Diajukan oleh :
Fariz Muhamad
NIM : 15416248201107
1
2
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kelor
terhadap sifat fisik (kadar air, pH, dan stabilitas busa) formulasi sabun padat
minyak kelapa sawit.
1.4. Jadwal Kegiatan
Bulan
bulan ke 1 bulan ke 2 bulan ke 3
Kegiatan Februari 2019 Maret 2019 April 2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Perencanaan
Persiapan
Pelaksanaan
Pelaporan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelor (Moringa oleifera L.) merupakan tanaman yang berasal dari dataran
sepanjang sub Himalaya yaitu India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan.
Kelor termasuk jenis tumbuhan perdu berumur panjang berupa semak atau pohon
dengan ketinggian 7-12 meter. Batangnya berkayu (lignosus), tegak, berwarna
putih kotor, berkulit tipis dan mudah patah. Cabangnya jarang dengan arah
percabangan tegak atau miring serta cenderung tumbuh lurus dan memanjang
(Tilong, 2012).
3
4
tanaman tumbuh 1.5 hingga 2 meter, yang biasanya memakan waktu 3 sampai 6
bulan. ( Anastasia., 2017)
2.13 Kandungan Daun Kelor
Daun kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman yang telah banyak di
teliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelo kaya akan nutrisi, diantaranya
kasium, besi, protein, vitamin A, vitamin C, dan vitamin B. selain itu, daun kelor
juga kaya akan asam askorbat, asam amino, sterol, glukosida isoquasertin, karoten
ramentin, kaemperol dan kaemferitin. Hasil analisis nutrisi yang di hasilkan oleh
Singh (2012), menunjukan adanya kandungan senyawa-senyawa berikut:
Berikut ini adalah tabel dari komposisi trigliserida dan tabel komposisi
asam lemak dari minyak kelapa sawit ( Nurhida, 2004).
a. Sabun bersifat basa. Sabun adalah garam alkali dari asam lemak suku
tinggi sehingga akan dihidrolisis parsial oleh air. Karena itu larutan sabun
dalam air bersifat basa. CH3(CH2)16COONa + H2O → CH3(CH2)16COOH
+ NaOH.
b. Sabun menghasilkan buih atau busa. Jika larutan sabun dalam air diaduk
maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi pada air
sadah. Dalam hal ini sabun dapat menghasilkan buih setelah garamgaram
Mg atau Ca dalam air mengendap. CH3(CH2)16COONa + CaSO4
→Na2SO4 + Ca(CH2(CH2)16COO)2.
Fisiko kimia adalah nama sifat yang mengacu ke sifat fisik dari sebuah
senyawa kimia. Hal ini berarti sifat sifat fisika dalam senyawa Kimia, bahasa
lainnya adalah sebuah ilmu mengenai mengenai sifat fisika di ilmu kimia. Dalam
penelitian in yang bertujuan untuk menganalisis sifat fisikokimia dari pengaruh
daun kelor dalam formulasi sabun mandi padat minyak kelapa sawit, adapun
pengujian yang akan dilakukan yaitu:
2.4.1 Uji pH
Menyesuaikan dengan syarat yang telah ditetapkan oleh SNI yaitu 7-11, pH
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan kerusakan pada lapisan
luar atau dalam bagian kulit.
Penetapan kandungan air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini
tergantung pada sifat bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan
8
dengan mengeringkan bahan dalam oven pada suhu 105 – 110°C selama 2 jam
atau sampai didapat berat yang konstan. Untuk bahan yang tidak tahan panas,
seperti bahan berkadar gula tinggi, minyak, daging, kecap dan lain-lain
pemanasan dilakukan dalam oven vakum dengan suhu yang lebih rendah (BSN,
2016).
Tujuan uji stabilitas ini adalah untuk mengetahui stabilitas yang diukur
dengan tinggi busa dalam tabung reaksi dengan skala dengan rentan waktu
tertentu dan kemampuan surfaktan untuk menghasilkan busa. Menurunnya
volume cairan yang mengalir dari busa setelah rentan waktu tertentu setelah busa
pecah dan menghilang dinyatakan sebagai persen. Stabilitas busa dinyatakan
sebagai ketahanan suatu gelembung untuk mempertahankan ukuran dan atau
pecahnya lapisan film dari gelembung, untuk stabilitas busa setelah lima menit
busa harus mampu bertahan antara 60-70% dari volume awal (Dwi, 2013).
BAB III
METODE PENELITIAN
8
3.4 Instrumen Penelitian
3.4.1 Alat
Alat yang di gunakan oven, autoklaf, penggaris, jarum ose, Erlenmeyer,
incubator, tabung reaksi, cawan petri, pipet ukur, beaker glass, batang pengaduk,
tangas air, gelas ukur, cawan uap.
3.4.2 Bahan
Dibuat 3 rancangan formula sabun yang akan digunakan dengan perbedaan
jumlah minyak kelapa sawit yang akan di gunakan, Formula 1, Formula 2 ,
Formula 3. (Sameng, 2013)
Formula Formula Formul Formula Formula Formula
Bahan Satuan 1 2 a3 4 5 6
0% 2% 4% 3% 6% 5%
Ext Etanol. 1.5 3 2.5
Daun Kelor g 0 1 2
Minyak Sawit g 18 18 18 18 18 18
Minyak 10 10 10
Kelapa (vco) g 10 10 10
Minyak Zaitun g 6 6 6 6 6 6
NaoH g 4 4 4 4 4 4
Akuades g 12 12 12 12 12 12
Parfum mL qs qs qs qs qs qs
Cocamid DEA g 1 1 1 1 1 1
11
Ekstrak yang diperoleh kemudian di uapkan dengan evaporator, hingga mendapat
ekstrak kental.
3.5.4 Pembuatan Sabun
Pembuatan sabun pertama NaOH ke dalam akuades ( 30% ) diaduk hingga
larut diletakan pada tempat yang tahan panas, kemudian minyak ( kelapa sawit,
zaitun, vco ) dibusakan dengan pengadukan penambahan cocamide DEA,
kemudian larutan NaOH 30% dicampur dengan larutan minyak tadi diaduk hingga
merata, kemudian ditambah ekstrak daun kelor dengan pelan-pelan dicampurkan
ketika larutan sudah mulai dingin. Ditunggu larutan mengental membentuk biang
sabun dan hentikan pengadukan, kemudian masukan parfum kedalam adonan dan
dicetak.
3.6 Uji Parameter Mutu
Pengujian mutu sabun padat meliputi : uji sifat fisik. Sifat fisik yang diamati
yaitu pH, kadar air,dan stabilitas busa.
3.6.1 Uji Kadar Air
Prinsip uji kadar air yaitu pengukuran kekurangan bobot setelah pemanasan
pada suhu 105oC. dengan cara timbang cawan petri yang telah dikeringkan dalam
oven pada suhu 105oC selama 30 menit, timbang 5g sampel, panaskan pada suhu
105oC selama 1 jam, hingga bobot tetap.
3.6.2 Uji pH
Pengukuran nilai pH dilakukan dengan cara menggunakan pH meter pada
larutan sampel 10% yang dibuat dengan melarutkan 1 gram sampel dengan 9 ml
air. Pengukuran di lakukan pada suhu 25oC dengan cara mencelupkan elektroda
pH yang telah dibilas dengan air suling kedalam larutan sampel. Nilai pH
ditentukan setelah angka yang terbaca pada pH meter menjadi stabil. Pengukuran
dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan.
3.6.3 Uji Stabilitas Busa
Uji stabilitas busa dilakukan dengan cara 1 gram sample dilarutkan dalam 9
ml air, dimasukan kedalam tabung reaksi, kemudian dikocok selama 30 detik.
Busa yang terbentuk diukur tingginya. Lalu sampel didiamkan selama 15 menit,
kemudian tinggi busanya diukur kembali setiap 5 menit.
12
Pengambilan Sampel
Pembuatan Simplisia
Pembuatan Ekstrak
Pengujian Sediaan
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Sabun terdiri dari basis dan zat aktif. Pembuatan sabun diawali dengan
mencampurkan minyak kelapa sawit, minyak kelapa (VCO) dan minyak zaitun,
diaduk perlahan hingga homogen serta dipanaskan di atas tangas air hingga suhu
43oC. NaOH di cairkan dengan air karena dalam bentuk cair lebih mudah
bercampur dengan minyak, saat pencampuran NaOH harus menggunakan sarung
tangan, masker, kacamata karna larutan awalnya akan menjadi panas dan berbau
menyengat, yaitu cairan berwarna keruh yang lama kelamaan diaduk akan
berubah warna menjadi jernih. Setelah jernih diamkan pada suhu ruang dan
tunggu hingga suhunya 43oC. Lalu tambahkan minya yang suhunya sudah
disamakan dengan larutan NaOH sedikit demi sedikit, serta di aduk dengan cepat,
hingga larutan yang mulanya berwarna jernih menjadi keruh dan mengental.
Pencampuran minyak dan NaOH dilakukan terlebih dahulu karena kedua bahan
tersebut berfungsi sebagai basis sabun. Campuran tersebut diaduk pada suhu 43°C
- 45°C ( minyak dan larutan Naoh suhu sebisa mungkin disamakan ) agar reaksi
penyabunan dapat berjalan dengan baik, karena jika pengadukan dilakukan diatas
suhu tersebut dapat menyebabkan sediaan menjadi berbusa dan meluap, dan
apabila dibawah suhu tersebut akan menyebabkan sediaan menjadi tidak
homogen. Pengadukan dilakukan hingga terbentuk pasta ( Kental ), selanjutnya
ditambahkan cocamide sebagai pelembut busa, selanjutnya ditambahkan ekstrak
daun kelor sebagai zat aktif. Penambahan zat aktif dilakukan terakhir untuk
menjaga stabilitas dan homogenitas sediaan yang terbentuk, lalu diaduk hingga
homogen dan dimasukkan ke dalam cetakan lalu diamkan selama 24 jam. Setelah
di diamkan 24jam keluarkan dari cetakan, lalu di diamkan lagi selama 2 minggu
– 1 bulan untuk proses curing ( pengerasan ). Setelah proses curing sabun di uji
sifat fisiknya yaitu kadar air, pH, dan stabilitas busa.
4.1.1 Uji Kadar Air
Berdasarkan analisis keragaman diketahui bahwa kadar air sabun padat
tidak berbeda nyata terhadap perubahan konsentrasi ektrak daun kelor. Sabun
dengan penambahan ekstrak daun kelor 0; 1; 2; 3; 4; 5%, masing-masing
mempunyai kadar air 3.4%; 2.4%, 3.6%; 8%; 2.4%, 2.2%. bila dibandingkan
14
dengan standar kadar air menurut SNI yaitu maksimal 15%, sehingga sabun padat
daun kelor tidak melampaui ketentuan. Banyaknya air yang ditambahkan pada
sabun akan berpengaruh terhadap kelarutan. Semakin banyak air yang terkandung
dalam sabun maka sabun akan semakin mudah menyusut saat digunakan. Kadar
air terbaik untuk sabun sesuai ketentuan SNI adalah maksimal 15%. ( SNI 06-
3532-1994 )
Pengujian dilakukan dengan oven pengering selama 2 jam secara bertahap
hingga bobo tetap dengan suhu 105oC, berikut adalah perhitungan dari hasil uji
kadar air :
w 1−w 2
Rumus kadar air adalah, kadar air = x 100 , dimana :
w
W1 = berat awal ( crusible + sample )
W2 = berat akhir ( crusible + sample )
W = berat sample
a. Formula 1
Berat crusibel kosong = 33.17 gr
Berat crusibel + Sample = 38.20 gr
Pengovenan 1 Jam = 38.05 gr
Pengovenan 2 Jam = 38.03 gr
w 1−w 2
Kadar air = x 100
w
38.20 gr−38.03 gr
Kadar air = x 100
5 gr
Kadar air = 3.4%
b. Formula 2
Berat crusibel kosong = 32.59 gr
Berat crusibel + Sample = 37.61 gr
Pengovenan 1 Jam = 37.49 gr
Pengovenan 2 Jam = 37.49 gr
w 1−w 2
Kadar air = x 100
w
37.61 gr−37.49 gr
Kadar air = x 100
5 gr
Kadar air = 2.4%
c. Formula 3
Berat crusibel kosong = 32.71 gr
Berat crusibel + Sample = 37.73 gr
Pengovenan 1 Jam = 37.61 gr
Pengovenan 2 Jam = 37.55 gr
w 1−w 2
Kadar air = x 100
w
15
37.73 gr−37.55 gr
Kadar air = x 100
5 gr
Kadar air = 3.6%
d. Formula 4
Berat crusibel kosong = 32.30 gr
Berat crusibel + Sample = 37.32 gr
Pengovenan 1 Jam = 37.24 gr
Pengovenan 2 Jam = 37.24 gr
w 1−w 2
Kadar air = x 100
w
37.32 gr−37.24 gr
Kadar air = x 100
5 gr
Kadar air = 8%
e. Formula 5
Berat crusibel kosong = 32.95 gr
Berat crusibel + Sample = 37.98 gr
Pengovenan 1 Jam = 37.88 gr
Pengovenan 2 Jam = 37.86 gr
w 1−w 2
Kadar air = x 100
w
37.98 gr−37.86 gr
Kadar air = x 100
5 gr
Kadar air = 2.4%
f. Formula 6
Berat crusibel kosong = 32.66 gr
Berat crusibel + Sample = 37.69 gr
Pengovenan 1 Jam = 37.60 gr
Pengovenan 2 Jam = 37.58 gr
w 1−w 2
Kadar air = x 100
w
37.69 gr−37.58 gr
Kadar air = x 100
5 gr
Kadar air = 2.2%
Tabel 4.1 Hasil Uji Kadar Air
Kadar Maksima
Formula Air l
F1 = 0 gr ekstrak 3.40% 15%
F2 = 1 gr ekstrak 2.40% 15%
F3 = 2 gr ekstrak 3.60% 15%
F4 = 1.5 gr ekstrak 8% 15%
F5 = 3 gr ekstrak 2.40% 15%
F6 = 2.5 gr ekstrak 2.20% 15%
16
Hasil Uji Kadar Air
16.00%
14.00%
12.00%
10.00%
8.00%
6.00%
4.00%
2.00%
0.00%
ak ak ak tra
k ak tra
k
k str k str k str ks k str ks
e e e e e e
gr gr gr g r gr g r
0 1 2 5 3 5
= = = 1. = 2.
F1 F2 F3 = F5 =
F4 F6
Formula pH pH Maksimal
F1 = 0 gr ekstrak 10.00 11.00
F2 = 1 gr ekstrak 9.91 11.00
F3 = 2 gr ekstrak 9.70 11.00
F4 = 1.5 gr ekstrak 9.97 11.00
F5 = 3 gr ekstrak 9.87 11.00
F6 = 2.5 gr ekstrak 9.94 11.00
17
Hasil Uji pH
11.50
11.00
10.50
10.00
9.50
9.00
k k k k k k
tra tra tra s tra tra s tra
ks ks ks ek ks ek
g re g re g re gr g re gr
0 1 2 5 3 5
= = = 1. = 2.
F1 F2 F3 = F5 =
F4 F6
pH pH Maksimal
Tinggi Akhir
Stabilitias Busa = x 100
Tinggi Awal
8.7 cm
Stabilitas Busa = x 100
8.8 cm
Stabilitas Busa = 98.8%
b. Formula 2
1 gr Sample + 9 ml air 0 menit = 9.4 cm
5 menit = 9.3 cm
10 menit = 9.3 cm
15 menit = 9.1 cm
18
Tinggi Akhir
Stabilitias Busa = x 100
Tinggi Awal
9.1 cm
Stabilitas Busa = x 100
9.4 cm
Stabilitas Busa = 96.8%
c. Formula 3
1 gr Sample + 9 ml air 0 menit = 9.4 cm
5 menit = 9.3 cm
10 menit = 9.1 cm
15 menit = 9 cm
Tinggi Akhir
Stabilitias Busa = x 100
Tinggi Awal
9 cm
Stabilitas Busa = x 100
9.4 cm
Stabilitas Busa = 95.7%
d. Formula 4
1 gr Sample + 9 ml air 0 menit = 10 cm
5 menit = 9.8 cm
10 menit = 9.6 cm
15 menit = 9.5 cm
Tinggi Akhir
Stabilitias Busa = x 100
Tinggi Awal
9.5 cm
Stabilitas Busa = x 100
10 cm
Stabilitas Busa = 95%
e. Formula 5
1 gr Sample + 9 ml air 0 menit = 9.3 cm
5 menit = 9.2 cm
10 menit = 9.1 cm
15 menit = 9 cm
Tinggi Akhir
Stabilitias Busa = x 100
Tinggi Awal
9 cm
Stabilitas Busa = x 100
9.3 cm
Stabilitas Busa = 96.7%
f. Formula 6
1 gr Sample + 9 ml air 0 menit = 8.9 cm
5 menit = 8.8 cm
10 menit = 8.7 cm
15 menit = 8.6 cm
Tinggi Akhir
Stabilitias Busa = x 100
Tinggi Awal
19
8.6 cm
Stabilitas Busa = x 100
8.9 cm
Stabilitas Busa = 96.6%
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pengaruh dari penambahan ekstrak daun kelor terhadap sifat fisik
dari formulasi sabun padat minyak kelapa sawit tidak terlalu berpengaruh
terhadap perubahan kadar air, pH, dan stabilitas busa. Adapun yang cukup
berpengaruh yaitu warna dari sabun, yang mulanya putih menjadi hijau
kehitaman.
Pada sampel pembanding (F1) memiliki kadar air;pH;dan stabilitas
busa yaitu 3.4% ; 10.00 ; 98.8%, sampel F2 2.4% ; 9.91 ; 96.8%, sampel
F3 3.6% ; 9.7 ; 95.7%, sampel F4 8% ; 9.97 ; 95%, sampel F5 2.4% ;
9.87 ; 96.7%, sampel F6 2.2% ; 9.94 ; 96.6%. Ekstrak daun kelor tidak
memiliki pengaruh yang berarti dalam sifat fisik tersebut, namun semakin
banyak ekstrak daun kelor yang di tambahkan semakin gelap pula warna
sabun.
5.2 Saran
Dibutuhkan pengadukan yang cepat pada saat pembuatan sabun, maka dari
itu bisa menggunakan hand mixer ataupun magnetic stirrer untuk mempermudah
pengadukan. Untuk peneliti selanjutnya diperlukan adanya penelitian dengan
metode lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
21
Asri Widyasanti. 2016. Pembuatan sabun padat transparan menggunakan minyak
kelapa sawit (palm Oil) dengan penambahan bahan aktif ekstrak the putih
(Camelia sinensis). 5(3): 125-136.
Fatimawali. 2016. Uji aktivitas antibakteri daun kelor (Moringa oleifera L.)
terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. 5(2): 1-10.
Badan Standarisasi Nasional., 2016.Standar Mutu Sabun Mandi. SNI 06-3532-
2016
Nining Riana Sari. 2015. Pengaruh masker jagung dan minyak zaitun terhadap
perawatan kulit wajah. Skripsi. Semarang: Universitas Negri Semarang
Anastasia. 2017. Pengaruh Variasi Konsentrasi Sari Daun Kelor Terhadap Hasil
Uji Organoleptik Dan Kandungan Vitamin A Pada Yogurt Susu Sapi .
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma
Yenny Kasim. 2010. Pembuatan Sabun Dari Minyak Sawit. Makalah.
22