAJIAN PUSTAKA

A. Latar Belakang Analisis


Karbohidrat juga berfungsi sebagai pengatur metabolisme lemak karena
karbohidrat mampu mencegah oksidasi lemak yang tidak sempurna
(Irawan,2007). Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul
karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsiutama
karbohidrat adalah penghasil energi didalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat
yangdikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil
proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudianakan digunakan oleh
tubuhuntuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya sepertibernafas, kontraksi
jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti
berolahraga atau bekerja (Irawan, 2007). 1. Monosakarida Monosakarida
merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari 1 gugus cincin.
Contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia
adalah glukosa, fruktosa dan galaktosa. Di alam, glukosa banyak terkandung
di dalam buah-buahan, sayuran dan juga sirup jagung. Fruktosa dikenal juga
sebagai gula buah dan merupakan gula dengan rasa yang paling manis. Di
alam fruktosa banyak terkandung di dalam madu (bersama dengan glukosa),
dan juga terkandung di berbagai macam buah-buahan. Sedangkan galaktosa
merupakan karbohidrat hasil proses pencernaan laktosa sehingga tidak
terdapat di alam secara bebas. Selain sebagai molekul tunggal, monosakarida
juga akan berfungsi sebagai molekul dasar bagi pembentukan senyawa
karbohidrat kompleks pati (starch) atau selulosa (Budiman, 2009). Glukosa
merupakan suatu aldoheksosa, disebut juga dekstrosa karena memutar bidang
polarisasi ke kanan. Glukosa merupakan komponen utama gula darah,
menyusun 0,065-0,11% darah kita. Glukosa dapat terbentuk dari hidrolisis
pati, glikogen, dan maltosa. Glukosa dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi
lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut sebagai gula pereduksi
(Budiman, 2009).

8
9

B. Tinjauan Pustaka
1. Karbohidrat
Karbohidrat yaitu senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Terdiri atas unsur C, H, O dengan perbandingan 1 atom C, 2 atom
H, 1 atom O. karbohidrat banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang
yang berperan struktural & metabolik sedangkan pada tumbuhan untuk
sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum/selulosa, melalui
proses fotosintesis, sedangkan Binatang tidak dapat menghasilkan
karbohidrat sehingga tergantung tumbuhan. karbohidrat merupakan
sumber energi dan cadangan energi, yang melalui proses metabolisme.
Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi sebagai cadangan
makanan, pemberi rasa manis pada makanan, membantu pengeluaran feses
dengan cara mengatur peristaltik usus, penghemat protein karena bila
karbohidrat makanan terpenuhi, protein terutama akan digunakan sebagai
zat pembangun.

Gambar 3.1 struktur karbohidrat


10

2. Ekstrak air kelapa


Istilah "bubuk kelapa" digunakan untuk menggambarkan beberapa produk
makanan berbasis kelapa: santan dehidrasi, tepung kelapa atau daging kelapa yang
diparut halus. Produk ini digunakan dengan cara yang berbeda dalam berbagai
resep. Individu yang tertarik untuk membeli bubuk kelapa harus membaca
deskripsi produk dan label nutrisi sehingga mereka tahu persis apa yang mereka
beli. Resep dalam banyak jenis masakan menggunakan santan sebagai bahannya.
Selain itu, beberapa orang menikmati minuman yang terbuat dari santan dan
mungkin meminumnya sebagai pengganti susu.

Gambar 3.2 ekstrak air kelapa


Meskipun dimungkinkan untuk membuat santan di rumah, ini adalah proses
yang memakan waktu. Sebaliknya, banyak orang memilih untuk membeli santan
dalam bentuk kaleng atau bubuk. Keuntungan menggunakan santan kering
dibandingkan susu kaleng adalah bahwa juru masak dapat menyendok bubuk
kelapa persis sebanyak yang dibutuhkan untuk resep tertentu tanpa membuang
sisa susu kaleng. Bubuk santan dapat dicampur dengan aditif untuk memastikan
teksturnya tetap seperti tepung. Namun tekstur kelapa ini tidak selalu tepung.
Kelapa parut digunakan dalam berbagai resep, termasuk makanan yang
dipanggang seperti roti, kue, dan kue kering. Resep berbagai jenis permen cokelat
juga bisa menggunakan parutan kelapa. Terakhir, kelapa parut sering disebut
sebagai breading untuk ikan, seafood, dan ayam.
11

Ekstrak air kelapa


Madu merupakan cairan alami yang umumnya manis, berasal dari nektar
bunga yang dikumpulkan oleh lebah madu. Menurut Standar Nasional Indonesia
(SNI) 3545:2013 mempunyai rasa manis yang dihasilkan oleh lebah madu (Apis
sp.) dari sari bunga tanaman (flora nectar) atau bagian lain dari tanaman. Madu
adalah zat manis yang dihasilkan oleh lebah madu, yang berasal dari nektar bunga
atau dari sekresi tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Madu dapat mengalami
perubahan bentuk dan mengandung senyawa tertentu yang berasal dari tubuh
lebah, kemudian disimpan pada sarang madu hingga mengalami proses
pematangan. Setiap produk pangan memiliki karakteristik mutu yang berbeda-
beda.

Gambar 3.3 Madu Cair

Indikator madu yang penting bagi konsumen adalah warna, aroma, dan
rasa. Warna, aroma, dan rasa madu dipengaruhi oleh jenis tanaman sumber
nektarnya. Warna madu dipengaruhi oleh kandungan mineral yang
terdapat pada madu. Kandungan mineral ini dapat berasal dari tanah
tempat tumbuh tanaman dan juga pengaruh kontaminan cemaran gantung
pada faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya jenis bunga.
Faktor eksternal seperti musim, kondisi tanah atau letak geografis, proses
pengolahan dan penyimpanan.
12

Madu dari lebah madu merupakan cairan kental yang mengandung


berbagai macam molekul seperti glukosa dan fruktosa sebesar 80-85 %, air
sebanyak 15-17 %, protein dan asam amino sebanyak 0,1-0,4 %.
Komposisi dari madu sangat bervariasi tergantung pada jenis tanaman
yang dihinggapi oleh lebah atau menjadi tempat bagi lebah untuk
mengambil nektar.

Kandungan senyawa dalam madu pada umumnya adalah asam


fenolik meliputi caffeic, ellagic, ferulic dan p-coumaric acids; flavonoid
seperti apigenin, chrysin, galangin, hesperetin, kaempferol, pinocembrin
dan quercetin; serta antioksidan seperti tocopherols, ascorbic acid,
superoxide dismutase (SOD), catalase (CAT), dan reduced glutathione
(GSH). Beberapa studi menunjukkan bahwa madu dapat dimanfaatkan
sebagai antioksidan, antiinflamasi, antibakterial, antiviral, antiulcer,
antihiperlipidemik, antidiabetik, dan antikanker.

Madu dapat digunakan sebagai penyembuh luka karena memiliki


aktivitas antibakteri dan antiinflamasi. Madu bekerja baik untuk
menghambat pertumbuhan dari Escherichia coli, Shigella spp.,
Helicobacter pylori, dan Salmonella spp.

Aktivitas antibakteri dari madu berasal dari efek osmotik, asiditas,


hidrogen peroksida, dan faktor fitokimia. Osmolaritas madu yang tinggi
dapat menarik air dari mikroorganisme yang dapat membatasi hidup
mereka. Asiditas dari madu berkisar pada pH 3,2-4,9 sehingga dapat
menghambat patogen yang tidak tahan asam. Madu dapat menjaga luka
dalam kondisi steril sehingga senyawa yang berperan sebagai antioksidan
dan antimikrobia dapat bekerja dengan baik (Jalil dkk., 2017). Adanya
hidrogen peroksida dapat menghambat pertumbuhan dari mikrobia. Faktor
fitokimia yang dimiliki madu adalah fenol kompleks dan flavonoid yang
memiliki manfaat sebagai antibakteri.
13

3. Madu Bubuk

Gambar 3.4 Madu Bubuk


Madu Bubuk (honey powder) adalah produk yang berupa bubuk madu yang biasa
digunakan suatu indusri / lembaga / perusahaan untuk dijadikan bahan baku untuk
pembuatan obat, susu, makanan, minuman, dll. Madu bubuk terbuat dari madu
murni dan campuran maltodextrin.
Maltodekstrin merupakan larutan yang terkonsentrasi dari sakarida yang diperoleh
dari pati – pati atau yang diperoleh dari hidrolisa pati dengan penambahan asam
maupun enzim. Maltodekstrin pada dasarnya merupakan senyawa hidrolisis pati
yang tidak sempurna, terdiri dari campuran gula – gula dalam bentuk sederhana.
Maltodekstrin sangat baik digunakan sebagai bahan pengisi untuk meningkatkan
volume dalam sistem pangan. Umumnya, maltodekstrin digunakan dalam
campuran bubuk kering, makanan ringan, produk – produk roti, permen, keju,
pangan beku, dan saos karena kemudahannya membentuk dispersi kelarutan
cepat, higroskopis rendah, meningkatkan volume dan sebagai pengikat.

Gambar 3.4 Madu Bubuk

Sifat – sifat yang dimiliki maltodekstrin antara lain maltodekstrin memiliki daya
larut yang tinggi, memiliki sifat higroskopis yang rendah, sifat browning (berubah
warna menjadi kecoklatan) rendah, mampu menghambat kristalisasi dan memiliki
daya ikat yang kuat.
14

Madu Bubuk (honey powder) merupakan campuran dari madu murni dan dan
maltodekstrin.
Bentuk : Serbuk Halus
Warna : Putih sampai agak kekuningan
Rasa : Manis khas Madu
Aroma : Khas Madu
Kelarutan : Normal, larut sempurna dalam air
Sifat Higroskopis : Mudah menggumpal

C. Uraian Alat
Alat yang digunakan dalam penetapan kadar karbohidrat pada sampel
CWP, madu cair, dan madu bubuk dengan metode luff school antara lain:
Tabel 3.1 Uraian Alat
No. Nama Alat Fungsi
1. Botol semprot Umumnya digunakan untuk
tempat menyimpan larutan atau
zat cair. Dalam penelitian ini
digunakan untuk menyimpan
aquadest

Gambar 3.1 Botol Semprot


2. Bulb Umunya digunakan untuk
memindahkan cairan dari satu
tempat ke tempat lainnya. Dalam
penilitian ini digunakan untuk
menyedot larutan kedalam pipet.

Gambar 3.2 Bulb


3. Buret Umumnya digunakan untuk
Analisa volume cairan atau gas
secara kuantitatif. Dalam
15

penelitian ini digunakan untuk


mengukur volume Na2S2O3

Gambar 3.3 Buret


4. Corong Umumnya digunakan untuk
menuangkan cairan dari suatu
tempat ke tempat lainnya. Dalam
penilitian ini digunakan untuk
menyaring sampel dengan kertas
saring
Gambar 3. 4 Corong
5. Erlenmeyer Umumnya digunakan untuk
mengukur dan menampung
bahan analisa. Dalam penilitian
ini digunakan sebagai wadah
sampel

Gambar 3. 5 Erlenmeyer
6. Labu Ukur Umumnya digunankan untuk
membuat larutan dengan
konsentrasi tertentu. Dalam
penelitian ini untuk pengenceran
larutan sampel
16

Gambar 3.6 lanu ukur


7. Hot Plate Umunya digunakan untuk
melakukan reaksi kimia. Dalam
penelitian ini digunakan untuk
memanaskan sampel

Gambar 3.7 Hot Plate


8. Pendingin Tegak Umumnya digunakan untuk
destilasi, ekstrasi, saponifikasi,
esterifikasi, dan metilasi. Dalam
penelitian ini digunakan untuk
destilasi larutan.

Gambar 3.8 Pendingin Tegak


9. Neraca Analitik Umumnya digunakan untuk
menimbang massa suatu zat.
Dalam penelitian ini digunakan
untuk menimbang sampel

Gambar 3.9 Neraca Analitik


10. Pipet Tetes Umumnya digunakan untuk
mengambil cairan dalam skala
kecil.

Gambar 3.10 Pipet Tetes


11. Pipet Volume Umumnya digunakan untuk
memindahkan cairan atau larutan
17

dalam jumlah sedikit. Dalam


penelitian ini digunakan untuk
memindahkan larutan luff school
dan H2SO4

Gambar 3.11 Pipet Volume


12. Pipet Ukur 10 mL Umumnya digunakan untuk
memindahkan cairan atau larutan
ke dalam wadah dalam berbagai
ukuran volume. Dalam
penelitian ini untuk memipet
larutan standar

Gambar 3.12 Pipet Ukur 10 mL


13. Stopwacth Umumnya digunakan untuk
mengukur lamanya waktu yang
diperlukan dalam suatu kegiatan.
Dalam penelitian ini digunakan
sebagai pengukur waktu saat
pemanasan

Gambar 3.13 Stopwacth

D. Uraian Bahan
Bahan yang digunakan dalam penetapan kadar karbohidrat pada
sampel CWP, madu cair, dan madu bubuk dengan metode luff school antara
lain:
Tabel 3.2 Uraian Bahan
No Nama Bahan Fungsi
.
1. Air suling Umumnya digunakan untuk
18

pelarut bahan-bahan kimia.


Dalam penelitian ini digunakan
untuk melarutkan sampel

Gambar 3.14 Air Suling


2. Kertas Saring Umumnya digunakan untuk
memisahkan partikel suspensi
dari cairan, untuk memisahkan
antara zat terlarut dari zat padat.
Dalam penenlitian ini digunakan

Gambar 3.15 Kertas Saring untuk menyaring larutan sampel

3. HCl Pekat Umumnya digunakan untuk


melarutkan banyak jenis logam
dan menghasilkan logam klorida
dan gas hydrogen. Dalam
penelitian ini digunakan untuk
pelarut atau pengasam

Gambar 3.16 HCl Pekat


4. CH3COOH Umumnya digunakan untuk
mengasamkan larutan dan lain-
lain. Dalam penelitian ini sebagai
pereaksi untuk membuat larutan
sedikit asam

Gambar 3.17 CH3COOH


BAB IV
UJI PENETAPAN KADAR KARBOHIDRATPADA SAMPEL MADU
CAIR, MADU BUBUK, DAN EKSTRAK AIR KELAPA MENGGUNAKAN
METODE LUFF SCHOORL

A. Prinsip Kerja
Ditimbang seksama lebih kurang 5 g cookies ke dalam erlenmeyer 500 ml.
Ditambahkan 200 ml larutan HCl 3%. Didihkan selama 3 jam dengan
pendingin tegak. Dinginkan dan netralkan dengan NaOH jenuh (dengan
indikator universal). Ditambahkan sedikit CH3COOH 3% agar suasana
larutan agak sedikit asam kemudian dipindahkan isinya ke dalam labu ukur
500 ml dan terakan hingga garis tanda, kemudian saring. Dipipet 10 ml
saringan ke dalam erlenmeyer 500 ml. Ditambahkan 25 ml larutan Luff
(dengan pipet) dan beberapa butir batu didih serta 15 ml air suling.
Dipanaskan campuran dengan nyala yang tetap. Usahakan agar larutan dapat
mendidih dalam waktu 3 menit (gunakan stopwatch). Didihkan terus selama
tepat 10 menit (dihitung dari saat mulai mendidih dan gunakan stopwatch)
kemudian dengan cepat dinginkan dalam bak berisi es. Setelah dingin,
tambahkan 15 ml larutan KI 20% dan 25 ml H2SO4 25% perlahan-lahan.
Titar secepatnya dengan larutan tio 0,1 N (gunakan petunjuk larutan kanji
0,5%), lakukan penetapan blanko. Perhitungan: (Blanko-pentiter) x N tio x 10,
setara dengan terusi yang terelusi. Kemudian dilihat dalam daftar Luff-Schoorl
berapa mg gula yang terkandung untuk ml tio yang dipergunakan. Kadar
glukosa 1 P Dimana: Kadar karbohidrat = 0,90 x kadar glukosa W = bobot
sampel, dalam mg

B. Alat
Alat yang digunakan dalam penetapan kadar karbohidrat pada sampel
CWP, madu cair, dan madu bubuk dengan metode luff school antara lain:
1. Botol Semprot

19
20

2. Bulb
3. Buret
4. Corong
5. Gelas Kimia 100 mL
6. Gelas Ukur 25 mL
7. Hot Plate
8. Labu Ukur 500 mL
9. Neraca Analitik
10. Pipet Ukur 10;25 mL
11. Statif dan Klem

C. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penetapan kadar karbohidrat pada
sampel CWP, madu cair, dan madu bubuk dengan metode luff school antara
lain:
1. Air Suling
2. HCl Pekat
3. HCl 3%
4. Na2S2O3
5. H2SO4 25%
6. Luff Schoorl
7. NaOH 30%
8. Kertas Lakmus
9. CH3COOH 3%

D. Langkah Kerja
Langkah kerja yang digunakan dalam penelitian karbohidrat dengan
sampel ekstrak air kelapa, madu cair, dan madu bubuk, yaitu:
1. Persiapan
a. Pembuatan pereaksi
21

1) Pembuatan Pereaksi HCl 3% (Ditjen POM, 1979) Dipipet 74,23 ml


HCl p.a. Dimasukkan ke dalam gelas piala yang telah berisi sedikit
air kemudian dilarutkan dengan air sebanyak 750 ml. Diaduk dan
homogenkan
2) Pembuatan Pereaksi CH3COOH 3% (Ditjen POM, 1979)
Dilarutkan 30 ml CH3COOH glacial dengan air sampai 100 ml
3) Pembuatan Pereaksi KI 20% (SNI 3451-2011) Ditimbang 20 g KI
p.a. ke dalam labu ukur 100 ml. Diencerkan dengan air suling
sampai garis tanda.
4) Pembuatan Pereaksi H2SO4 25% (SNI 3451-2011) Dilarutkan 138
ml H2SO4 98% (p) dalam 745 ml air suling
5) Pembuatan Pereaksi Na2S2O7 0,1 N (SNI 3451-2011) Dilarutkan
248 g Na2S2O7 1 N dengan air suling bebas CO 2 (yang sudah
didihkan terlebih dahulu) hingga 1 L. Distandardisasi Na2S2O7 0,1
N.
6) Pembuatan Pereaksi Luff-Schoorl (SNI 01-2891-1992) Dilarutkan
143,8 g Na2CO3 anhidrat dalam kira-kira 300 ml air suling. Sambil
diaduk, tambahkan 50 g asam sitrat yang telah dilarutkan dengan
50 ml air suling. Ditambahkan 25 g CuSO 4.5H2O yang telah
dilarutkan dengan 100 ml air suling. Dipindahkan larutan tersebut
ke dalam labu 1 liter. Ditepatkan sampai garis tanda garis dengan
air suling dan kocok. Dibiarkan semalam dan saring bila perlu.

b. Pembuatan larutan sampel


1) Sampel ditimbang sebanyak 2,5 gram dengan wadah Erlenmeyer
250 ml
2) Sampel dilarutkan dengan HCl 3% sebanyak 200 ml
3) Sampel dipanaskan menggunakan pendingin tegak pada suhu 150-
500°C selama ±3jam
4) Sampel didinginkan dengan cepat menggunakan air mengalir
5) Sampel dinetralkan dengan NaOH 30%
22

6) Sampel ditambahkan Asam Asetat sampai sedikit asam (PH ±6)


7) Sampel dipindahkan isinya ke dalam labu ukur 500 Ml dan terakan
hingga tanda batas, kemudian saring
8) Sampel dipipet sebanyak 10 ml ke dalam Erlenmeyer 500 ml
9) Sampel ditambahkan 25 mL larutan luff school, 15 ml aquadest
dan beberapa batu didih
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Pada pengujian kadar kadar karbohidrat pada sampel CWP, madu cair,
dan madu bubuk didapat data kadar, sebagai berikut:

No Sampel Kadar (%)


1. Ekstrak air 75,52
kelapa
2. Madu Cair 65,08
3. Madu Bubuk 81,04
+ Tabel 5.1 Hasil Analisis Sampel

23
24

Na2S2O3 Glukosa, Fruktosa,


(mL) Gula infersi (mg)
1 2,4
2 4,8
3 7,2
4 9,7
5 12,2
6 14,7
7 17,2
8 19,8
9 22,4
10 25,0
11 27,6
12 30,3
13 33,0
14 35,7
15 38,5
16 41,3
17 44,2
18 47,1
19 50,0
20 53,0
21 56,0
22 59,1
23 62,2

Glukosa, Fruktosa, Gula infersi (mg)


70
60
f(x) = 2.70899209486166 x − 1.49051383399209
50 R² = 0.998686041708497
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25

Gambar 5.1 Kurva Luff Schoorl


25

B. Pembahasan
Metode yang digunakan pada pengujian kadar karbohidrat pada sampel
ekstrak air kelapa, madu caiar, madu bubuk adalah secara luff schoorl. Prinsip
metode ini Schoorl oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa
dan maltosa). Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat
mereduksikan Cu2+ menjadi Cu1+. Reaksi yang terjadi dalam metode Luff
Schoorl: O O. R – C + 2 Cu2+ + 4 OH- R – C. H H. Gula reduksi Luff.
Iodometri merupakan titrasi tidak langsung dan digunakan untuk menetapkan
senyawa-senyawa yang mempunyai potensial oksidasi lebih besar dari sistem
iodium-iodida atau senyawa-senyawa yang bersifat oksidator seperti
CuSO4.5H2O. Pada iodometri sampel bersifat oksidator.
.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Pada pengujan kadar karbohidrat pada sampel ekstrak air kelapa, madu
cair, madu bubuk di PT Haldin Pacific Semesta diperoleh kadar karbohidrat
sebesar 75,52%, 65,08%, 84,80%. Menurut yang ditetapkan SNI-01-2891-
1992, batas kadar karbohidrat sebesar 80% . maka data yang diperoleh
tersebut belum memenuhi syarat.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis untuk penelitian sejenis adalah:
1. Memakai APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap saat preparasi sampel
agar terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang
digunakan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, J. 2014. Intensif Budidaya Lidah Buaya Usaha dengan Prospek Yang Kian
Berjaya. Pustaka Baru Press: Yogyakarta.
Agency fo Toxic Substance and Disesase Registry (ATSDR). 2007. Toluene
Toxicity (Case studies in Enviromental Madicine). U.S Derpartement
of Health and Human Service. February 2007.
BPOM. 2017. Deteksi Cemaran Logam Berat dalam Kosmetika.
https://www.pom.go.id/new/view/more/klarifikasi/35/Deteksi-
Cemaran-Logam-Berat-dalam-Kosmetika.html. Diakses pada tanggal
03 Juli 2021
Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk hidup, 111, 131-134,
Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran (Hubungannya dengan
Toksikologi Senyawa Logam), Penerbit : Universitas Indonesia Press,
Jakarta.
Furnawathi, I . 2002. Lidah Buaya si Tanaman Ajaib. Agromedia pustaka. Depok.
FK UNDIP. 2018. Manual Prosedur Penggunaan SSA.
http://qa.fk.undip.ac.id/wp-content/uploads/2017/01/10.-MP-
Penggunaan-AAS.pdf. Diakses pada tanggal 21 Juli 2021
Gunanjar. 1985. Spektrofotometer Serapan Atom, PPNY-Batan, Yogyakarta.
Gusnita, D. 2012. Pencemaran logam berat timbal (Pb) di udara dan upaya
penghapusan bensin bertimbal. Jurnal Berita Dirgantara, 13(3): 95-
101.
Hartanto, E.S. dan E.H. Lubis. 2002. Pengolahan Minuman Sari Lidah Buaya
(Aloevera linn.). Warta IHP/J. Agro-Based Industry.
Khairunnisa, Anandina. 2019. ANALISIS LOGAM BERAT DALAM BAHAN
BAKU DMAE BITARTRATE.
https://docs.google.com/document/d/10Gy6vjh2YTgkVmhsyxon1__K
FPnOxv6C/edit#heading=h.gjdgxs. Diakses pada tanggal 21 Juli
2021.

27
28

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Laporan Nasional Riset


Kesehatan Dasar 2018. 1–582.
Renaldi, Dedy. 2019. PENENTUAN KADAR LOGAM BERAT TIMBAL (Pb)
DAN KADMIUM (Cd) PADA IKAN PATIN (Pangsius
hypophthalmus) DENGAN METODE SPEKTROFOMETRI
SERAPAN ATOM (SSA).
Suharto. 2005. Dampak pencemaran logam Timbal (Pb) terhadap kesehatan
masyarakat. Majalah Kesehatan Indonesia No. 165. Universitas
Airlangga. Surabaya.
Sumantri. 2015. Strategi pembelajaran. Jakarta: Kharisma Putra Utama.
Yudo, S. (2006). Kondisi Pencemaran Logam Berat di Perairan Sungai DKI
Jakarta. Jurnal Makara, Vol. 2, No. 1 pp.1-8.
LAMPIRAN

Lampiran 1 – Hasil Analisis

29
30

Na2S2O3 Glukosa, Fruktosa,


Glukosa, Fruktosa, Gula infersi (mg) (mL) Gula infersi (mg)
70 1 2,4
60
f(x) = 2.70899209486166 x − 1.49051383399209 2 4,8
50 R² = 0.998686041708497
40 3 7,2
4 9,7
30
5 12,2
20
6 14,7
10
7 17,2
0 8 19,8
0 5 10 15 20 25
9 22,4
10 25,0
11 27,6
12 30,3
13 33,0
14 35,7
15 38,5
16 41,3
17 44,2
18 47,1

19 50,0

20 53,0
21 56,0
22 59,1
23 62,2
31

Lampiran 2 – Perhitungan Analisis


1. Kadar Konsentrasi Sampel 1
|−intercept|. fp
C=
Slope . W
0,0022−0,00479 . 50
C=
0,03613. 10,2570
C = -0,34 ppm

2. Kadar Konsentrasi Sampel


|−intercept|. fp
C=
Slope . W
0,0031−0,00479 . 50
C=
0,03613. 10,2570
C = -0,23 ppm

Lampiran 3 – Bagan Alir

Timbang 5 gram Pipet 10 mL sampel Tambahkan 25 mL


sampel dalam wadah dan pindahkan dalam arutan luff schoorl dan
erlenmeyer 250 mL erlenmeyer 500 mL 15 mL aquadest

Tambahkan larutan Pindahkan sampel Panaskan dengan


HCl 3% sebanyak 200 dalam labu uukur 500 nyala api yang tetap
mL mL dan saring selama 10 mennit

Panaskan Tambabhkan Dinginkan sampel


menggunakan hotplate tambahkan KI 20% Lakukan 5R setelah
pada suhu 150-500ᵒC CH3COOH 3% agar pengujian
selama 3 jam suasana sedikit asam dan H2SO4 25%

Dinginkan dengan Netralkan dengan Titrasi dengan


Save data dan hitung
cepat menggunakan NaOH 30% dengan Na2S2O3 hingga dengan rumus
air mengalir bantuan kertas lakmus volume konstan

Anda mungkin juga menyukai