Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
PENGGUNAAN MINYAK ATSIRI BUNGA KECOMBRANG (Etlingera
elatior (jack)) Dalam LILIN AROMATERAPI Sebagai ANTIOKSIDAN

Diusulkan oleh :

1. Bayu Aji Prastiyo (E0014032/2014)


2. Yayah Inayah (E0016042/2016)
3. Yulia Ratna Azizah (E0016044/2016)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKes BHAKTI MANDALA HUSADA
SLAWI
2017

i
ii

ii
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


PENGESAHAN ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................... 3
2.1.1 Kecombrang (Etlingera elatior (Jack) ............................ 3
2.1.2 Minyak Atsiri .................................................................. 4
2.1.3 Cara penggambilan Minyak Atsiri .................................. 5
2.1.4 Syarat Syarat Minyak Atsiri ............................................ 5
2.1.5 Kegunaan Minyak Atsiri ................................................. 6
2.1.6 Antioksidan ..................................................................... 6
2.1.7 Lilin Aromaterapi ............................................................ 6
2.1.8 Kelebihan dan kekurangan lilin aromaterapi................... 7
BAB IIIMETODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................... 8
3.3 Rancangan Penelitian ................................................................ 8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ........................................... 10
4.1 Anggaran Biaya ......................................................................... 10
DAFTARPUSTAKA ..................................................................................... 11
LAMPIRAN .................................................................................................. 12

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil minyak atsiri terbesar
untuk komoditi tertentu.Lebih dari 90% minyak atsiri Indonesia diekspor,
sementara sisanya untuk kebutuhan lokal.Selain itu masih banyak tanaman
penghasil minyak atsiri yang belum dikembangkan secara optimal, sehingga
peluang untuk berbisnis minyak atsiri di Indonesia masih cukup besar dan
sangat potensial untuk dikembangkan.Sebagai salah satu pusat mega
biodiversiti, Indonesia menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang
diperdagangkan di pasar dunia (Sandri, 2016).
Kajian etnofarmakologi secara empirik tentang tumbuhan aromaterapi
menunjukan bahwa Indonesia memiliki 49 jenis tumbuhan aromatik dad 22
jenis suku, 12 jenis di antaranya digunakan secara empirik sebagai aromaterapi
dengan efek menenangkan dan menyegarkan tubuh (Sangat, 1996).
Aromaterapi merupakan suatu metode penggunaan minyak atsiri untuk
meningkatkan kesehatan fisik dan juga mempengaruhi kesehatan emosi
seseorang.Minyak atsiri merupakan minyak alami yang diambil dari tanaman
aromatik.Minyak jenis ini dapat digunakan sebagai minyak pijat (massage),
inhalasi, produk untuk mandi, dan parfum (Anonim, 2011).Minyak atsiri
adalah bahan berbau yang dihasilkan bahan alam.Kebanyakan bahan alam yang
menghasilkan senyawa yang beraroma adalah tanaman.Aromaterapi
digolongkan dalam terapi herbal, yaitu terapi yang menggunakan tanaman atau
bahan tanaman sebagai sarana pengobatan.Dalam hal ini yang dimaksud
dengan bahan tanaman adalah minyak yang terkandung dalam tanaman
tersebut (Koensoemardiyah, 2009).
Produk turunan minyak atsiri sangat banyak digemari.Penggunaan
minyak atsiri dalam berbagai macam produk rumah tangga, seperti untuk
desinfektan, penyegar ruangan, pewangi pakaian, dan untuk
aromaterapi.Pemanfaatan minyak atsiri menjadi lilin aromaterapi berpotensi
besar untuk dijadikan usaha, hal ini terkait dengan tuntutan hidup yang
semakin besar yang mendorong setiap orang bekerja keras sehingga
menimbulkan rasa lelah dengan berwisata relaksasi lilin aromaterapi dapat
memberikan ketenangan. Lilin dapat terbuat dari bahan baku lemak hewan,
malam lebah, dari parafin dan stearin. Menurut Lamar, dkk., (1976) manfaat
lilin lebah adalah untuk bahan membatik, lilin penerang, industri kosmetik,
cold cream, lipstick dan berbagai lotion. Pada industri farmasi, lilin lebah
digunakan untuk bahan pembuatan plester atau kain pembalut, obat-obatan
luar, campuran bahan-bahan tahan air/water proof, selain itu juga bisa
digunakan sebagai campuran tinta, pensil, semir serta sebagai zat pengkilat
(Sandri, 2016).
2

Begitu banyak produk aromaterapi yang merupakan salah satu aktivitas


dari minyak essensial atau minyak atsiri yang ada pada tanaman. Manfaat dari
produk aromaterapi bagi kesehatan manusia di antaranya adalah untuk
merelaksasikan tubuh, menyegarkan pikiran, untuk memperbaiki mood, dan
sebagai placebo dalam penyembuhan penyakit yang memberikan efek fisiologi
(Ali et, al., 2015). Selain itu menurut hasil penelitian dari beberapa peneliti,
minyak atsiri yang terdapat dalam produk aromaterapi memiliki manfaat
sebagai berikut: sebagai antioksidan (Wei, 2010 dan Gavankar et, al., 2013).
untuk meredakan inflamasi dan sebagai analgesic (Prankash, 2013 dan
Kazemivash, 2009).
Hasil Penelitian oleh Jaffar et a.l., (2007) pada daun, batang, bunga dan
rimpang tanaman kecombrang menunjukan adanya beberapa jenis minyak
esensial yang kemungkinan bersifat bioaktif. Pada minyak atsiri yang bagian
utamanya terpenoid.Zat inilah penyebab wangi, harum, atau bau yang khas
pada minyak tumbuhan.Secara ekonomi senyawa tersebut penting sebagai
dasar wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai senyawa
cita-rasa di dalam industri makanan (Harborne, 1987).
Penelitian yang akan dilakukan yaitu pembuatan lilin aromaterapi yang
aroma lilinnya dihasilkan dari minyak atsiri bunga kecombrang (Etlingera
elatior (jack)) yang didapatkan dari hasil destilasi uap.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah lilin aromaterapi yang dibuat memiliki fungsi sebagai antioksidan
yang bermanfaat bagi kesehatan?
2. Apakah lilin aromaterapi yang dibuat dari minyak atsiri bunga kecombrang
(Etlingera elatior (jack)) dapat menimbulkan efek aromaterapi?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui apakah ekstrak bunga kecombrang memilik aktivitas
antioksidan yang bermanfaat bagi kesehatan.
2. Mengetahui apakah lilin aromaterapi yang dibuat dari minyak atsiri bunga
kecombrang (Etlingera elatior (jack)) dapat menimbulkan efek aromaterapi.

D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahuiekstrak bunga kecombrang
memiliki aktivitas antioksidan yang bermanfaat sebagai kesehatan.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti ilmiah mengenai
antioksidan yang terkandung dalam lilin aromaterapi dari ekstrak daun
kecombrang (Etlingera elatior (Jack))
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Tinjauan Pustaka


2.2.1 Kecombrang (Etlingera elatior (Jack)
2.2.1.1 Klasifikasi
Klasifikasi ilmiah tanaman kecombrang (Darwis dkk, 1991) adalah
sebagai berikut:
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Familli : Zingiberaceae
Genus : Etlingera
Spesies : Etlingera elatior

2.2.1.2 Morfologi Tanaman


Tumbuhan kecombrang (Etlingeraelatior) merupakan
tumbuhan yang tersebar cukup luas di Indonesia.Kecombrang bagi
sebagian orang mungkin kurang dikenal. Tanaman ini mirip bunga
hias dan berwarna harum segar. Saat berbentuk bunga, warnanya
makin cantik dan aromanya makin tajam.Hampir seluruh bagian dari
tumbuhan inibisa dimanfaatkan. Di Jawa tumbuhan ini dinamakan
Kecombrang, Sunda : Honje, Sumatera Utara : Cekala, Kincuang, dan
Sambuang (Minangkabau), Gayo Aceh : Kala, Tere, Sulawesi :
Atimengo, sulayo, katimbang serta siantan (Malaya). Orang Thai
menyebutnya kala.
Honje/kecombrang berwarna kemerahan seperti jenis tanaman
hias pisang-pisangan atau mirip sekali dengan tanaman lengkuas /
laos. Jika batang sudah tua, bentuk tanamannya mirip jahe dengan
tinggi mencapai 5 m. Batang-batang semu bulat gilig, membesar
dipangkalnya, tumbuh tegak dan banyak, berdekat-dekatan,
membentuk rumpun jarang, keluar dari rimpang yang menjalar
dibawah tanah. Rimpangnya tebal, berwarna krem, kemerah-jambuan
ketika masih muda. Daun 15-30 helai tersusun dalam dua baris,
berseling, dibatang semu, helaian daun jorong lonjong, 20-90 cm ×
10-20 cm, dengan pangkal membulat atau bentuk jantung, tepi
bergelombang, dan ujung meruncing pendek, gundul namun dengan
bintik bintik halus dan rapat, hijau mengkilap, sering dengan sisi
bawah yang keunguan ketika muda (Agrica Ekstensia, 2015).
4

2.2.1.3 Kandungan Senyawa kimia dan Manfaat Kecombrang (Etlingera


Elatior Lamk)
Bunga kecombrang digunakan juga sebagai bahan
pembuatansabun, sampo, dan parfum.Secara tradisional buahnya
dimanfaatkan untuk mengobati sakit telinga dan daun digunakan untuk
membersihkan luka (Lachumy et al., 2010; Ibrahim and Setyowati,
1999).
2.2.1.4 Destilasi
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan
bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan
menguap (volatilitas) bahan.dalam penyulingan campuran zat
dididihkan sehingga menguap,dan uap ini didinginkan kembali
kedalam bentuk cairan.zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap terlebih dahulu. Metode ini sebagai unit operasi kimia jenis
perpindahan panas penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa
pada suatu larutan masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya.Metode destilasi yang digunakan adalah Destilasi uap (Steam
Distillation)Metode ini pada prinsipnya sama dengan air dan uap
kecuali air tidak diisikan dalam labu. Uap yang digunakan uap jenuh
pada tekanan lebih dari satu atmosfer.Uap dipisahkan melalui pisah
uap bertingkat yang berpori yang terletak di bawah bahan dan uap
bergerak ke atas melalui bahan yang terletak dia atas saringan.
(Ketaren,1987).

2.2.2 Minyak Atsiri


Minyak atsiri yang dikenal dengan nama minyak terbang
(volatile oil) atau minyak eteris (essential oil) adalah minyak yang
dihasilkan dari tanaman dan mempunyai sifat mudah menguap pada
suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi. Minyak atsiri merupakan
salah satu hasil proses metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk
karena reaksi berbagai senyawa kimia dan air. Sifat dari minyak atsiri
yang lain adalah mempunyai rasa getir (pungent taste), berbau wangi
sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, yang diambil dari bagian-
bagian tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, rimpang, kulit kayu,
bahkan seluruh bagian tanaman. Minyak arsiri mudah larut dalam
pelarut organik seperti alkohol, eter, petroleum, benzene, dan tidak larut
dalam air (Sandler, 1952).
5

2.2.3 Cara penggambilan Minyak Atsiri


Produksi minyak atsiri dari tumbuh-tumbuhan dapat dilakukan
dengan empat cara. Yaitu :
1. Penyulingan (distillation)
Penyulingan adalah suatu proses pemisahan secara fisik suatu
campuran dua atau lebih produk yang mempunyai titik didih yang
berbeda dengan cara memdidihkan terlebih dahulu komponen yang
mempunyai titik didih rendah terpisah dari campuran.penyulingan
merupakan metode ekstrasi yang tertua dalam pengolahan minyak
atsiri. Metode ini cocok untuk munyak atsiri yang tidak mudah rusak
oleh panas, misalnya minyak cengkeh, nilam, sereh wangi, pala, akar
wangi, dan jahe (Widiastuti, 2012).
2. Pressing (expression)
Pengepresan dilakukan dengan memberikan tekanan pada
bahan menggunakan suatu alat yang disebut hydraulic atau expeller
pressing.Beberapa jenis minyak yang dapat dipisahkan dengan
pengepresan adlah minyal almond, lemon, kulit jeruk, dan jenis
minyak atsiri lainnya.
3. Ekstrasi menggunakan pelarut (solvent extration)
Ekstrsi minyak atsiri menggunakan pelarut, cocok untuk
mengambil minyak bunga yang kurang stabil dan dapat rusak oleh
panas. Pelarut yang dapat digunakan untuk mengekstrasi minyak
atsiri antara lain kloroform, alkohol, aseton, eter, serta lemak.
4. Adsorbsi oleh lemak padat (Enfluenrasi)
Sedangkan enfleurasi digunakan khusus untuk memisahkan
minyak bunga-bungaan, untuk mendapatkan mutu dan rendaman
minyak yang tinggi (Widiastuti, 2012).

2.2.4 Syarat Syarat Minyak atsiri


1. Harus jernih,tidak berwarna,setelah pemanasan.
Kejernihan dapat dibuktikan dengan cara meneteskan 1 tetes
minyak atsiri keatas permukaan air,permukaan air tidak keruh.
Minyak menguap umumnya tidak berwarna hanya beberapa yang
sesuai dengan warna aslinya.
2. Mudah larut dalam kloroform dan eter
Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap harus bebas
minyak lemak. Hal ini dibuktikan dengan cara meneteskan minyak
tersebut keatas kertas perkamen dan minyak itu tidak meninggalkan
noda transparan.
3. Harus kering,karena air akan mmpercepat reaksi oksidasi sehingga
minyak akan berwarna. Kekeringan dibuktikan dengan cara
mengocok sejumlah minyak atsiri dengan larutan Natrium Klorida
6

jenuh bervolume sama,biarkan memisa,volume air tidak boleh


bertambah.
4. Bau dan rasa seperti simplisia
Bau diperiksa dengan cara mencampurkan satu tetes minyak
atsiri dengan 10 ml air. Rasa diperiksa dengan mencampur satu tetes
minyak atsiri dengan 2 gram gula. (Syamnusi,2006).

2.2.5 Kegunaan Minyak Atsiri


Kegunaan utama minyak atsiri bagi manusia terutama untuk
kesehatan.Minyak atsiri mempunyai peranan yang sangat penting dalam
berbagai industri. Secara umum,penggunaan minyak atsiri bisa dengan
berbagai cara :
1. Dikonsumsi melalui mulut (oral),antara lain berupa jamu yang
mengandung minyak atsiri dan bahan penyedap makanan (bumbu).
2. Dipakai diluar tubuh (topikal/eksternal) antara lain :
pemijatan,lulur,obat luka/memar,dan untuk parfum/pewangi.
3. Dihirup melalui hidung atau pernapasan (inhalsi/aroma terapi),antara
lain wangi-wangian (parfum) atau aromati untuk keperluan
aromaterapi.
4. Kesehatan/kebersihan lingkungan,misalnya sebagai peptisida
nabati,antara lain sebagai pengendali hama lalat buat,pengusir
nyamuk dan anti jamur. (Taufiq,2008).

2.2.6 Antioksidan
Secara kimia senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi elektron
(elektron donor).Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang
dapat menangkal atau meredam dampak negatif oksidan. Antioksidan bekerja
dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat
oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat menghambat
(Winarti, 2010).
Antioksidan secara umum didefinisikan sebagai senyawa yang dapat
menunda, memperlambat dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti
khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya
reaksi oksidasi radikal bebas dalam oksidasi lip.

2.2.7 Lilin Aromaterapi


Aromaterapi bersal dari dua kata, yaitu aroma dan terapi.Aroma
berarti bau harum dan terapi berarti pengobatan. Jadi aromaterapi
adalah salah satu cara pengobatan penyakit dengan menggunakan bau-
bauan yang umumnya berasal dari tumbuh-tumbuhan serta berbau
harum,gurih,dan enak yang disebut dengan minyak atsiri (Andria,2002).
Lilin aromaterapi adalah alternatif aplikasi aromaterapi secara
inhalasi (penghirupan),yaitu penghirupan uap aroma yang dihasilkan
7

dari beberapa tetes minyak atsiri dalam wadah berisi ir panas. Lilin
aromaterapi akan memberikan efek terapi karena dalam pembuatannya
ditambahkan minyak atsiri sebagai aroma lilin. Aroma tersebut
memiliki fungsi sebagai terapi jika lilin dibakar dan menghasilkan
aroma yang menenangkan pikiran dan hati. Lilin aromaterapi juga dapat
berfungsi sebagai penyegar ruangan kerja seperti pengharum ruangan
pada umumnya,dengan tetap memiliki manfaat sebagai terapi.
(Raharja, 2006).

2.2.8 Kelebihan dan kekurangan lilin aromaterapi


Keuntungan dari aromaterapi ini adalah dari sisi penggunaan
sangat mudah dilakukan. Tetapi kerugianaya yaitu wangi minyak atsiri
dari aromaterapi tersebut baru dapat dirasakan ketika dibakar
(Buchbauer 2017).
8

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Fitokimia,
Farmasetika, dan Kimia Analisa STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi.

3.2 Alat dan Bahan


2.2.1 Alat
Timbangan analitik, alat-alat gelas, batang pengaduk, waterbath (tipe
kw- 1000 DB), cetakan lilin, chamber, oven, termometer, pipet tetes,
penggaris, kompor listrik, 1 set alat destilasi, baskom, chasis, kertas
saring, statif, corong pisa, sendok tanduk.
2.2.2 Bahan
Asam stearate, parafin, pewarna makanan, aquadest, Na2SO4, benzene,
etil asetat, minyak atsiri bunga kecombrang, pewarna makanan, sumbu
lilin (benang katun).

2.3 Rancangan Penelitian


Prosedur yang dilakukan pada penelitian prosedur yang dilakukan pada
penelitian pembuatan dan uji fisik lilin aromaterapi minyak atsiri bunga
kecombrang meliputi :
2.3.1 Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan untuk memastikan kebenaran
dari identitas tanaman yang akan diteliti dan menghindari kesalahan
dalam pengambilan bahan tanaman. Determinasi dilakukan di
Laboratorium Biologi Farmasi Prodi S1 Farmasi Stikes Bhamada Slawi.
2.3.2 Formulasi Lilin Aromaterapi
Ekstra bunga kecombrang 2,5 ml
Paraffin wax 40 gram
Stearin (1:10) 10 gram
Sumbu katun
2.3.3 Pembuatan Sediaan Lilin Aromaterapi
Pembuatan sediaan lilin aromaterapi, disiapkan alat dan bahan
yang diperlukan. Ditimbang paraffin wax sebaanyak 40 gram yang
nantinya akan dilelehkan sempurna yaitu pada kisaran 65-84°C.
(Raharja, 2006)
Kemudian ditiriskan sampai pada suhu 55°C, pada suhu dimana
paraffin wax muai memadat kembali, ditambahkan dengan konsentrasi
nominasi formulasi terbaik dari hasil penelitian pendahuluan dan stearin
sebagai setengah dari minyak atsiri yang digunakan. Perhitungan
konsentrasi minyak atsiri yang digunakan dihitung berdasarkan berat
9

paraffin wax awal yang dilelehkan.Setelah itu diaduk hingga homogen,


dilakukan pencetakan ke dalam cetakan yang telah diberikan benang
kasur sebagai sumbu dipusatnya.Kemudian dibiarkan hingga memadat
membentuk biolilin aromaterapi dengan masing – masing dibuat lilin
untuk setiap konsentrasinya. (Wildwood, 2000)
2.3.4 Uji Evaluasi sediaan Lilin Aromaterapi
a. Uji Organoleptik
Uji organoleptik dilakukan dengan mengisi score sheet pada
dengan 20 panelis secara uji organoleptik dengan tingkat kesukaan
skala lima yaitu, keterangan skala satu sangat tidak suka, skala dua
tidak suka, skala tiga biasa, skala empat suka, dan sekala lima sangat
suka yang meliputi penampaakan lilin secara keseluruhan dan
kesukaan aroma saaat di bakar, kemudian untuk deteksi aroma
pertama kali skor pertama kali skor penilaian dibagi menjadi 5
kategori yaitu 0-20 detik, 21-40 detik, 61-80 detik.disediakan
stopwatchs sebagai penghitung waktu, lilin bakar satu persatu,
kemudian panelis mendeteksi waktu pertama kali merasakan
aromaterapi dari lilin dan dicatat waktu yang dilihat pada stopwatch
(Sandri,2016).
b. Uji Waktu Bakar
Daya bakar dipengaruhi oleh komposisi bahan yang digunakan
pada pembuatan lilin tersebut. Lilin yang memiliki daya bakar
terlama cenderung memiliki kandungan stearin yang banyak karena
stearin dapat menyebabkan daya tahan lilin lebih lama dan tidak
cepat meleleh serta Kadar parafin yang tidak sedikit sedangkan lilin
akan cepat terbakar apabila daya lelehnya tinggi karena stearin dan
parafin yang sedikit sehingga lilin tidak dapat bertahan lama
(Guenther, 1955).
c. Uji Titik Leleh
Uji leleh adalah temperatur pada saat lilin berubah bentuk dari
semi padat menjadi cair dan mulai menetes dari termometer dalam
kondisi seperti disyaratkandalam metode uji tertentu.Penambahan
stearin pada parafin Akan menurunkan titik leleh produk lilin. Hal
ini disebabkan komponen terbesar kedua stearin adalah asam oleat
yang merupakan asam tak jenuh dan memiliki titik leleh yang rendah
yaitu 14ºC (Ketaren,1985).
d. Uji Aroma
Pengujian yang dilakukan pada produk lilin aromaterapi berupa
uji hedonik pada 31 orang panelis, dengan parameter warna dan
aroma sebelum dan sesudah pembakaran.Berdasarkan hasil uji
organoleptik tersebut, nilai dari masing-masing panelis terhadap
setiap perlakuan diolah dalam tabel annova.
10

BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

Anggaran biaya
Tabel 1. Anggaran Biaya Kegiatan Penelitian
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang Rp. 7.722.750
2. Bahan habis pakai Rp. 500.000
3. Perjalanan Rp. 500.000
Jumlah Rp. 8.722.750

Tabel 2. Jadwal Perencanaan Kegiatan Penelitian


No. Jenis Kegiatan Bulan
1 2 3 4
1. Pembuatan Proposal
2. Proses Pembuatan Produk
3. Analisis Data
4. Pembuatan Laporan Akhir
5. Revisi dan Pengadaan
laporan
6. Pengiriman Laporan

1. Justifikasi Anggaran Kegiatan


Bahan yang habis pakai
Harga Satuan Jumlah
No. Bahan yang diperlukan Kuantitas
(Rp) (Rp)
1. Kecombrang 3 kg Rp. 60.000 Rp. 60.000
2. Paraffin 1 kg Rp. 40.000 Rp. 40.000
3. Asam Stearat 1 Kg Rp. 55.000 Rp. 55.000
4. Pewarna Makanan 1 botol Rp. 125.000 Rp. 125.000
5. . Na2SO4 1 Kg Rp. 60.000 Rp. 60.000
6. Benang katun (sumbu lilin) 1 Gulung Rp. 20.000 Rp. 20.000
7. Aquadest 1 liter Rp. 40.000 Rp. 40.000
8. Benzene 1 liter Rp.50.000 Rp. 50.000
9. Etil Asetat 1 liter Rp. 50.000 Rp. 50.000
Jumlah Rp. 500.000
11

DAFTARPUSTAKA

Andria , A. (2002). Cara sehat dengan wewangian alami. Jakarta: Penebar


Swadaya
Buchauer, et al. 2017.Formulation and Activity Combination of Essential oil in
Aromatherapy of Wax. Journal of essential oil Research.
Guenther,E. 1955. The essensial oil .Vol. 5.Robert FK rieger Publishing Co. Inc
Huntington New Yogyakarta.
Harborne, J.B. 1987. Phitochemical method.Chapman and hall itd.London .
Kanzemivash N and Asgapanah 2009. Photochemistry and pharmacologic
properties ofmyristica fragrans houtt A review African J chem.
Kataren,S. 1985. Pengantar Teknologi minyak Atsiri. Balai Pustaka : Jakarta.
Koensoemardiyah, 2009.A-Z Aromaterapi untuk Kesehatan, Kebugaran dan
Kecantikan.Lily Publisher : Yogyakarta.
Prankash E and Gupta D. 2013 .Cytotoxic Activity of Ethanolic Extraxt of
myristica Fragrans Houtt. Against seven human cencer cell lines. Univers J
Food Nutr sci.
Raharja, 2006 pengaruh perbedaan komposisi bahan, konsentrasi, dan jenis
minyak atsiri pada pembuatan lilin Aromaterapi. Kampus IPB: Bogor
Sandri,Dwi.,Fatimah.,Adlhani,Erfanur.,Erlinda,Lisda. 2016 JURNAL
TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol.3 No.1.
Sangat H. 1996. Aromatherapy plants: an etnopharmacology study. Proceeding
Simposium Nasional I Tumbuhan Aromatik APINMAP 22-23 Oktober
1996.
Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta. 29 – 31.
Taufiq,T., 2008. Menyuling minyak atsiri. Citra aji prama: Yogyakarta.
Widiastuti, I. 2012. Sukses agribisnis minyak atsiri.Penerbit pustaka baru press :
Yogyakarta.
Widiastuti, Ira. 2012. Sukses Agribisnis Minyak Atsiri. Pustaka Baru Press :
Yogyakarta
Wildwood. 2000. The bloomsbury encyclopedia of Aromatheraphy. Tien Wah
Press : Singapura (SN).
Winarti,Sri. 2010. Makanan fungsiona. Graha Ilmu : Yogyakarta.
12
13
14
15
16
17
18

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Volume Harga Satuan Jumlah Biaya
Pemakaian (Rp) (Rp)
Timbangan 1 Rp. 627.000 Rp. 627.000
Analitik
Alat-alat gelas 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
Batang Pengaduk 1 Rp. 5.000 Rp. 5.000
Waterbath 1 Rp.5.000.000. Rp. 5.000.000.
Cetakan lilin 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
Chamber 1 Rp. 60.000 Rp. 60.000
Oven 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
Termometer 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000
Pipet tetes 1 Rp. 8.000 Rp. 8.000
Penggaris 1 Rp. 1.000 Rp. 1.000
Kompor listrik 1 Rp. 250.000 Rp. 250.000
1 set alat Destilasi 1 Rp. 636.700 Rp. 636.700
Baskom 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
Chasis 1 Rp. 10.000 Rp. 10.000
Kertas saring Menyaring 1 Rp.7.500 Rp.7.500
Statif + Klem 1 Rp. 150.000 Rp. 150.000
Corong pisah 1 Rp. 35.000 Rp. 35.000
Sendok tanduk 1 Rp. 12.000 Rp. 12.000
Panci Melelehkan 1 Rp. 50.000 Rp. 50.000
bahan Parafin
Pisau Memotong 1 Rp. 7.500 Rp. 7.500
Bunga
Kecombrang
SUB TOTAL (Rp) Rp. 7.722.750

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Volume Harga Jumlah Biaya
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)
Bunga Kecombrang 3 Kg Rp. 60.000 Rp. 60.000
Asam Stearat 1 Kg Rp. 55.000 Rp. 55.000
Parafin 1 Kg Rp. 40.000 Rp. 40.000
Pewarna Makanan 3 Rp. 125.000 Rp. 125.000
Aquadest 1 Liter Rp. 40.000 Rp. 40.000
Na2SO4 1 Kg Rp. 60.000 Rp. 60.000
Benzene 1 Liter Rp. 50.000 Rp. 50.000
Etil Asetat 1 Liter Rp. 50.000 Rp. 50.000
19

Sumbu Lilin 1 Rp. 20.000 Rp. 20.000


(Benang Katun)
SUB TOTAL (Rp) Rp. 500.000

3. Perjalanan
Material Justifikasi Volume Harga Jumlah Biaya
Perjalanan Satuan (Rp) (Rp)
Transportasi untuk 1 Rp. 500.000 Rp. 500.000
membeli Bahan-
Bahan
SUB TOTAL (Rp) Rp. 500.000
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No. Nama / NIM Program Bidang Alokasi Waktu Uraian


Studi Ilmu (jam/minggu) Tugas
1. Bayu Aji Prastiyo S1 Farmasi
2. Yayah Inayah S1 Farmasi
3. Yulia Ratna Azizah S1 Farmasi
21

Anda mungkin juga menyukai