Anda di halaman 1dari 1

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM). 2010.

Kejadian luar biasa keamanan


pangan. Buletin Keamanan Pangan. 17(1) :15.

Badan Standarisasi Nasional. 2010. Standar Nasional Indonesia (SNI) 7388. Tentang Batas Maksimum
Cemaran Mikroba Dalam Pangan. Jakarta

Balia, R.L., E. Harlia, dan D. Suryanto. 2008. Jumlah Bakteri Total dan Koliform pada Susu Segar
Peternakan Sapi Perah Rakyat dan Susu Pasteurisasi Tanpa Kemasan di Pedagang Kaki Lima. Fakultas
Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung.

Betty dan Yendri. 2007. Cemaran mikroba terhadap telur dan daging ayam. Dinas Peternakan Provinsi
Sumatera Barat, Padang.

BPOM. 2020. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI Nomor HK. 00. 06. 1. 52. 4011
tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. Badan Pengawas
Obat dan Makanan RI, Jakarta.

Dutta, C., Panigrahi A.K, and Sengupta C. 2015. Prevalence of pathogenic bacteria in finfish and shellfish
obtanied from domestic markets of West Bengal, India. Frontiers in Enviromental Microbiology. Vol
1(2):14-18.

Ernastuti. 2013. Formulasi Enumerasi Pada Model Jaringan Interkoneksi Lucas-Hypercube. Jurnal Ilmiah
WIDYA. Vol 1(2) : 159-166

Harpreet, K., P. Sharma, N. Kaur, and B. S. Gill. 2012. Phenotypic and biochemical characterization of
Bradyrhizobium and Ensifer spp. isolated from soybean rhizosphere. Bioscience Discovery. Vol 3(1) : 40–
46

Omaye S. 2004. Food and Nutritional Toxicology. CRC Press, Boca Raton, USA

Susanti., A. Fusvita, dan I.A. Janhar 2016. Identifikasi Salmonella sp. Pada Ikan asap di Pasar Tradisional
Kota Kendari. Jurnal Biowallacea. 3(2):467-473.

Anda mungkin juga menyukai