Anda di halaman 1dari 12

FORMULASI SEDIAAN DAN UJI BERDASARKAN

SNI SABUN PADAT DARI MINYAK KELAPA SAWIT


DAN EKSTRAK DAUN KELOR
Proposal Tugas Akhir

Diajukan oleh :
Fariz Muhamad
NIM : 15416248201107

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS TEKNOLOGI DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2018

1
LEMBAR PERSETUJUAN

Formulasi Sediaan dan Uji Berdasarkan SNI sabun Padat Dari Minyak
Kelapa Sawit dan Ekstrak Daun Kelor

Formulation and Test of SNI of Soap from Palm oil and Ext moringa oleifera
L.

NIM : 15416248201107
Fariz Muhamad

Proposal ini diajukan sebagai usulan pembuatan tugas akhir pada


Program Studi Farmasi
Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer
Universitas Buana Perjuangan Karawang

Karawang, 4 Januari 2019


Menyetujui :
Pembimbing I, Pembimbing II,

(Dadan Ridwanuloh, M.Si) (Anggun Hari Kusumawati, M.Si., Apt)


NIDN : <0420038503 > NIDN : <0406039002>
LEMBAR PENGESAHAN

Formulasi Sediaan dan Uji Berdasarkan SNI sabun Padat Dari Minyak
Kelapa Sawit dan Ekstrak Daun Kelor

Formulation and Test of SNI of Soap from Palm oil and Ext moringa oleifera
L.

NIM : 15416248201107
Fariz Muhamad

Proposal telah diujikan dalam Seminar Proposal Tugas Akhir untuk diajukan
sebagai usulan pembuatan tugas akhir pada
Program Studi Farmasi
Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer
Universitas Buana Perjuangan Karawang

Karawang, 4 Januari 2019


Dosen Penguji,

(Nama Dosen Penguji)


NIDN : <nidn>

Mengetahui :
Ketua Program Studi,

(Neni Sri Gunarti, M.Si., Apt)


NIDN : <0420068801>
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Meningkatnya jumlah angka penduduk di Indonesia mengakibatkan
peningkatan akan kebutuhan sehari-hari. Salah satu kebutuhan keseharian yang
mengalami peningkatan adalah sabun. Mengacu pada data ipotnews (2011), angka
permintaan sabun di Indonesia naik dengan rata-rata 9,3% per tahun.
Sabun merupakan campuran dari asam lemak dengan natrium yang
digunakan untuk pembersih tubuh sehari-hari, berbentuk padat, busa, dengan atau
tanpa zat tambahan lain, serta tidak menimbulkan iritasi kulit.
Sabun padat merupakan salah satu inovasi yang menjadikan sabun menjadi
lebih menarik. Sabun batang transparan memiliki busa yang lebih halus
dibandingkan dengan sabun yang mengandung SLS (sodium lauril sulfate), jauh
dari bakteri, limbah sabun lebih ramah lingkungan, harga terjangkau, serta banyak
keuntungan lainnya dari sabun padat. (Astri W. dkk. 2015).
Minyak kelapa sawit mengandung senyawa asam palmitat yang cukup
tinggi yaitu sebesar 44.3% (Depperin, 2007). Fungsi asam palmitat ini dalam
sabun untuk kekerasan sabun serta menghasilkan busa yang lembut dan stabil,
karena kebanyakan orang beranggapan bahwa semakin banyak busa semakin
dapat membersihkan kotoran dengan baik.
Penambahan bahan lainnya dapat memaksimalkan maanfaat dari sabun
padat. Bahan lain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ekstrak daun kelor
dan juga minyak zaitun.
Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan salah satu pohon sayuran hijau yang
banyak tumbuh di Asia termasuk di Indonesia seperti wilayah Jawa Barat. Bagian
kelor yang telah diteliti mengandung banyak manfaat bagi kesehatan tubuh adalah
daunnya. Daun kelor mengandung makro dan mikronutrien seperti protein, Fe,
vitamin A, vitamin C dan betakaroten, yang sesuai dengan intake harian yang
dianjurkan WHO untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh. (Hasanah dkk, 2017).
Ekstrak daun kelor juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli

1
dan Staphylococus aureus yang dapat menyebabkan infeksi kulit pada manusia.
(Farimawali, 2016).
Minyak zaitun memiliki kadar vitamin E yang tinggi sehingga baik untuk
perawatan kulit karena dapat melembabkan kulit. ( Nining, 2014). Komposisi
minyak dari kelapa sawit dan minyak yaitun selain untuk bahan dasar yaitu untuk
melembabkan dan ekstrak daun kelor untuk membersihkan ataupun membunuh
bakteri yang berada pada kulit.

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas peneliti memiliki masalah yaitu :
1. Bagaimana formulasi yang tepat dari sabun padat minyak kelapa sawit dan
ekstrak daun kelor dengan standar nasional indonesia?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu prodak sediaan bio-
farmasi yaitu sabun padat yang bermanfaat untuk orang lain dan juga untuk
mengetahui kualitas dari sabun padat minyak kelapa sawit dan ekstrak daun kelor
apakah memenuhi standar nasional indonesia.
1.4. Jadwal Kegiatan
Rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pengerjaan Tugas Akhir
meliputi penyusunan proposal, pengumpulan bahan, pembuatan formulasi, dan
pengujian kualitas sabun dari hasil penelitian.
Pada penelitian ini saya menggunakan referensi yang dimuat atau dikutip
dari buku, jurnal papers penelitian berstandar issn, juga skripsi. Pembuatan
formulasi ini mengumpulkan data secara kualitatif dan kuantitatif, dengan metode
penelitian Eksperimental.
Tabel 1 : Jadwal Kegiatan
Kegiatan Bulan

Penyusunan proposal 1 2 3 4 5 6

Pengumpulan bahan
Pebuatan formulasi

2
Menguji hasil penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Daun Kelor (Moringa Oleifera L.)
Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tanaman yang berasal dari dataran
sepanjang sub Himalaya yaitu India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan.
Kelor termasuk jenis tumbuhan perdu berumur panjang berupa semak atau pohon
dengan ketinggian 7-12 meter. Batangnya berkayu (lignosus), tegak, berwarna
putih kotor, berkulit tipis dan mudah patah. Cabangnya jarang dengan arah
percabangan tegak atau miring serta cenderung tumbuh lurus dan memanjang
(Tilong, 2012).
Daun kelor dapat dijadikan antibakteri alami sebagai alternatif sebagai
pengganti bahan sintesis dalam mencegah infeksi bakteri. Daun kelor dikenal
mempunyai berbagai senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Daun kelor diketahui mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid, saponin,
dan tanin yang berperan sebagai antibakteri.
2.11 Klasifikasi Tanaman Daun Kelor
Adapun klasifikasi tanaman menurut Krisnadi (2015), adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Magnaliophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Capparales
Familia : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera L.

2.12 Morfologi Tanaman


Kelor adalah jenis tanaman monokotil dari familia moringaceae. Bagian-
bagian tanaman daun kelor banyak dimanfaatkan. Batang kayunya tegak dan
mempunyai akar yang kuat. Daunnya berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-

3
kecil tersusun majemuk dalam satu tangkai. Daun kelor dapat dipanen setelah
tanaman tumbuh 1.5 hingga 2 meter, yang biasanya memakan waktu 3 sampai 6
bulan. ( Anastasia., 2017)
2.13 Kandungan Daun Kelor
Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman yang telah banyak di
teliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelo kaya akan nutrisi, diantaranya
kasium, besi, protein, vitamin A, vitamin C, dan vitamin B. selain itu, daun kelor
juga kaya akan asam askorbat, asam amino, sterol, glukosida isoquasertin, karoten
ramentin, kaemperol dan kaemferitin. Hasil analisis nutrisi yang di hasilkan oleh
Singh et al., (2012) menunjukan adanya kandungan senyawa-senyawa berikut: 6.7
mg protein, 1.7 mg lemak, 13.47 mg karbohidrat, 0.9 mg serat, dan 2.3% bahan
mineral: 440mg kalsium, 70mg fosfor, dan besi 7 mg/ 100 g daun. Daun kelor
juga mengandung subtansi estrogenic dan pektin esterase. Asam amino esensial
yang terdapat dalam protein daun adalah 6.0 mg, agrinin 2.0 mg, metionim 4.9
mg, treonin 9.3 mg, leusin 6.3 mg, dan 7.1 mg valin (Singh dkk., 2012)

2.2 Minyak Kelapa Sawit


Minyak kelapa sawit sering digunakan sebagai bahan baku minyak makan,
margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit serta industri
farmasi. Minyak kelapa sawit merupakan susunan dari fatty acids, esterified, serta
glycerol yang masih banyak lemaknya. Keduanya tinggi serta penuh akan fatty
acids antara 50% dan 80% dari masing-masingnya. Minyak kelapa sawit
mempunai 16 karbon yang penuh asam lemak palmitat, juga berisikan asam
laurat, vitamin E, vitamin K, serta magnesium. (Yenny. 2010)

4
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian


3.1.1 Jenis Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian ini, maka penelitian ini termasuk metode
penelitian yang dilakukan secara eksperimental. Formulasi sediaan sabun padat
minyak kelapa sawit (Palm Oil) dan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera L.).
Penelitian eksperimental adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui ada tidaknya akibat dari yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan
kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab
akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok
eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding
yang tidak menerima perlakuan (Gulo.W.2015:20).
3.1.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Formulasi Sediaan Solida dan Semi
Solida dan Mikrobiologi jurusan Farmasi ( S1 ) Fakultas Teknologi dan Informasi
Universitas Buana Perjuangan Karawang.
Penelitian dilaksanakan di laboratorium formulasi sediian solida dan semi
solida untuk melaksanakan proses pembuatan sabun padat berbasis dasar
campuran lemak dan ekstrak daun kelor (moringa oleifera L.).
3.2 Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis lebih mendekati kearah
penelitian dengan metode eksperimental. Seperti yang telah di jelaskan diatas,
metode eksperimental merupakan metode penelitian yang ingin mengetahui
hubungan sebab-akibat antara suatu variabel dengan variabel lainnya.
3.3 Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel dari bahan
tanaman yaitu daun kelor (Moringa oleifera L) juga minyak lemak yang terdiri
dari minyak kelapa sawit (Palm oil) dan minyak zaitun (Olea eurioaea).

5
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1 Alat
Alat yang di gunakan oven, autoklaf, penggaris, jarum ose, Erlenmeyer,
incubator, tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur, beaker glass, batang pengaduk,
tangas air, gelas ukur, cawan uap.
3.4.2 Bahan
Dibuat 3 rancangan formula sabun yang akan digunakan dengan perbedaan
jumlah minyak kelapa sawit yang akan di gunakan, Formula 1, Formula 2 ,
Formula 3. (Sameng, 2013)
Formula Formula Formula
Bahan Satuan 1 2 3

Ext. Daun
Kelor g 10 10 10
Minyak Sawit mL 51 46 41
Minyak Zaitun mL 10 15 20
NaoH 30% g 9 9 9
Akuades mL 15 15 15
Parfum mL qs Qs Qs
Cocamid DEA mL 5 5 5
Bobot total mL 100 100 100

3.5 Teknik Pengolahan


3.5.1 Pengambilan sampel daun
Sampel daun kelor diambil dari. Daun yang diambil adalah daun yang segar.
3.5.2 Pengelolahan sampel
Daun kelor yang sudah dipetik dibersihkan kemudian dipisahkan dari
kotoran yang terdapat pada sampel, lalu dicuci dengan air yang mengalir, lalu di
buat simplisia kering, setelah itu di bersihkan kembali dari kotoran yang terdapat
pada simplisia, lalu setelah kering sampel di serbukan menggunakan blender.
3.5.3 Ekstraksi Sampel
Sampel di ekstraksi dengan pelarut etanol 70%. Sampel daun kelor yang telah
kering ditimbang sebanyak 400g dimasukan kedalam wadah maserasi, kemudian
ditambahkan etanol 70% sebanyak 2 liter hingga terendam seluruhnya. Wadah
maserasi ditutup dan di simpan selama 24 jam di tempat yang terlindung dari
matahari langsung. Selanjutnya disaring, dipisahkan dengan filtratnya. Ampas di

6
ekstraksi kembali dengan etanol 70% yang baru dengan jumlah yang sama.
Ekstrak yang diperoleh kemudian di uapkan dengan evaporator, hingga mendapat
ekstrak kering.
3.5.4 Pembuatan Sabun
Pembuatan sabun pertama NaOH ke dalam akuades ( 30% ) diaduk hingga
larut diletakan pada tempat yang tahan panas, kemudian minyak dibusakan
dengan pengadukan penambahan cocamide DEA, kemudian larutan NaOH 30%
dicampur dengan larutan minyak tadi diaduk hingga merata, kemudian ditambah
ekstrak daun kelor dengan pelan-pelan dicampurkan ketika larutan sudah mulai
dingin. Ditunggu larutan mengental membentuk biang sabun dan hentikan
pengadukan, kemudian masukan parfum kedalam adonan dan dicetak.
3.6 Uji Parameter Kualitas
Pengujian mutu sabun padat meliputi : uji sifat fisika-kimia, dan uji
organoleptik. Sifat fisika-kimia yang diamati yaitu kadar air, total lemak, bahan
tak larut dalam etanol, alkali bebas, asam lemak bebas, kadar klorida, lemak tidak
tersabunkan, (BSN SNI 3532:2016)
3.6.1 Uji Kadar Air
Prinsip uji kadar air yaitu pengukuran kekurangan bobot setelah pemanasan
pada suhu 105oC. dengan cara timbang cawan petri yang telah dikeringkan dalam
oven pada suhu 105oC selama 30 menit, timbang 5g sampel, panaskan pada suhu
105oC selama 1 jam, hingga bobot tetap.
3.6.2 Uji Total Lemak
Sabun diekstraksi dengan pelarut petroleum kemudian diuapkan. Residu
dilarutkan dalam etanol kemudian dinetralisasi dengan larutan standar KOH lalu
diuapkan.
3.6.3 Uji Bahan Tak Larut Etanol
Pelarutan sabun dalam etanol, penyaringan, dan penimbangan residu yang
tidak larut.
3.6.4 Uji Alkali Bebas
Filtrat hasil bahan tak larut dalam alkohol dititrasi dengan larutan standar
asam jika dengan indikator fenolftalein ternyata larutan bersifat basa atau dititrasi

7
dengan larutan standar alkali jika dengan indikator fenolftalein ternyata larutan
bersifat asam.
3.6.5 Uji Lemak Tidak Tersabunkan
Ekstraksi bahan yang larut dalam heksana dan titrasi asam lemak bebas
yang dihilangkan, dengan larutan KOH. Saponifikasi bahan yang larut dalam
heksana yang sudah dinetralkan serta ekstraksi lemak yang tidak disabunkan
menggunakan heksana.
3.7 Diagram Alir Penelitian

Pengambilan Sampel

Pembuatan Simplisia

Pembuatan Ekstrak

Pembuatan Sedian Sabun

Pengujian Sediaan

8
DAFTAR PUSTAKA

Asri Widyasanti. 2016. PEMBUATAN SABUN PADAT TRANSPARAN


MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA SAWIT (Palm oil) DENGAN
PENAMBAHAN BAHAN AKTIF EKSTRAK TEH PUTIH (Camellia
sinensis). 5(3): 125-136.
Fatimawali. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri Daun Kelor (Moringa oleifera L.)
TERHADAP BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus.
5(2): 1-10.
Badan Standarisasi Nasional., 2016.Standar Mutu Sabun Mandi. SNI 06-3532-
2016
Nining Riana Sari. 2015. PENGARUH MASKER JAGUNG DAN MINYAK
ZAITUN TERHADAP PERAWATAN KULIT WAJAH. Skripsi.
Semarang: Universitas Negri Semarang
Anastasia. 2017. Pengaruh Variasi Konsentrasi Sari Daun Kelor Terhadap Hasil
Uji Organoleptik Dan Kandungan Vitamin A Pada Yogurt Susu Sapi .
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma
Yenny Kasim. 2010. Pembuatan Sabun Dari Minyak Sawit. Makalah.

Anda mungkin juga menyukai