Diajukan oleh :
Fariz Muhamad
NIM : 15416248201107
1
2
Penyusunan proposal 1 2 3 4 5 6
Pengumpulan bahan
Pebuatan formulasi
Menguji hasil penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Daun Kelor (Moringa Oleifera L.)
Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tanaman yang berasal dari dataran
sepanjang sub Himalaya yaitu India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan. Kelor
termasuk jenis tumbuhan perdu berumur panjang berupa semak atau pohon dengan
ketinggian 7-12 meter. Batangnya berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih kotor,
berkulit tipis dan mudah patah. Cabangnya jarang dengan arah percabangan tegak
atau miring serta cenderung tumbuh lurus dan memanjang (Tilong, 2012).
Daun kelor dapat dijadikan antibakteri alami sebagai alternatif sebagai
pengganti bahan sintesis dalam mencegah infeksi bakteri. Daun kelor dikenal
mempunyai berbagai senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Daun
kelor diketahui mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid, saponin, dan
tanin yang berperan sebagai antibakteri.
2.11 Klasifikasi Tanaman Daun Kelor
Adapun klasifikasi tanaman menurut Krisnadi (2015), adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Magnaliophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Capparales
Familia : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera L.
3
4
tanaman tumbuh 1.5 hingga 2 meter, yang biasanya memakan waktu 3 sampai 6
bulan. ( Anastasia., 2017)
2.13 Kandungan Daun Kelor
Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman yang telah banyak di
teliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelo kaya akan nutrisi, diantaranya
kasium, besi, protein, vitamin A, vitamin C, dan vitamin B. selain itu, daun kelor
juga kaya akan asam askorbat, asam amino, sterol, glukosida isoquasertin, karoten
ramentin, kaemperol dan kaemferitin. Hasil analisis nutrisi yang di hasilkan oleh
Singh et al., (2012) menunjukan adanya kandungan senyawa-senyawa berikut: 6.7
mg protein, 1.7 mg lemak, 13.47 mg karbohidrat, 0.9 mg serat, dan 2.3% bahan
mineral: 440mg kalsium, 70mg fosfor, dan besi 7 mg/ 100 g daun. Daun kelor juga
mengandung subtansi estrogenic dan pektin esterase. Asam amino esensial yang
terdapat dalam protein daun adalah 6.0 mg, agrinin 2.0 mg, metionim 4.9 mg,
treonin 9.3 mg, leusin 6.3 mg, dan 7.1 mg valin (Singh dkk., 2012)
2.2 Minyak Kelapa Sawit
Minyak kelapa sawit sering digunakan sebagai bahan baku minyak makan,
margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit serta industri farmasi.
Minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty acids, esterified, serta glycerol
yang masih banyak lemaknya. Keduanya tinggi serta penuh akan fatty acids antara
50% dan 80% dari masing-masingnya. Minyak kelapa sawit mempunai 16 karbon
yang penuh asam lemak palmitat, juga berisikan asam laurat, vitamin E, vitamin K,
serta magnesium. (Yenny. 2010)
2.3 Mekanisme Pembuatan Sabun
Saponifikasi merupakan proses hidrolisis basa terhadap lemak dan minyak,
dan reaksi saponifikasi bukan merupakan reaksi kesetimbangan. Hasil mula-mula
dari penyabunan adalah karboksilat karena campurannya bersifat basa. Setelah
campuran diasamkan, karboksilat berubah menjadi asam karboksilat. Reaksi
penyabunan disebut raksi saponifikasi.
5
2.4.1 Uji Ph
Menyesuaikan dengan syarat yang telah ditetapkan oleh SNI yaitu 6-8, pH
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan
luar atau dalam bagian kulit.
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion
hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan
pada perhitungan teoretis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif
terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional.
Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder
Lauritz Sørensen pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna
singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari
singkatan untuk power p (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman
Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential.
Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang
berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".
(Antoni, 2017).
2.4.2 Uji Kadar Air
Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini
tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan
dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105 – 110°C selama 2 jam atau
sampai didapat berat yang konstan. Untuk bahan yang tidak tahan panas, seperti
bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap dan lain-lain pemanasan
dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah. (BSN, 2016).
2.4.3 Uji Transparansi
Tingkat transparansi diamati secara visual,dengan menggunakan selembar
kertas yang terdapat garis berwarna merah. Kemudian sabun diletakkan diatas dan
diamati kejelasan warna garis merah tersebut yang menembus sabun. Uji
transparansi ini digunakan untuk mengetahui tingkat kekeruhan dari sabun.
(Andarini s, dkk., 2017).
7
8
9
Pengambilan Sampel
Pembuatan Simplisia
Pembuatan Ekstrak
Pengujian Sediaan
DAFTAR PUSTAKA
11