KELAS B / KELOMPOK IV
ASISTEN PJ : ANDI ENDANG KUSUMA INTAN, S.FARM.,M.SI
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
obat yang meliputi ilmu dan teknologi pembuatan obat dalam bentuk
2016).
dan penunjangnya sesuai ketentuan cara pembuatan obat yang baik (CPOB)
(Inggriani, 2016).
(Suyadi. 2018).
pembuatan salep mata, mampu menentukan zat aktif dan zat tambahan dari
cara perhitungan bahan dan dosis sediaan, serta menentukan aturan pakai
digunakan.
berdasarkan hasil perhitungan dan digerus dalam lumpang, untuk basis salep
yang dalam bentuk padat menjadi halus dan homogen, lalu di homogenkan
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Sterilisasi
A. Definisi Steril
Steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba
Steril artinya bebas dari bakteri dan mikroorganisme lain atau suci
(Suyadi, 2018).
B. Definisi Sterilitas
C. Definisi Sterilisasi
Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan
bentuk patogen, non patogen, maupun non vegeratif dari suatu objek atau
D. Metode Sterilisasi
sterilisasi, yaitu:
a. Destruksi mikroorganisme
peralatan atau wadah yang akan dipakai. Cara lain adalah dengan
berupa asam nitrat pekat, asam kromat, atau asam sulfat pekat.
b. Inaktivasi (pembunuhan)
2) Cara radiasi
3) Cara kimia
c. Penghilangan secara fisika
(partikel) dari cairan dan gas yang tidak dapat dilakukan dengan
cara di atas.
metode mekanik.
a. Metode fisika
b. Metode mekanik
c. Metode kimia
bakterisidal.
yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga
penyinaran.
1) Pemanasan
1. Sterilisasi uap
Keuntungan:
c. Dapat digunakan untuk alat dari logam, kain, gelas dan karet
2. Pemanasan kering
Keuntungan:
Keuntungan:
1. Sterilisasi uap
Kerugian:
2. Pemanasan kering
Kerugian:
b. Penetrasi buruk
Kerugian:
Spesifikasi
Penjelasan peruntukan
ruang bersih
Kelas A Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misalnya
zona kelas A.
Kelas C dan D Area bersih untuk melakukan tahap proses
arah kecepatan
A 16-25 45-55 Antara kelas
aliran udara
ruangan 10-15
0,36-0,54 m/s
Aliran udara pacsal
digunakan untuk mata, dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir
mata disekitar kelopak mata dan bola mata (Dirjen POM, 2014).
Tetes mata adalah obat tetes steril, umumnya isotonis dan isohidris,
halus bebas dari pastikel asing baik dalam bentuk alkali atau garamnya
c. Pengawetan
d. Tonisitas
e. Stabilitas
a. Kejernihan
pengemasan
c. Buffer dan pH
d. Tonisitas
e. Viskositas
f. Additives/Tambahan
meskipun salep dengan obat yang larut dalah lemak diabsorpsi lebih
tujuan ini
Secara umum tetes mata lebih stabil dari pada salep mata,
meskipun salep dengan obat yang larut dalam lemak diabsorpsi lebih
baik daripada larutan atau salep yang obat-obatnya larut dalam air.
topical untuk kebanyakan obat kurang dari 1-3% dari dosis yang
secara topikal untuk kebanyakan obat kurang 1-3% dari dosis yang
yang tepat.
a. Teteskan obat pada sudut mata dalam dan teteska pula pada
b. Pipet jangan tersentuh mata atau benda lain dan wadah harus
menyentuh mata
i. Jika menggunakan lebih dari satu tetes, tunggu paling cepat lima
biasanya obat tetes mata ini digunakan untuk efek lokal. Namun,
absorbsi sistemik dapat juga terjadi akibat aliran obat memalui kanalis
IV > Suntikan IM/SC > Solutio > Suspensi > Pulveres > Capsule >
METODEOLOGI PERCOBAAN
III.1 AlatdanBahanPercobaan
III.1.1 Alatpercobaan
Adapunalat yang
digunakandalampercobaaniniyaitu,Aluminiumfoil,Cawanporselin,Coro
ngGelas,Etiket,Gelasbeker ,Kertassaring,
LabuErlemeyer,Pipettetes,Sendoktanduk,Tissue, danwadahtetesmata.
Benzalkoniumklorida,Deksametason, Na
fosfat,Na2EDTA,NaH2PO4,Na2HPO4,dan Nacl.
III.2 Perhitungan
III.2.1 PerhitunganKapasitasDapar
Kapasitasdapar
pH = 6,5
BM×V 120,01×0,1
M Nah2PO4 = gram = 0,284 = 0,02 M
BM×V 142,14×0,1
pKadaparfosfat = 7,2
Ka = -antilog pKa
= 6,3×10-8
pHdaparfosfat = 6,5
(H+) = -antilog pH
= 3,16× 10-7
C = C NaH2PO4 + C Na2HPO4
= 0,047 + 0,02
= 0,067 M
(H+)+Ka)2
= 0,021 M
Untuk pH = 7
(H+) = - antilog pH
= 10-7
(H+)+Ka)2
(10-7.6,3 +10-8)2
0,021 =2,3× C ×(6,3× 10-15 )
(1,063. 10-6)2
0,021 = 0,545C
C = 0,0386
(asam)
(asam)
log(garam)
(asam) = - 0,2
(garam)
(garam)
(asam) = - 0,63
C = (asamfosfat ) + (garamfosfat)
III.2.2 PerhitunganIsotonisitas
1. RumusCatelyn
FdNaCI =2 BM=58,44
M k'
58,44
(0,00525) × 29,22
= 0,61362
= 0,6%
2.Rumus PTB
III.2.3 PerhitunganBahan
A. Per kemasan
7. API = ad 5 ml
B. Per Batch
Dibuattetesmatasebanyak 10 botol @5ml dandilebihkan 5 ml
7. API = ad 5 ml
III.2.4 PerhitunganPengenceran
hingga 10 ml
ml(setaradengan 0,05 g )
1. BenzolkoniumKlirida 0,01 g
10 ml
1 ml(setaradengan 0,01g )
III.3 MetodeSterilisasi
atauautoklaf)
2 GelasUkurdanGelas Pemanasankering&basa (oven Pati 2015
Kimia atauautoklaf)Pemanasankering&basa
(oven atauautoklaf)
3 Wadahtetesmata Radiasi (sinar UV) atausecarakimia Wardina
2018
III.4 Cara Kerja
b. DitimbangsemuabahansesuaiperhitungandenganBenzalkoniumklorida
c. Dimasukkansemuabahankedalamgelasbeker
e. Disaringlarutandengancoronggelas yang
dilapisikertassaringkedalamgelasbeker
g. Dimasukkanlarutankedalamwadahdenganmenggunakan pipet
tetessebanyak 10 ml
h. Ditutupwadahdankemudiandiberikanetiketpadawadah.
BAB IV
A. Uji volume
1 5 ml
2 5 ml
3 5 ml
4. 5 ml
5 5 ml
6 5 ml
7 5 ml
8 5 ml
9 5 ml
10 5 ml
B. Uji kelarutan
1 Jernih
2 Jernih
3 Jernih
4 Jernih
5 Jernih
6 Jernih
7 Jernih
8 Jernih
9 Jernih
10 Jernih
C. Uji pH
Tetes Mata
IV. 2 Pembahasan pH 7
berupa larutan atau suspesi, digunakan untuk mata, dengan cara menenteskan
obat pada selaput lendir mata disekitar kelopak mata dan bola mata.
mengamati uji volume, uji kelarutan dan uji pH pada sediaan tetes mata, tetes
Pertama uji volume. Pada uji volume tetes mata diperoleh hasil volume
yang seragam pada sepuluh sediaan yang dibuat yaitu 5 ml per 1 kemasan.
suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 30 wadah tidak urang dari 100% dari
volume yang tertera pada etiket, dan tida lebih dari satu dari 30 wadah
volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari 90% seperti yang tertera
pada etiket.
Kedua uji kelarutan. Pada ujji kelarutan tetes mata diperoleh hasil hasil
yang jernih dan larut sempurna, tidak ada partikel mengendap atau
gelembung dari sediaan. Hal ini sesuai dengan literatur menurut farmakope
Indonesia edii ke-IV yang mengatakan suatu cairan dinyatakan jernih jika
kejernihannya sama dengan air atau pelarut yang digunakan bila diamati
dibawah kondisi seperti tersebut diatas atau jika opalesensinya tidak lebih
Ketiga uji pH. Pada uji pH tetes mata diperoleh hasil pH 7. Adapun
IV menyatakan bahwa air mata normal memiliki pH lebih kueang 7,4 dan
mempunyai kapasitas dapar tertentu. Karena itu sistem dapar harus sedekat
yang dibuat belum sesuai dengan ketentuan yang ada dalam literatur.
praktikan kurang teliti dalam mengambil bahan dan dalam mencampur bahan,
sudah tidak layak atau kadarluarsa sehingga hasil yang diperoleh belum
PENUTUP
V.I Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah hasil uji volume, uji
kelarutan dari sediaan tetes mata, sudah sesuai dengan literatur sedangkan uji
pH pada sediaan tetes mata yang diperoleh belum sepenuhnya sesuai dengan
literatur.
V.2 Saran
Adapun saran pada praktikum ini yaitu sebaiknya praktikan lebih berhati-
hati dalam pengambilan bahan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan
literatur dan bahan yang digunakan sebaiknya masih dalam keadaan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. UI Press:
Jakarta.
Athijah, Umi. 2011. Buku Ajar Preskripsi: Obat San Resep Jilid 1. Pusat
Penerbitan Dan Pencetakan Unair (AUP): Surabaya
Azis, Sariana dkk. 2005. Kembali Sehat Dengan Obat. Pustaka Populer Obor:
Jakarta
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta
Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI:
Jakarta
Indriani, Risky. 2016. Efisiensi Energi Ruang Bersih Gedung Betalaktan Pabrik
Farmasi. 16(2): 430-442
Inggriani, Rini. 2016. Kuliah Jurusan Apa? Jurusan Farmasi. Gramedia Pustaka
Utama: Jakarta
Lachman, Dkk. 1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industry Edisi Tiga. UI Press:
Jakarta
Lestari, Bayu dkk. 2017. Buku Ajar Farmakologi Dasar. UB Press: Malang
Lukas, Stefanus. 2011. Formulasi Steril. Andi Offset: Yogyakarta
Ma’at, Suprapto. 2009. Sterilisasi Dan Disinfeksi. Airlangga University Press:
Surabaya
Nila, Aster. 2016. Sediaan Tablet Steril dan Pelayanan Farmasi. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia: Depok
Tjay, Tan Hoan. 2015. Obat-obat Penting. PT Elex Media Komputindo: Jakarta
Zaman, Nanizar dan Joenoes. 1994. ARS Prescribemdi Resep Yang Rasional.
Airlangga University Press: Surabaya