Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM INDUSTRI KECIL KIMIA

DISUSUN OLEH:

BAYU SANTOSO (1918315)

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK AKA BOGOR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatakan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan praktikum ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam tak lupa saya
curahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW. Tak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada seluruh tim dosen mata kuliah Praktik Kecil Kimia, karena atas
bimbingan bapak ibu saya dapat menyelesaikan laporan praktik ini.

Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik serta saran yang bersifat membangun
dari pembaca sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata semoga laporan praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi
saya khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, 12 Agustus 2021

Bayu Santoso
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai macam jenis mikroorganisme seperti virus, bakteri dan jamur


menempel pada tangan setiap harinya melalui kontak fisik dengan lingkungan,
dan diantaranya dapat menyebabkan/menimbulkan berbagai penyakit. Untuk
itu mikroorganisme ini perlu dimusnahkan atau dicegah penyebarannya, salah
satu cara yang paling mudah dan tepat adalah dengan cara mencuci tangan
menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. Jika air bersih tidak tersedia,
dapat juga digunakan sediaan pembersih tangan berbasis alkohol atau
mengandung antibakteri yang dikenal dengan hand sanitizer (Wahyono,
2010).
Pembersihan tangan dengan mengunakan bahan antiseptik mulai dikenal
sejak awal abad 19. Perkembangan masyarakat saat ini terutama yang
berdomisili di daerah perkotaan, menuntut manusia dengan berbagai kesibukan
untuk bergerak cepat dan menggunakan waktu seefisien mungkin. Tuntutan
zaman yang demikian mengharuskan manusia untuk menjaga kesehatannya
agar terhindar dari penyakit dengan cara yang tidak dapat menghambat gerak
dan tidak mengurangi efisiensi waktunya (Wahyono, 2010). 1
Beberapa sediaan hand sanitizer dapat dijumpai di pasaran dengan cara
pemakaiannya cukup sederhana dan cepat yaitu dengan diteteskan pada telapak
tangan, kemudian diratakan pada permukaan tangan. Namun biasanya banyak
mengandung alkohol dan antiseptik berupa bahan kimia sintetis yang harganya relatif
mahal dan sering menimbul masalah kesehatan kulit, misalnya kulit menjadi kering
(terjadi pennurunan kelembapan kulit normal) (Retnosari, 2007). Oleh karena itu
perlu dicari antiseptik dari bahan alam yang relatif lebih murah, aman, efektif, dan
mudah didapat, salah satu contohnya adalah daun sirih.
Piper betle Linn atau sirih merupakan salah satu tanaman yang diketahui
berkhasiat sebagai antiseptik. Penggunaan secara tradisional biasanya dengan
merebus daun sirih kemudian air rebusan digunakan untuk kumur atau

1
Cut Fatimah & Rani Ardiani., Pembuatan Hand Sanitizer (Pembersih Tangan Tanpa
Air) Menggunakan Antiseptik Bahan Alami( Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
Medan – Sumatera Utara : 2018), hlm. 337.
membersihkan bagian tubuh lain, atau daun sirih dilumatkan kemudian
ditempelkan pada luka (Mardisiswojo, 1985 & Anonim, 1981). Diketahui
kandungan daun sirih adalah minyak atsiri yang terdiri dari hidroksi kavikol,
kavibetol, estargiol, eugenol, metileugenol, karvakrol, terpen, seskuiterpen,
fenilpropan dan tanin (Anonim, 1980). Ekstrak daun sirih telah dikembangkan
dalam beberapa bentuk sediaan misal pasta gigi, sabun, obat kumur karena
daya antiseptiknya. Sediaan perasan, infus, ekstrak air-alkohol, ekstrak heksan,
ekstrak kloroform maupun ekstrak etanol dari daun sirih mempunyai aktivitas
antibakteri terhadap gingivitis, plak dan karies (Suwondo et.al., 1991).
Pengembangan formula sediaan gel antiseptik ekstrak daun sirih yang telah
dilakukan belum diketahui efektivitas daya antiseptik dari sediaan (Sari, 2004).
Daya antiseptik suatu sediaan antiseptik dipengaruhi oleh antara lain: kadar
bahan aktif dan bahan-bahan yang terdapat dalam formula sediaan.
Dari latar belakang diatas, maka praktikum ini dilakukan untuk membuat
hand sanitizer dari ekstrak daun sirih (Piper betle Linn) dengan memanfaatkan
ekstrak etanol dari daun sirih yang mempunyai aktivitas antibakteri yang
mampu menghambat penyebaran bakteri dan virus serta terbuat dari bahan alam
yang relatif lebih murah, aman, efektif, dan mudah didapat.2

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan hand sanitizer yang


mempunyai nilai ekonomis.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam membuat hand sanitizer dari
bermacam-macam bahan alami dan bahan kimia.
3. Mahasiswa mampu membuat hand sanitizer yang dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif dalam membangun industri rumah tangga.

1.3 Prinsip

Kandungan antibakteri dalam daun sirih dimanfaatkan sebagai zat yang


akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme, Motode yang digunakana

2
Retno Sari dan Dewi Isadiartuti., Antiseptic activity evaluation of piper leave from
Piper betle Linn extract in hand gel antiseptic preparation (Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga Surabaya : 2006), hlm. 164.
adalah dengan cara steam dengan uap panas uantuk mendapatkan ekstrak dari
daun sirih yang akan dicampurkan dengan perasan jeruk nipis yang berfungsi
untuk menghambat oksidasi dari daun sirih serta sebagai aromatic.

1.3 Manfaat

1. Mahasiswa mengetahui cara pembuatan hand sanitizer yang mempunyai


nilai ekonomis.
2. Mahasiswa dapat membuat hand sanitizer dari bermacam-macam bahan
alami dan bahan kimia.
3. Mahasiswa mampu membuat hand sanitizer yang dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif dalam membangun industri rumah tangga.
BAB II METODE PENELITIAN

2.1 Bahan dan Alat

• Alat
1. Kompor
2. 2 Buah panci dengan ukuran yang berbeda
3. Gelas Ukur
4. Pisau
5. Saringan
6. Botol hand sanitizer

• Bahan
1. Daun Sirih
2. Air Panas
3. Air Bersih
4. Jeruk Nipis

2.2 Cara Kerja Siapkan panci yang lebih


besar, isi dengan air dingin
Daun sirih dopotong kecil- dan letakkan diatas
Daun sirih dicuci bersih
kecil sebanyak 50 g kompor
dan diangin anginkan

Masukkan 40mL ekstrak daun


Panaskan daun sirih dengan
Homogenkan dan sirih kedalam wadah kering dan
cara ditim (steam) selama
pindahkan ke botol bersih, tambahkan 8mL air jeruk 15-30 menit (api kecil),
nipis dan tambahkan air hingga
dinginkan dan disaring
100mL kedalam gelas ukur
BAB III PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi/ Karakteristik Bahan

NO Nama Bahan Wujud Warna Bau


1. Daun Sirih Berbentuk lonjong Hijau Bau khas daun sirih
dengan corak cokelat
kekuningan.
2. Air Panas Cair Tak Tidak berbau
Berwarna
3. Air Bersih Cair Tak Tidak Berbau
Berwarna
4. Jeruk Nipis Berbentuk bulat Hijau Bau khas jeruk nipis

3.2 Deskripsi Karakteristik Produk Produk

NO Nama Bahan Wujud Warna Bau


1. Hand Cairan Tak Berwarna Bau Khas Jeruk Nipis
Sanitizer
Daun Sirih

3.3 Pembahasan

Hand Sanitizer merupakan cairan pembersih tangan berbahan dasar


alkohol yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme dengan cara
pemakaian tanpa di bilas dengan air. Cairan dengan berbagai kandungan
yang sangat cepat membunuh mikroorganisme yang ada di kulit tangan.
(Benjamin, 2010)
Kelebihan ini diutarakan menurut US FDA (Foodand Drug Administration) dapat
membunuh kuman dalam waktu kurang lebih 30 detik. ( Benjamin, 2010) . Dalam
Hand Sanitizer daun sirih ini ada beberapa bahan yang digunakan yaitu
ekstrak daun sirih dan jeruk nipis.
Proses pembuatan hand sanitizer diawali dengan pencucian Daun sirih
hingga bersih dan dikeringkan dengan suhu ruang 27 °C tujuannya agar tidak
merusak senyawa yang terkandung dalam daun sirih tersebut, selanjutnya di
potong/digunting dengan ukuran kecil-kecil, tujuannya untuk memperluas
permukaan daun sirih pada saat dikukus dan menghasilkan ekstrak daun sirih
yang maksimal. Daun sirih disteam menggunakan api kecil, untuk memperoleh
ekstrak yang maksimal dari daun sirih, maka harus dikukus selama 30 menit,
sampai warna airnya berubah menjadi hijau tua. Jika warna airnya sudah
berubah, menandakan bahwa ekstrak daun sirih sudah keluar dengan maksimal.
Selanjutnya, ekstrak tersebut di saring dengan menggunakan saringan. Ekstak
daun sirih kemudian dicampurkan dengan ekstrak dari jeruk nipis dan
dihomogenkan.
Daun sirih sendiri memiliki kandungan minyak atsiri yang merupakan
sebuah senyawa yang berfungsi sebagai anti bakteri. Menurut hasil penelitian
dari Prof. Eykman kandungan sepertiga dari minyakat siri pada daun sirih
merupakan fenol dan sebagian besar adalah kavikol, hal inilah yang
menyebabkan atsiri dalam antiseptiknya lima kali lipat lebih efektif
dibandingkan dengan fenol biasa dan kaviol sehingga menimbulkan bau khas
dari daun sirih. (Hapsari dkk, 2015) Selain itu, minyak atsiri berperan penting
dalam proses terbentuknya membran atau dinding sel yaitu dengan cara
mengganggu proses pembetukannya sehingga hasil dari dinding sel tidak
sempurna. Minyak atsiri yang aktif sebagai anti bakteri mengandung gugus
fungsi hidroksil (-OH) dan karbonil. Turunan fenol berinteraksi dengan sel
bakteri melalui proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar
rendah terbentuk kompleks protein fenol dengan ikatan yang lemah dan segera
mengalami peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan
presipitasi serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan
koagulasi protein dan sel membrane mengalami lisis (Farida, 2009)
Buah jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) memiliki rasa pahit dan asam.
Dalam pembuatatan hand sanitizer ini, untuk mengurangi bau yang kurang
sedap dari daun sirih adalah dengan mencampurkannya dengan jeruk nipis.
Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) mengandung unsur-unsur senyawa
kimia yang bermanfaat, seperti asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin),
minyakat siri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat,
linalilasetat, aktilaldehid, nonildehid), damar (resinae), glikosida, asamsitrun,
lemak (Saturated fat, Monounsaturated fat, Polyunsaturated fat), kalsium
(Calcium), fosfor (Fosforus), besi (Ferrum), belerang (Sulfur), vitamin B1 dan
C (Anna, 2012). Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam jeruk nipis
(Citrus aurantifolia Swingle) di antaranya adalah asam sitrat sebanyak 7-7,6%
dari 100 gr buah, damar, lemak, mineral, vitamin B1, sitrallimonene,
fellandren, lemonkamfer, geranilasetat, cadinen, linalinasetat. Selain itu, jeruk
nipis (Citrus aurantifolia Swingle) juga mengandung vitamin C sebanyak 27
mg/100 gr jeruk, Ca sebanyak 40 mg/100 gr jeruk,dan P sebanyak 22 mg/100
gr jeruk (Hariana, 2006).3
Bahan alam lainnya yang dapat dijadikan sebagai hand sanitizer adalah
Seperti bunga rosella (Hibiscus Sabdariffa L), berkhasiat diuretik
(melancarkan air seni), antiseptik, menurunkan panas, meluruhkan dahak,
antiradang, antihipertensi, antibakteri dan memperlancar buang air besar
(menstimulasi gerak peristaltik usus). Selain itu minyak dari sereh wangi juga
mampu menjadi bahan pembuatan hand sanitizer karena kandungan sitronelal,
geraniol, dan sitronelol dalam minyak sereh wangi yang mampu menghambat
aktivitas bakteri (Luangnarumitchai et al., 2007)4

3
Agus Miftah dkk, Pemanfaatan Daun Sirih dan Jeruk Nipis Sebagai Bahan Hand
Sanitizer Alami (Universitas Negeri Semarang: 2020), hlm. 3-4.
4
Mirna Tiarani Putri, Identifikasi Kandungan Senyawa Dan Aktivitas Antibakteri Minyak
Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon nardus) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia Coli (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah : 2018), hlm. 3.
BAB IV EVALUASI EKONOMI

4.1 Perhitungan Biaya

No Komponen Biaya (Rp)


1. Daun Sirih 50 gr 72,00
2. Jeruk nipis 500,00
3. Wadah Hand Sanitizer 1.500
4. Biaya Produksi 2.000
Total 4.072

4.2 Rencana Penjualan


Harga jual/Produk Jumlah Produksi (pcs) Total Pendapatan

7.000 30 Rp 210.000

4.3 Keuntungan
Biaya Produksi = Rp 4.072 x 30 pcs = Rp 122.160
Total Pendapatan = Rp 210.000
Keuntungan = Total Pendapatan- Biaya Produksi
= Rp 210.000- Rp122.160
= Rp 87.840
BAB V PENGEMASAN

Produk hand sanitizer dari ekstrak daun sirih dan jeruk nipis ini diberi nama
“ San Clean” Kosa kata San diambil dari nama pemilik produk yaitu “Santoso” dari
sudut pandang sangsakerta Jawa Santoso memilki arti kesejahteraan, kemakmuran,
dan kebebasan. Sedangkan kosa kata Clean artinya adalah bersih. Sehingga
diharapkan produk ini dapat menjadi salah satu inovasi produk pembersih terbaru
yang mampu membebaskan seseorang dari kontaminas mikroorganisme yang
ditularkan melalui tangan.
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Cut dan Rani Ardiani. 2018. Pembuatan Hand Sanitizer (Pembersih
Tangan Tanpa Air) Menggunakan Antiseptik Bahan Alami :Universitas
Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan – Sumatera Utara. Sumatera Utara.

Miftah, Agus, dkk. 2020. Pemanfaatan Daun Sirih dan Jeruk Nipis Sebagai Bahan Hand
Sanitizer Alami: Universitas Negeri Semarang. Semarang.

Putri, Mirna Tiarani. 2018. Identifikasi Kandungan Senyawa Dan Aktivitas Antibakteri
Minyak Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon nardus) Terhadap Bakteri Staphylococcus
aureus dan Escherichia Coli: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Sari Retno dan Dewi Isadiartuti. 2006. Antiseptic activity evaluation of piper leave from
Piper betle Linn extract in hand gel antiseptic preparation : Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga Surabaya. Surabaya.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai