Teknologi Pangan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana
(*dhanang.puspita@uksw.edu)
Jl. Kartini No.11a Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
Abstrak
Awal pandemi Covid 19 menyebabkan kelangkaan cairan penyanitasi tangan di pasaran. Pemanfaatan senyawa
antrimikroba dari tumbuhan menjadi solusi mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah
inovasi pembuatan cairan penyanitasi tangan dari bahan alami. Metode yang digunakan adalah eksperimen laboratis
dengan tahapan; invetarisasi tumbuhan, ekstraksi, dan uji antimikroba. Hasil peneliitian diketahui bahwa ekstrak
serai, sirih, sirih merah, dan bungan lawang yang dijadikan sebagai cairan pensanitasi tangan memiliki kemampuan
sebagai antimikroba. Terdapat senyawa seperti minyak asiri, saponin, polifenol, tanin dan flavonoid pada tumbuhan
tersebut yang berfungsi sebagai antimikroba. dapat disimpulkan jika bahan alam seperti sirih, sirih merah, serai, dan
kayu lawang memiliki kemampuan antimikroba yang dibuktikan dengan uji antimikroba dengan kekuatan sedang.
Abstract
The beginning of the Covid 19 pandemic caused a shortage of hand sanitizer on the market. Utilization of
antimicrobial compounds from plants is a solution to overcome these problems. The purpose of this research is to
innovate the manufacture of hand sanitizer from natural ingredients. The method used is a laboratory experiment
with stages; plant inventory, extraction, and antimicrobial testing. The results of the study found that the extracts of
lemongrass, betel, red betel, and anise flower which were used as hand sanitizing fluids had antimicrobial
properties. There are compounds such as essential oils, saponins, polyphenols, tannins and flavonoids in these
plants that function as antimicrobials. it can be concluded that natural ingredients such as betel, red betel,
lemongrass, and anise flower have antimicrobial abilities as evidenced by antimicrobial tests with moderate
strength.
25
Biosfer, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.6, No.1, Juni 2021 ISSN: 2549-0486
26
Biosfer, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.6, No.1, Juni 2021 ISSN: 2549-0486
27
Biosfer, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.6, No.1, Juni 2021 ISSN: 2549-0486
28
Biosfer, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.6, No.1, Juni 2021 ISSN: 2549-0486
E.Coli., ekstrak sirih merah sebesar 6,3 mm sebagai antimikroba dalam pembuatan
(Candrasari et al., 2012), serai 8,0 mm handsanitizer. Dalam daun sirih mengandung
(Poeloengan, 2009), dan bunga lawang 6,2 mm. senyawa kimia berupa saponin, flavonoid, dan
Kemampuan antimikroba dari bahan alam polifenol. Senyawa saponin yang terkandung
berdasar beberapa penelitian tersebut memiliki dalam daun sirih bekerja sebagai antimikroba,
kekuatan senyawa antimikroba masuk dalam dengan mekanisme kerja yang akan merusak
kategori sedang, dan kategori kuat hanya pada membran sitoplasma dan membunuh sel.
sirih hijau. Meskipun masuk dalam kategori Senyawa flavonoid dalam daun sirih dapat
sedang, setidaknya memiliki potensi dalam mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak
membunuh dan menghambat pertumbuhan membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi.
mikroorganisme, bahkan sirih hijau hampir sama Senyawa fenol memiliki mekanisme agen
kuatnya dengan cairan penyanitasi tangan antimikroba yang berperan sebagai toksin dalam
komersial. protoplasma, merusak, menembus dinding, serta
mengendapkan protein sel bakteri (Carolia &
Serai Wulan, 2016).
Kandungan kimia dari serai (Cymbopogon Sirih merah
nardus) adalah minyak asiri, saponin, polifenol
dan flavonoid (Bassole et al., 2011). Kandungan Sirih merah (Piper ornatum) mengandung
senyawa aktif tersebut, mengindikasikan serai senyawa aktif seperti flavonoid, alkaloid, tanin,
memiliki aktivitas antimikroba yang cukup besar senyawa polifenol dan minyak atsiri (Lestari,
(Jafari et al., 2012). Senyawa yang dominan 2014). Pada sirih merah, flavonoid memiliki
terhadap efek antimikroba serai adalah golongan efek antimikroba dengan membentuk senyawa
senyawa polifenol dan senyawa fenolik lain kompleks yang menahan protein ekstraseluler
beserta derivatnya yang dapat menyebabkan yang merusak integritas membran sel (Juliantina,
denaturasi protein. Senyawa flavonoid berfungsi 2009). Alkaloid juga memiliki sifat antimikroba.
sebagai antimikroba dengan cara membentuk Mekanisme yang mungkin dilakukan adalah
senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler. dengan menghancurkan komponen
Kompleks yang terbentuk mengganggu keutuhan peptidoglikan di dalam sel bakteri, sehingga
membran sel bakteri dengan cara mendenaturasi lapisan dinding sel tidak dapat terbentuk secara
protein sel bakteri dan merusak membran sel sempurna dan mengakibatkan kematian sel.
tanpa dapat diperbaiki lagi (Reveny, 2011). Tanin memiliki aktivitas antimikroba, tanin
Ekstrak etil asetat tanaman serai wangi telah diduga dapat mengecilkan dinding sel atau
terbukti mempunyai aktivitas antimikroba membran sel, sehingga mengganggu
terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus permeabilitasnya. Sel tidak dapat melakukan
aureus (Hendrik, 2013). aktivitas hidup, sehingga menghambat
pertumbuhannya bahkan kematian (Ajizah,
Sirih hijau 2004).
Daun sirih hijau (Piper betle L.) merupakan Bunga lawang
tanaman yang telah terbukti secara ilmiah Bunga lawang (Illicium verum) mengandung
memiliki aktivitas sebagai antimikroba. Sirih senyawa antimikroba yakni flavanoid dan tanin.
merupakan salah satu jenis tumbuhan yang Senyawa flavonoid bersifat disinfektan yang
banyak dimanfaatkan untuk pengobatan. Sirih bekerja dengan cara mendenaturasi
termasuk dalah family Peperaceae dengan (menggumpalkan) protein pada mikroba. Akibat
tumbuh merambat dan menjalar dengan tinggi dari denaturasi sehingga menyebabkan aktivitas
yang dapat mencapai 5 – 15 meter tergantung metabolisme sel bakteri terganggu. Tanin juga
pada pertumbuhan dan tempat untuk merambat. mempunyai daya antimikroba yang akan
Hampir seluruh bagian tanaman sirih dapat bereaksi dengan membran sel mikroba. Tanin
digunakan, tetapi yang paling sering adalah pada bekerja dengan cara merusak polipeptida pada
bagian daun. Daun sirih dapat dimanfaatkan dinding sel mikroba, sehingga pembentukan
29
Biosfer, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.6, No.1, Juni 2021 ISSN: 2549-0486
dinding sel menjadi kurang sempura yang Candrasari A, Romas M.A., Hasbi M, Astuti
berakibat keluarnya isi sel bakteri atau lisis. O.R. (2012). Uji Daya Antimikroba
Lisis disebabkan adanya tekanan osmotic yang Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper
berbeda dan dapat menyebabkan kematian pada Crocatum Ruiz & Pav.) Terhadap
bakteri (Puspita et al,. 2020) Pertumbuhan Staphylococcus aureus
ATCC 6538, Eschericia coli ATCC
IV. KESIMPULAN 11229 Dan Candida albicans ATCC
10231 SECARA IN VITRO. Biomedika.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan Vol.4(1): 9 - 16.
jika bahan alam seperti sirih, sirih merah, serai, Carolia N, Wulan N. (2016). Potensi Ekstrak
dan kayu lawang memiliki kemampuan Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) sebagai
antimikroba yang dibuktikan dengan uji Alternatif Terapi Acne vulgaris. Journal
antimikroba dengan kekuatan sedang. Dengan Majority. Vol 5(1).
demikian bahan alam tersebut dapat dijadikan Davis W. W. dan T. R. Stout. (1971). Disc plate
sebagai carian penyanitasi tangan, meskipun methods of microbiological antibiotic
kekuatannya masih dibawah alkohol 70% dan assay. Microbiology 22: 659-665.
cairan penyanitasi tangan komersial yang Fauziah, H., Liina, A., & Nurmiyati, N. (2018).
beredar di pasaran. Butuh penelitian lebih lanjut Studi Etnobotani Tumbuhan Upacara
untuk mendapatkan formulasi antimikroba agar Ritual Adat Kelahiran di Desa Banmati,
masuk dalam kategori kuat atau sangat kuat. Kecamatan Tawangsari, Kabupaten
Sukoharjo. Biosfer : Jurnal Biologi Dan
Pendidikan Biologi, 2(2), 24-28.
doi:10.23969/biosfer.v2i2.657
DAFTAR PUSTAKA
Ferdes M. (2018). Antimicrobial compounds
from plants. Fighting Antimicrobial
Acharya S.B., Ghosh S., YadavD., Sharma K., Resistance, Edited by Ana Budimir,
Ghosh S., Joshi S. (2018). Formulation, http://iapc-
Evaluation and Antibacterial Efficiency of obp.com/books/release_detail/15Chapter:
water-based herbal Hand Sanitizer Gel. Antimicrobial Compounds from plants
Publons, 29 Jul 2019. (pages 273-271)Publisher: IAPC-OBP,
https://doi.org/10.1101/373928. Zagreb, Croatia.
Ajizah A. (2004). Sensitivitas Salmonella Herbie, T. (2015). Kitab Tanaman Berkhasiat
typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Obat. Octopus Publishing House.
Psidium guajava L. Jurnal Bioscientiae Yogyakarta
Volume 1, Nomor 1. Hendrik G,W., Panggabena W, Sentosa A.
Asngad A., Bagas R,A. Nopitasari.( 2018). (2016). Pemanfaatan Tumbuhan Serai
Kualitas Gel Pembersih Tangan Wangi (Cymbopogon Nardus (L.) Rendle)
(Handsanitizer) dari Ekstrak Batang Sebagai Antioksidan Alami. Jurnal Kimia
Pisang dengan Penambahan Alkohol, Mulawarman. Vol 2(1).
Triklosan dan Gliserin yang Berbeda Jafari B., Amirreza E., Babak M.A., Zarifeh H.
Dosisnya. Jurnal Bioeksperimen. Vol. 4 (2012). Antibacteria Activities of Lemon
(2) Pp. 61-70. Doi: Grass Methanol Extract and Essence
10.23917/bioeksperimen.v4i1.2795 Pathogenic Bacteria. Journal of American-
Bassolé I.H.N., Lamien-Meda A., Bayala B., Eurasian J. Agric and EnvironSci. 12(8):
Obame L.C., Ilboudo A.J., Franz C., 1042-1046.
Novak J., Nebié R.C. & Dicko R. (2011). Juliantina, Citra, Nirwana, Nurmasitoh, dan
Chemical composition and antimicrobial Bowo. (2009). Manfaat Sirih Merah
activity of Cymbopogon Citratus and (Piper Crocatum) Sebagai Agen Anti
Cymbopogon Giganteus Essential oils Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif
alone and in combination. Journal of dan Gram Negatif. “Tidak diterbitkan.
Phytomedicine. (18): 1070-1074. Laporam Penelitian. Yogyakarta: Fakultas
30
Biosfer, J.Bio. & Pend.Bio. Vol.6, No.1, Juni 2021 ISSN: 2549-0486
31