Anda di halaman 1dari 5

TUGAS FITOTERAPI

TANAMAN YANG BISA DIGUNAKAN SEBAGAI KOSMETIKA (TONER)


Abstrak
Toner merupakan sediaan berbentuk cairan yang fungsinya untuk menyegarkan serta
membersihkan debu atau kotoran dari wajah. Toner biasanya digunakan setelah mencuci
wajah dengan sabun pembersih. Fungsi lain toner yaitu untuk menyeimbangkan pH kulit
yang cenderung basa akibat dari sabun. Selain itu toner juga dapat menjadi antiseptik ringan
untuk wajah serta mampu membantu menutup pori-pori wajah. Review bertujuan untuk
membahas tanaman yang bisa digunakan sebagai kosmetika khususnya toner berdasarkan
literatur. Pada review artikel ini digunakan literatur online yang didapat dari jurnal publikasi
lokal maupun internasional yang diperoleh dari penyedia jurnal di internet. Tanaman
tradisional yang bisa digunakan sebagai kosmetika toner seperti Pegagan (Centella asiatica),
Mugwort (Artemisia vulgaris L.), Chamomile (Matricaria chamomilla), dan Saffron (Crocus
sativus).
Kata Kunci : tanaman tradisional, fitoterapi, kosmetika, toner.

I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah,
dan masyarakat Indonesia sejak dahulu memanfaatkan tumbuhan sebagai pengobatan
tradisional baik itu untuk mengobati penyakit maupun perawatan kulit. Pemanfaatan
ketersediaan hayati menurut catatan word health organization (WHO) sangat besar,
diperkirakan hampir 80% dari umat manusia terutama di negara-negara yang sedang
berkembang masih menggantungkan dirinya pada tumbuh-tumbuhan sebagai bahan obat
untuk menjaga kesehatannya.
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar), atau gigi
dan membran mukosa mulut, terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah
penampilan, dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
kondisi baik (Sari & Diana, 2017). Wajah merupakan bagian terpenting dalam struktur
anatomi tubuh manusia. Wajah yang kurang bersih rentan akan gangguan kesehatan, baik
yang disebabkan oleh produksi kelenjar minyak berlebihan, faktor hormonal dan aktivitas
sehari-hari didalam maupun diluar rumah.
Toner merupakan sediaan berbentuk cairan yang fungsinya untuk menyegarkan serta
membersihkan debu atau kotoran dari wajah. Toner biasanya digunakan setelah mencuci
wajah dengan sabun pembersih. Fungsi lain toner yaitu untuk menyeimbangkan pH kulit
yang cenderung basa akibat dari sabun (Sahara et al., 2021). Selain itu toner juga dapat
menjadi antiseptik ringan untuk wajah serta mampu membantu menutup pori-pori wajah
(Hasanah & Novian, 2020).
II. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan pada review artikel ini adalah mengumpulkan data tanaman
yang diteliti dapat digunakan sebagai kosmetika toner. Data diambil dari berbagai literatur
dalam bentuk online baik dari jurnal publikasi lokal maupun internasional. Literatur
didapatkan dari penyedia artikel atau jurnal yang ada di internet seperti google schoolar.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Pegagan (Centella asiatica)
Tanaman daun Pegagan (Centella asiatica [Linn] urb.) salah satunya yaitu bisa di
gunakan sebagai obat kulit, selain itu pegagan juga mengandung senyawa asiaticoside.
Senyawa ini masih bagian daro triterpenoid. Fungsinya menguatkan sel-sel kulit dan
meningkatkan perbaikannya, menstimulasi sel darah dan sistem imun, dan tergolong sebagai
salah satu antibiotika yang alami (Sari & Diana, 2017). Pegagan mengandung makronutrien,
mineral dan phytonutrrien. Makronutrien dalam pegagan yaitu protein, karbohidrat, dan serat.
Mineral pada pegagan yaitu natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfor dan zat besi,
pegagan juga mengandung vitamin C, Vitamin B1 (Thiamine), Vitamin B2 (Riboflavin),
Vitamin B3 (Niacin), Caroten, dan Vitamin A. Phytonutrien dalam pegagan yaitu
triterpenoid, carotenoid, glycosida, flavonoid, alkaloid, minyak atsiri, dan fatty oil. Ekstrak
metanol herba pegagan dalam sebuah penelitian memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50
481,64 ppm (antioksidan sedang) yang artinya pegagan mampu menjaga dan mengurangi
kerusakan pada DNA, dengan adanya efek antioksidan ini pegagan sekarang sering dijadikan
sediaan kosmetika (Mareta, 2020).
a. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
Salah satu tanaman indonesia yang dapat digunakan untuk membuat sediaan face toner
adalah daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L) yang merupakan tnaman buah dari
Indonesia yang dapat ditemukan juga di daratan Malaya. Tanaman ini banyak tumbuh di
pekarangan rumah dan dibudidayakan termasuk dalam jenis tumbuhan yang mudah
dibudidadayak. Belimbing wuluh merupakan tumbuhan berjenis pepohonan yang hidup di
ketinggian 5-500 meter di atas permukaan laut. Batangnya memiliki ketinggian mencapai ±15
meter dengan percabangan yang sedikit. Belimbing wuluh memiliki rasa masam, biji
berbentuk gepeng, dan apabila sudah masak airnya banyak. Belimbing wuluh dapat
digunakan sebagai sediaan kosmsetik karena karena daun mengandung beberapa zat aktif
yang berperan sebagai zat antibakteri. Senyawa-senyawa kimia tersebut diantaranya
Flavonoid, Glukosida, Tanin, Asam Formiat, Asam Sitrat, dan beberapa mineral (terutama
kalsium dan kalium), dimana salah satu fungsi dari senyawa flavonoid dan tanin dapat
berfungsi sebagai antibakteri untuk penyakit kulit.
b. Jeruk
c. Mawar (Rosa sherardi)
Tanaman ini banyak ditanam di halaman rumah sebagai tanaman hias karena penampilannya
yang cantik, anggun dan wangi. Mawar merupakan mawar jenis perdu dengan tinggi 2 meter ini
berasal dari Eropa tenggara. Spesies ini mudah dikenali dari daunnya yang berbulu dan berwarna
abu-abu, sementara bunganya berwarna merah tua dan sangat wangi.. Selain memiliki daya tarik
pada tampilannya yang sangat cantik tanaman mawar dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan baku
produk lain, seperti kosmetik (Sangjadi et al., 2017). Mawar mengandung mengandung sitral,
sitronelol, geraniol, linalol, nerol, eugenol, feniletilalkhol, farnesol, dan nonilaldehida efek
farmakologis yang terdapat dalam bunga mawar di percaya dapat bermanfaat untuk mengurangi
jerawat.
d. Sereh Wangi
e. Sayang jepri
f. Ayang ijep

B. Saffron (Crocus sativus)


Tanaman saffron atau Crocus sativus termasuk dalam famili Iridaceae. Saffron
mengandung crocin, picrocrocin, antosianin, flavonoid kaempferol, terpenoid, vitamin, asam
amino, protein, pati, mineral. Selain itu juga mengandung karotenoid seperti zeaxanthin,
likopen, dan karoten. Tiga senyawa biologis aktif utama yang terkandung dalam saffron
adalah crocin, (pigmen karotenoid yang bertanggung jawab atas warna kuning-orange),
picrocrocin yang berfungsi sebagai pembawa rasa saffron yaitu rasa pahit, dan safranal
(senyawa volatil yang bertanggung jawab atas aroma dan bau yang spesifik pada safron).
(Mzabri et al., 2019).
Kosmetika berbahan putik bunga saffron menjadi perhatian oleh ahli kecantikan
karena banyak mengandung manfaat untuk kulit dan saat ini kosmetika berbahan putik bunga
saffron (Crocus Sativus) banyak digemari oleh masyarakat karena mengandung bahan zat
aktif yang dapat bermanfaat untuk perawatan kulit wajah. Pengobatan tradisional
menggunakan saffron dapat menyegarkan kulit wajah dan dapat digunakan untuk penyakit
erisipelas dan selain itu dapat mengobati jerawat, luka dan penyakit kulit lainnya. Selain itu
manfaat dari putik bunga saffron adalah sebagai anti-UV, mengobati flek hitam, anti aging
dan sebagai pewarna alami untuk pembuatan kosmetik. Putik bunga saffron mengandung
Vitamin C, Zinc dan Flavonoid .Vitamin C yang terdapat dalam putik bunga saffron (Crocus
Sativus) berperan sebagai komponen protein pengikat retinol, Zinc/seng berperan penting
untuk mengalirkan vitamin A dalam darah.. Flavonoid mempunyai kemampuan untuk
depigmentasi/mencerahkan yaitu dengan cara menghambat secara langsung aktivitas
tirosinase pada proses melanogenesis (Salvi & Minerva, 2021).

Gambar 5. Safron (Crocus sativus) (Mzabri et al., 2019).

IV. Kesimpulan
Tanaman tradisional yang bisa digunakan sebagai kosmetika toner yaitu Pegagan
(Centella asiatica), Mugwort (Artemisia vulgaris L.), Chamomile (Matricaria chamomilla),
dan Saffron (Crocus sativus).
DAFTAR PUSTAKA

Alireza, M. 2012. Antimicrobial Activity and Chemical Composition Of Essential Oils

Anda mungkin juga menyukai