ALYA NAMIRA
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sabun mandi sebagai salah satu bahan pembersih kulit merupakan
bahan yang mengandung senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak
dari minyak nabati atau hewani, berbentuk padat, lunak atau cair, berbusa,
dengan atau tanpa penambahan lain seperti pewangi dan bahan lainnya yang
tidak membahayakan kesehatan serta tidak menimbulkan iritasi pada kulit.
Syarat mutu sabun mandi padat yang ditetapkan oleh Standar Nasional
Indonesia (SNI) tahun 1994 yaitu sabun padat memiliki kadar air maksimal
15%, jumlah alkali bebas maksimal 0,1%, jumlah asam lemak minimum 71%,
jumlah asam lemak bebas kurang dari 2,5%, dan minyak mineral (Rita wiwik
dkk, 2018)
Salah satu tanaman yang biasa dipergunakan sebagai obat atau produk
topikal oleh masyarakat ialah kemangi (Ocimum basilicum.L). Kemangi
merupakan tanaman yang dapat ditemukan dipinggir jalan yang dapat
menghambat penyebaran jamur, adapun minyak yang dihasilkan dari kemangi
dapat digunakan melawan bakteri dan komponen kimia dari kemangi yang
berperan dalam antibakterial yaitu minyak atsiri di mana komponennya terdiri
dari eugenol, α pinen, β pinen, sabinem, mirsen, limonen, 1,8 sineol, geraniol,
Z-β osimen, metileugenol, α bisabolol dan lainnya, Komponen kimia ini
mampu menghambat pertumbuhan bakteri (Nurlina, 2013).
Kemangi (Ocimum americanum L.) adalah tanaman tahunan yang
tumbuh liar yang dapat ditemukan di tepi jalan dan di tepi kebun. Tanaman ini
tumbuh baik pada tanah terbuka, maupun agak teduh dan tidak tahan terhadap
kekeringan. Tumbuh kurang lebih 300 m di atas permukaan laut (Berlian
Zainal,2016).
1
2
kerusakan kulit memiliki fungsi barier ini akan terjadi invasi bakterial dan
mempermudah timbulnya infeksi. Kulit merupakan pertahanan utama
terhadap bakteri dan apabila kulit tidak lagi utuh, maka menjadi sangat rentan
terhadap infeksi. Bila kulit terluka sedikit saja maka hal ini sudah cukup untuk
menjadi pintu bagi masukan mikrooragnisme/kuman-kuman ke dalam saluran
darah manusia (Yamlean Paulina, 2017).
Sebagai insan manusia memerlukan hubungan harmonis satu dengan
yang lainnya dan salah satunya adalah penampilan yang bersih, rapi dan
wangi. Untuk itu kita memerlukan bahan yang kita kenal sekarang sebagai
kosmetik. Kosmetik paling tua yang dikenal manusia adalah sabun. Sabun
adalah sediaan kosmetik yang dapat digunakan untuk menjaga kebersihan dan
melindungi kesehatan kulit. Sabun di definisikan sebagai senyawa Natrium
dengan Asam lemak yang digunakan sebagai pembersih tubuh, berbentuk
padat, berbusa dengan penambahan lain serta tidak menyebabkan iritasi kulit
(Siti Nurhaliza, 2018).
Sabun merupakan suatu bahan yang digunakan untuk membersihkan
kulit baik dari kotoran maupun bakteri. Sabun yang dapat membunuh bakteri
disebut sabun antiseptic. Sabun antiseptic atau disebut dengan sabun obat
mengandung asam lemak yang bersenyawa dengan alkali dan ditambah
dengan zat kimia atau bahan obat. Sabun tersebut berguna untuk mencegah,
mengurangi ataupun menghilangkan penyakit atau gejala penyakit pada kulit
(Adek Chan, 2016).
Sabun padat merupakan campuran dari senyawa natrium dengan asam
lemak yang digunakan sebagai bahan pembersih tubuh, berbentuk padat, busa
dengan atau tanpa zat tambah lain serta tidak menimbulkan iritasi terhadap
kulit. Sabun dapat dibuat dengan dua metode, yaitu saponifikasi dan
netralisasi minyak. Pada proses saponifikasi akan diperoleh produk sampling
berupa gliserol, sedangkan sabun yang diperoleh dengan proses netralisasi
tidak menghasilkan gliserol (widyanti Asri, 2017).
4
Produksi sabun saat ini sangat melimpah namun sebagian besar dalam
pembuatannya masih menggunakan bahan sintetik yang membahayakan bagi
kulit manusia karena memiliki pH yang tinggi dan pH yang tinggi dapat
menyebabkan kulit menjadi iritasi. Contoh bahan sintetik yang banyak
digunakan dalam pembuatan sabun adalah diethanolamine (DEA), Sodium
Lauryl Sulfate (SLS) dan triclosan yang terdapat hampir di semua sabun
mandi yang beredar di pasaran. Sehingga ada banyak penelitian yang
mencoba memformulasikan sabun dari bahan alami (Fitrianawati, 2018).
Aktivitas biologi yang sudah diteliti dari ekstrak daun Kemangi
sebagai penyegar mulut, antidepresan, antipiretik, antidiabetik,
antihiperglikemik juga dilaporkan mempunyai aktivitas sebagai
antiinflamatori, mempunyai efek aktivitas antioksidan dan memiliki aktivitas
antibakteri. Kandungan senyawa yang berperan sebagai antibakteri yaitu
tanin, flavonoid dan minyak atsiri. Ekstrak daun Kemangi (Ocimum basilicum
L.) sebagai antibakteri memiliki kadar hambat minimum (KHM) dan kadar
bunuh minimum (KBM) terhadap Staphylococcus aureus pada konsentrasi
sebesar 16,33% dan 50%. Tanaman Kemangi juga dapat digunakan dalam
pengobatan tradisional dan telah diketahui kandungan bioaktifnya sebagai
insektisida, nematisida, fungisida, dan antimikrobial. Aroma minyak atsiri
yang diekstrak dari daun dan bunga Kemangi dapat digunakan untuk sabun,
sediaan farmasi dan bahan tambahan makanan (Kindangen ofirnia dkk, 2018).
Berdasarkan latar belakang dan penelitian tentang kandungan pada
daun kemangi khususnya sebagai antibakteri alami yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tersebut, maka perlu dilakukan pengujian tentang “ uji
stabilitas formula sabun padat ekstrak daun kemangi (Ocimum Basilicum L)
terhadap bakteri Staphylococcus aureus.”.
5
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum L) dapat
diformulasikan kedalam formulasi sediaan sabun padat?
2. Berapakah konsentrasi yang cocok dalam uji stabilitas fisik sabun padat?
3. apakah sabun padat ekstrak daun kemangi dapat membunuh antibakteri
Staphylococcus aureus?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum L) dapat
diformulasikan kedalam formulasi sediaan sabun padat.
2. Untuk mengetahui konsentrasi yang cocok dalam uji stabilitas fisik sabun
padat
3. Untuk mengetahui apakah sabun padat ekstrak daun kemangi dapat
membunuh antibakteri Staphylococcus aureus.
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui atau meningkatkan hasil guna dari ekstrak daun
kemangi (Ocimum basilicum L) dalam sediaan sabun padat.
2. Memberikan informasi baru kepada peneliti dan pihak-pihak lain tentang
kualitas dan kelayakan sabun padat.
3. Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini uji stabilitas mutu fisik dalam
formulasi sediaan sabun padat pada ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum
L) terhadap bakteri staphylococcus aureus.
BAB III
METODE PENELITIAN
6
7
Sukrosa 15 2 – 20 % Humektan
Tabel.1.2.
VCO 10 10 10 10
terhadap perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan, uji oles, dan
pemeriksaan pH dan uji iritasi dan kesukaan.
h. Pengujian antibakteri sediaan sabun padat terhadap bakteri
Staphylococcus aureus.
1. Sterilisasi alat dan bahan
Alat-alat gelas seperti cawan petri, gelas ukur, tabung reaksi,
spatel, dan pinset dibungkus dengan alumunium foil terlebih
dahulu, lalu disterilkan dengan menggunakan oven pada suhu
100ºC selama 60 menit. Selain itu, bahan seperti Nutrient Agar
(NA) dan Nutrient Broth (NB) disterilkan dengan menggunakan
autoklaf pada suhu 121ºC dan tekanan 1,2 psi selama 60 menit.
2. Pembuatan Media
Media agar Nutrient Agar (NA) diambil sebanyak 13 g
ditambahkan akuades sebanyak 500 ml dicampurkan di dalam
Erlenmeyer. Campuran dipanaskan serta diaduk hingga homogen,
kemudian disterilkan ke dalam autoklaf dengan tekanan 2 atm
selama 20 menit. Setelah didiamkan sebentar media dituangkan ke
dalam beberapa cawan petri. Kemudian cawan petri dibungkus
dengan kertas payung dan disimpan selama 1 hari sampai media
memadat. Apabila media tidak terkontaminasi bakteri lain, maka
media tersebut bisa digunakan untuk uji efektivitas antibakteri.
3. Pengenceran Bakteri Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus yang ada di bidang miring
diambil menggunakan ose yang sudah dipanaskan dengan api
bunsen dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah terdapat air
akuades sebanyak 9 ml kemudian dikocok hingga homogen. Lalu
diambil menggunakan mikropipet sebanyak 1 ml dimasukkan ke
dalam tabung reaksi yang sudah terdapat air akuades sebanyak 9
ml kemudian dikocok hingga homogen dan ulangi hingga tiga kali
13
E. Definisi Operasional
1. Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan alam yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan atas
simplisia nabati, hewani, mineral.
2. Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampr semua pelarut diuapkan.
3. Sabun merupakan suatu bahan yang digunakan untuk membersihkan kulit
baik dari kotoran maupun bakteri. Sabun yang dapat membunuh bakteri
disebut sabun antiseptic.
4. Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau
kosmetik untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang ditetapkan
14
F. Teknik Analisa
Data yang dikumpulkan berupa hasil pengujian stabilitas fisik sabun
padat kemudian data yang telah diperoleh di analisis secara statistik
menggunakan two way ANOVA untuk membandingkan kestabilan fisik
masing – masing formula sebelum dan setelah penyimpanan.
DAFTAR PUSTAKA
Berlian Zainal, Fitratul Aini, Weni Lestari. 2016. Aktivitas Antifungi Ekstrak Daun
Kemangi (Ocimum americanum L) Terhadap Fungi Fusarium oxysporum
Schlect. Palembang. Vol: 2. No.1.
Nurlina, Faisal A, Rosvina, Ilham T. 2013. Formulasi Sabun Cair Pencuci Tanggan
Yang Mengandung Ekstrak Daun Kemangi (Occimum Basillicum L). Fakultas
Farmasi Universitas Hasanuddin. Vol. 5. Hal 119-127.
Nurhaliza Siti. 2018. Formulasi Sediaan Sabun Mandi Padat Dari Ekstrak Etanol
Daun Kemangi (Ocimum sanctum L). Institut Kesehatan Helvetia.
15
16
Widyasanti Astri, Jayanti Mega Rohani. 2017. Pembuatan Sabun Padat Transparan
Berbasis Minyak Zaitun Dengan Penambahan Ekstrak The Putih. Jatinangor
Sumedang. Vol. 1. Hal. 13-29.
Yamlean Paulina.V.Y, Widdhi Bodhi. 2017. Formulasi Dan Uji Antibakteri Sediaan
Sabun Cair Ekstrak Daun Kemangi (Occimum Basillicum L) Terhadap Bakteri
Staphylococcus Aureus. Manado. Vol. 6. No. 1.
LAMPIRAN
A. PERHITUNGAN
1. Ekstraksi ekstrak daun kemangi (Ocimum Basilicum L) 5 %
5 ml
yaitu = 100 ml=5 ml
100
2. Ekstraksi ekstrak daun kemangi (Ocimum Basilicum L) 10 %
10 ml
yaitu = 100 ml=10 ml
100
3. Ekstraksi ekstrak daun kemangi (Ocimum Basilicum L) 15 %
15 ml
yaitu = 100 ml=15 ml
100
7
4. Asam stearate = 100 ml=7 ml
100
2
5. Oleum ricini = 100 ml=2 ml
100
13
6. NaOH 30% = 100 ml=13 ml
100
15
7. Sukrosa = 100 ml=15 ml
100
7
8. Glycerin = 100 ml=7 ml
100
7
9. Propilenglikol = 100 ml=7 ml
100
0,25
10. Asam sitrat = 100 ml = 0,25 ml
100
18
11. Etanol 96% = 100 ml=18 ml
100
2
12. Sodium lauryl sulfat = 100 ml=2 ml
100
17
10
13. Virgin coconut oil = 100 ml=10 ml
100
18
19
B. SKEMA KERJA
a. Pembuatan Formulasi sabun padat Ekstrak daun kemangi
(Ocimum bacillicum)
Ekstrak etanol 96 %
Maserasi ekstrak
bacillicum)
Hasil
Analisa Data
Pembahasan
Kesimpulan