Anda di halaman 1dari 5

Prakarya Kimia 2021 Muhamad Aditya Hidayah

“Onin Skin Hand Sanitizer (ONSKINTIZER)”


Hand Sanitizer Limbah Kulit Bawang
Muhamad Aditya Hidayah1
1
Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta
email: madityahidayah@gmail.com

1. Pendahuluan mencegah penularan COVID-19, yaitu dengan


Di Indonesia, kasus pertama COVID-19 menerapkan 3M (Menggunakan masker, Mencuci
dilaporkan pada tanggal 2 Maret 2020 dengan tangan, dan Menjaga jarak). Upaya tersebut telah
jumlah dua kasus (WHO, 2020). Kasus yang digalangkan sejak tanggal 20 Juni 2020 oleh
terkonfirmasi kemudian meningkat pada 31 Maret pemerintah dengan harapan kasus COVID-19
2020 dengan jumlah 1.528 kasus dan 136 kasus berkurang. Mencuci tangan menggunakan air dan
kematian, dengan tingkat kematian COVID-19 sabun merupakan salah satu langkah efektif dalam
sebesar 8,9%, angka tersebut merupakan yang memutus rantai penyebaran COVID-19, tetapi
tertinggi di Asia Tenggara (Kemenkes RI, 2020). pada kondisi sedang berpergian atau dalam
Karena semakin meningkatnya kasus, maka pada transportasi tentunya langkah tersebut tidak dapat
tanggal 11 April 2020 mulai diberlakukan dilakukan. Oleh karena itu, penggunaan hand
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) degan sanitizer menjadi alternatif dalam menggantikan
dikeluarkannya Keputusan Menteri Kesehatan langkah cuci tangan pakai sabun ketika sedang
Republik Indonesia Nomor dalam transportasi atau berpergian. Semakin
HK.01.07/Menkes/248/2020 tentang penetapan meningkatnya kebutuhan akan hand sanitizer
pembatasan sosial berskala besar di wilayah menyebabkan kenaikan harga dan kelangkaan
Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, produk tersebut, dikutip dari Saraswati (2020)
Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi, Provinsi Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri menyelidiki
Jawa Barat dalam rangka percepatan penanganan kelangkaan dan kenaikan harga masker dan cairan
corona virus disease 2019 (COVID-19) yang sanitasi tangan (hand sanitizer) di pasaran, di
kemudian diikuti oleh kota-kota lainnya di tengah wabah virus corona (COVID-19).
Indonesia. Namun, aturan tersebut tidak bertahan Kesimpulan sementara kelangkaan dan kenaikan
lama karena dipandang tidak efektif khusususnya harga bukan disebabkan oleh penimbunan.
dari segi perekenomian Indonesia. Menurut Keberadaan kaum muda atau remaja
(Modjo, 2020) perekonomian Indonesia milenial tidak bisa dilepaskan dari kerangka
mengalami penurunan sekitar -3,5% hingga - sistem pembangunan bangsa Indonesia. Pasalnya,
2,1%. Menanggapi hal tersebut pemerintah milenial Indonesia jumlahnya sangat besar,
langsung mengeluarkan regulasi baru untuk tetap memiliki perilaku baik dan amat sangat kreatif.
membuka seluruh aktivitas perekonomian dengan Oleh sebab itu diperlukan sebuah solusi untuk
menajalankan protokol kesehatan sesuai dengan mengatasi kurangnya ketersediaan hand sanitizer
Keputusan Mendagri (Kepmendagri) Nomor 440- salah satunya dengan menginovasi sebuah
842 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan teknologi tepat guna seperti hand sanitizer yang
Normal Baru (New Normal) Produktif dan Aman memiliki harga murah namun kualitas terjamin.
Coronavirus Disease 2019. Maka dari itu dihadirkan lah sebuah inovasi
Di era normal baru (New Normal) ini terbaru Onion Skin Hand sanitizer (Onskintizer)
mengantisipasi dan mengurangi jumlah penderita yang berguna untuk mengatasi kelangkaan dan
COVID-19 dapat dilakukan dengan beberapa kenaikan hand sanitizer serta menjadi solusi
upaya. Kepahaman mengenai gejala dan cara dalam pemanfaatan limbah kulit bawang sehingga
penularan virus tersebut sangat penting untuk dapat meningkatkan nilai jual dan membantu
diketahui oleh masyarakat. Beberapa upaya dalam menciptakan lapangan usaha bagi masyarakat.

1
Prakarya Kimia 2021 Muhamad Aditya Hidayah
Hand sanitizer di pasaran umumnya 4. Etanol 96%
mengandung bahan aktif senyawa golongan 5. Gliserin
alkohol dengan konsentrasi 50% hingga 70% yang 6. Tri Etanol Amin
dimana pada kosentrasi tersebut memiliki
2.3. Langkah kerja
kemampuan sebagai antiseptik yang ampuh dalam
Metode uji yang dilakukan adalah uji
menghambat atau membunuh bakteri. Jadi
kuantitatif. Sehingga memerlukan ukuran yang
diperlukan penggunaan alkohol yang banyak,
pasti dalam persiapannya. Penggunaan bahan
karena alkohol berperan sebagai bahan baku
dalam jumlah yang tidak terlalu berbeda lebih
utama. Tetapi, alkohol dapat melarutkan lapisan
disarankan.
lemak dan serbum pada kulit serta dapat
Pembuatan Onskintizer mulanya dilakukan
menimbulkan iritasi kulit jika pengguna memiliki
pencucian, pengeringan dan penghalusan terhadap
kesensitifan terhadap alkohol (Wijoyo V, 2016) kulit bawang merah yang selanjutnya dilakukan
sehingga bahan alami yang dikenal lebih aman pembuatan ekstrak dengan metode maserasi.
menjadi solusi untuk kembali dikembangkan Proses maserasi berlangsung selama 5
sebagai bahan baku dalam pembuatan hand hari.Penyaringan bertujuan untuk memisahkan
sanitizer. Ariningsih U. et al, 2015 menyatakan residu dan filtrat sedangkan pergantian pelarut
bahan alam yang mengandung senyawa metabolit dilakukan untuk memaksimalkan proses penarikan
dan meminimalkan senyawa metabolit sekunder
sekunder seperti flavonoid, alkaloid, saponin, dan
tertinggal dalam sampel. Berakhirnya proses
tanin merupakan zat antiseptik alami. Dimana maserasi ditandai dengan beningnya pelarut yang
kulit bawang merah menjadi salah satu bahan menjelaskan bahwa seluruh senyawa metabolit
alam yang memiliki kandungan tersebut, hal ini sekunder telah terekstraksi. Setelah maserasi dan
dibuktikan dengan pernyataan (Soebagio, 2007) penyaringan, selanjutnya adalah pemekatan hasil
bahwa kulit bawang merah mengandung senyawa ekstrak dengan rotary evaporator. Hasil yang
flavonoid dan kuinon. Sementara menurut diperoleh berupa ekstrak kental berwarna merah
keunguan.
(Manullang, 2010) kulit bawang merah
Pembuatan hand sanitizer dilakukan
mengandung polifenol, seskuiterpenoid, dengan pemberian jumlah ekstrak yang berbeda
monoterpenoid, saponin, tanin, glikosida, dan yakni dengan formula 1 sebesar 4 mL ekstrak
antrakuinon sehingga berdasarkan pernyataan kulit bawang merah, formula 2 sebesar 8 mL, dan
tersebut kulit bawang merah dapat digunakan formula 3 sebesar 16 mL.
sebagai bahan baku hand sinitizer. Sebanyak 0,75gram carbopol 940
dilarutkan dalam 100 mL aquadest. Dipanaskan
dan diaduk menggunakan stirer. Etelah dingin,
2. Metode tambahkan etanol 96% sebanyak 65 mL, lalu
2.1. Alat tambahkan TEA tetes demi tetes kedalam basis
1. Batang Pengaduk gel hingga pH 4,8-8. Ditambahkan gliserin 10 mL,
2. Botol Kemasan aduk hingga tercampur.Kemudian tambahkan
3. Bulp essence, homogenkan. Ditambahkan ekstrak kulit
4. Gelas Kimia bawang merah sesuai formulasi, homogenkan.
8. Hot Plate Selanjutnya dimasukan kedalam botol, beri label
9. Kaca Arloji produk, Hand Sanitizer siap dipasarkan.
10. Loyang Tabel 1. Formulasi Hand Saitizer
11. Magnetic Stirer No Komposisi F1 F2 F3
12. Pipet Tetes 1. Ekstrak Kulit 4 mL 8 mL 16 mL
13. Pipet Ukur bawang Merah
14. Pisau 2. Carbopol 0,75 gr 0,75 gr 0,75 gr
15. Spatula 3. TEA 10 10 tetes 10 tetes
16. Water Bath tetes
4. Gliserin 10 mL 10 mL 10 mL
2.2. Bahan 5. Parfume 5 tetes 5 tetes 5 tetes
6. Etanol 96% 65 mL 65 mL 65 mL
1. Air Suling
7. Aquadest 100 100 100
2. Carbopol 940
3. Parfum
2
Prakarya Kimia 2021 Muhamad Aditya Hidayah
3. Hasil Percobaan ekstrak dengan rotary evaporator. Hasil yang
Tabel 2. Dokumentasi Percobaan diperoleh berupa ekstrak kental berwarna merah
keunguan.
Sebagai limbah rumah tangga, kulit bawang
mengandung senyawa metabolit sekunder
memiliki proses yang berbeda saat berperan
menjadi antiseptik dimana alkaloid melakukan
penghambatan dengan cara mengganggu
komponen penyusun peptidoglikan pada sel
bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak
Bahan yang Ekstrak Kulit Kulit
terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian
dipakai Bawang Bawang sel bakteri (Juliatina, 2008). Flavonoid sebagai
antibakteri dengan cara membentuk kompleks
protein extraseluler yang mengganggu integritas
membrane sel bakteri (juliantina, 2008). Saponin
merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan
permeabilitas membrane sehingga terjadi
hemolisis sel. Apabila saponin berinteraksi
dengan sel bakteri atau sel jamur, maka bakteri
Penambahan Penambahan Penambahan tersebut akan rusak atau lisis (Utamim, 2013).
Gliserin TEA Esence Tanin yang mempunyai daya antibakteri dengan
Parfume
cara mengkerutkan dinding sel atau membrane sel
sehingga permeabilitas bakteri terganggu, yang
dapat mengakibatkan sel bakteri tadak mampu
melakukan aktivitas hidup sehingga
F3 pertumbuhannya terhambat (Ajizah, 2004).
F1 F2
Adanya kandungan antiseptik alami
tersebut membuat esktrak kulit bawang merah
dapat digunakan sebagai bahan aktif dalam hand
Hasil Formulasi
Sanitizer selain itu bahan yang digunakan dalam
pembuatan hand sanitizer meliputi gelling agent
4. Pembahasan (Carbopol 940), humektan (gliserin), penetral pH
Hand Sanitizer berbahan dasar Kulit (Tri Etanol Amin) dan, pelarut (aquadest). Gelling
Bawang Merah mulanya dilakukan pencucian, agent merupakan basis dari sediaan gel yang
pengeringan dan penghalusan terhadap kulit digunakan untuk membentuk massa gel.
bawang merah yang selanjutnya dilakukan Humektan merupakan bahan yang digunakan
pembuatan ekstrak dengan metode maserasi. untuk menahan kelembapan dari produk dan
Proses maserasi berlangsung selama 5 hari dengan mampu meningkatkan jumlah air pada lapisan
penyaringan dan pergantian pelarut pada hari ke 3 kulit terluar saat digunakan, penetral pH berperan
dan ke 5. Penyaringan bertujuan untuk dalam membuat pH gel menjadi tidak terlalu asam
memisahkan residu dan filtrat sedangkan ataupun basa dan pelarut berfungsi untuk
pergantian pelarut dilakukan untuk melarutkan. bahan-bahan agar dapat bercampur
memaksimalkan proses penarikan dan membentuk sebuah kesatuan sediaan hidrogel.
meminimalkan senyawa metabolit sekunder Digunakan pula etanol 96% yang bertujuan saat
tertinggal dalam sampel. Berakhirnya proses gel diaplikasikan ke tangan dapat mengering
maserasi ditandai dengan beningnya pelarut yang dengan cepat.
menjelaskan bahwa seluruh senyawa metabolit Pembuatan hand sanitizer dilakukan dengan
sekunder telah terekstraksi. Setelah maserasi dan pemberian jumlah ekstrak yang berbeda yakni
penyaringan, selanjutnya adalah pemekatan hasil dengan formula 1 sebesar 4 mL ekstrak kulit

3
Prakarya Kimia 2021 Muhamad Aditya Hidayah
bawang merah, formula 2 sebesar 8 mL, dan SWINGLE) Berbasis Karbomer. UIN
formula 3 sebesar 16 mL. Alauddin Makasar.
Khare C.P,2007 ; dalam Ibriani. 2012. Uji
5. Kesimpulan Aktivitas Antimikroba Ekstrak Bawang
Formulasi terbaik adala formulasi 1, karena Merah (Allium Cepa L.) Secara Klt-
memiliki emulsi gel yang stabil, tidak keras dan Bioautografi. Makassar. Universitas Islam
tidak lengket. Negeri Alauddin Makassar.
Khotimah, Khusnul. 2016. Skrining Fitokimia dan
Identifikasi Mrtabolit Sekunder Senyawa
6. Referensi
Karpain pada Ekstrak Metanol Daun Carica
Ahmad Fajri F, 2012. Formulasi dab Uji
Pubescens Lenne & Koch dengan LC/MK
Efektifitas sediaan Gel Antiseptik Ekstrak
(Liquid Chromatograph Tandem Mass
Sabut Kelapa (Cocos nucifera Linn.).
spektrometry). Malang : UIN Maulana Malik
Makassar: UIN Alauddin Makassar
Ibrahim
Ariningsih U, et al. 2015. Produksi Hand Sang
Manullang, Leli. 2010. Karakterisasi simplisia,
“Hands Sanitizer Berbahan Utama Pelepah
Skrining Fitokimia dan Uji Toksisitas
Pisang” sebagai program percontohan
Ekstrak Kulit Umbi Bawang Merah (Alli
UNKM. Semarang: Universitas Dipenogoro
Cepaevar. Ascalonium) dengan Metode Uji
Currah et al. 2002; dalam Alam Munggaran.2017.
Brine Shrimp (BST). Medan : Universitas
Aklimalisasi Bawang Merah (Allium AS
Sumatera Utara.
Alonicum L.) Setelah Penyimpanan Pada
Rahayu, et al. 2014; dalam Latifah. 2015.
Suhu Rendah. Bogor : Institut Pertanian
Identifikasi Golongan Senyawa Flavonoid
Bogor.
dan Uji Aktivitas Antioksidan pada Ekstrak
Depkes RI. 2014; dalam Romaliana Teresia
Rimpang Kencur Kaempferiagalanga
Marbun. Anna Teresia m, Romauli. 2014.
Rini, Eka P. Nugraheni, Estu R. 2018. Uji Daya
Penetuan Koefesien Fenol Produk
Hambat Berbagai Merek Hand Sinitizer Gel
Desinfektan yang di Pasarkan Beberpa
Terhadap pertumbuhan Bakteri Escherichia
Supermarket Kota Medan. Medan :
coli & Staphylococcus aereus. Solo :
Universitas Sumatera.
Universitas Sebelas Maret
Dewi, K.A. 2013. Isolasi, Identifikasi dan Uji
Sari, Gumala Retno. 2918. Formulasi Uji
Sensitivitas Staphyloccoccus aureus terhadap
Aktivitas Antibakteri dari Sediaan gel Hand
Amoxicillin dari Sampel Susu Kambing
Sinitizer Ekstrak Daun Belimbing Wuluh
Peranakan Ettawa (PE) Penderita Mastitis di
(Avrrhon Bili mbi L.) terhadap Bakteri
Wilayah Girimulyo, Kulonprogo,
Escherichia coli & Staphylococcus aereus.
Yogyakarta. Jurnal Sain Veteriner 31:2. 140-
Medan : Universitas Sumatera Utara.
141.
Shu, M. 2013. Formulasi Sediaan Gel Hand
Harbone,1987:71; dalam Faridassadah, Siti Nur,et
Sinitezer dengan Bahan Aktif Trikolosan
al. 2016. Isolasi dan Identifikasi Senyawa
0,5% dan 1%. Vol. 2. No. 1. Universitas
Flavonoid dari Daun Mangkokan. Vol. 2.No.
Surabaya.
1. Bandung : FMIPA. Universitas Islam
Soebagio, 2007; Uliartha Sari, Margareta, et al.
Bandung.
2015. Sifat Antirayap Ekstrak Kulit Bawang
Hardana Utama s. Hari. 2016. Pengaruh Aktivitas
Merah (Allium Cepa L) (Antitermiles
Antimikroba Ekstrak Bawang Putih (Allium
Properties Of Onion Shell Extract). Medan :
satium0 terhadap Bakteri Gram Positif (S.
Universitas Sumatera Utara.
aureus) dan Gram Negatif (Escherica coli)
Syahrurahman A, et al. 2010. Buku Ajar
Seacara In Vitro. Lampung : Universitas
Mikrobiologi kedokteran. Jakarta : Edisi
Bandar Lampung.
Binarupa Aksara Publisher.
Hurria. 2014. Formulasi Uji Stabilitas Fisik dan
Uji Aktivitas Sediaan Gel Hand Sanitizer dari
Air Perasan Jeruk Nipis (Citrus Aurani tifolia
4
Prakarya Kimia 2021 Muhamad Aditya Hidayah
Waluyo, L. (2010). Teknik Metode Dasar dalam
Mikrobiologi. Cetakan Kedua. Malang:
UMM Press. Halaman 48, 194.
Wijoyo, V. 2016. Optimasi Formulasi Sediaan
Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri Jeruk
Bergamot dengan Gelling Agen Carpobol
dan Humektan Propilen Glikol. Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma.
Zulius, A. 2017. Rancang bangung Monitoring pH
Air menggunakan Soil Moisture Sensor di
SMK NI Tebang Tinggi Kabupaten Empat
Lawang. Kupang.
Otari Tami, et al. 2014. Identifikasi Uji Fitokimia
Ekstrak Alami Tanaman Antiurolithiasis.
Pekanbaru : Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai