Anda di halaman 1dari 2

Tugas Ekologi Hewan

Nama :

Dewi Sabrina Amalia (1808531014)

Wafiatu fitriyah (1808531013)

Risqa Izzatul Zulfa (1808531043)

Ni Putu Ayu Erika Dian Pratiwi (1808531045)

Rahmat Cipto Silalahi (1808531029)

1. Seragga (Insecta). Serangga dijadikan sebagai bioindikator untuk mengevaluiasi kualitas


perairan maupun kualitas suatu habitat. Umumnya serangga dijadikan sebagai
bioindikator dalam kualitas air sungai, karena serangga sendiri memiliki toleransi yang
berbeda pada berbagai factor biotik dan abiotic dalam lingkungan. Toleransi ini
kemudian dapat digunakan untuk monitoring perairan sungai yang tercemar polutan
organic, serta memiliki kebutuhan terhadap kondisi fisika dan kimia yang spesifik.
Kehadiran serangga yang tinggi toleransi biasanya mengidentifikasikan kualitas air yang
buruk dan sebaliknya. Jika serangga yang rendah toleransi mengidentifikasikan kualitas
air yang baik.
2. Semut rang-rang (Oecophylla smaragdina). Semut rang-rang merupakan salah satu
kelompok hewan yang dikatakan sebagai indikator hayati, sebagai alat monitoring
perubahan kualitas lingkungan dan penentuan kawasan konservasi. Hal ini didukung oleh
beberapa sifat yang dimiliki semut, yaitu hidup diberbagai habitat, mempunyai toleransi
yang sempit terhadap perubahan lingungan, biomassa dominan, mempunyai sifat penting
dalam ekosistem.Cara penggunaannya yaitu dengan menggunakan Oecophylla sebagai
musuh alami dalam pengendalian hama di pohon/Kawasan pertanian.
3. Lintah (Hirudo medicinalis). Lintah dapat ditemukan pada habitat eutrofik, poly-
saprobic, dan lingkungan yang mengalami tekanan menengah maupun tekanan yang
tinggi. Salah satu cara yang digunakan untuk memantau perubahan yang terjadi di dalam
suatu ekosistem adalah pemanfaatan bioindikato. Lintah ini sering digunakan sebagai
bioindikator diperairan tawar. Lintah juga termasuk dalam organisme eksproitor, yaitu
termasuk suatu spesies organisme yang kehadirannya menunjukkan adanya suatu
goncangan atau polusi di suatu tempat, bahkan jumlah individunya berlimpah di tempat
terjadinya polusi ( Karena kurangnya kompetisi dengan spesies lain yang tidak mampu
hidup di tempat terjadinya polusi). Salah satu biota yang dapat di gunakan sebagai
parameter biologi (Bioindikator) dalam menentukan kondisi suatu perairan adalah
Makrozoobentos (Lintah/ Hirudo Medicinalis) sebagai organisme yang hidup diperairan.
Hewan Lintah (Hirudo Medicinalis) sangat peka terhadap perubahan kualitas air tempat
hidupnya sehingga akan berpengaruh terhadap kompisisi dam kelimpahannya. Hal ini
tergantung pada toleransinya terhadap perubahan lingkungan, sehingga organisme ini
sering dipakai sebagai indikator pencemaran suatu perairan.
4. Berang-berang. Merupakan hewan bioindikator pada ekosistem lahan basah yang belum
terganggu pencemaran lingkungan. Hal ini dikarenakan berang-berang hanya hidup di
lahan yang basah dan belum tercemar oleh polutan, apabila ada sedikit saja polutan yang
muncul di lingkungannya, akan mengakibatkan fauna ini menjadi sakit bahkan mati
karena tubuhnya yang sensitif terhadap kuman penyakit, oleh sebab itu langkah pertama
yang fauna ini ambil apabila ada polutan adalah dengan mencari wilayah atau tempat
baru.
5. Achatina fullica. Merupakan kelas molusca yang dapa dijadikan sebagai bioindikator
dalam perairan sungai. Penurunan kualitas perairan air sungai dapat dideteksi dengan
berbabagi analisis salah satunya yaitu dnegan analisis biologi. Achatina fullica yang
tersebar banyak diperairan menunjukkan adanya perubahan yang mempengaruhi
keberadaan essensial dalam perairan sehingga mengganggu lingkungan perairan dan
biota pencemaran. Achatina fullica memiliki sifat yang rentan terhadap pencemaran, hal
ini pun kemudian menunjukkan bahwan Achatina fullica menjadi salah satu tanda
tercemarnya air.

Anda mungkin juga menyukai