Anda di halaman 1dari 11

PEMANFAATAN JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIIFOLIA)

DAN MINYAK ATSIRI SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN


HANDSANITIZER ALAMI DALAM BENTUK SPRAY

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA PELAJARAN RISET

Disusun Oleh:

ANGGER DHAMAR RAMADHAN (0061303601)


M.REVAN EKA PERMANA (0061134131)
MUHIMATUS SHOLIKHAH (0063715777)
SEVILLA ZAULIA AZZAHRA (0072885932)

DEPARTEMEN AGAMA RI
MADRASAH ALIYAH NEGERI KOTA SURABAYA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis Ilmiah Riset :

PEMANFAATAN JERUK NIPIS (CITRUS


AURANTIIFOLIA) DAN MINYAK ATSIRI SEBAGAI
BAHAN PEMBUATAN HANDSANITIZER ALAMI
DALAM BENTUK SPRAY

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Riset

Disusun Oleh :

ANGGER DHAMAR RAMADHAN (0061303601)


M.REVAN EKA PERMANA (0061134131)
MUHIMATUS SHOLIKHAH (0063715777)
SEVILLA ZAULIA AZZAHRA (0072885932)

Telah disahkan/disetujui pada, ____________________2022


Oleh,
Guru Mata Pelajaran Riset
MAN Kota Surabaya

ERVINA FADHILATUL ISHMA, S.P


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Salah satu cara untuk menjaga
kesehatan adalah dengan mengurangi resiko terjadinya infeksi pada tubuh. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh CDC (Center of Diseases Control) dilaporkan bahwa untuk mengurangi tingkat
infeksi secara keseluruhan dan mengurangi perpindahan organisme yang kebal terhadap mikroba,
cara yang paling baik adalah dengan menjaga kebersihan tangan, karena tangan merupakan
perantara masuknya mikroba yang baik ke dalam tubuh. Terdapat banyak cara sederhana untuk
membersihkan tangan seperti menggunakan sabun dengan air, sapu tangan dan lain-lain. Namun
seiring dengan semakin dinamisnya kehidupan manusia modern yang menuntut serba praktis dan
dengan semakin berkembangnya teknologi, maka cara untuk membersihkan tangan pun
berkembang, yaitu dengan cara menggunakan cairan pembersih tangan yang mengandung antiseptik
atau dikenal dengan nama hand sanitizer yang sudah tersedia dalam berbagai kemasan dan merek di
pasaran. Dalam beberapa hasil penelitian terbukti bahwa hand sanitizer sangat efektif untuk
mengurangi insidensi penyakit gangguan pencernaan (Sandora TJ, et al. 2004). Juga dilaporkan
bahwa hand sanitizer efektif untuk mengurangi angka tidak masuk sekolah pada anak-anak sekolah
(Hammond B, et al. 2000).
Bahan antiseptik yang digunakan dalam formula sediaan hand sanitizer adalah dari golongan
alkohol. Alkohol banyak digunakan sebagai antiseptik/disinfektan untuk disinfeksi permukaan kulit
yang bersih dan tidak untuk luka. Alkohol sebagai disinfektan mempunyai aktivitas bakterisidal
yang bekerja terhadap berbagai jenis bakteri, tetapi tidak terhadap virus dan jamur.
Berdasarkan komposisi sediaan hand sanitizer yang memiliki banyak efek samping yang
merugikan seperti: iritasi, kekeringan, dan mudah terbakar, maka banyak diciptakan produk-produk
topikal berbahan aktif dari bahan alam. Terdapat beberapa kelebihan sediaan yang berasal dari
bahan alam, sediaan hand sanitizer yang berasal dari bahan alam lebih aman untuk digunakan, tidak
mengandung zat kimia berbahaya, tidak merusak pernafasan, dan aman untuk anak-anak. Salah satu
bahan alam yang dapat digunakan sebagai alternatif dari penggunaan bahan aktif alkohol adalah
minyak atsiri yang akhir-akhir ini menarik perhatian dunia, hal ini dikarenakan minyak atsiri dari
beberapa tanaman terbukti bersifat aktif biologis sebagai antibakteri dan anti jamur termasuk
minyak atsiri daun jeruk nipis.
Minyak atsiri atau disebut juga volatil oil atau essential oil adalah istilah yang digunakan
untuk minyak mudah menguap yang diperoleh dari dalam tanaman (daun, bunga, buah, kulit batang
dan akar). Minyak atsiri ini memiliki sifat yang tidak larut dengan air. Saat ini telah berkembang
sistem mikroemulsi, sehingga bahan minyak-minyakan yang bersifat sukar bercampur dengan air
termasuk minyak atsiri, jika dicampur dengan menggunakan sistem mikroemulsi ini hasilnya akan
tampak seperti larutan .
Pada penelitian ini akan dikembangkan formulasi hand sanitizer dengan bahan aktif minyak
atsiri daun jeruk nipis. Agar sediaan hand sanitizer berbahan baku minyak atsiri daun jeruk nipis ini
menjadi lebih aseptable maka pada penelitian ini akan dibuat dalam bentuk sediaan mikroemulsi.
Selanjutnya untuk menguji efektifitas hand sanitizer sebagai antibakteri, digunakan bakteri
Escherichia coli, sedangkan sebagai pembanding sediaan hand sanitizer dipilih salah satu hand
sanitizer yang sudah beredar di pasaran.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimana cara pembuatan handsanitizer dari jeruk nipis dan minyak atsiri?
1.3 Tujuan penelitian
Untuk mengetahui apakah formulasi Hand sanitizer minyak atsiri daun jeruk nipis bentuk
mikroemulsi mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli secara in
vitro.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Untuk memberikan informasi yang tepat tentang kandungan bahan aktif minyak atsiri
tanaman jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang digunakan pada Hand sanitizer bentuk spray.
2. Untuk memberikan informasi yang tepat tentang salah satu manfaat dari tanaman Citrus
aurantifolia yakni sebagai antimikroba dalam sediaan Hand Sanitizer bentuk spray.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jeruk nipis

Gambar 1. Jeruk nipis

Jeruk nipis merupakan salah satu tanaman perdu yang memiliki tinggi 3,5 meter. Tanaman
ini memiliki akar tunggang, berbentuk bulat dan berwarna putih kekuningan. Tanaman ini memliki
batang berkayu, bulat, berduri, dan berwarna putih kehijauan. Tanaman ini memiliki daun yang
majemuk, berbentuk bundar atau melonjong, pangkal membundar atau menumpul dengan ujung
tumpul dan tepi beringgit, dengan pertulangan daun menyirip. Bagian bunga majemuk atau tunggal,
terletak di ketiak daun atau ujung batang. Buah jeruk nipis berbentuk bulat dengan diameter 3,5 – 5
cm. Pada saat masih muda jeruk nipis berwarna hijau muda dan akan berubah warna menjadi kuning
saat buah sudah tua (Herbie, 2015).
Jeruk nipis mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat, misalnya: asam sitrat,
asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen,
gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nonildehid), damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium,
fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Selain itu, jeruk nipis juga mengandung senyawa saponin
dan flavonoid yaitu hesperidin (hesperetin 7-rutinosida), tangeretin, naringin, eriocitrin, eriocitrocide.
Hesperidin bermanfaat untuk antiinflamasi, antioksidan, dan menghambat sintesis prostaglandin.
Hesperidin juga menghambat azoxymethane (AOM) yang menginduksi karsinogenesis pada colon
kelinci, dan juga menghambat N-butil-N-(4-hidroksi-butil) nitrosamin yang menginduksi
karsinogenesis pada kandung kemih tikus (Chang, 2001). Jeruk nipis juga mengandung 7% minyak
essensial yang mengandung citral, limonen, fenchon, terpineol, bisabolene, dan terpenoid
lainnya. Guo, et al. (2006)
Pemanfaatan jeruk nipis sebagai obat telah dilakukan sejak lama. Hampir seluruh bagian
dari tanaman ini dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional. Bagian daun jeruk nipis dapat
dimanfaatkan sebagai obat demam dengan cara merebus 2-4 genggam daun jeruk nipis di dalam 2-4
gelas air. Air rebusan tersebut dapat digunakan untuk mengompres dahi pasien demam. Bagian akar
jeruk nipis dapat digunakan sebagai obat disentri dan ambeien dengan cara merebus akar jeruk nipis
di dalam air. Air rebusan akar kemudian disaring dan diminum secara teratur. Bagian buah jeruk
nipis cukup sering digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional. Dalam pemanfaatannya buah
jeruk nipis cukup diolah dengan cara diperas saja. Kemudian air perasan jeruk nipis ditambahkan
dengan bahan alamilainnya yang dapat digunakan sebagai obat. Buah jeruk nipis
umumnyadimanfaatkan sebagai obat batuk, influenza, sakit panas, sembelit, sesaknapas, amandel,
malaria, terlambat datang bulan, hingga mengurangi rasa sakit pada saat datang bulan (Putra, 2015).
Buah jeruk nipis memiliki permukaan yang kasar dengan warna hijau hingga kekuningan
yang disebut sebagai epikarp atau flavedo, yang mana melapisi buah dan melindungi buah dari
kerusakan. Kelenjar pada lapisan ini mengandung minyak esensial yang memberikan aroma khas
pada setiap jenis jeruk. Pada bagian di bawah kulit jeruk terdapat lapisan berwarna putih, tebal,
dengan tekstur spons yang disebut mesokarp atau albedo, yang mana gabungan dari epikarp dan
mesokarp inilah yang menyusun kulit pada buah jeruk nipis. Pada bagian kulit jeruk nipis
mengandung senyawa flavonoid yaitu naringin, hesperidin, naringenin, hesperitin, rutin, nobiletin,
dan tangeretin (Adindaputri, Purwanti dan Wahyudi, 2013). Pada bagian dalam terdapat bulir buah
yang dipisahkan menjadi berbagai segmen atau kantung jus (dengan atau tanpa biji) oleh lapisan film
tebal yang disebut sebagai endokarp. Bagian ini mengandung gula terlarut, asam askorbik, pektin,
fiber,
bebagai asam organik, dan garam potassium yang memberikan karakter rasa pada buah jeruk nipis
(Okwu, 2008)
Tanaman Citrus aurantifolia.Swingle dikenal di pulau Sumatra dengan nama Kelangsa
(Aceh), di pulau Jawa dikenal dengan nama jeruk nipis (Sunda) dan jeruk pecel (Jawa), di pulau
Kalimantan dikenal dengan nama lemau nepi, di pulau Sulawesi dengan nama lemo ape, lemo kapasa
(Bugis) dan lemo kadasa (Makasar), di Maluku dengan naman puhat em nepi (Buru), ahusi hisni,
aupfisis (Seram), inta, lemonepis, ausinepsis, usinepese (Ambon) dan Wanabeudu (Halmahera)
sedangkan di Nusa tenggara disebut jeruk alit, kapulungan, lemo (Bali), dangaceta (Bima),
mudutelong (Flores), mudakenelo (Solor) dan delomakii (Rote).(Cristim 2019).
2.2 Minyak atsiri

Gambar 2. Minyak Atsiri


Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini disebut juga
minyak menguap, minyak eteris, minyak esensial karena pada suhu kamar mudah menguap.(Dwinna
Rahmi 2018)
Minyak atsiri umumnya sebagian besar mengandung senyawa hidrokarbon yang merupakan
isomer terpena.Secara kimia, terpen minyak atsiri dipilah menjadi 2 golongan, yaitu berupa
isoprenoid : Monoterpen (C10), dengan titik didih 140˚- 180˚ ; Seskuiterpen (C15), dengan titik didih
>200˚Berdasarkan teori polimerisasi 2 atau 3 molekul dari hidrokarbon tak jenuIsoprena (C5H8),
menghasilkan monoterpen C10H16 atau seskuiterpen C15H24.(UHAMKA,team dosen praktikum
farmakognosi,2021)
Umumnya minyak atsiri dioleskan untuk mengobati luka dan infeksi kulit, penangkal gigitan
berbisa,mengobati batuk, demam, kudis, meredakan nyeri otot, dan gangguan pencernaan. Stres,
insomnia, asma, dan beberapa gangguan pernafasan juga dapat disembuhkan melalui pengaplikasian
minyak atsiri aromaterapi.(UNAIR,lena saputri,2021)
Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari daun, bunga, buah,
biji, batang atau kulit dan akar atau rhizome. Berbagai macam tanaman yang dibudidayakan atau
tumbuh dengan sendirinya di berbagai daerah di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk diolah
menjadi minyak atsiri, baik yang unggulan maupun potensial untuk dikembangkan.(Amelia Riskita
2022)
Minyak atsiri asalnya diambil dari bagian-bagian tanaman seperti
daun,buah,biji,bunga,akar,rimpang,kulit kayu,bahkan seluruh bagian tanaman.Minyak atsiri selain
dihasilkan oleh tanaman,dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau dibuat secara
sintetis.(Dr.Molide Rizal 2009)
2.3 Handsanitizer

Gambar 3. Handsanitizer Spray


Hand Sanitizer merupakan pembersih tangan yang memiliki kemampuan antibakteri dalam
menghambat hingga membunuh bakteri (Retnosari dan Isdiartuti, 2006). Hand sanitizer spray
merupakan pembersih tangan berbentuk spray untuk membersihkan atau menghilangkan kuman
pada tangan yang mengandung bahan aktif irgasan DP 300 : 0,1% dan alkohol 60%.(Diana 2012)
Handsanitizer mengandung senyawa bahan kimia dengan konsentrasi 96 % ml. Hidrogen
peroksida atau H2O2 kadar 3 %.Gliserol dengan konsentrasi 98 % , aqua dest. (Siti Nur Aeni 2020)
Manfaat handsanitizer spray: Mencegah Berbagai Penyakit Menular Selain Covid-19, seperti flu,
batuk dan udara dari luar, Membersihkan Permukaan Jam Tangan, HP, dan Kacamata, Menghilangkan Sisa
Stiker, Mengatasi Noda pada Kain Sebelum Dicuci, Mengurangi Rasa Gatal Akibat Gigitan Serangga,
Membersihkan Peralatan Makeup.(Despasya Yonada 2022)
Disinfektan dalam bentuk cair diketahui mampu bekerja dalam waktu kurang dari 15 detik.
Keunggulan lainnya dari jenis hand sanitizer ini adalah mudah kering ketika disemprotkan ke
tangan.(Siti Nur Aeni 2020)
Hand sanitizer yang berbentuk cair atau spray lebih efektif dibandingkan hand sanitizer gel
dalam menurunkan angka kuman pada tangan.(Gusti Aditya 2020)

B. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan tinjauan Pustaka dapat diduga bahwa jeruk nipis (CITRUS AURANTIIFOLIA)
dan minyak atsiri dapat digunakan untuk membuat handsanitizer spray.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimental deskriptif dan observasional untuk

mengetahui bahwa jeruk nipis (CITRUS AURANTIIFOLIA) dan minyak atsiri dapat digunakan
sebagai bahan pembuatan handsanitizer spray.

B. DEFINISI PENELITIAN
 Variabel bebas : Jeruk nipis (Citrus Aurantiifolia) dan minyak atsiri.
 Variabel terikat : Bahan-bahan pembuatan handsanitizer spray (Alkohol 60%, , Aqua
dest, )
 Variabel kontrol : Produk handsanitizer alami dalam bentuk spray Mampu bekerja

dalam waktu kurang dari 15 detik. Dan mudah kering Ketika


disemprotkan ke tangan.

C. POPULASI DAN SAMPEL


 Populasi : Jeruk nipis (CITRUS AURANTIIFOLIA) diambil dari tanaman
rumah
dan minyak atsiri yang di jual ditoko offline/ online di Indonesia

 Sampel : 2 buah Jeruk nipis (CITRUS AURANTIIFOLIA), 2 ml


minyak atsiri,
dan beberapa bahan tambahan seperti alkohol yang dibuat menjadi
handsanitizer spray alami yang diuji cobakan ke 10 responden.

D. INSTRUMEN PENELITIAN
1. Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu:
 Botol spray 50 ml
 Sendok
 Saringan
 Gelas
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
 2 buah Jeruk nipis
 2 ml Minyak atsiri ( rebusan batang sereh )
 Alkohol 60%
 Aqua dest

E. CARA PENELITIAN
1. Pembuatan bahan penelitian
 Disiapkan alat dan bahan
 Tumbuk 2 batang sereh
 Rebus batang sereh yang sudah ditumbuk
 Tuangkan air rebusan sereh ke gelas
 Belah jeruk nipis menjadi 2 bagian
 Peras potongan jeruk nipis ke saringan
 Campurkan aqua dest, alkohol, air perasan jeruk nipis dan minyak atsiri
 Diaduk hingga rata
 Tuangkan ke botol spray
 Tutup botol spray
 Beri label kemasan pada botol handsanitizer spray
2. Pengujian responden
 Siapkan handsanitizer spray
 Semprotkan handsanitizer ke telapak tangan responden
 Ditanyakan kepada responden tentang baunya, sensasinya, warnanya
 Dicatat hasilnya pada table pengamatan

F. TEMPAT DAN WAKTU


1. Tempat :
Rumah Angger, Jl. Kembang kuning kulon Gg 3 No 31 Sawahan Surabaya
2. Waktu :
Februari- Maret 2023
G. ANALISIS HASIL
Dari penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan hasil secara kualitatif bahwa
handsanitizer alami dalam bentuk spray dari jeruk nipis dan minyak atsiri dapat bekerja dalam
waktu kurang 15 detik dan mudah kering ketika disemprotkan ke tangan.

Anda mungkin juga menyukai