Anda di halaman 1dari 5

Penyakit Penyebab Gejala Terapi

Pneumococcal Streptococcus Takipnea, Penicillin G


Pneumonia penumonia tachycardia, sianosis
Hemophilus Haemophillus Demam,batuk,dahak Ampisilin ( bila β-lactamase
influenza Penumonia influenza bernanah, negative), bila positif maka
dipakai :
Kotrimoxazole,
cephalosporin II
( cefuroxime, cefoxitin,
cefotetan, cefamandole),
cephalosporin
III(cefatzidime, cefotaxime,
ceftriaxone, cefoperazone,
ceftizoxime)
Legionnaires’s Legionella Demam tinggi, Erytromicin (iv 4 g/hari ,
disease pneumophila malaise, myalgia, oral 2 g/hari selama 14-21
batuk kering, sakit hari)
kepala, mual, muntah Tettracyclin, kotrimoxazole,
ciprofloxcacin
Atypical Pneumonia Virus, Chlamydia Demam ringan, batuk Amantadine
sp, ricekettsia spp, kering, sakit kepala,
fungi. malaise, myalgia
Mycroplasma Mycoplasma Demam, batuk (non- Tetrasiklin atau eritromisin
pneumonia pneumoniae produktif), sakit terapi pendek
kepala, malaise

Staphylococcal Staphylococcus Demam tinggi, Penicillin semisintetik


Pneumonia aureus gelisah/bingung, nyeri ( methicillin, nafcillin,
dada, vascular oxacillin, cloxacillin,
collapse, hipoksia, dicloxacillin)
sianosis
Aerobic Gram- Klebsiella Demam tinggi, Aminoglikosida + Penicillin
negative Bacillary pneumonia, menggigill, batuk pseudomonal/Cephalosporin.
Pneumonia Enterobacter spp, berdahak, nyeri dada
Eschericia coli, pleuritic, dispnea
Serratia marcessent,
Proctus spp,
Acinetobacter spp,
Pseudomonas
aeroginosa
Enterobacteriaceae Klebsiella Dahak kental, dan Cephalosporin, Penisillin
Pneumonia pneumonia, E.coli, merah bata, spectrum luas,
Enterobacter aminoglikosida, aztreonam,
spp,Proteus spp, imipenem, ciprofloxacin
Serratia marcessens
Pseudomonas Pseudomonas Gelisah, menggigil, Aminoglikosida
Pneumonia aeroginosa demam, batuk (Tobramycin paling efektif)
berdahak dengan Penicillin pseudomonal
warna dahak hijau- ( carbenicillin, ticarcillin,
kuning pipercillin, mezlocillin,
azlocillin) cephalosporin III
antipseudomonal
( ceftazidime cefoperazone).

26. Asma adalah gangguan radang kronik pada saluran napas, disebabkan oleh allergen .
Proses peradangan dimulai dengan ikatan molekul allergen (misalnya: debu rumahan, kotoran tungau)
pada antibody sel mast. Sel mast mengeluarkan berbagai macam mediator termasuk histamine,
leukotrin, prostaglandin, dan interleukin.Mediator2 ini memiliki efek ganda, beraksi cepat
menyebabkan brochokonstriksi. Selain itu, mendorong infiltrasi dan aktivasi sel inflamasi ( eosinophil,
leucosytes, macrophage). Sel inflamasi kemudian mengeluarkan mediator masing-masing hasil
akhrnya menyebabkan peradangan pada saluran napas ditandai dengan edema, penyumbatan mukosa,
hipertopi otot ringan, yang semuanya itu mengganggu aliran udara. Selanjutnya, peradangan
menghasilkan hiperaktivitas bronkial.

Overview obat utama Asma ( Anti inflamasi dan Bronchodilator)


Anti –Inflamasi
Glucocoticoid
Inhalasi : Beclomethasone dipropionate (Beclovent, Vanceril), Budenoside (Pulmicort),
Dexamethasone (Decadron), Flunisolide (Aerobic), Flucticasone propionate (Flovent),
Triamcinolone acetonide (Azmacort).
Oral : Prednison, prednisolone
Cromolyn dan Nedocromil : Cromolyn inhalasi, Nedocromil inhalasi
Leukotriene Antagonis : Zafirlukast oral (Accolate), Zileuton oral (Zyflo)

Bronchodilator
Beta-2 Adrenergik Agonists
Inhalasi Kerja Cepat : Albuterol (Proventil, Ventolin), Bitolterol (Tornalate), Pirbuterol (Maxair),
Terbutalin (Brethaire)
Inhalasi Kerja Lama : Salmeterol (Serevent)
Oral : Albuterol (Proventil, Ventolin), Terbutalin (Brethine, Bricaryl)
Methylcanthies : Theophylline, oral (Slo-Bid, Gyrocaps, Theo-Dur, dll)
AntiCholinergis : Ipratropium inhalasi (Atrovent).

Long-Term Control medications : Anti-inflamasi ( Glukokortikoid oral/inhalasi, Cromolyn


Nedocromil, Antagonis Leukotriene), Bronkodilator ( Inhalasi
Salmeterol, oral Albuterol SR)

Quick Relief Control medications : AntiInflamasi (Glukokortikoid sistemik) Bronkodilator (Inhalasi


Albuterol, Biloterol,Pirbuterol, Terbutalin)

27. Manfaat pemberian obat secara inhlasi ;


 Meningkatkan efek terapi ( dengan mengantarkan obat langsung ke situs aksi)
 Meminimalisasi efek sistemik (karena kadar obat dalam darah rendah)
 Mengobati serangan akut secara cepat
28. Tuberkulosis
Penyebab : Mycobacterium tuberculosis
Gejala ( Tergantung keparahan dan lokasi infeksi) :
Gejala umum nonspesifik : anoreksia, penurunan berat badan, fatigue, demam, berkerngat malam,
beberapa pasien seperti mirip gejala influenza.
Infeksi di paru : batuk berdahak terus menerus berminggu2 bahkan berbulan2, dahak bernanah,
Infeksi di Selaput otak (tuberculosis meningitis) : sakit kepala ringan, demam ringan,
Ifeksi di skeleton : biasanya kombinasi arthritis dan ostemomyelitis, kelumpuhan tubuh bagian bawah
yang ekstrim,
Infeksi di Saluran kemih : hematouria, nyeri panggul, Pyuria
Infeksi di Miliary ( TB Millier) : demam, 3-4 dari 38 pasien anoreksia dan berkeringat , 2-3 orang
mengalami penurunan berat badan. Batuk dan dispnea.

Diagnosa :
Pemeriksaan Rontgen Thorax
Pemeriksaan dahak dengan uji BTA (Bakteri Tahan Asam), dahak yang paling akurat dahak pertama
di pagi hari. Jika hasil tes positif, kemungkinan besar dinyatakan positif TB
Skin Tes Mantoux , yaitu tes dengan reagen Purified Protein Derivative (PPD) sebanyak 5 tuberculin
units (TU) yang disuntikkan intracutan di lengan bawah
Terapi Secara Umum ;
Regimen 9 bulan : INH + RMP dengan atau tanpa STM/EMB (setiap hari selama 2 bulan),
dilanjutkan dengan INH+RMP (setiap hari/ 2 x seminggu) selama 7 bulan
Regimen 6 bulan : INH+RMP+PZA (setiap hari selama 2 bulan) dilanjutkan INH+RMP (tiap
hari/2 kali seminggu selama 4 bulan)
.
Special Tratment
Anak :
Terapi 9 bulan : INH+RMP 1 bulan awal tiap hari, dilanjutkan 8 bulan 2x seminggu.
Regimen 6 bulan : INH+RMP+PZA
Dosis tergantung mg/kg berat badan.
Wanita Hamil:
INH+RMP dengan atau tanpa EMB selama 9 bulan. +Pyridoxine
Pasien Disfungsi Hati : INH+RMP+PZA dosis biasa pada disfungsi ringan-sedang, namun bila
disfungsi parah, INH+PZA sebaiknya diberikan 2/3 dosis normal.
29. Infeksi Gastrointestinal (GIT) atau Gastroenteritis
a. Penyebab
Virus : Rotavirus/ Norwalk virus
Bakteri : Salmonella, Campylobacter, Eschericia coli, Yersinia enterolitica, Shigella, Bakteri
Gram negative lainnya ( (Pseudomonas, Aeromonas, Plestiomonas). Vibrio
b. 4 Macam Host Defense
Asam Lambung, Peristaltik, respon imun, residen mikroflora
c. Diagnosa GE

d. Obat/Terapi Gastroenteritis (5 kelompok


Terapi Cairan dan Elektrolit : Pedialyte RS,
Kaolin-pektin, BSS
Tinktura iodium, loperamide, diphenoxylate-atropine
Lactobacillus
Terapi Antibiotika
e. Obat antibiotika GE
Agen Kausatif Obat Pilihan Obat Alternatif
Shigella Trimetoprim/Sulfametoxazole Tetrasiklim HCl, Ampisillin,
Ciprofloxacin
ETEC Trimetoprim/Sulfametoxazole Ciprofloxacin Doksisiklin
EPEC (neonatal) Aminoglikosida oral -
EIEC Ampisillin Trimetoprim/Sulfametoxazole
Cempylobacter Erytromicin Ciprofloxacin, Tetrasiklini
HCl
Pseudomonas Aminoglikosida oral -
Aeromonas/Plesiomonas Trimetoprim/Sulfametoxazole Tetrasiklin HCl,
AMinoglikosida oral,
CIprofloxcacin
Vibrio Trimetoprim/Sulfametoxazole Ciprofloxcacin, Tetrasiklin
HCl

30. Urinary Tract Infection (UTI)/ Infeksi Saluran Kemih (ISK)


a. Definisi UTI dan klasifikasinya
Istilah UTI/ISK menjelaskan berbagai kondisi yang berkaitan dengan keberadaan
microorganism pada saluran kemih dalam jumlah yang signifikan.
Uncomplicated UTI / ISK tanpa komplikasi : infeksi yang dimana tidak ada kelainan struktur
atau neurologis pada saluran kemih yang mengganggu aliran normal urin dalam proses
mekanisme perkemihan orang sehat.
Complicated UTI/ ISK komplikasi ; infeksi pada saluran kemih normal yang disebabkan oleh
penyakit lain atau yang didapat di rumah sakit.
b. Patogenesis/Penyebabnya
Microorganisme menyerang melalui dua rute, melalui uretra dan penyebaran hematogen.
c. Gejala Klinik
Lower UTI /ISK Saluran bawah : demam, nyeri perut, dan keluarnya urethral. Pemeriksaan
rektal kelenjar prostat membesar, lunak, dan kencang.
Upper UTI/ISK Saluran Atas : sakit kepala, malaise, mual, muntah, nyeri kandung kemih,
pelunakan CVA, demam (390 C), menggigil.
d. Diagnosis
Diagnosi ISK ditunjukkan dengan terdapatnya bakteri yang signifikan di urin. Pemeriksaan
kultur urin dan tes sensitivitas
e. Terapi Acute Ucomplicated UTI
Cephalosporin (Cefaclor, cefadroxil, cephalexin, cephradine), Penicillin (Amoxicillin, Amo-
clav, Ampiciliin, Bacampicillin), Sulfanamida ( Sulfametoxazole), Tetrasiklin (tetrasiklin,
doksisiklin, minosiklin), Miscellanous (Cinoxacin, Asam Nalidiksik, nitrufurontaoin),
f. Terapi Complicated UTI
 Nosocomial Infection :Regimen kombinasi aminoglikosida (gentamycin) dan
ampicillin. Regimen alternative Cephalosporin III dan Penicillin spectrum luas.
Quinolon (norfloxacin)
 Tindakan Profilaksis Therapy
Methenamine mandelate, Methenamie hippurate, Nitrofurantoin, Kotrimoxazole
 Urinary Acidifyng Agents
Asam Askorbat ( Vit C), Ammonium Klorida

Anda mungkin juga menyukai