Anda di halaman 1dari 26

SKRIPSI

ATINA SETIANINGSIH

FORMULASI KRIM SHAMPOO EKSTRAK DAUN SELEDRI


( Apium graveolens L.) DAN DAUN MANGKOKAN
(Polycias scutellaria)



PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2021
Lembar Pengesahan

Skripsi

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana farmasi


pada program studi
fakultas ilmu kesehatan universitas
Muhammadiyah malang 2021

Oleh :

ATINA SETIANINGSIH

201810410311314

Disetujui oleh :
KATA PENGANTAR
Assalamu’ alaikum warohmatull ahi wab arokatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “
FORMULASI KRIM SHAMPOO EKSTRAK DAUN SELEDRI ( Apium graveolens L.)
DAN DAUN MANGKOKAN (Polycias scutellaria)”

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,


bimbingan serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada yang terhormat:

● Bapak Faqih Ruhyanudin, M.Kep., Sp.kep.MB, selaku Dekan Fakultas


Ilmu Kesehatan. Ibu Dian Ermawati, S.Farm., M.Farm.,Apt. selaku
Ketua Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.
● Pembimbing, Tim Penguji, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Ketua
Program Studi Farmasi, Kepala Laboratorium dimana skripsi
diselesaikan, Keluarga dekat seperlunya, dan para sahabat/sejawat
terkait, serta penyandang dana
● Kedua orang tua saya dan winwin

Wassalamu ’alaikumwarahmatullahhiwabarakatuh

Malang, 24 Januari 2021 Penyusun,

Atina Setianingsih


ABSTRAK
Seledri (Apium graveolens L.) adalah salah satu tanaman
herba yang kaya akan manfaatnya untuk kesehatan. Salah satu
manfaat seledri ini adalah dapat berfungsi sebagai anti jamur dan
Daun mangkokan (Nothopanax scutellarium) merupakan salah satu
tanaman herbal. Kandungan zat aktif seperti alkaloid, flavonoid,
saponin dan tanin yang terkandung dalam ekstrak etanol daun
mangkokan (Nothopanax scutellarium). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk memformulasikan shampo lotion ekstrak etanol
seledri (Apium graveolens L) dan daun mangkokan (Polycias
scutellaria)”
. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental
laboratorium, dimana diawali dengan melakukan optimasi basis.
Dalam optimasi basis untuk mendapatkan formula basis yang
baikdibuat 3 formula yang memvariasikan bahan peningkat
viskositas.
Kata Kunci : daun mangkokan (Nothopanax scutellarium.),
Shampo lotion, antiketombe, ekstrak etanol seledri (Apium
graveolens L.)
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ii
ABSTRAK iv
DAFTAR ISI v
BAB I PENDAHULUAN 1
A. latar belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan 2

D. Manfaat penelitian 2
BAB II TINJAUN PUSTAKA 3
A. Seledri 3
B. Pengertian Seledri 4
C. Kandungan tanaman seledri 5
D. Mangkokan 6

E. Definisi Shampoo 12


BAB I PENDAHULUAN
A. latar belakang
Kerontokan adalah suatu kelainan dimana
rambut terlepas dari permukaan kulit dengan
jumlah diluar batas normal. Kurangnya nutrisi,
faktor genetik, faktor lingkungan, dan stress
oksidatif merupakan faktor pemicu terjadinya
kerontokan1. Mekanisme umum yang
menyebabkan kerontokan pada rambut yaitu
kurangnya aliran darah ke kepala serta folikel
rambut mengakibatkan akar rambut lemah dan
kurang nutrisi. Folikel dan akar rambut yang
lemah memicu produksi dihidroteststeron
(DHT)2.Selain kerontokan, ketombe juga
merupakan salah satu masalah utama bagi
sebagian orang saat ini. Obat sintetik yang
sering digunakan dan telah terbukti dapat
mengatasi rambut rontok salah satunya adalah
minoksidil. Namun, dalam penggunaannya obat
tersebut dapat menimbulkan efek samping
seperti iritasi, pembengkakan, dan sakit
kepala3,4.
Tanaman herbal dapat digunakan sebagai
alternatif dalam mengatasi rambut rontok dan
ketombe . Dari sumber
data review, tanaman yang telah diteliti memiliki
potensi sebagai perangsang pertumbuhan
rambut diantaranya adalah kangkung, teh hijau,
mangkokan, alpukat, kembang sepatu, pakis
munding, seledri, lidah buaya, akar manis,
mentimun, kacang panjang, waru dan meniran.
Pencegahan kerontokan pada rambut salah
satunya dapat dilakukan dengan perawatan
rambut. Dalam mengoptimalkan upaya
pencegahan kerontokan, sediaan topikal yang
biasa digunakan adalah Cream Shampoo dimana
proses penggunaannya mudah, cepat meresap,
dan tidak terasa lengket pada kulit kepala dan
merupakan sediaan yang sudah banyak
digunakan oleh masyarakat serta telah banyak
beredar di pasaran. Oleh karena itu, artikel
review ini akan memaparkan informasi mengenai
ekstrak atau fraksi tanaman dengan formulasi
dan evaluasi sediaan Cream Shampoo sebagai
perangsang pertumbuhan rambut yang paling
baik dan dapat menghilangkan ketombe dengan
menggunakan herbal seperti daun mangkokan
dan juga daun seledri yang masing masing
memiliki manfaat yang sangat baik untuk rambut.
B. Rumusan masalah
berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh penambahan


minyak seledri terhadap daya hambat
aktivitas pertumbuhan jamur Candida
albicans penyebab ketombe?
2. Apakah daun Mangkokan benar memberikan
khasiat rambut tidak rontok memberikan
wangi alami terhadap lambut dan
menguatkan warna hitam pada rambut ?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan diatas penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan formula sampo
ekstrak daun
seledri dan daun mangkokan yang stabil, aman
dan nyaman digunakan
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

pemanfaatan daun seledri (Apium graveolen L.)


dan Daun mangkokan (Nothopanax

scutellarium) yang baik sebagai sampo anti


ketombe dan anti rontok.


BAB II TINJAUN PUSTAKA

A. SELEDRI

B. PENGERTIAN SELEDRI
Seledri (Apium graviolens L.) atau dikenal dengan

Hanchin, gincai’(Cina), celery, rue (Inggris), phakchee


(Turki), khen chaai (Turki), parsley, smallage. Apium

graveolens L. atau yang lebih dikenal dengan seledri


adalah sejenis tanaman ternak tegak dengan tinggi
sekitar 40 cm, seperti dilihat pada Gambar 2.1 memiliki

batang persegi dan beralur membujur yang memiliki


bunga yang kecil berwarna hijau. Buah berukuran kecil

(disebut biji) terdiri dari kemokarp berbentuk telur


berwarna cokelat gelap. Buah ini memiiki bau khas

yang menyenangkan dengan rasa pedas, aromatik


sehingga dapat digunakan sebagai makan burung.
Minyak atsiri yang disuling dari biji seledri digunakan

secara luas sebagai bahan flavor (Guenther, 1990).



Klasifikasi dari Seledri :

● Kingdom : Plantarum
● Divisi : Spermatophyta
● Sub-divisi : Angiospermae

● Kelas : Monocotyledoneae
● Ordo : Umbelliferales

● Famili : Umbelliferae
● Genus : Apium

● Species : Apium graveolens L


C. KANDUNGAN TANAMAN SELEDRI
Seluruh herba (termasuk akar) mengandung

glikosida apiin(glikosida flavon), isoquercetin, dan


umbeliferon. Juga mengandung mannite, inosite,
asparagine, glutaminecholielinamrose, pro vit A,
vitamin C dan B.Kandungan asam-asam dalam minyak

atsiri biji antara lain asamasam resin, asam-asam


lemak terutama palmitat, oleat, linoleat dan

petroselinat (sebagai komponen utama. Senyawa


kumarin lain ditemukan dalam biji, yaitu

bergaptenseselinisoimperatorin, astenol,
isopimpinelin dan apigrafin. Daun mengandung
minyak atsiri, protein kalsium, garam fosfat, vitamin A,

B, dan C. Batang,daun dan bijinya mengandung apiin,


apigenin. Dalam biji ditemukan alakaloid yang

strukturnya belum dapat diidentifikasi. Di India


herbanya mengandung zat warna karotenoid total

sebesar 435 dan buahnya mengandung tiamin 7,9


(Sudarsono, 1996). Menurut Triola Fitria dan Oktadoni
Saputra (2016), bahwa Seledri mengandung flavonoid,

saponin, tanin 1%, minyak atsiri 0,033%, flavo-


glukosida (apiin), apigenin, fitosterol, kolin, lipase,
pthalides, asparagine, zat pahit, vitamin (A, B dan C),

apiin, minyak menguap, apigenin dan alkaloid.


Apigenin berkhasiat hipotensif. Dalam dunia medis,

seledri biasanya digunakan sebagai anthelmintik,


antispasmodik, karminativa, diuretic, laksativa,

sedativa, stimulan, dan tonic. Pada studi eksperimen


juga menunjukkan bahwa seledri juga memiliki efek
anti bakteri, anti fungi, pembunuh nyamuk, anti

inflamasi dan analgesik (Akhgar,2013).


D. MANGKOKAN

E. DEFINISI
Mangkokan atau daun mangkokan (Nothopanax

scutellarium Merr.) adalah tumbuhan hias pekarangan


dan tanaman obat yang relatif populer di Nusantara.
Namanya mengacu pada bentuk daunnya yang

melengkung serupa
mangkok. Tumbuhan ini sering ditanam sebagai
tanaman hias atau tanaman pagar, tumbuhan ini dapat

ditemukan di ladang atau di tepi sungai karna tanaman


ini tumbuh liar. Daun mangkok jarang atau tidak pernah

berbunga, tumbuhan ini terdapat ditempat yang terkena


sinar matahari dan tumbuh pada ketinggian 1-200 M.

Batang berkayu, bercabang, berbentuk bulat, panjang


dan lurus. Daun tunggal, bertangkai, agak tebal,
bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal

berbentuk jantung, tepi bergerigi, diameter 6-12 cm,


pertulangan menyirip,erwarna hijau tua (Budiharti,

2006).

klasifikasi :

● Kingdom : Plantae
● Subkingdom : Tracheobionta

● Super Devisi : Spermatophyta


● Divisi : Magnoliophyta
● Kelas : Magnoliopsida

● Sub Kelas : Rosidae Ordo : Apiales


● Famili : Araliaceae

● Genus : Nothopanax
● Spesies : Nothopanax scutellarium Merr.

Nama umum Indonesia : Mangkokan, cowekan Nama


Sinonim : N. cochlecltum (Lam.) Miq., polyscias
scutellaria (Burmj.) Fosb., panax cochleatum DC. Nama

Daerah : mamanukan (Sunda), godong mangkokan


(Jawa), puring (Madura). Nusa Tenggara : lanido,

ndalido, ranido, ndari (Roti). Sulawesi : daun mangkok


(Menado), mangko-mangko (Makasar). Maluku: ai lohoi,

ai laun niwel, daun koin, papeda (Ambon), goma matari,


sawoko, rau paroro, lanido. Melayu: daun koin, papeda,
mangkok, memangkokan, pohon mangkok. Nama

simplisia Nothopanacis Scutellarii Folium (daun


mangkokan) (Budiharti, 2006).

F. SHAMPOO
G. DEFINISI SAMPOO

Shampoo adalah sediaan kosmetik dalam bentuk cair,


gel, emulsi, ataupun aerosol yang mengandung
surfaktan sehingga memiliki sifat detergensi, humektan,

dan menghasilkan busa (foaming) (Fonseca, 2005).


Shampoo harus memiliki kemampuan untuk
membersihkan kotoran dari rambut dan kulit kepala

tanpa menghilangkan terlalu banyak sebum (Mitsui,


1997). Selain berguna untuk menghilangkan kotoran,

shampoo juga membuat rambut tetap berkilau dan


mudah diatur (Young, 1972).

H. SYARAT-SYARAT SHAMPOO
● Shampoo yang baik menurut Mitsui (1997) harus
memenuhi persyaratan yaitu :

● Memiliki kemampuan membersihkan yang baik.


● Menghasilkan busa yang banyak (creamy) dan

tahan lama.
● Melindungi rambut dari gesekan selama pencucian

atau keramas.
● Membuat rambut berkilau dan lembut setelah
pemakaian.

● Aman bagi kulit kepala, rambut, dan mata


I. EKSTRAKSI
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-

zat aktif dari bagian tanaman obat, hewan dan


beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Zat-zat aktif

terdapat di dalam sel, namun sel tanaman dan hewan


berbeda demikian pula ketebalannya, sehingga

diperlukan metode ekstraksi dengan pelarut tertentu


dalam mengekstraksinya (Harborne, 1987).Tujuan
ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen

kimia yang terdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini


didasarkan pada prinsip perpindahan massa

komponen zat ke dalam pelarut, dimana perpindahan


mulai terjadi pada lapisan antar muka kemudian

berdifusi masuk ke dalam pelarut (Harborne, 1987).


Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat
bahan dan senyawa yang akan diisolasi. Sebelum

memilih suatu metode, target ekstraksi perlu


ditentukan terlebih dahulu. dapat digunakan
adalah sebagai berikut :

➔ MASERASI

Maserasi merupakan metode seder-hana yang


paling banyak digunakan. Cara ini sesuai, baik
untuk skala kecil maupun skala industri.

Metode ini dilakukan dengan memasukkan


serbuk tanaman dan pelarut yang sesuai ke

dalam wadah inert yang tertutup rapat pada


suhu kamar. Proses ekstraksi dihentikan ketika

tercapai kesetimbangan antara konsentrasi


senyawa dalam pelarut dengan konsentrasi
dalam sel tanaman. Setelah proses ekstraksi,

pelarut dipisahkan dari sampel dengan


penyaringan. Kerugian utama dari metode

maserasi ini adalah memakan ban-yak waktu,


pelarut yang digunakan cukup banyak, dan
besar kemungkinan beberapa senyawa hilang.
Selain itu, beberapa sen-yawa mungkin saja

sulit diekstraksi pada suhu kamar. Namun di sisi


lain, metode maserasi dapat menghindari

rusaknya sen-yawa-senyawa yang bersifat


termolabil (Mukhriani, 2014). Maserasi

dilakukan dengan cara memasukkan 10 bagian


simplisia dengan derajat yang cocok ke dalam
bejana, kemudian dituangi dengan penyari 75

bagian, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari,


terlindung dari cahaya sambil diaduk sekali-kali

setiap hari lalu diperas dan ampasnya


dimaserasi kembali dengan cairan penyari.

Penyarian diakhiri setelah pelarut tidak


berwarna lagi, lalu dipindahkan ke dalam
bejana tertutup, dibiarkan pada tempat

yang tidak bercahaya, setelah dua hari lalu


endapan dipisahkan (Harborne, 1987).
J. KULIT KEPALA,RAMBUT, DAN KETOMBE

Menurut Tresna (2010), bahwa untuk melakukan


perawatan yang baik dan tepat bagi kebersihan,

kesehatan, dan kecantikan kulit kepala dan


rambut, diperlukan pengetahuan dasar tentang

kulit kepala dan rambut itu sendiri. Rambut


merupakan sesuatu yang keluar dari dalam kulit
berbentuk seperti benang tipis. Rambut tidak

mempunyai syaraf perasa, sehingga rambut tidak


terasa sakit kalau dipotong.

➔ Komposisi Rambut
1) Rambut terutama tersusun dari salah satu zat

protein yang disebut keratin atau horney.


2) Susunan kimiawi rambut.

a) Carbon: 50,65%
b) Hydrogen: 6,36%
c) Nitrogen: 17,14%
d) Belerang (sulfur): 5%

➔ Ketombe

Ketombe berwujud sebagai pengelupasan sel


kulit kepala berlebihan ketika proses keratinitas
sel kulit kepala belum sempurna. Sel-sel ketombe

berbentuk sisik tipis berukuran 2-3 mm, disertai


oleh rasa gatal oleh penderitanya (Kusumadewi,

2003). Ketombe dibedakan dalam 2 jenis yaitu :


a. Ketombe Kering (Pityriasis Sicca), yaitu

gangguan berupa sebagian sisik-sisik ketombe


melekat erat, sebagian terlepas disekitarnya.
Pertumbuhan rambut yang menembus lapisan

sisik menimbulkan rasa gatal. Penggarukan


menyebabkan lapisan sisik berhamburan.

b. Ketombe Basah (Pityriasis Steotoides),


gangguan berupa lapisan sisik berwarna putih
kekuning-kuningan yang menempel kuat dan
menyerap sebelum kulit kepala. Bila dikelupas,

timbul bekas disertai rasa gatal. Penggarukan


cenderung menimbulkan luka radang berwarna

kekuningan dan berminyak yang disebut


dermatitis seboroika yang memicu terjasinya

kebotakan.


BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

Seledri (Apium graviolens L.) mengandung


vitamin A dan protein, dan kandungan Daun
mangkokan ( Polycias scutellari) yaitu
tanin,saponin, dan flavonoid.

Kandungan kedua daun sama sama memiliki khasiat


yang bagus untuk perawatan rambut agar rambut tidak
rontok , berketombe, dan wangi.


Bagian yang digunakan untuk formulasi
yang diambil adalah ekstrak daun
tersebut

Sediaan yanh cocok dibuat dari kedua formula utama


tersebut adalah cream shampoo
BAB IV METODE PENELITIAN

● Alat
Alat yang digunakan ialah waterbath, incubator, evaporator, corong
buchner, timbangan analitik, magnetic stirrer, viskosimeter
Brookfield, mortir, ayakan ukuran 50 mesh, spiritus, botol,
mikropipet, penggaris, jangka sorong, spatel, pH meter digital
(Hanna), kawat ose, kertas perkamen, alumunium foil, plastic wrap,
dan alat-alat gelas laboratorium.
● Bahan
Bahan yang digunakan ialah daun seledri (Apium graveolen L.),
alkohol 96%, sodium lauril sulfat, hidroksi propil metil selulosa,
kokamidopropil betain, dinatrium edta, dimethilol dimetil hidantoin,
propilen glikol, akuadest, saboraud dextrose agar (SDA), jamur
Candida albicans kontrol positif (+) ketoconazole, dan larutan
Mc.Farlan, adjust pH.
● PengumpulanTanaman
Tanaman daun seledri dan mangkokan diperoleh dari Malang, Jawa
Timur. Bagian tanaman yang meliputi daun dan batang.
Metode penelitian ini meliputi pengumpulan dan persiapan sampel,
pengolahan dan pembuatan simplisia, ekstraksi, skrining fitokimia,
formulasi sediaan, evaluasi sediaan dan pengujian sediaan terhadap
hewan uji. Bahan-bahan yang digunakan adalah daun seledri, daun
mangkokan, hair tonic Minoxidil 2%, krim hair removal, etanol 95%,
etanol 70%, propilen glikol, asam askorbat, nipagin, menthol,
aquades, amil alkohol, besi (III) klorida, pereaksi mayer, pereaksi
bouchardat, pereaksi dragendrof, asam klorida 2N, asam klorida
pekat, serbuk Mg. Pelaksanaan Penelitian :
1. Ekstraksi Daun Seledri dan Daun Mangkokan menggunakan cara
maserasi.
2. Skrining Fitokimia Ekstrak Daun Seledri dan Daun Mangkokan
meliputi : uji alkaloid menggunakan pereaksi mayer, bouchardat dan
dragendrof, uji saponin, dan tanin.
3.FormulasiSediaanShampoo
sebelum pengujian 600 gram dan setelah pengujian 800 gram.
Pengamatan pertumbuhan rambut pada tiap daerah dilakukan
setelah 21 hari. Rambut kelinci dicabut 3 helai dari tiap daerah uji lalu
dilakukan pencukuran. Rambut yang dicabut kemudian diukur dengan
jangka sorong sedangkan rambut hasil pencukuran ditimbang
beratnya menggunakan neraca analitik
DAFTAR PUSTAKA


Fitria, T., & Saputra, O. (2016). Khasiat Daun Seledri (Apium
graveolens) Terhadap Tekanan Darah Tinggi Pada Pasien
Hiperkolestrolemia. 122.

Fitria, Triola (2016). Khasiat Daun Seledri ( Apium graveolens )


Terhadap Tekanan Darah Tinggi Pada Pasien Hiperkolestrolemia.
Lampung Vol 5

Belia, M.S., YamLean, P.V.y dan Kojong, N.S., Formulasi Dan Uji
Aktivitas Sediaan Sampo Antiketombe Ekstrak Etanol Daun
Alamanda (Allamanda cathartica L.) Terhadap Pertumbuhan Jamur
Candida albicans Secara In Vitro., Journal Program Studi Farmasi
FMIPA UNSRAT., 2016., Manado

Departemen Kesehatan RI., 1978., Materia Medika Indonesia., Jilid


II., Departemen Kesehatan RI., Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia., 1980., Kodeks


Kosmetika Indonesia. Vol.I &II.Jakarta., Departemen Kesehatan
Republik Indonesia., hal. 96-7, 579-81, 591, 601-3.

Departemen Kesehatan RI., 1995., Farmakope Indonesia., EdisiIV.,


Departemen Kesehatan RI., Jakarta.

Departemen Kesehatan RI., 2000., Parameter Standar Umum Ekstrak


Tumbuhan Obat., Departemen Kesehatan RI., Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai