Diajukan oleh :
Fariz Muhamad
NIM : 15416248201107
1
LEMBAR PERSETUJUAN
Formulasi Sediaan dan Uji Berdasarkan SNI sabun Padat Dari Minyak
Kelapa Sawit dan Ekstrak Daun Kelor
Formulation and Test of SNI of Soap from Palm oil and Ext moringa oleifera
L.
NIM : 15416248201107
Fariz Muhamad
Formulasi Sediaan dan Uji Berdasarkan SNI sabun Padat Dari Minyak
Kelapa Sawit dan Ekstrak Daun Kelor
Formulation and Test of SNI of Soap from Palm oil and Ext moringa oleifera
L.
NIM : 15416248201107
Fariz Muhamad
Proposal telah diujikan dalam Seminar Proposal Tugas Akhir untuk diajukan
sebagai usulan pembuatan tugas akhir pada
Program Studi Farmasi
Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer
Universitas Buana Perjuangan Karawang
Mengetahui :
Ketua Program Studi,
1
dan Staphylococus aureus yang dapat menyebabkan infeksi kulit pada manusia.
(Farimawali, 2016).
Minyak zaitun memiliki kadar vitamin E yang tinggi sehingga baik untuk
perawatan kulit karena dapat melembabkan kulit. ( Nining, 2014). Komposisi
minyak dari kelapa sawit dan minyak yaitun selain untuk bahan dasar yaitu untuk
melembabkan dan ekstrak daun kelor untuk membersihkan ataupun membunuh
bakteri yang berada pada kulit.
Penyusunan proposal 1 2 3 4 5 6
Pengumpulan bahan
Pebuatan formulasi
2
Menguji hasil penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Daun Kelor (Moringa Oleifera L.)
Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tanaman yang berasal dari dataran
sepanjang sub Himalaya yaitu India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan.
Kelor termasuk jenis tumbuhan perdu berumur panjang berupa semak atau pohon
dengan ketinggian 7-12 meter. Batangnya berkayu (lignosus), tegak, berwarna
putih kotor, berkulit tipis dan mudah patah. Cabangnya jarang dengan arah
percabangan tegak atau miring serta cenderung tumbuh lurus dan memanjang
(Tilong, 2012).
Daun kelor dapat dijadikan antibakteri alami sebagai alternatif sebagai
pengganti bahan sintesis dalam mencegah infeksi bakteri. Daun kelor dikenal
mempunyai berbagai senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri.
Daun kelor diketahui mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid, saponin,
dan tanin yang berperan sebagai antibakteri.
2.11 Klasifikasi Tanaman Daun Kelor
Adapun klasifikasi tanaman menurut Krisnadi (2015), adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Magnaliophyta
Classis : Dicotyledoneae
Ordo : Capparales
Familia : Moringaceae
Genus : Moringa
Spesies : Moringa oleifera L.
3
kecil tersusun majemuk dalam satu tangkai. Daun kelor dapat dipanen setelah
tanaman tumbuh 1.5 hingga 2 meter, yang biasanya memakan waktu 3 sampai 6
bulan. ( Anastasia., 2017)
2.13 Kandungan Daun Kelor
Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman yang telah banyak di
teliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelo kaya akan nutrisi, diantaranya
kasium, besi, protein, vitamin A, vitamin C, dan vitamin B. selain itu, daun kelor
juga kaya akan asam askorbat, asam amino, sterol, glukosida isoquasertin, karoten
ramentin, kaemperol dan kaemferitin. Hasil analisis nutrisi yang di hasilkan oleh
Singh et al., (2012) menunjukan adanya kandungan senyawa-senyawa berikut: 6.7
mg protein, 1.7 mg lemak, 13.47 mg karbohidrat, 0.9 mg serat, dan 2.3% bahan
mineral: 440mg kalsium, 70mg fosfor, dan besi 7 mg/ 100 g daun. Daun kelor
juga mengandung subtansi estrogenic dan pektin esterase. Asam amino esensial
yang terdapat dalam protein daun adalah 6.0 mg, agrinin 2.0 mg, metionim 4.9
mg, treonin 9.3 mg, leusin 6.3 mg, dan 7.1 mg valin (Singh dkk., 2012)
4
BAB III
METODE PENELITIAN
5
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1 Alat
Alat yang di gunakan oven, autoklaf, penggaris, jarum ose, Erlenmeyer,
incubator, tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur, beaker glass, batang pengaduk,
tangas air, gelas ukur, cawan uap.
3.4.2 Bahan
Dibuat 3 rancangan formula sabun yang akan digunakan dengan perbedaan
jumlah minyak kelapa sawit yang akan di gunakan, Formula 1, Formula 2 ,
Formula 3. (Sameng, 2013)
Formula Formula Formula
Bahan Satuan 1 2 3
Ext. Daun
Kelor g 10 10 10
Minyak Sawit mL 51 46 41
Minyak Zaitun mL 10 15 20
NaoH 30% g 9 9 9
Akuades mL 15 15 15
Parfum mL qs Qs Qs
Cocamid DEA mL 5 5 5
Bobot total mL 100 100 100
6
ekstraksi kembali dengan etanol 70% yang baru dengan jumlah yang sama.
Ekstrak yang diperoleh kemudian di uapkan dengan evaporator, hingga mendapat
ekstrak kering.
3.5.4 Pembuatan Sabun
Pembuatan sabun pertama NaOH ke dalam akuades ( 30% ) diaduk hingga
larut diletakan pada tempat yang tahan panas, kemudian minyak dibusakan
dengan pengadukan penambahan cocamide DEA, kemudian larutan NaOH 30%
dicampur dengan larutan minyak tadi diaduk hingga merata, kemudian ditambah
ekstrak daun kelor dengan pelan-pelan dicampurkan ketika larutan sudah mulai
dingin. Ditunggu larutan mengental membentuk biang sabun dan hentikan
pengadukan, kemudian masukan parfum kedalam adonan dan dicetak.
3.6 Uji Parameter Kualitas
Pengujian mutu sabun padat meliputi : uji sifat fisika-kimia, dan uji
organoleptik. Sifat fisika-kimia yang diamati yaitu kadar air, total lemak, bahan
tak larut dalam etanol, alkali bebas, asam lemak bebas, kadar klorida, lemak tidak
tersabunkan, (BSN SNI 3532:2016)
3.6.1 Uji Kadar Air
Prinsip uji kadar air yaitu pengukuran kekurangan bobot setelah pemanasan
pada suhu 105oC. dengan cara timbang cawan petri yang telah dikeringkan dalam
oven pada suhu 105oC selama 30 menit, timbang 5g sampel, panaskan pada suhu
105oC selama 1 jam, hingga bobot tetap.
3.6.2 Uji Total Lemak
Sabun diekstraksi dengan pelarut petroleum kemudian diuapkan. Residu
dilarutkan dalam etanol kemudian dinetralisasi dengan larutan standar KOH lalu
diuapkan.
3.6.3 Uji Bahan Tak Larut Etanol
Pelarutan sabun dalam etanol, penyaringan, dan penimbangan residu yang
tidak larut.
3.6.4 Uji Alkali Bebas
Filtrat hasil bahan tak larut dalam alkohol dititrasi dengan larutan standar
asam jika dengan indikator fenolftalein ternyata larutan bersifat basa atau dititrasi
7
dengan larutan standar alkali jika dengan indikator fenolftalein ternyata larutan
bersifat asam.
3.6.5 Uji Lemak Tidak Tersabunkan
Ekstraksi bahan yang larut dalam heksana dan titrasi asam lemak bebas
yang dihilangkan, dengan larutan KOH. Saponifikasi bahan yang larut dalam
heksana yang sudah dinetralkan serta ekstraksi lemak yang tidak disabunkan
menggunakan heksana.
3.7 Diagram Alir Penelitian
Pengambilan Sampel
Pembuatan Simplisia
Pembuatan Ekstrak
Pengujian Sediaan
8
DAFTAR PUSTAKA