HIPERLIPIDEMIA
A. Definisi Penyakit
Hiperlipidemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar
kolesterol dengan atau tanpa peningkatan kadar trigliserida dalam darah.
Hiperlipidemia atau hiperkolesterolemia termasuk salah satu abnormalitas fraksi lipid
dalam darah atau lebih dikenal dengan dislipidemia. Pada dyslipidemia terdapat
kenaikan kadar Low Density Lipoprotein (LDL) dan penurunan kadar High Density
Lipoprotein (HDL), sedangkan pada hiperlipidemia hanya terdapat kenaikan LDL
tanpa penurunan kadar HDL.
Dislipidemia didefinisikan sebagai peningkatan kolesterol total, lipoprotein
tingkat rendah (LDL) kolesterol, atau trigliserida; lipoprotein dengan densitas rendah
rendah (HDL) kolesterol; atau kombinasi kelainan ini. Hiperlipoproteinemia
menggambarkan peningkatan konsentrasi makromolekul lipoprotein yang
mengangkut lipid dalam plasma. Kelainan plasma Lipid dapat menyebabkan
predisposisi pada koroner, serebrovaskular, dan penyakit arteri vaskular perifer.
(Dipro 7th Edition, 2008).
B. Patofisiologi Penyakit
1. Kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid diangkut dalam aliran darah sebagai
kompleks lipid dan protein yang dikenal sebagai lipoprotein. Tinggi kolesterol
total dan LDL dan kolesterol HDL yang berkurang dikaitkan dengan
perkembangan penyakit jantung koroner (PJK).
2. Hipotesa respon-terhadap-cedera menyatakan bahwa faktor risiko seperti
teroksidasi LDL, cedera mekanis pada endotelium, homosistein berlebihan,
serangan imunologis, atau perubahan akibat infeksi pada endotel dan Fungsi
intimal menyebabkan disfungsi endotel dan rangkaian seluler interaksi yang
berujung pada aterosklerosis. Hasil klinis akhirnya termasuk angina, infark
miokard, aritmia, stroke, penyakit arteri perifer, aneurisma aorta perut, dan
kematian mendadak.
3. Lesi aterosklerotik diperkirakan timbul dari transportasi dan retensi plasma
LDL melalui lapisan sel endotel ke dalam matriks ekstraselular dari ruang
subendotelial Begitu berada di dinding arteri, LDL secara kimiawi
dimodifikasi melalui oksidasi dan glycation nonenzymatic. Sedikit teroksidasi
LDL kemudian merekrut monosit ke dinding arteri. Monosit ini kemudian
menjadi berubah menjadi makrofag yang mempercepat oksidasi LDL.
4. LDL yang dioksidasi memprovokasi respons inflamasi yang dimediasi oleh
sebuah angka dari chemoattractants dan sitokin (misalnya, stimulasi koloni
monokrom faktor, molekul adhesi interseluler, faktor pertumbuhan trombosit,
mengubah faktor pertumbuhan, interleukin-1, interleukin-6).
5. Cedera berulang dan perbaikan di dalam plak aterosklerotik akhirnya terjadi
untuk topi berserat melindungi inti yang mendasari lipid, kolagen, kalsium,
dan sel-sel inflamasi seperti limfosit T. Pemeliharaan yang berserat plak
sangat penting untuk mencegah pecahnya plak dan koroner berikutnya
thrombosis
C. Etiologi Penyakit
Adanya kadar lipoprotein, terutama LDL meningkat sejalan dengan
bertambahnya usia. Pada keadaan normal pria memiliki kadar LDL yang lebih tinggi,
tetapi setelah menopause kadarnya pada wanita lebih banyak. Faktor lain yang
menyebabkan tingginya kadar lemak tertentu (VLDL dan LDL) yakni
penyalahgunaan alkohol, riwayat keluarga dengan hiperlipidemia, sirosis, diabetes
yang tidak terkontrol dengan baik, diet kaya lemak, obesitas, hipotiroidisme, kurang
melakukan olah raga, dan merokok.
D. Faktor Resiko
Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah
sebagai berikut (Bachri2004)
1. Faktor Jenis Kelamin
Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar daripada wanita. Hal
tersebut disebabkankarena pada wanita produktif terdapat efek perlindungan
dari hormon reproduksi. Pria lebihbanyak menderita aterosklerosis,
dikarenakan hormon seks pria (testosteron) mempercepattimbulnya
aterosklerosis sedangkan hormon seks wanita (estrogen) mempunyai
efekperlindungan terhadap aterosklerosis. Akan tetapi pada wanita menopause
mempunyai risikolebih besar terhadap terjadinya aterosklerosis dibandingkan
wanita premenopouse.
2. Faktor Usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ tubuhnya semakin menurun,
begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak
perlemakan dalam tubuhsemakin meningkat dan menyebabkan kadar
kolesterol total lebih tinggi, sedangkankolesterol HDL relatif tidak berubah.
Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah dapatditemukan di lumen
pembuluh darah dan meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.
3. Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya dislipidemia.
Dalamilmu genetika menyebutkan bahwa gen untuk sifat sifat tertentu
(spesific trait) diturunkansecara berpasangan yaitu kita memerlukan satu gen
dari ibu dan satu gen dari ayah,sehingga kadar hiperlipidemia tinggi dapat
diakibatkan oleh faktor dislipidemia primer karenafaktor kelainan genetic.
4. Faktor Kegemukan
Kegemukan erat hubungannya dengan peningkatan risiko sejumlah
komplikasi yang dapatterjadi sendiri sendiri atau bersamaan. Kegemukan
disebabkan oleh ketidakseimbanganantara energi yang masuk bersama
makanan, dengan energi yang dipakai. Kelebihan energiini ditimbun dalam sel
lemak yang membesar. Pada orang yang kegemukan menunjukkanoutput
VLDL trigliserida yang tinggi dan kadar trigliserida plasma yang lebih
tinggi.Trigliserida berlebihan dalam sirkulasi juga mempengaruhi lipoprotein
lain. Bila trigliseridaLDL dan HDL mengalami lipolisis, akan menjadi small
dense LDL dan HDL, abnormalitas inisecara tipikal ditandai dengan kadar
HDL kolesterol yang rendah.
5. Faktor Olah Raga
Olah raga yang teratur dapat menyebabkan kadar kolesterol total, kolesterol
LDL, dantrigliserida menurun dalam darah, sedangkan kolesterol HDL
meningkat secara bermakna.Lemak ditimbun dalam di dalam sel lemak
sebagai trigliserida. Olahraga memecahkantimbunan trigliserida dan
melepaskan asam lemak dan gliserol ke dalam aliran darah.
6. Faktor Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida, dan menekankolesterol HDL. Pada seseorang yang merokok,
rokok akan merusak dinding pembuluhdarah. Nikotin yang terkandung dalam
asap rokok akan merangsang hormon adrenalin,sehingga akan mengubah
metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDLdalam
darah.
7. Faktor Makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan hiperkolesterolemia dan
aterosklerosis. Asupantinggi kolesterol dapat menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol total dan LDL sehinggamempunyai risiko terjadinya dislipidemia.
E. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
J. Interaksi Obat
1. Statin
Antivirus: dapat meningkatkan risiko miopati bila atorvastatin
atorvastatin amprenavir diberikan bersama amprenavir, atazanavir, indinavir, lopinavir,
nelfinavir, ritonavir atau sakuinavir; dapat meningkatkan risiko
miopati bila simvastatin diberikan bersama amprenavir atau
lopinavir-hindari penggunaan bersamaan; meningkatkan risiko
miopati bila simvastatin diberikan atazanavir, indinavir,
nelfinavir, ritonavir atau sakuinavir (hindari penggunaan
bersamaan); efavirenz menurunkan konsentrasi atorvastatin,
pravastatin dan simvastatin dalam plasma
3. Niasin
4. Fibrat