Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2019 bahwa kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksud untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ gental bagian luar atau gigi dan membrane mukosa mulut untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik. Kosmetik tidak hanya digunakan untuk fungsi estetika saja akan tetapi berperan dalam penyembuhan perawatan dan perlindungan bagi kulit. Meski bukan kebutuhan primer, kosmetika merupakan salah satu produk yang digunakan yang digunakan rutin oleh setiap manusia khususnya untuk wanita. Sediaan kosmetik tersedia dengan beberapa bentuk antara lain masa padat (sabun,deodorant), serbuk (serbuk tabur atau serbuk kompak), setengah padat (pomade) krim (krim wajah, pelembab), gel (gel rambut) pasta (pasta gigi) cair (pewangi badan), cairan kental (sabun mandi) suspensi (lulur , bedak cair, margir) dan aerosol (hair spray). Tangan merupakan patogen agen yang membawa kuman dan menyebabkan patogen yang berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dari kontak secara langsung ataupun kontak secara tidak langsung. Salah satu upaya pencegahan penyakit adalah dengan mencuci tangan. Sudah sejak awal WHO telah merekomendasikan upaya pencegahan kuman atau virus dengan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara berkala. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah cara yang tepat untuk menghilangkan kuman penyebab penyakit di tangan. Hal ini sangat membantu mencegah infeksi karena tangan yang paling utama terkena dengan kotoran atau bakteri, tangan juga sering sekali menyentuh mata, hidung dan mulut tanpa mereka sadari. Seperti yang kita ketahui, kuman penyakit ada dimana – mana tidak hanya ditempat atau benda yang tampak kotor, namun juga di tempat atau benda yang tampak bersih kuman selalu ada. Selah satu alasan mengapa harus mencuci tangan yaitu untuk meminimalkan perpindahan virus dan bakteri melalui tangan. Jika jrang mencuci tangan, perpindahan virus dan bakteri ini akan memicu mudahnya terkena penyakit. Sabun merupakan salah satu kosmetik sebagai bahan pencuci atau penghilang kotoran sebagai pembersih dengan media air. Sabun merupakan produk yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemak dan basa kuat yang berfungsi untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran). Sabun banyak di pasarkan salah satunya sabun antibakteri. Dimna jenis sabun ini umumnya digunakan karena dapat membasmi bakteri, jamur maupun virus. Para ahli sepakat bahwa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah langkah yang harus diutamakan, meskipun penggunaan hand sanitizier juga disarankan. Sabun kertas merupakan salah satu inovasi baru produk yang berbentuk tipis seperti kertas yang digunakan sebagai sabun cuci tangan sekali pakai, ukuran nya sangat kecil sehingga mudah dibawa kemana saja dan sangat cocok digunakan saat beraktivitas diluar rumah. Keuntungan menggunakan sabun kertas selain praktis digunakan sekali pakai, sabun kertas ini dapat meminimalisir terkontaminasi dengan bakteri. Dibanding dengan sabun batang sabun kertas ini sangat higienis karena satu lembar untuk satu kali pemakaian, dan juga tidak akan tumpah saat dibawa kemana – mana seperti halnya sabun cair. Pengemasan sabun kertas yang di design sesimpel mungkin dapat ditujukan agar pria dan wanita dewasa maupun anak anak bisa membawanya dan menggunakannya tiap dibutuhkan tanpa rasa malu. Sabun kertas ini saat terkena air dan digosokan ke telapak tangan akan mengeluarkan busa, lama – lama lembaran tersebut hancur dan hilang karena gesekan tangan. Salah satu sumber alami atau tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit dan infeksi bakteri adalah tanaman nangka. Menurut Prakash, dkk., (2009), dalam pengobatan tradisional daun nangka digunakan sebagai obat demam, bisul, luka, dan beberapa jenis penyakit kulit akibat bakteri terutama bakteri Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri patogen alami pada tubuh manusia penyebab berbagai infeksi kulit yang mampu mengancam jiwa. Kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada daun nangka disebabkankan adanya senyawa aktif yang terkandung dalam daun nangka. Daun nangka mengandung senyawa saponin, tanin dan flavonoid (Dini, 2013). Senyawa – senyawa tersebut diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba dengan merusak membrane sitoplasma dan membunuh sel. Tanin dapat merusak membrane sel bakteri, menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan terhadap enzim atau kompleks ikatan tanin dengan ion logam dapat menambah daya toksisitasnya. Sedangkan senyawa flavonoid dapat sebagai antibakteri dengan mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak sel membrane tanpa dapat memperbaiki lagi. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa infusa daun nangka mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 30% (diameter zona hambat 10 mm), 50% (diameter zona hambat 10,6 mm), dan 70% (diameter zona hambat 11,5 mm) (Chintia, 2014). Namun tingkat daya hambatnya masih lemah, maka penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan ekstrak etanol daun nangka. Berdasarkan uraian di atas manfaat penelitian ini ingin mengetahui uji aktivitas sediaan sabut kertas ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus heterophyllus Lmk) sebagai antibakteri pada Staphylococcus aureus.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah ekstrak etanol daun nangka dapat diformulsikan sebagai sabun kertas 2. Bagaimana aktivitas antibakteri sabun kertas ekstraik etanol daun nangka
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ekstrak etanol daun nangka yang diformulasikan sebagai sabun kertas 2. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri sabun kertas dari ekstrak etanol daun nangka 1.4. Manfaat Penelitian Dapat memberikan informasi mengenai formulasi dan aktvitas bakteri ekstrak etanol daun nangka yang diformulasikan sebagai sabun kertas.