Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

KOSMETIK BAHAN ALAM


“Handsoap Edible”

Tanggal praktikum : 18 Maret 2021


Tanggal penyerahan : 18 Maret 2021

Dosen Pengampu : 1. Dra. Dwi Indriati, M. Farm., Apt

2. Mindiya Fatmi, M. Farm., Apt

3. Asri Wulandari, S.Farm

4. Wilda Nurhikmah, M.Farm., Apt

5. Nina Herlina, M.Farm

Asisten Dosen : 1. Alya Savira 3. Dhea Septia K

2. Asry Wahyuni 4. Widya f

Disusun Oleh
Nama : Filna Aradea
NPM : 066118033
Kelas : A

LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sabun adalah kumpulan senyawa yang terdiri dari satu jenis asam amino atau
lebih atau ekuivalennya dan alkali (Dorland, 2007). Sabun dihasilkan dari reaksi
antara minyak hewani, nabati atau lemak yang direbus bersama dengan sodium
hidroksida (Parasuram, 2003).
Sabun cair pembersih tangan merupakan sabun untuk pembersih dibuat
menggunakan proses saponifikasi menggunakan penambahan zat lain ataupun tanpa
penambahan zat lain yang tidak menimbulkan iritasi kulit tangan. Masyarakat
modern sekarang ini biasanya lebih praktis menggunakan sabun cuci tangan cair
dalam kemasan kecil yang mudah dibawa kemana-mana.
Saat ini, sabun tidak hanya digunakan untuk menjaga kebersihan badan tetapi
juga untuk kebersihan tangan. Mencuci tangan dengan sabun lebih efektif dan
efisien jika dibandingkan dengan hanya menggunakan air. Penelitian yang
dilakukan oleh Mwambate dan Lyombe dengan cara membiakkan bakteri
Pseudomonas aeroginosa, Staphylococcus aureus, dan Escherichia coli di dalam
cawan petri yang berisi sabun cair cuci tangan menunjukkan bahwa sabun cair cuci
tangan memiliki daya hambat terhadap bakteri-bakteri tersebut.
Hal ini dikarenakan di dalam sabun cair cuci tangan terkandung zat-zat yang
bersifat bakterisid dan bakteriostatik. Zat-zat tersebut seperti alkohol dan
antibakteri. Selain itu, derajat keasaman (pH) sabun cair cuci tangan juga berperan
dalam menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan Handsoap Edible
2. Untuk mengetahui cara pembuatan Saponifikasi
3. Untuk mengetahui cara pembuatan Paper Soap
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Dasar Teori

Sabun merupakan garam logam alkali biasanya garam natrium biasanya garam
natrium dari asam-asam lemak. Sabun mengandung garam C16 dan C18, namun dapat
juga mengandung beberapa karboksilat dengan bobot atom lebih rendah. Sekali
penyabunan itu telah lengkap, lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan, dan
gliserol dipulihkan dengan penyulingan. Gliserol digunakan sebagai pelembab dalam
tembakau, industri kosmetik dan farmasi. Sifat sabun tersebut lebih umum digunakan
sebagai sabun industri dan detergen, bukan sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran
alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan mendapatkan
sabun dengan keunggulan tertentu. (Fessenden, 1982).

Sabun adalah produk yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemak dengan basa
kuat yang berfungsi untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran) pada tubuh
(Hernani, 2010). Selain dapat membersihkan tubuh dari kotoran, sabun juga dapat
digunakan untuk membebaskan tubuh dari bakteri. Sabun yang dapat membunuh bakteri
dikenal dengan sabun antiseptik. Karakteristik sabun antiseptik yang baik adalah sabun
harus bisa menyingkirkan kotoran dan bakteri serta tidak merusak kesehatan kulit,
karena kulit yang sehat adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh. (Rachmawati, 2008).

Bentuk sediaan sabun antiseptik yang beredar di masyarakat antara lain sabun
padat, sabun cair, dan sabun transparan. Selain bentuk-bentuk sabun antiseptik tersebut,
ada salah satu sabun yang saat ini sedang trend di masyarakat yaitu sabun kertas atau
paper soap . Keunggulan dari paper soap adalah praktis, ringan, mudah dibawa kemana-
mana, higienis dalam penyimpanannya serta ramah lingkungan. Paper soap adalah
bentuk lembaran, ukuran kecil dan tipis sehingga mudah dibawa mkemana-mana dan
cocok untuk digunakan ketika perjalanan jauh atau di luar rumah. Pada umumnya, paper
soap digunakan sebagai sabun cuci tangan dan pemakaiannya satu lembar untuk satu
kali pemakaian sehingga dapat menjaga kualitas sabun secara keseluruhan. Di Indonesia
produksi paper soap sangat sedikit. Sebagian besar sabun kertas diproduksi di Cina.
(Widyasanti, 2018).

Saponifikasi merupakan proses hidrolisis basa terhadap lemak dan minyak, dan
reaksi saponifikasi bukan merupakan reaksi kesetimbangan. Hasil mula-mula dari
penyabunan adalah karbiksilat karena campurannya bersifat basa. Setelah campuran
diasamkan, karboksilat berubah menjadi asa karboksilat. Fungsi sabun dalam
keanekaragaman cara adalah sebagai bahan pembersih. Sabun menurunkan tegangan
permukaan air, sehingga memungkinkan air untuk membasahi bahan yang dicuci
dengan lebih efektif. Sabun bertindak sebagai suatu zat pengemulsi untuk
mendispersikan minyak dan sabun teradsorpsi pada butiran kotoran. (Naomidkk.,2013)

2.2 Data Preformulasi

1. NaOH

Nama lain : Natrium Hidroksida

Berat molekul : 40,00

Pemerian : bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping, kering keras,
rapuh, dan mudah meleleh.

Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan etanol 95%

2. Minyak Kelapa

Nama lain : Coconut Oil

Rumus molekul : Campuran dari Trigliserida

Kelarutan : tidak larut dalam air

Bahaya : Tidak memberikan bahaya pada pengontakan secara


langsung

Penanganan : Bilas dengan Air


Fungsi : Bahan baku
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
3.1.1.1 Video Saponifikasi
a. Batang kaca
b. Corong
c. Gelas Ukur
d. Gelas kimia
e. Kasa Kawat
f. Kertas Saring
g. Pembakar Bunsen
h. Penyangga jepit
i. Penyangga
3.1.1.2 Video Paper Soap
a. Butter paper
b. Kuas
c. Penjepit
d. Penyanggah
e. Wadah
3.1.2 Bahan
3.1.2.1 Video Saponifikasi
a. Garam Dapur
b. Larutan NaOH 20%
c. Minyak Kelapa
3.1.2.2 Video Paper Soap
a. Lemon oil
3.2 Metode Kerja
3.2.1 Video Saponifikasi
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Di takar 25ml minyak kelapa kedalam gelas ukur
3. Dituang minyak kedalam gelas kimia
4. Ditakar 30ml larutan NaOH 20% dengan gelas ukur, lalu tuang gelas
kimia berisi minyak, Aduk campuran dengan kuat menggunakan
batang pengaduk, sentuh gelas kimia dari luar maka akan terjadi
perubahan
5. Amati gelas kimia, jika hangat maka terdapat reaksi eksotermis antar
nabati
6. Dipanaskan minyak kelapa dan larutan natrium hidroksida sampai
campuran menjadi pasta keputihan . Campuran tersebut terdiri dari
sabun dan gliserol. Angkat gelas kimia dari api dan biarkan hingga
menjadi dingin. Dicelupkan kertas lakmus merah ke dalam suspensi
yang terbentuk, saat dicelupkan kedalam suspensi, kertas lakmus
merah berubah warna menjadi biru. Ini menunjukan bahwa larutan
sabun bersifat basa.
7. Dicelupkan kertas lakmus biru kedalam suspensi, warna kertas
lakmus biru tetap sama. Ini menunjukkan bahwa suspensi sabun tidak
bersifat asam.
8. Ditambahkan 15 gram basa kedalam suspensi
9. Diaduk rata dengan batang pengaduk.
10. Disaring larutan sabun utuk diambil sabun yang tertinggal pada
kertas saring.
11. Dikeringkan sabun yang tertinggal dengan kertas saring.
12. Dipotong dengan pisau, sesuai yang diinginkan.
13. Sabun siap digunakan.
3.2.2 Video Paper Soap
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dioleskan lemon oil kedalam butter paper menggunakan kuas
3. Kemudian butter paperdijepit diatas penyanggah dijemur ad
mengering.
4. Dipotong butter paper dengan beberapa bagian, kemudian
dikemas.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden.1982.Kimia Organik Jilid I.Jakarta : Erlangga.


Hernani, Bunasor, T. K., dan Fitriati. 2010. Formula sabun transparan anti jamur
dengan bahan aktif ekstrak lengkuas (Alpinia galanga L.Swartz.). Bul.Litro.
21(2):192.205.
Rachmawati , F. J., & Triyana, S. Y. 2008. Perbandingan angka kuman pada cuci
tangan dengan beberapa bahan sebagai standarisasi kerja di Laboratorium
Mikrobiologi. Logika. 5(1): 26-31.
Widyasanti, A., Rahayu, A. Y., Zain, S. 2017. Pembuatan sabun cair berbasis virgin
coconut oil (VCO) dengan penambahan minyak melati (Jasminum sanbac)
sebagai esential oil. Jurnal Teknotan. 11(2): 1-10.

Anda mungkin juga menyukai