Anda di halaman 1dari 17

PEMANFAATAN TANAMAN SERAI SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN HAND

SANITIZER

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Fia Fitriawan

Bintang Pratiwi

Ido Muhammad Syura

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA

LAMPUNG SELATAN

2020
PEMANFAATAN TANAMAN SERAI SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN HAND
SANITIZER

Fia Fitriawan, Bintang Pratiwi, Ido Muhammad Syura

Abstrak

Kesehatan merupakan indikator penting bagi kemajuan negara.Indonesia memiliki


berbagai macam pengobatan dengan bahan alami yang dihasilkan dari
tumbuhan.Penggunaan bahan alami seperti daun serai sebagai pengobatan.Daun serai yang
merupakan tumbuhan suku rumput yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan juga
pengobatan alami, daun serai yang mengandung senyawa sitronellal, alkaloid, geraniol,
asetat, tannin, saponin, flavonoid, dan minyak atsiri yang digunakan untuk bahan
pembuatan anti septik yaitu handsanitizer, dan sabun untuk mengurangi penggunaan
alkohol.pengolahan ektrak daun serai bertujuan untuk menguji kandungan metabolit yang
terdapat dalam daun serai sebagai alternatif pembuatan handsanitizer, dan mengetahui
manfaat yang dihasilkan dari handsanitizer yang berbahan ekstrak daun serai, alcohol, dan
triklosan.Metode yang digunakan adalah PAR atau Partisipatif di dalam komunitas
masyarakat sebagai partner dan objek sosial.hasil penelitian laboratorium menunjukkan
ekstrak daun serai dapat membunuh kuman dan bakteri, semakin banyak cairan yang
terkandung akan efektif membunuh kuman dan bakteri.

Kata Kunci :ekstrak daun serai, handsanitizer, kesehatan.


PETA PIKIR

•Penjelasan Tentang
Kesehatan
Pendahuluan
•Penjelasan Tentang Daun
Serai

•Penjelasan tentang
manfaat daun serai
Landasan
Teori •penggunaan bahan
PEMANFAATAN alternatif pembuatan
TANAMAN DAUN handsanitizer

SERAI SEBAGAI
BAHAN PEMBUATAN
HANDSANITIZER •pengolahan ekstrak daun
serai
Data dan •metode pengolahan
Analisis pembuatan handsanitizer
dari daun serai

Pemanfaatan ekstrak
Solusi
daun serai sebagai
bahan utama
pembuatan
handsanitizer
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan masih rendah, dapat dilihat dari tingginya
angka pemetaan penyakit menular di Indonesia. Upaya pencegahan penyakit menular yang dapat
dilakukan adalah dengan mencuci tangan, yang dapat menurunkan potensi penyakit diare sebanyak
47% (KemenKes, 2013). Tangan adalah organ tubuh penting yang selalu dilibatkan dalam berbagai
kegiatan. Mulai dari makan, berjabat tangan dengan orang lain, hingga menyentuh hewan
peliharaan. Anda tentu akan menggunakan tangan, baik kanan maupun kiri. Karena itu, tangan
menjadi penting untuk dijaga kebersihannya karena akan berpengaruh besar pada kesehatan anda.
Ada sejumlah alasan yang menyebabkan orang malas mencuci tangan, mulai dari gaya hidup yang
buruk hingga akses yang tak memadai. Data kementerian menunjukkan hanya 20% masyarakat
Indonesia yang peduli pada kebersihan dan kesehsatan. Kepedulian pada kebersihan ini mencakup
mencuci tangan. Malas cuci tangan menyebabkan tingginya angka sejumlah penyakit seperti diare,
infeksi saluran pernapasan, hingga yang sekarang ini adalah bisa terjangkit virus corona. Salah
satu ahli kesehatan masyarakat menjelaskan malas cuci tangan muncul akibat kebiasaan yang terus
dilakukan. Hingga akhirnya menjadi gaya hidup yang sulit diubah. Selain kebiasaan, informasi
dan pemahaman mengenai kebersihan dan cuci tangan juga dinilai masih kurang. Alhasil, banyak
orang yang menganggap cuci tangan tidak penting. Namun, di masa pandemi virus corona seperti
sekarang ini, mencuci tangan menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan guna menghindari
penyebaran virus corona.

Centers for Diasease Control and Prevention (CDC) dan beberapa badan kesehatan lain di dunia
menekankan pentingnya mencuci tangan. Ini adalah cara paling mudah untuk menjaga kebersihan
tangan dan mencegah virus corona menyebar. Cara lain untuk menghindari penyebaran virus
corona adalah dengan menggunakan hand sinitizer yang mengandung minimun 60% alkohol.
Hand sinitizer dapat menjaga kebersihan tangan dan mampu mengurangi jumlah kuman, hal ini
cukup ampuh dalam pencegahan virus corona. Penggunaan hand sinitizer tak jauh berbeda dengan
penggunaan sabun dan air dalam membersihkan tangan. Kita hanya perlu mengusap cairan
pembersih tangan ke telapak tangan secukupnya pada kedua telapak tangan \, lalu membersihkan
punggung tangan, sela-sela jari, sela-sela kuku, dan bagian jari-jari lainnya hingga bersih.
Penggunaan hand sanitizer juga dapat mengurangi resiko kulit kering akibat terlalu sering mencuci
tangan dengan sabun. Hasil penelitian (Desiyanto & dkk, 2013) menunjukkan bahwa hand
sanitizer B dengan kandungan alkohol 60% lebih efektif dalam membunuh kuman dengan rata-
rata jumlah kuman 2 CFU/cm² dibandingkan dengan hand sanitizer A yang mengandung alkohol
51% dengan rata-rata jumlah kuman lebih banyak yaitu 8,17 CFU/cm². Penggunaan alkohol
bersifat antibakteri namun tidak bersifat anti jamur dan

virus, selain bertujuan untuk melarurkan trikolsan dan memberi sensai dingin dan tidak lengket
setelah pemakaian. Penggunaan alkohol yang tidak bersifat antijamur dapat diatasi dengan
penggunaan triklosan yang bersifat antijamur namun kurang efektif untuk anti bakteri, selain itu
triklosan menghasilkan respon positif lebih kuat dibandingkan alkohol yaitu tidak bersifat korosif.

Penggunaan hand sanitizer yang mengandung alkohol dan trikolsan secara terus-menerus dapat
menyebabkan iritasi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi penggunaan alkohol dan
triklosan dalam pembuatan hand sanitizer adalah dengan menggunakan bahan alami, selain itu
efektivitas daya hambat bakteri akan lebih baik. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan
adalah tanaman serai (Cymbopogan citratus). Terdapat kandungan fitokimia pada tanaman serai
yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon, dan terpenoid yang diperoleh dari
ekstraksi simplisa akar, batang, dan daun serai. Serai juga mengandung geraniol dan sitral yang
berfungsi sebagai antbakteri yang terdapat dalam minyak atsirinya. Kandungan flavonoid dalam
serai dapat berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks dengan
protein ekstraseluler. Kandungan antibakteri dalam serai dapat diperoleh dengan mengekstrasi
tanaman serai, yaitu dengan cara meserasi agar mendapatkan esktrak yang banyak dan dalam
waktu yang realtif singkat, selain itu menggunakan alkohol 60% serta triklosan untuk menambah
daya antibakteri dan mempermudah terbentuknya basis gel.

Berdasarkan hasil penelitian (Manus & dkk, 2016) menunjukkan bahwa formulasi konsentrasi
daun serai dalam pembuatan gel hand sanitizer sebesar 15% memiliki sifat antibakteri yang lebih
baik dibandingkan konsentrasi 5% dan 10%. Rata-rata koloni bakteri yang terbentuk pada
konsentrasi 15% sebanyak 8 koloni, jauh lebih sedikit jika dibandingkan konsentrasi 10% dengan
rata-rata 18 koloni dan konsentrasi 5% dengan rata-rata 80 koloni bakteri, semakin banyak
penambahan konsentrasi daun serai maka semakin sedikit koloni bakteri yang terbentuk.
Pemanfaatan daun serai sebagai bahan pembuatan hand sanitizer dalam bentuk gel dengan
penambahan alkohol dan triklosan dapat dilakukan dengan tiga varian konsentrasi daun serai
dengan perbandingan berat per volume 1:3 (Damayanti & Fitriana, 2012).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :


a) Apa penyebab orang malas menjaga kebersihan tangan?
b) Apa saja dampak yang di timbulkan jika tidak menjaga kebersihan tangan?
c) Apa alternatif yang bisa di gunakan untuk menjaga kebersihan tangan?
1.3 Pembatasan Masalah

Penelitian ini berfokus pada beberapa hal, yaitu :

a) Upaya dalam menyadarkan masyarakat pentingnya menjaga kebersihan tangan.


b) Upaya dalam menyadarkan masyarakat bahaya apa saja yang timbul ketika tidak menjaga
kebersihan tangan.
c) Upaya untuk mengajak masyarakat dalam menggunakan hand sanitizer untuk menjaga
kebersihan tangan.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini, yaitu :

a) Mengetahui apa penyebab orang malas mencuci tangan.


b) Mengetahui dampak yang ditimbulkan ketika tidak menjaga kebersihan tangan.
c) Memberikan solusi dalam mejaga kebersihan tangan dengan menggunakan hand sanitizer
dari bahan alami.
d) Mengetahui kandungan tanaman serai dalam pembuatan hand sanitizer.
BAB II
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitan menggunakan metode kuantitatif dengan metode dasar survei. Metode penelitian
kuantitatif adalah jenis penelitian yang sistematis, teranvang, dan terstruktur dngan jelas sejak
pembuatan. Metode bertujuan mengambil sejumlah besar data dengan sampel dari populasi dan
menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Perbandingan terhadap hal yang telah
dikerjakan dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam
pembuatan rencana dan pengambilan keputusan. Pengambilan data yang diambil langsung dari
sumbernya diperoleh dari masyarakat. Pengumpulan informasi data-data hasildari buku-buku
ilmiah. Wawancara ini dengan acuan kuisioner yang telah dibuat, yang berisi pertanyaan yang
berkaitan tentang “Pemanfaatan Tanaman Serai Sebagai Bahan Pembuatan Handsanitizer “.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dasar survei. Metode survei
merupakan metode riset yang menggunakan kuisioner untuk mendapat hasil data. Menyediakan
pertanyaan seputar pembahasan. Kata survei berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua kata,
yaitu sur yang berasal dari kata super yang berarti melampaui. Lalu kata veyyang berasal dari kata
videre yang artinya melihat, dengan begitu memiliki arti melihat diatas atau melampaui.

1. Data dan Sumber Data

Jenis data yang dikaji dalam penelitian ini adalah jenis data primer. Data primer merupakan sumber
data penelitian yang didapat secara langsung diambil dari sumber yang diperoleh dari responden
yang diperoleh melalui kuisioner yang telah disebarkan.
2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dengan survei melalui penyebaran kuisioner. Kuisioner merupakan
teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden agar dapat
dijawab. Dalam melaksanakan metode ini menggunakan google formulir karena kita sedang
mengalami dampak dari pandemik covid 19 tidak memungkinkan untuk melakukan pembagian
kuisioner.

3. Sampel

Sampel adalah istilah ringkasan dari responden dalam penelitian yang digunakan umtuk
memperkecil data, waktu, dan biaya yang mencakup keseluruhan penelitian. Sampel penelitian
diambil dari beberapa mahasiswa TPB dan masyarakat. Metode random sampling sehigga setiap
anggota populasi memiliki kesempatan untuk menjadi anggota sampel.

4. Validasi Data

Validasi data adalah suatu tindakan pembuktian. Proses pembuktian data yang harus sesuai dengan
metodenya. Metode validasi yang membandingkan kembali informasi yang telah diperoleh dari
berbagai sumber. Bertujuan untuk memastikan bahwa hasil akhir benar dan rumusan masalah
terpenuhi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil

Hasil dari google formulir yang telah kami sebarkan lewat online menunjukan persentase
yang sangat dapat menggambarkan bahwa masih sangat sedikit masyarakat yang tahu
bahwa bahan- bahan alami dapat digunakan sebagai pengobatan. Kami mendapat 73 orang
untuk data – data penelitian kami dengan menggunakan kuisioner atau google formulir.

 Dari data persetase diatas 63 orang atau 86.3% yang selalu menggunakan handsanitizer
selama pandemic , dan 11 orang responses atau 15.1% yang tidak pernah sama sekali
menyediakan bahkan memakai handsanitizer.

 Data persentase yang masyarakat tahu apakah handsanitizer dapat dibuat dengan bahan
bahan alami menujukan 55 data responses atau 75.3% yang tahu bahwa dapat dibuat
dengan bahan bahan alami, dan 18 data resposes atau 24.7% yang tidak tahu bahwa
Ihandsanitize dapat dibuat denganbahan alami.
 Dari data diatas menunjukan rata rata paling besar yaitu 78.1 % mayoritas tidak pernah
membuat handsanitizer dengan bahan bahan alami yang ada disekitar, sedangkah hanya
17 responses atau 23.3% yang pernah membuat handanitize dengan bahan alami.

 Sangat minim yang tahu bahwa daun serai yang banyak didapur dapat digunakan sebagai
bahan pembuatan handsanitizer alami, yang tahu hanya 28 responses atau 38.45 sedangkah
445 rsposes atau 61.6% tidak banyak yang tahu bahwa dapat menggunakan daun serai
sebagai bahan pembuatan handsanitizer alami.
2. Pembahasan

Hasil dari kuisioner atau google formulir yang telah kami sebarkan lewat media
online, kita mendapat gambaran bahwa masih sangat minim pengetahuan masyarakat
tentang bahan-bahan alami dapat digunakan sebagai bahan untuk pengobatan yang banyak
manfaatnya. Selama pandemi covid-19 banyak peralatan dan kebutuhan yang sangat perlu
digunakan selama masa pandemi seperti saat ini salah satunya adalah masker dan
handsanitizer. Coronaviruses (CoV) atau corona virus merupakan bagian dari keluarga
virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu sampai penyakit yang sangat berat seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Servere Acute Respiratory
Syndrome (SARS-CoV). Penyakit dari covid19 adalah jenis baru yang ditemukan pada
tahun 2019 dan belum tahu akan menyerang manusia (Mona, 2020). Selama masa pandemi
ini yang sangat perlu dijaga adalah kesehatan dan kebersihan. Kesehatan dengan memakan
makanan sehat, minum vitamin serta berjemur dan olahraga minimal 30 menit sehari. Lalu
setelah melakukan aktivitas apapun diluar rumah usahakan membersihkan diri dengan
bercuci tangan atau mandi dengan bersih karena kita tidak tau virus apa saja yang
menempel di badan atau di tubuh kita selama kita melakukan aktivitas yang tidak kita
sadari memegang berbagai macam benda.
Handsanitizer sangat diperlukan selama masa pandemic ini, karena seperti yang
kita ketahui bahwa handsanitizer dapat membantu dalam setiap kegiatan yang kita lakukan
agar kita terhindar dari ancaman terkena virus corona. Masyarakat di Indonesia yang
menggunakan handsanitizer dapat dibuat sendiri di rumah masing-masing dengan
menggunakan bahan-bahan alami. Minimnya informasi membuat masyarakat tidak tahu
bahwa handsanitizer dapat dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami seperti daun
serai, Oleh sebab itu, masyarakat perlu diberikan ajaran agar tau cara membuat pengobatan
dengan menggunakan bahan-bahan alami, selain mudah dicari juga manfaatnya tidak kalah
dari bahan bahan yang lain. Jenis tanaman serai yang dapat kita gunakan sebagai bahan
pembuatan handsanitizer adalah jenis tanaman serai wangi, yang umumnya dijadikan
sebagai bahan campuran pada masakan. Tanaman serai wangi umumnya tumbuh
berumpun dan memiliki akar serabut dengan jumlah yang cukup banyak. Daun serai wangi
berbentuk panjang dan memiliki badan batang yang agak besar dan memanjang seperti
rumput-rumputan dengan panjang mencapai 1 meter dan lebar pada kisaran 1 cm hingga 2
cm.
Daun serai wangi terlihat hijau hingga hijau kebiruan dengan batang berwarna hijau
hingga merah keunguan. Bila diremas, daun serai akan mengeluarkan aroma khas serai
wangi. Serai wangi rata-rata dapat tumbuh di kawasan tropis Asia, namun tidak dapat
mentolelir suhu dingin yang berkepanjangan. Serai wangi tumbuh dengan baik pada suhu
18-25 derajat dan pada ketinggian 350-600 mdpl. Serai wangi tumbuh sumbur pada tanah
yang lembap dan loamy (memiliki campuran pasir, tanah liat, dan materi organic yang
kaya) dengan ph sekitar 6-7,5 dan pada pemaparan sinar matahari langsung. Serai wangi
juga membutuhkan banyak air sehingga akan tumbuh subur jika disiram secara periodik
atau terpapar oleh curah hujan yang merata sepanjang tahun (dengan curah hujan ideal
pada tingkat 1.800-2.500 mm/tahun). Serai wangi dapat ditanam pada berbagai kontur
tanah seperti pada tanah datar, tanah miring, ataupun yang berbukit-bukit. Di Indonesia
sendiri telah dikenal dua jenis varietas serai wangi, yaitu C. nardus Rendle Andropogon
nardus Ceylon de Yong yang juga dikenal dengan tipe Lena Batu dan C. winter jowitt atau
C. nardus java de Yong yang juga dikenal dengan Maha Pengiri. Tiap variates tersebut
memiliki sedikit perbedaan dalam kondisi pertumbuhan optimumnya. Serai wangi dapat
langsung di tanam tanpa di olah terlebih dahulu. Penanaman paling baik dilakukan pada
saat musim hujan. 1-2 anakan serai wangi di tanam dalam lubang berukuran 30 x 30 x 30
cm, dengan jarak 100 x 100 cm antar lubangnya. Lubang kemudian diberikan pupuk
kandang dengan dosis 1-2 kg/rumpun. Panen daun serai pertama kali pada saat tanaman
berumur 6 bulan dengan panen selanjutnya dilakukan setiap 3 bulan berikutnya. Adapun
serai wangi dapat dotumbuhksn dengan pola tanam monokultur (ditumbuhkan sendiri)
ataupun polikultur (ditumbuhkan bersama-sama dengan komoditas lain pada suatu lahan).
Bila ditumbuhkan dengan sistem polikultur, serai wangi dapat ditumbuhkan
sebagai tanaman pokok ataupun sebagai tanaman selaan (penyela antar ruang atau tegakan
tanaman tahunan). Bila ditumbuhkan sebagai tanaman selaan, maka perlu penumbuhan
serai wangi akan dipengaruhi oleh jenis dan umur tanaman pokok dan jarak tanamnya
dengan serai wangi. Namun begitu, menurut Balai Penelitian Tanaman Rempah dan obat,
produktivitas serai wangi yang ditumbuhkan dengan sistem polikultur relatif lebih rendah
dibandingkan monokultur karena berkurangnya intensitas sinar matahari yang diterima
oleh serai wangi. Dengan melakukan prosedur penanaman tanaman serai wangi seperti di
atas kita akan mendapatkan tanaman serai wangi yang bagus untuk pembuatan
handsanitizer. Dalam pembuatan handsanitizer kita juga memerlukan bahan campuran
lain, salah satunya adalah alcohol. Alkohol merupakan molekul organik yang terbuat dari
karbon, oksigen, dan hidrogen. Alkohol diketahui mampu menghancurkan agen penyebab
penyakit atau patogen dengan cara memecah protein, membelah sel menjadi beberapa
bagian atau mengacaukan metabolisme sel. Setidaknya kita membutuhkan minimal 30%
alkohol agar mampu membunuh patogen. Efektifitasnya akan bertambah seiring
meningkatnya konsentrasi alkohol. Namun, penggunaan yang terlalu sering bias
menyebabkan permukaan kulit menjadi kering dan bahkan menimbulkan alergi dan luka-
luka. Adapun cara pembuatan handsanitizer dari daun serai adalah sebagai berikut;
Bahan;
1. Serai secukupnya
2. Alkohol sekitar 30%
3. Trikolsan 1,5-2%
4. Ekstrak lidah buaya sebanyak 10%

Alat;

1. Kompor
2. Panci
3. Botol spray
4. Pisau
5. Saringan

Cara membuat;
1. Pilih serai yang berkualitas bagus dan cuci hingga bersih, jangan sampai ada kotoran
yang menempel pada serai
2. Tiriskan sebentar daun serai sampai air nya berkurang
3. Iris kecil-kecil serai untuk mempermudah mengeluarkan senyawa bioaktif saat proses
pengukusan
4. Untuk melarutkan senyawa bioaktif yang terdapat dalam serai, gunakan air panas atau
kukus sebentar serai tersebut, jangan di rebus karena proses perebusan dapat
mengurangi banyak senyawa akibat paparan panas yang tinggi.
5. Lakukan pengukusan kurang lebih selama 15 menit
6. Setelah di kukus, saring hasil pengukusan tersebut (inilah ekstrak murni serai)
7. Tambahkan alkohol sebanyak 30%
8. Tambahkan 1,5-2% trikolsan, alkohol dan trikolsan berfungsi untuk menyerang
mikroba agar dinding selnya rusak.
9. Tambahkan ekstrak lidah buaya sebanyak 10%. Lidah buaya berfungsi mengentalkan
cairan sehingga mudah diaplikasikan pada tangan kita.
10. Masukan handsanitizer yang telah selesai dibuat kedalam botol spray yang telah
disiapkan,
11. Handsanitizer siap digunakan.
Handsanitizer yang telah siap untuk digunakan akan mempunyai aroma serai yang
khas. Aroma khas serai berasal dari komponen utama minyak yang terdapat dalam ekstrak
daun serai yaitu monoterpen yang berperan dalam menimbulkan aroma dan rasa pada
serai(Manus, 2016). Selain itu juga karena adanya senyawa sitronelal dalam ekstrak serai,
yang mempunyai gugus aldehid yang akan mengalami reaksi aromatisasi bila teroksidasi.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Irna, 2007) yang menyebutkan bahwa senyawa
sitronelal dalam ekstrak serai merupakan senyawa monoterpana yang mempunyai gugus
aldehid, ikatan rangkap dan rantai karbon yang memungkinkan mengalami reaksi siklisasi
aromatisasi yang mengakibatkan aroma wangi dan khas pada serai. Warna yang dihasilkan
dari ekstrak daun serai pada handsanitizer akan berwarna kuning pekat karena dalam
ekstrak daun serai mengandung minyak asitri yang umumnya berwarna kuning pekat,
sehingga mempengaruhi keseluruhan warna dari handsanitizer yang dihasilkan.
Sebaliknya, penambahan alkohol dan trikolsan tidak mempengaruhi perubahan warna pada
handsanitizer. Sesuai dengan penelitian (Khoirotunnisa, 2008) yang menyebutkan bahwa
minyak asitri yang dihasilkan setelah proses penyulingan memiliki warna kuning pucat
yang akan berubah warna menjadi lebih gelap bila teroksidasi lebih lama.
Handsanitizer dirancang untuk membunuh kuman dan mikrooragnisme berbahaya hingga
99,9% efektivitas bila dilakukan dengan cara yang benar. Daun serai memang sudah
dikenal sebagai tanaman yang kaya khasiat untuk kesehatan tubuh. Tanaman serai juga
banyak tumbuh di wilayah Indonesia. Bahkan sebagian orang sengaja menanamnya di
depan rumah sebagai tanaman obat dan juga sebagai bahan campuran pada masakan. Serai
menyimpan banyak manfaat untuk tubuh, mulai dari sebagai bahan antiseptik hingga bisa
digunakan sebagai obat penyakit. Dalam pembuatan handsanitizer, dilakukan
pencampuran lidah buaya kedalam ekstrak serai, hal tersebut dilakukan karena lidah buaya
sendiri memiliki kandungan antiseptic yang bagus untuk membunuh kuman. Lidah buaya
merupakan tanaman yang mudah sekali tumbuh, mudah di budidayakan, murah serta
memiliki efek samping minimal. Lidah buaya juga memliki banyak manfaat bagi kesehatan
diantaranya sebagai antidiabetes, antiradang, penutup luka serta sebagai antibakteri.
Aktivitas antiradang bisa digunakan pada sediaan oral maupun topikal tetapi pemberian
secara oral memiliki aktivitas lebih baik dan cepat. Lidah buaya memiliki aktivitas
antibakteri spectrum luas, baik untuk menghambat bakteri gram positif maupun negatif.
Ekstrak lidah buaya dengan pelarut berbeda akan mempengaruhi potensi aktivitas
antibakteri (Heng et all, 2018). Mekanisme antibakteri lidah buaya diduga disebabkan
karena efek sinergisme berbagai kandungan tanaman. Kandungan fitokimia yang telah
teridentifikasi seperti saponin, glikosida, alkaloid, saponin dan tannin merupakan
kandungan aktif yang berpotensi sebagai antibakteri (Heng et all, 2018). Banyaknya
manfaat lidah buaya juga belum banyak diketahui oleh masyarakat karena sedikitnya
informasi yang tersebar mengenai manfaat lidah buaya dikalangan masyarakat. Setelah
mengetahui cara-cara dalam pembuatan handsanitizer menggunakan bahan alami, maka
kita harus menerapkannya guna mencegah tersebarnya virus atau kuman-kuman yang bisa
menyerang tubuh kita.
Menggunakan handsanitizer merupakan cara paling praktis untuk membersihkan tangan.
Kelebihan dalam menggunakan handsanitizer adalah praktis, efisien, serta mampu
membunuh kuman dalam waktu yang relatif cepat karena mengandung senyawa-senyawa
yang mampu menyerang bakteri (Desiyanto, 2013), virus ataupun kuman. Dengan adanya
pedoman dalam pembuatan handsanitizer yang sangat mudah dan tidak sulit dilakukan,
sehingga bisa menarik orang-orang untuk membuat handsanitizer sendiri. Selain
digunakan untuk membersihkan tangan, handsanitizer juga bisa digunakan pada benda-
benda yang akan kita sentuh agar benda-benda tersebut bersih dan tidak menularkan kuman
pada tangan kita. Misalnya untuk mmembersihkan pegangan pintu, agar ketika kita akan
memasuki suatu ruangan, kita tidak akan memegang pegangan pintu yang kotor dan
mengandung banyak kuman serat bakteri. Pengemasan handsanitizer yang biasanya
dikemas dalam bentuk gel atau spray dalam ukuran botol yang mini, sehingga dapat dengan
mudah dibawa di dalam tas kapanpun dan dimanapun. Adapun cara penggunaan
handsanitizer yang benar dan baik adalah sebagai berikut;
1. Semprotkan atau taungkan handsanitizer pada telapak tangan secukupnya
2. Gosoklah tangan bersama-sama dengan handsanitizer hingga ke seluruh permukaan tangan
dan jari-jari sampai terkena cairan handsanitizer semua
3. Tunggulah sampai cairan handsanitizer meresap pada permukaan tangan hingga
handsanitizer benar-benar kering
4. Setelah handsanitizer kering dan meresap, beraktivitaslah dengan tetap menjaga
kebersihan.
Saat ini, Indonesia sudah memperbolehkan masyarakatnya melakukan aktivitas di
luar rumah. Namun, harus tetap menerapkan protocol kesehatan. Hal ini penting untuk
selalu diterapkan, karena sampai saat ini vaksin covid-19 masih belum ditemukan.
Handsanitizer merupakan salah satu senjata ampuh untuk membantu mencegah penularan
virus corona. Mengapa demikian? Karena virus corona sangat mudah menular melalui
tetesan atau droptles yang mengenai bagian tubuh individu lain seperti wajah, atau
menempel pada benda-benda yang ada di sekitar lalu disentuh oleh orang lain. Oleh karena
itu, penting untuk selalu menjaga kebersihan tangan saat beraktivitas, dan handsanitizer
merupakan langkah yang lebih praktis dan memungkinkan digunakan di mana saja dan
kapan saja, terutama jika sedang tidak ada fasilitas untuk cuci tangan. Masyarakat
disarankan untuk selalu menggunakan handsanitizer, guna mengindari ancaman virus
corona.
Kebutuhan akan handsanitizer yang tampaknya semakin meningkat di tengah
pandemi virus corona yang merebak ke seluruh dunia, mengharuskan masyarakat berkreasi
dalam membuat handsanitizer sendiri menggunakan bahan-bahan alami yang dapat
ditemukan dengan mudah. Oleh karena itu, kita sebagai masyarakat harus bisa membantu
pemerintah dalam mengentikan penyebaran virus corona agar Indonesia bisa terbebas dari
jeratan virus corona. Dengan cara menerapkan hidup bersih dan sehat, karena kesehatan
sangat penting untuk tubuh manusia. Langkah awal agar tubuh selalu sehat adalah dengan
menjaga kebersihan, mulai dari kebersihan tangan serta anggota tubuh lainnya.

3. Kesimpulan
Dalam hasil dan pembahasan yang telah dituliskan maka dapat disimpulkan bahwa
handsanitizer dapat di buat dengan bahan alami seperti serai, karena serai banyak
mengandung manfaat yang salah satunya adalah antibakteri. Cara pembuatan serta cara
pengaplikasian serai untuk pembuatan handsanitizer yang sangat mudah dan praktis akan
membuat banyak masyarakat tertarik untuk membuatnya sendiri di rumah. Sehingga karya
ilmiah ini diindikasikan dapat membantu dan menyelesaikan permasalahan pada
pembuatan handsanitizer dengan menggunakan bahan alami. Karya ilmiah ini juga akan
membantu masyarakat untuk mengatuhi jika handsanitizer tidak hanya bisa dibeli di
pasaran tetapi bisa didapatkan dengan membuatnya sendiri. Harapannya setelah ini
masyarakat dapat terus menjaga kebersihan dimulai dari kebersihan tangan, yaitu dengan
menggunakan handsanitizer. Khususnya untuk Indonesia yang mengalami peningkatan
kasus covid-19 sampai sekarang.
DAFTAR PUSTAKA

Desiyanto, F.A. (2013). Efektivitas Mencuci Tangan Menggunakan Cairan Pembersih


Tangan Antiseptik ( Handsanitizer ) Terhadap Jumlah Angka Kuman. KESMAS, 7(2), 75-
82.
Heng, H. C., Zulfakar, M. H., & Ng, P. Y. (2018). Pharmaceutical applications of Aloe
Vera. Indonesian Journal of Pharmacy, 29(3), 101-
116 https://doi.org/10.14499/indonesianjpharm29iss3pp101
Irna, S. (2007). Pengenalan Geraniol dan Sitronelol. Jakarta: J.Plantus.
Nailul, Mona. (2020). Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk Meminimalisasi Efek
Contagious ( Kasus Penyebaran Virus Corona di Indonesia ). Volume 2 No.2, Januari-Juni
2020
Manus, N., & dkk. (2016). Formulasi Sediaan Gel Minyak Atsiri Daun Serai (
Cymbopogan citratus ) Sebagai Antiseptik Tangan. Pharmacon, 5(3), 85-93.
Khoirotunnisa, M. (2008). Aktivitas Minyak Atsiri Daun Serai Wangi Cymbopogon nardus
(L). Randle Terhadap Pertumbuhan Malassezia Furfur Invitro dan Identifikasinya dan
Sebagai Penghalau Nyamuk Aedes aegypti. Skripsi UNDIP.

Anda mungkin juga menyukai