Disusun oleh :
KELAS XI MIPA 5
Dua tahun terakhir, dunia dilanda kasus yang membuat resah, Indonesia termasuk di dalamnya.
Kasus yang ditimbulkan oleh Covid-19 di Indonesia semakin hari semakin bertambah, virus ini terus
menyebar ke berbagai daerah yang ada di Indonesia. Agar menekan angka perkembangan Covid-19
tenaga kesehatan menyarankan agar selur masyarakat mengikuti protokol kesehatan yang telah di
tetapkan, yaitu 5M : Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak, Menjauhi Kerumunan,
Mengurangii Mobilitas. Dalam menanggapi hal itu banyak masyarakat yang mulai memakai hand
sanitizer guna mengganti air jika sedang bepergian, guna menjaga tangannya agar tetap higenis. Oleh
karena itu, kebiasaan baru tersebut menyebabkan tingginya angka permintaan masyarakat terhadap
hand sanitizer. Permasalahan yang dihadapi mitra saat ini adalah penyediaan hand sanitizer dan sabun
cuci tangan yang ramah dengan kulit anak dengan harga yang terjangkau. Hand sanitizer dan sabun
cuci tangan yang ramah untuk kulit anak dipasaran harganya cukup mahal. Diawal maraknya Covid-19
angka permintaan terhadap hand sanitizer tidak sebanding dengan hand sanitizer yang tersedia, yang
menyebabkan naiknya harga jual. Maka dari itu, kita membutuhkan alternatif yang dapat dijadikan
solusi untuk menghemat pengeluaran ditengah pandemi seperti sekarang ini dan untuk menekan
penggunaan bahan kimia berlebih, karena beberapa orang ternyata memiliki kulit sensitif terhadap
beberapa bahan kimia. Berdasarkan permasalahan yang di alami oleh mitra, maka kami memberikan
solusi dengan cara memberikan pengetahuan dan pelatihan yang nantinya akan menghagsilkan sebuah
produk jadi berupa hand sanitizer berbahan dasar daun sirih sebagai antiseptik. Tujuan pelaksanaan ini
adalah meningkatkan kebutuhan mitra dalam membuat hand sanitizer dan sabun cuci tangan antiseptic
dari daun sirih untuk memnuhi kebutuhan hand sanitizer dan sabun cuci tangan yang ramah terhadap
kulit anak.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Sirih (Piper betle L.)merupakan salah satu jenis tumbuhan yang banyak dimanfaatkan untuk
pengobatan. Daun sirih dimanfaatkan sebagai antisariawan, antibatuk, astrigent, dan antiseptik.
Kandungan kimia tanaman sirih adalah saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak astari. Senyawa
saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Senyawa ini akan mersak membran sitoplasma dan
membunuh sel. Senyawa flavonoid diduga memiliki mekanisme kerja mendenaturasi protein sel
bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi. Daun sirih mempunyai aroma yang
khas karena mengandung minyak astari 1- 4,2%, air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor,
vitamin A, B, C, yodium, gula dan pati. Fenol alam yang terkandung dalam minyak astari memiliki
daya antiseptik 5 kali lebih kuat dibandingkan fenol biasa (Bakterisid dan Fungisid) tetapi tidak
sporasid. Mekanisme fenol sebagai agen antibakteri berperan sebagai toksin dalam protoplasma,
merusak dan menembus dinding serta mengendapkan protein sel bakteri (Carolia & Noventi,
2016).
3
1.2. Rumusan Masalah
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sabun merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia. Sabun dapat digunakan untuk
mengobati penyakit, seperti mengobati penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri dan jamur. Dengan
kata lain sabun dapat digunakan sebagai obat yaitu dengan membersihkan tubuh sehingga
kemungkinan terserang penyakit akan berkurang (Asri Widyasanti, 2017).
Sabun adalah produk yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemah dengan basa kuat yang
berfungsi untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran) (Hernani, 2010). Awalnya sabun dibuat
dalam bentuk padat atau batangan, namun pada tahun 1987 sabun cair mulai dikenal walaupun hanya
digunakan sebagai sabun cuci tangan. Hal ini menjadikan perkembangan bagi produksi sabun sehingga
menjadi lebih lembut dan dapat digunakan untuk mandi. Semakin berkembangnya teknologi dan
pengetahuan, sehingga sabun cair menjadi banyak macam jenisnya. Sabun cair diproduksi untuk
berbagai keperluan seperti untuk mandi, pencuci tangan, pencuci piring ataupun alatalat rumah tangga
dan sebagainya. Karakteristik sabun cair tersebut berbedabeda untuk setiap keperluannya, tergantung
pada komposisi bahan dan proses pembuatannya. Keunggulan sabun cair antara lain mudah dibawa
berpergian dan lebih higenis karena biasanya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat (Wijana dkk,
2005).
Selain dapat membersihkan kulit dari kotoran, sabun juga dapat digunakan untuk membebaskan
kulit dari bakteri. Sabun yang dapat membunuh bakteri dikenal dengan sabun antiseptik. Sabun
antiseptik mengandung komposisi khusus yang berfungsi sebagai antibakteri. Bahan inilah yang
berfungsi mengurangi jumlah bakteri berbahaya pada kulit. Sabun antiseptik yang baik harus memiliki
standar khusus. Pertama, sabun harus bisa menyingkirkan kotoran dan bakteri. Kedua, sabun tidak
merusak kesehatan kulit, karena kulit yang sehat adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh.
(Rachmawati dan Triyana, 2008) (Yudistira1), 2017).
5
Daun sirih dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung 4,2% minyak atsiri yang
sebagian besar terdiri dari betephenol yang merupakan isomer Euganol allypyrocatechine, Cineol
methil euganol, Caryophyllen (siskuiterpen), kavikol, kavibekol, estragol dan terpinen (Sastroamidjojo,
1997). Pada uji antibakteri dengan metode dilusi air rebusan daun sirih jawa dapat menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus pada konsentrasi 60% (Irmasari, 2002). Hasil penelitian
Lindawaty (1997), yang menyebutkan bahwa daun sirih segar mengandung senyawa fenolik, dimana
diketahui senyawa fenolik memiliki sifat antimikroba atau menghambat pertumbuhan mikroba (Nurul
Rahmah, 2010). Mekanisme kerja senyawa fenolpada daun sirih hijau adalah mendenaturasi protein.
Interaksi antar mikroorganisme dengan senyawa fenol mengakibatkan perubahan keseimbangan
muatan dalam molekul protein bakteri, sehingga terjadi perubahan struktur protein dan menyebabkan
terjadinya koagulasi. Protein yang mengalami denaturasi dan koagulasi akan kehilangan aktivitas
fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Perubahan struktur protein pada dinding sel
bakteri akan mengakibatkan pertumbuhan sel terhambat dan rusak (Mariyatin, 2014). Sedangkan
senyawa fenilpropana bersifat antiseptik dan analgesik topikal (Agustin, 2005) (Rohmah Madya Ayu
Fitriana, 2018).
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pengujian
Rendemen
Pengujian pH
Perencanaan Persiapan alat Pembuatan
Produk dan bahan Produk
Pengujian kadar
alkali bebas
Pengujian
Efektifitas anti
bakteri
7
3.4. Prosedur Penelitian
Ekstrak daun sirih dan hidrosol dimasukan sesuai parameter kedalam gelas beaker lalu
dipanaskan dengan suhu 80°C menggunakan magnetic stirrer. Larutan KOH ditambahkan sesuai
parameter dan di aduk hingga homogen. Aquades, gliserin dan propilen glikol dimasukan sesuai
parameter. Suhu diturunkan sampai 65°C dan dimasukkan Coco-DEA sesuai parameter dan di
aduk hingga homogen. Sabun mandi cair dituangkan kedalam botol dan simpan selama 24 jam.
Sabun cair anti bakteri dari ekstrak daun sirih dilakukan analisa dan pengujian rendemen, pH.
kadar alkali bebas, efektivitas anti bakteri. (Febriyanti, et al., 2021)