Anda di halaman 1dari 7

I.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sterilisasi merupakan suatu cara yang biasa digunakan untuk
membunuh mikroorganisme yang tidak diinginkan atau yang tidak
dikehendaki pada alat atau bahan yang digunakan atau dikonsumsi. Metode
sterilisasi secara umum dibagi menjadi dua, yaitu sterilisasi panas dan
sterilisasi tanpa panas. Salah satu metode sterilisasi panas yang umum
digunakan dalam proses sterilisasi yaitu sterilisasi panas uap, dimana panas
tersebut dihasilkan dari uap pemanas air. Metode sterilisasi tanpa panas yang
umum dan banyak digunakan adalah radiasi gamma. Penggunaan radiasi
gamma sebagai metode sterilisasi tanpa panas dikarenakan memiliki
keuntungan seperti lebih efektif, aman, mudah, serta tidak menimbulkan
masalah toksisitas dan ekologi seperti pada sterilisasi etilen oksida dan
formaldehid (Silindir, 2012).
Pemilihan metode sterilisasi untuk alat dan bahan didasari pada sifat alat
dan bahan yang akan digunakan, seperti apakah bahan atau alat tersebut tahan
terhadap panas atau tidak. Penggunaan autoclave merupakan salah satu alat
sterilisasi yang umum digunakan pada proses sterilisasi dengan uap panas yang
bertekanan. Suhu dan tekanan yang digunakan utuk sterilisasi menggunakan
autoclave juga dipengaruhi oleh banyaknya uap air yang ada didalam
autocalve. Maksimal suhu yang digunakan yaitu 121℃ dengan tekanan 15 lbs
dengan lama waktu 15 menit. (Hendrawati dan Suratmin, 2017).

1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui metode yang dapat digunakan pada proses sterilisasi
2. Untuk mengetahui ke-efektifan metode yang digunakan pada proses
sterilisasi serta membuktikan adanya mikroba disetiap alat, bahan maupun
tubuh manusia.
II. MATERI DAN METODE
Sterilisasi menggunakan wipol (karbol) merupakan salah satu metode
sterilisasi secara kimia. Proses sterilisasi dimulai dari dipersiapkan beberapa
alat dan bahan yang diperlukan. Langkah pertama yang dilakukan yaitu 2 (dua)
tabung medium NA (natrium agar) dicairkan dengan pemanas air. Media NA
yang digunakan yaitu dengan merk Oxoid. Media NA yang telah dicairkan
kemudian dituangkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan agar media NA
membeku. Proses selanjutnya yaitu masing-masing paku dimasukan kedalam
air steril dan wipol (karbol). Masing-masing direndam selama 5 menit. Paku
yang telah direndam dengan air steril dan wipol (karbol) kemudian diletakan
pada permukaan medium dalam cawan petri. Proses inkubasi ini dilakukan
selama 24 jam dan dilanjutkan dengan dibandingkannya pertumbuhan mikroba
yang tumbuh pada paku setelah direndam dengan air steril dan air wipol
(karol).

III. HASIL DAN METODE


3.1 Hasil
(Terlampir)
3.1 Pembahasan
Praktikum sterilisasi dilakukan untuk mengatahui metode apa yang
paling efektif dalam proses sterilisasi tersebut. Umumnya, untuk proses
sterilisasi dilakukan dengan beberpa metode juga cara pelaksanaanya.
Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan menggunakan sinar UV. Secara
data yang didapatkan, sinar UV dengan lama waktu 5 menit lebih efektif
sehingga menghasilkan jumlah bakteri yang sedikit. Menurut Muller (2011)
semakin besar daya yang digunakna dan semakin lama waktu penyinaran UV
maka akan semakin tinggi pula dosis dan efek germidikal (efek membunuh
mikroba) yang dihasilkan. Cara sterilisasi berikutnya yaitu dengan cara yang
paling umum dilakukan dengan menggunkana sabun, hasil data yang
didapatkan bahwa sesudah dan sebelum menggunakan sabun sangat terlihat
walau tidak signifikan. Pertumbuhan bakteri lebih sedikit ketika setelah
menggunakan sabun, karena sabun memiliki gugus polar dan non polar juga
adanya kandungan minyak yang digunkan dalam pembutan sabun memiliki
senyawa antimikroba yang dapat menghambat pertumbuhan atau aktivitas
mikroba (Widyasanti, 2017). Selain sabun, Hand Sanitizer Dettol yang sering
digunakan secara umum juga membunuh mikroba yang tidak diinginkna. Hasil
menunjukan bahwa mikroorganisme yang ada dari tangan yang telah dicuci
dengan Hand Sanitizer lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. Hal ini
dikarenkan adaya kandungan aktif yaitu alkohol. Kandungan alkohol berperan
sebagai antimikroba yang mampu menghambat atau membunuh kuman
(Wahyuni, 2017)
Salah satu sterilisasi secara kimia pada praktikum ini dengan
menggunakan alkohol, yang menunjukkan bahwa pada konsentrasi 40% dan
70% dapat menghambat atau membunuh mikroba pada paku. Menurut
Desiyanto dan Djannah (2013) alkohol akan bekerja maksimal pada
konsentrasi 60-80%. Sedangkan pada konsetrasi 95% total bakteri dinyatakan
positif, hal ini dikarenakan kadar air dalam alkohol semakin sedikit, sehingga
ada bakteri yang tidak larut jika tanpa air. Selain alkohol sterilisasi secara
kimia juga dapat menggunkana karbol (wipol). Paku yang sudah direndam
dengan karbol terlebih dahulu ternyata lebih sedikit mengandung bakteri. Hal
ini dapat dikarenakna karbol memiliki kandungan asam fenol yang digunakan
sebagai desinfektan yang bekerja merusak bakteri.
Terakhir yaitu pengujian mikroba pada tubuh dengan swab. Metode ini
dilakukan hanya untuk membuktikan bahwa dtubuh manusia pun terdapat
mikroba yang tidak diingankan. Hal ini dibuktikan dari hasil data ketika swab
steril dicelupkan kedapal air steril dan selanjutnya di apuskan ke perumukaan
kulit, setelah diinkubasi terlihat bakteri dengan kategori banyak.
IV. KESIMPULAN
1. Metode yang dapat digunakan pada sterilisasi yaitu sterilisasai secara fisik,
seperti menggunakan sinar UV, sterilisasi secara kimia seperti
menggunakan alkohol atau karbol, dan secara mekanik seperti
menggunakan filter atau saringan.
2. Pada percobaan praktikum sterilisasi ini belum ada yang mencapai 100%
untuk dapat dikatakan berhasil. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
seperti adanya kontamnasi saat cara kerja melalui nafas manusia, atau saat
berbicara. Juga dapat dibuktikan dengan data yang ada, setelah uji swab,
bahwa dibagian tubuh manusia tidak dipungkiri terdapat bakteri.

DAFTAR PUSTAKA

Desiyanto, F.A., dan S. N. Djannah. 2013. Efektivitas Mencuci TAngan Menggunakna


Cairan Pembersih Tagan Antiseptik (Hand Senitizer) Terhadap Jumlah
Angka KUman. Kesmas. Vol 7(2) : 55-112.
Dion, M., and W. Parker. 2013 Steam Sterilization Principle. Pharmaceutical
Engineering, Vol 33(6) : 10-25.
Muller, A., M. R. Stahl., V. Greaft., C. A. Franz, and M. Huch .2011. UV-C Treatment
of Juices to Inactivate Microorganisms using Dean Vortex Technology.
Jurnal of Food Engineering. Vol 10(7) : 268-275.
Silinder, M., and Y. Ozer. 2012. The Effect of Radiation on a Variety of
Pharmaceuticals and Materials Containing Polymers. PDA Journal
Pharmaceutical Science and Technology. Vol 66(2) : 184-199.
Wahyuni, V.H., S. Khotimah, dan D. F. Liana. 2017. Perbandingan Efektivitas Antara
Gel Hand Sanitizer dan Tisu Basah Anti Septik Terhadap Jumlah Koloni
Kuman Ditangan. Jurnal Cerebellum. Vol.3 (2):808-819.
Widyasanti, A., S. Junita, dan S. Nurjanah. 2017. Pengaruh Konsentrasi Minyak
Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) dan Minyak Jarak (Castor Oil) Terhadap
Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Sabun Mandi Cair. Jurnal Teknologi dan
Industri Pertanian Indonesia. Vol 9(1) : 11-16
LAMPIRAN
Tabel 1. Alat dan Bahan

No. Gambar Alat dan Bahan Keterangan

1. Cawan Petri

2. Pinset

Paku direndam Air


3.
Steril
Paku direndam
4.
Desinfektan

5. Api Bunsen
Tabel 2. Hasil Pengamatan

No. Gambar Hasil Pengamatan Keterangan

1. Sebelum diinkubasi

2. Setelah diinkubasi

Anda mungkin juga menyukai