Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) tahun 2019
bahwa kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksud untuk digunakan pada
bagian luar tubuh manusia seperti epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ
gental bagian luar atau gigi dan membrane mukosa mulut untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau
melindungi dan memelihara tubuh pada kondisi baik. Kosmetik tidak hanya
digunakan untuk fungsi estetika saja akan tetapi berperan dalam penyembuhan
perawatan dan perlindungan bagi kulit. Meski bukan kebutuhan primer, kosmetika
merupakan salah satu produk yang digunakan yang digunakan rutin oleh setiap
manusia khususnya untuk wanita. Sediaan kosmetik tersedia dengan beberapa
bentuk antara lain masa padat (sabun,deodorant), serbuk (serbuk tabur atau serbuk
kompak), setengah padat (pomade) krim (krim wajah, pelembab), gel (gel rambut)
pasta (pasta gigi) cair (pewangi badan), cairan kental (sabun mandi) suspensi
(lulur , bedak cair, margir) dan aerosol (hair spray).
Tangan merupakan patogen agen yang membawa kuman dan
menyebabkan patogen yang berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dari
kontak secara langsung ataupun kontak secara tidak langsung. Salah satu upaya
pencegahan penyakit adalah dengan mencuci tangan. Sudah sejak awal WHO
telah merekomendasikan upaya pencegahan kuman atau virus dengan mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir secara berkala. Cuci tangan dengan sabun
dan air mengalir adalah cara yang tepat untuk menghilangkan kuman penyebab
penyakit di tangan. Hal ini sangat membantu mencegah infeksi karena tangan
yang paling utama terkena dengan kotoran atau bakteri, tangan juga sering sekali
menyentuh mata, hidung dan mulut tanpa mereka sadari. Seperti yang kita
ketahui, kuman penyakit ada dimana – mana tidak hanya ditempat atau benda
yang tampak kotor, namun juga di tempat atau benda yang tampak bersih kuman
selalu ada. Selah satu alasan mengapa harus mencuci tangan yaitu untuk
meminimalkan perpindahan virus dan bakteri melalui tangan. Jika jrang mencuci
tangan, perpindahan virus dan bakteri ini akan memicu mudahnya terkena
penyakit.
Sabun merupakan salah satu kosmetik sebagai bahan pencuci atau
penghilang kotoran sebagai pembersih dengan media air. Sabun merupakan
produk yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemak dan basa kuat yang
berfungsi untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran). Sabun banyak di
pasarkan salah satunya sabun antibakteri. Dimna jenis sabun ini umumnya
digunakan karena dapat membasmi bakteri, jamur maupun virus. Para ahli sepakat
bahwa mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir adalah langkah yang harus
diutamakan, meskipun penggunaan hand sanitizier juga disarankan.
Sabun kertas merupakan salah satu inovasi baru produk yang berbentuk
tipis seperti kertas yang digunakan sebagai sabun cuci tangan sekali pakai, ukuran
nya sangat kecil sehingga mudah dibawa kemana saja dan sangat cocok digunakan
saat beraktivitas diluar rumah. Keuntungan menggunakan sabun kertas selain
praktis digunakan sekali pakai, sabun kertas ini dapat meminimalisir
terkontaminasi dengan bakteri. Dibanding dengan sabun batang sabun kertas ini
sangat higienis karena satu lembar untuk satu kali pemakaian, dan juga tidak akan
tumpah saat dibawa kemana – mana seperti halnya sabun cair. Pengemasan sabun
kertas yang di design sesimpel mungkin dapat ditujukan agar pria dan wanita
dewasa maupun anak anak bisa membawanya dan menggunakannya tiap
dibutuhkan tanpa rasa malu. Sabun kertas ini saat terkena air dan digosokan ke
telapak tangan akan mengeluarkan busa, lama – lama lembaran tersebut hancur
dan hilang karena gesekan tangan.
Salah satu sumber alami atau tanaman yang sering digunakan oleh
masyarakat untuk mengobati berbagai penyakit dan infeksi bakteri adalah
tanaman nangka. Menurut Prakash, dkk., (2009), dalam pengobatan tradisional
daun nangka digunakan sebagai obat demam, bisul, luka, dan beberapa jenis
penyakit kulit akibat bakteri terutama bakteri Staphylococcus aureus yang
merupakan bakteri patogen alami pada tubuh manusia penyebab berbagai infeksi
kulit yang mampu mengancam jiwa. Kemampuan menghambat pertumbuhan
bakteri patogen pada daun nangka disebabkankan adanya senyawa aktif yang
terkandung dalam daun nangka.
Daun nangka mengandung senyawa saponin, tanin dan flavonoid (Dini,
2013). Senyawa – senyawa tersebut diketahui memiliki aktivitas antibakteri.
Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba dengan merusak membrane
sitoplasma dan membunuh sel. Tanin dapat merusak membrane sel bakteri,
menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan terhadap enzim atau
kompleks ikatan tanin dengan ion logam dapat menambah daya toksisitasnya.
Sedangkan senyawa flavonoid dapat sebagai antibakteri dengan mendenaturasi
protein sel bakteri dan merusak sel membrane tanpa dapat memperbaiki lagi.
Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa infusa daun nangka
mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus pada
konsentrasi 30% (diameter zona hambat 10 mm), 50% (diameter zona hambat
10,6 mm), dan 70% (diameter zona hambat 11,5 mm) (Chintia, 2014). Namun
tingkat daya hambatnya masih lemah, maka penelitian ini dikembangkan dengan
menggunakan ekstrak etanol daun nangka.
Berdasarkan uraian di atas manfaat penelitian ini ingin mengetahui uji
aktivitas sediaan sabut kertas ekstrak etanol daun nangka (Artocarpus
heterophyllus Lmk) sebagai antibakteri pada Staphylococcus aureus.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah ekstrak etanol daun nangka dapat diformulsikan sebagai sabun
kertas
2. Bagaimana aktivitas antibakteri sabun kertas ekstraik etanol daun nangka

1.3. Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui ekstrak etanol daun nangka yang diformulasikan
sebagai sabun kertas
2. Untuk mengetahui aktivitas antibakteri sabun kertas dari ekstrak etanol
daun nangka
1.4. Manfaat Penelitian
Dapat memberikan informasi mengenai formulasi dan aktvitas bakteri ekstrak
etanol daun nangka yang diformulasikan sebagai sabun kertas.

Anda mungkin juga menyukai