Anda di halaman 1dari 6

Tugas pendahuluan

HAIR TONIC EKSTRAK BELIMBING WULUH

disusun oleh:

1. NINDYA PRATIWI (2108109010005)

2. NURSAPUTRI (2108109010055)

3. ZATIHULWANI (2108109010059)

Dosen Pengajar:

Apt. Nadia Isnaini, S.Farm., M.Sc


199407042022032016

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rambut sebagai mahkota kepala bukan hanya berfungsi sebagai pelindung kepala dari
kondisi buruk lingkungan, namun juga sebagai daya tarik sekaligus simbol kecantikan.
Kecantikan berasal dari kesehatan dan kesehatan akan didapat dari kebersihan, oleh karena
itu kulit kepala dan rambut perlu perawatan sehingga tetap bersih dan sehat. Perawatan
rambut tidak cukup hanya dengan menggunakan shampoo dan conditioner saja, karena
rambut merupakan sel yang hidup maka perlu dipelihara, dirawat, dan diberi pupuk sehingga
dapat tumbuh sehat dan indah. Ketombe merupakan penyakit pada kulit kepala yang sering
dialami oleh banyak orang. Ketombe berupa pengelupasan sel kulit mati pada kulit kepala
secara berlebihan. Efek yang ditimbulkan berupa gatal-gatal bahkan peradangan, sehingga
dapat mengganggu konsentrasi saat melakukan aktivitas. Jamur penyebab ketombe yang
tersering adalah Pityrosporum ovale. Menurut Oktaviani. (2012) Pityrosporum ovale adalah
mikroorganisme yang diduga sebagai penyebab utama ketombe, jamur ini sebenarnya flora
normal di kulit kepala, namun kondisi rambut dengan kelenjar minyak berlebih akan memicu
jamur ini tumbuh subur sehingga dapat menyebabkan tumbuhnya ketombe. Salah satu cara
untuk mengatasi permasalahan ketombe yaitu dapat diatasi dengan pemakaian hair tonic.

Hair tonic adalah produk hair care yang mengandung bahan-bahan ekstrak sesuai
dengan masalah kulit kepala dan rambut.Umumnya hair tonic digunakan untuk mengatasi
masalah kulit kepala seperti ketombe, rambut rontok dan dapat membantu menumbuhkan
folikel rambut yang memiliki aroma menyegarkan dan cukup kuat. Hair tonic dipakai setelah
keramas saat kondisi kulit kepala masih basah, hal ini memudahkan cairan tonik untuk
terserap sempurna di pori-pori dan akar rambut sehingga manfaatnya lebih maksimal. Produk
ini tersedia dalam bentuk cair, gel, atau semi padat yang mengandung minyak dan beberapa
zat kimia yang dapat menimbulkan iritasi pada kulit kepala sehingga pemilihan bahan aktif
hair tonic yang berbahan dasar alami lebih menimbulkan rasa aman bagi penggunanya.
Salah satu bahan aktif alami dalam pembuatan hair tonic dapat diperoleh dari buah belimbing
wuluh.

Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) merupakan salah buah tropis yang berasal dari
Asia Tenggara, salah satunya Indonesia khususnya daerah Aceh. Tanaman buah yang satu ini
termasuk dalam genus Averrhoa dan famili Oxalidaceae ( Suryaningsih,2016). Buah ini
memiliki bentuk lonjong, berwarna hijau kekuningan dan mengandung banyak air. Buah ini
memiliki kandungan oksalat yang tinggi, flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid dengan
komposisi kimia berupa asam amino, asam sitrat, sianidin glukosida, fenol, potasium dan
glukosa yang memiliki beberapa fungsi diantaranya anti mikroba (anti bakteri dan anti
jamur), anti inflamasi, serta anti oksidan (Abraham dan Prasad, 2018). Kandungan Flavonoid
yang terdapat di dalam belimbing wuluh ini dapat berfungsi sebagai anti mikroba sehingga
dapat meminimalisir penyebab ketombe. Flavanoid merupakan golongan terbesar dari
senyawa fenol, senyawa fenol mempunyai sifat efektif menghambat pertumbuhan virus,
bakteri dan jamur sehingga dapat menjaga pertumbuhan flora normal terhadap pengaruh
infeksi dan kerusakan pada kulit kepala.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara memanfaatkan buah belimbing wuluh untuk dijadikan produk hair
tonic sehingga memiliki nilai ekonomi yang tinggi?
2. Bagaimana konsep penyajian produk agar konsumen tertarik dengan hair tonic
ekstrak belimbing wuluh?
1.3 Tujuan Program
1. Memberikan alternatif pemanfaatan buah belimbing wuluh menjadi produk hair
tonic alami yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
2. Menciptakan produk yang aman dan berkualitas dengan harga yang terjangkau di
kalangan masyarakat.
1.4 Manfaat Program
1. Mahasiswa terlibat dalam pengembangan inovasi baru yang memanfaatkan sumber
daya alam sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis di kalangan masyarakat.
2. Terpenuhi kebutuhan produk inovasi dari bahan alam yang aman bagi masyarakat.
1.5 Luaran yang di harapkan
1. Mengurangi dampak pencemaran lingkungan dengan memanfaatkan buah
belimbing wuluh sebagai anti ketombe.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat bahawa buah belimbing wuluh dapat
berpotensi sebagai hair care bahan alami.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) mengandung banyak vitamin C alami
yang berguna sebagai penambah daya tahan tubuh dan perlindungan terhadap sebagai
penyakit. Belimbing wuluh mempunyai kandungan unsur kimia yang disebut asam oksalat
dan kalium. Rahayu (2013) dari hasil pemeriksaan kandungan kimia buah belimbing wuluh
(Averrhoa bilimbi L) mengandung golongan senyawa oksalat, minyak menguap, fenol,
flavonoid, dan pektin. Herbie (2015) menyebutkan batang belimbing wuluh mengandung
saponin, tannin, glukosida, kalsium oksalat, sulfur, asam format, peroksidase. Sedangkan
daunnya mengandung tannin, sulfur, asam format, peroksidase, kalsium oksalat, dan kalium
sitrat. Belimbing wuluh mengandung banyak zat tannin, saponin, glukosida sulfur, asam
format, peroksida, flavonoid, serta terpenoid. Karena rasanya yang sangat masam, sudah bisa
dipastikan bahwa belimbing wuluh juga mengandung banyak vitamin C (Gendrowati, 2015).
Senyawa flavonoid bersifat aktif sebagai antimikroba. Senyawa flavonoid merupakan
salah satu antimikroba yang bekerja dengan menganggu fungsi membran sitoplasma.
Flavanoid merupakan senyawa yang mudah larut dalam pelarut polar seperti etanol, butanol,
dan aseton. Flavanoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol, senyawa fenol
mempunyai sifat efektif menghambat pertumbuhan virus, bakteri, dan jamur. Flavonoid
bekerja dengan cara denaturasi protein sehingga meningkatkan permeabilitas membran sel.
Denaturasi protein menyebabkan gangguan dalam pembentukan sel sehingga merubah
komposisi komponen protein. Fungsi membran sel yang terganggu dapat menyebabkan
meningkatnya permeabilitas sel, sehingga mengakibatkan kerusakan sel jamur. Kerusakan
tersebut menyebabkan kematian sel jamur. Flavanoid merupakan senyawa fenol yang dapat
menyebabkan denaturasi protein dan berfungsi sebagai antibakteri dan antijamur. Denaturasi
protein dapat merusak sel secara permanen dan tidak bisa diperbaiki lagi ( Rahayu, 2013).
Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenolik dengan struktur kimia C6-C3-
C6. Senyawa flavonoida mempunyai kerangka 2-fenilkroman, posisi orto dari cincin A dan
atom karbon dari cincin B dari 1,3-diarilpropan dihubungkan oleh jembatan oksigen sehingga
membentuk suatu cincin heterosiklik yang baru (cincin C). Aglikon flavonoida berupa
senyawa polifenol, karena itu mempunyai sifat kimia senyawa fenol, yaitu bersifat sedikit
asam dan dapat larut dalam basa. Flavonoida merupakan senyawa polar karena mempunyai
sejumlah gugus hidroksil bebas, atau suatu gula sehingga flavonoida dapat larut dalam
pelarut polar seperti etanol, metanol, aseton, dimetilsulfoksida, dimetilformamida, dan air.
Kandungan utama flavonoid daun singkong adalah rutin yang merupakan glikosida kuersetin
dengan disakarida yang terdiri dari glukosa dan shamnosa (Sukrasno dkk, 2007).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan antara lain: mortar besar & alu, gelas ukur, erlenmeyer, gelas
bekker, pipet tetes, batang pengaduk, spatula, sudip, penangas air, bejana maserasi,
corong bushner,kertas saring dan rotary evaporator.
Bahan yang digunakan antara lain: ekstrak belimbing wuluh, minyak jeruk, minyak
zaitun, minyak ekaliptus, asam salisilat, akuades, dan etanol 95%.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Pembuatan ekstrak belimbing wuluh
Belimbing wuluh di cuci dengan air mengalir, kemudian di potong-potong
untuk memperkecil ukuran partikel. Selanjutnya dimasukkan ke dalam erlenmeyer
dan ditambahkan etanol 95% sampai semua belimbing wuluh terendam. Belimbing
wuluh dimaserasi selama 1 hari, kemudian disaring menggunakan kertas saring.
Ampas belimbing wuluh ditambahkan etanol 95% dan dilakukan maserasi kembali
selama 1 hari dan disaring. Filtrat 1 dan filtrat 2 dicampur dan dikentalkan diatas
penangas air hingga diperoleh ekstrak yang kental.
3.2.2 Pembuatan hair tonic
Ekstrak dari belimbing wuluh dan asam salisilat dilarutkan dengan etanol,
kemudian ditambahkan minyak zaitun dan minyak ekaliptus ke dalam campuran dan
dilarutkan hingga homogen. Selanjutnya ditambahkan minyak jeruk ke dalam
campuran, kemudian campuran dibiarkan selama 2 hari lalu disaring menggunakan
kain kasa dan dimasukkan ke dalam wadah.

Anda mungkin juga menyukai