Anda di halaman 1dari 11

LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM)

PRAKTIKUM BIOKIMIA 2

DISUSUN OLEH:
DRS. MADE SUKARYAWAN, M.Si., Ph.D
Kelompok 4A Indralaya

DR. DIAH KARTIKA SARI, M.Si


1. Angelina Cristin Faomasi Waruwu (06101282025041)
Kelompok 4A Indralaya
1. Angelina Cristin Faomasi Waruwu (06101282025041)
2. Leni Marlina (06101282025027)
3. Luthiah Trinanda (06101282025043)
4. Tengku Kana Azelia Azzahra (06101282025023)

LAPORAN 7
PRAKTIKUM METABOLISME DAN INFORMASI GENETIK

1. Nomor percobaan :7
2. Nama percobaan : Pembuatan Hand Sanitizer dari Ekstrak Daun Sambiloto
dan Daun Siri Sebagai Antiseptik
3. Uji / Sampel : Ekstrak Sambiloto dan Ekstrak Daun Sirih

4. Teori Percobaan

Handsanitizer merupakan salah satu bahan antiseptik yang sering digunakan


masyarakat sebagai media pencuci tangan yang praktis. Penggunaan handsanitizer lebih
efektif dan efisien bila dibanding dengan menggunakan sabun dan air sehingga
masyarakat banyak yang tertarik menggunakannya. Adapun kelebihan hand sanitizer
dapat membunuh kuman dalam waktu relatif cepat, karena mengandung senyawa
alkohol (etanol, propanol, isopropanol) dengan konsentrasi ± 60% sampai 80% dan
golongan fenol (klorheksidin, triklosan). Senyawa yang terkandung dalam hand
sanitizer memiliki mekanisme kerja dengan cara mendenaturasi dan mengkoagulasi
protein sel kuman. Hand sanitizer dapat membantu melarutkan triklosan. Menurut hasil
penelitian penelitian Rini (2018) bahwa antiseptik pada beberapa merk dengan kadar
alkohol 60-70% tanpa tambahan zat antibakteri lainnya memiliki sifat yang lebih polar,
sehingga diameter daya hambat yang dihasilkan lebih besar pada bakteri
Staphylococcus aureus. Golongan fenol yang digunakan dalam hand sanitizer pada
umumnya berupa triklosan dengan kadar 0,05% sampai dengan 2%.Menurut Food and
Drug Administration (FDA), alcohol yang terdapat pada handsanitizer memiliki
kemampuan aktivitas bakteorisida yang baik terhadap bakteri Gram positif dan Gram
negatif sehingga mampu menghilangkan kuman kurang dari 30 detik.
Ekstrak tumbuhan memiliki aktivitas antimikroba yang sangat membantu dalam
penyembuhan. Tumbuhan sirih merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki
kemampuan sebagai antibakteri. Dengan adanya kemampuan tersebut, daun sirih sering
digunakan sebagai obat batuk, obat cacing, dan antiseptik luka. Daun sirih mengandung
senyawa flavonoid, polifenol, tannin dan minyak atsiri. Kandungan minyak atsiri dalam
ekstrak daun sirih sebesar 4,2%, hal tersebut menyebabkan ekstrak daun sirih
mempunyai kemampuan efektifitas antibakteri yang tinggi. Daun sirih mempunyai
aroma yang khas karena daun sirih mengandung minyak atsiri, air, protein, vitamin A,
vitamin B, vitamin C, iodium, gula serta pati. Di dalam minyak atsiri mengandung fenol
alam yang memiliki daya antiseptik 5 kali lebih kuat daripada fenol biasa namun tidak
sporasid.
Tanaman yang dapat dimanfaatkan gelnya serta berpotensi sebagai antiseptik
adalah tanaman Aloe vera. Gel Aloe vera memiliki kandungan saponin, flavonoid, tanin
dan polifenol yang mempunyai aktivitas sebagai antiseptik. Kandungan utama dari
daun sambiloto, seperti lakltone berupa deoxy-andrographolide, andrographolide (zat
pahit), neoandrographolide, 14-deoxy-11,12 didehydroandrographolide, dan
homoandrographolide. Andrographolide dipercaya dapat melawan penyakit.
Disamping itu, daun sambiloto mengandung saponin, alkaloid, flavonoid, dan tannin.
Kandungan kimia lain yang terdapat pada daun sambiloto adalah paniculin, dan
kalmegin. Sambiloto secara farmakologis mempunyai sifat antara lain antiradang,
analgesik, antiinflamasi, antibakteri, antimalaria, hepatoprotektif, penawar racun,
menstimulasi sistem imun, menghambat sel tumor, serta untuk pengobatan antara lain
pengobatan untuk penyakit hepatitis, radang paru, TBC paru, diare, kencing nanah, dan
tipus abdominalis.

5. Prosedur Percobaan

a) Cara Kerja

1) Sterilkan botol yang akan digunakan.

2) Satu batang lidah buaya diperas sarinya dan disaring.

3) Ukur etanol 96% sebanyak 80 ml, kemudian masukkan ke dalam wadah.

4) Lalu ukur gliserol sebanyak 4 ml, masukkan ke dalam wadah yang sama.
5) Ukur 10 ml sari lidah buaya yang telah dibuat tadi. Campurkan bahan bahan
tersebut hingga benar - benar homogen.
6) Tambahkan ekstrak daun sambiloto 10 ml dan minyak esential (1-2 tetes), aduk
hingga homogen.
7) Semua bahan yang telah dicampurkan tadi dimasukan kedalam botol yang telah
disiapkan dan beri label.
8) Lakukan langkah 1-7 pada ekstrak daun sirih.

b) Diagram Alir
Sterilkan botol yang akan digunakan.

Satu batang lidah buaya diperas sarinya dan disaring.

Timbang ekstrak sambiloto sebanyak 5 gr. (konsentrasi 50%)

Larutkan ekstrak sambiloto dengan etanol 96% kemudian saring

Ukur etanol 96% sebanyak 80 ml, kemudian masukkan ke dalam wadah

Lalu ukur gliserol sebanyak 4 ml, masukkan ke dalam wadah yang sama

Ukur 10 ml sari lidah buaya yang telah dibuat tadi. Campurkan bahan bahan
tersebut hingga benar-benar homogen

Tambahkan ekstrak sambiloto 10 ml dan minyak esential (1-2 tetes), aduk


lagi hingga homogen

Semua bahan yang telah di campurkan tadi, dimasukkan ke dalam botol


yang telah disiapkan dan beri label.
Lakukan langkah 1 - 9 pada ekstrak daun sirih

6. Alat dan Bahan yang Digunakan


Alat yang digunakan :
1. Botol 100ml 5. Gelas Beaker

2. Corong 6. Spatula

3. Erlenmeyer 7. Saringan

4. Gelas Ukur

Bahan yang digunakan :

1. Alkohol 70%

2. Gliserol

3. Ekstrak Daun Sirih

4. Ekstrak Daun Sambiloto

5. Lidah buaya

6. Essensial Oil
7. Pengamatan/Hasil

a. Pengamatan
No Perlakuan Pengamatan

1 Potong dan saring lidah buaya yang


sudah di cuci

2 Ukur etanol 96% sebanyak 80 ml dan


masukan ke dalam erlenmeyer

3 Ukur gliserin sebanyak


4ml dan masukan kedalam
erlenmeyer
4 Ukur lidah buaya sebanyak 10mll dan
masukan kedalam erlenmeyer

5 Ukur Ekstrak daun sirih/sambiloto


sebanyak 10 ml dan masukan kedalam
erlenmeyer

6 Ukur essensial oil rasa lemon fresh


sebanyak 1-2 tetes dan masukan
kedalam erlenmeyer

7 Goyangkan erlenmeyer hingga larutan


homogen dan masukan kedalam botol
8 Handsanitizer siap di gunakan

8. Pembahasan

Percobaan kali ini bertujuan sebagai pembuatan hand sanitizer dengan menggunakan
antiseptik bahan alami dari ekstrak daun sambiloto dan daun sirih. Bahan yang digunakan
dalam pembuatan hand sanitizer ini antara lain sari lidah buaya, alkohol 96%, gliserol,
ekstrak daun sambiloto dan daun sirih serta essensial oil. Satu batang lidah buaya diperas
sehingga menghasilkan sari lidah buaya. Penggunaan sari lidah buaya dalam pembuatan
hand sanitizer karena sari lidah buaya mengandung senyawa saponin dan steroid sebagai
antiseptik, dan senyawa flavonoid sebagai antibakteri. Kegunaan lain dari lidah buaya adalah
memiliki zat surfaktan dan terbukti memiliki daya pembersih yang lebih baik dibandingkan
air dan berfungsi sebagai pelembut dan pelembab kulit. Selanjutnya pengukuran etanol 96%
sebanyak 80 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Etanol berfungsi sebagai pelarut
organik yang dapat melarutkan lapisan sebum atau lemak di tangan yang berfungsi
melindungi tangan dan berfungsi sebagai disinfektan yang mempunyai aktivitas bakterisidal.
Etanol juga dapat membantu melarutkan triklosan yang berfungsi sebagai pemberi rasa
dingin di tangan dan agar hand sanitizer lebih mudah cepat kering saat digunakan. Proses
selanjutnya adalah penambahan gliserin sebanyak 4ml dan sari lidah buaya sebanyak 10 ml.
Penambahan gliserin dan sari lidah buaya bertujuan untuk membuat alkohol lebih mudah
diaplikasikan pada kulit. Gliserin juga berguna melembabkan kulit dan mencegah iritasi kulit
akibat alkohol. Gliserin dan sari lidah buaya berfungsi sebagai penahan lembab yang dapat
meningkatkan daya sebar cairan dan melindungi cairan dari kemungkinan menjadi kering.
Ekstrak daun sambiloto dan daun sirih diukur masing-masing sebanyak 10 ml dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ekstrak daun sambiloto mengandung senyawa
andrographolide, saponin, alkaloid, flavonoid, dan tannin sebagai antibakteri. Sedangkan
ekstrak daun sirih mengandung senyawa flavonoid, polifenol, tanin dan minyak atsiri. Daun
sirih dapat menghambat pertumbuhan bakteri di tangan, seperti Helocobacter pylori,
Escherichia coli, Sallmonela sp, Staphylococcus aureus, Staphylococcus haemoliticus dan
lainnya. Fraksi-fraksi ekstrak sirih hijau (Piper betle L.) mempunyai aktivitas penghambatan
yang kuat terhadap bakteri patogen. Daun sirih memiliki kandungan kimia antara lain
saponin, flavonoid, poliferol, dan minyak atsiri. Senyawa saponin dapat bekerja sebagai
antimikroba. Senyawa tersebut akan merusak membran sitoplasma dan membunuh sel.
Senyawa flavonoid memiliki mekanisme kerja mendenaturasi protein sel bakteri. Ekstrak
daun sirih dapat digunakan sebagai antiseptik alami karena dalam daun sirih mengandung
sekitar 4,2% minyak atsiri dengan komponen utamanya berupa bethel phenol dan beberapa
derivatnya. Selanjutnya yaitu penambahan essential oil ke dalam campuran hand sanitizer.
Fungsi penambahan essential oil adalah untuk memberikan aroma dalam hand sanitizer dan
menetralisir bau dari alkohol. Selanjutnya homogenkan larutan dan masukkan ke dalam
botol hand sanitizer yang telah disterilkan. Hand sanitizer pun siap digunakan.
Kandungan Senyawa Dalam Hand Sanitizer

Andrographolide Alkaloid

Flavonoid Tanin
Saponin Polifenol

9. Kesimpulan

1) Tujuan percobaan adalah pembuatan hand sanitizer dengan menggunakan antiseptik


alami berupa ekstrak daun sambiloto dan daun sirih.
2) Ekstrak daun sambiloto mengandung senyawa andrographolide, saponin, alkaloid,
flavonoid, dan tannin sebagai antibakteri.
3) Daun sirih memiliki kandungan kimia antara lain saponin, flavonoid, poliferol, dan
minyak atsiri. Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Senyawa tersebut
akan merusak membran sitoplasma dan membunuh sel. Senyawa flavonoid memiliki
mekanisme kerja mendenaturasi protein sel bakteri. Ekstrak daun sirih dapat digunakan
sebagai antiseptik alami karena dalam daun sirih mengandung sekitar 4,2% minyak
atsiri.
4) Penggunaan alkohol 96% ke dalam hand sanitizer berfungsi sebagai pelarut organik
yang dapat melarutkan lapisan sebum atau lemak di tangan yang berfungsi melindungi
tangan dan berfungsi sebagai disinfektan yang mempunyai aktivitas bakterisidal serta
dapat membantu melarutkan triklosan yang berfungsi sebagai pemberi rasa dingin
ditangan dan agar hand sanitizer lebih mudah cepat kering saat digunakan.
5) Penggunaan gliserin dan sari lidah buaya untuk membuat alkohol lebih mudah
diaplikasikan pada kulit, melembabkan kulit dan mencegah iritasi kulit akibat alkohol
serta berfungsi sebagai penahan lembab yang dapat meningkatkan daya sebar cairan dan
melindungi cairan dari kemungkinan menjadi kering.
6) Fungsi penambahan essential oil adalah untuk memberikan aroma dalam hand sanitizer
dan menetralisir bau dari alkohol.
DAFTAR PUSTAKA

Asngad, A., dkk. 2018. Kualitas Gel Pembersih Tangan (Handsanitizer) dari Ekstrak.
Bioeksperimen.
Mayna, A. dan Siti, F. 2021. Edukasi Pembuatan Hand Sanitizer Dari Lidah Buaya Dan Daun Sirih
Di Desa Gilirejo Baru. Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknoyasa.
Nugroho, A., dkk. 2016. Pengaruh Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.)
terhadap Daya Bunuh Bakteri Leptospira sp. Media Litbangkes.
Susanty., dkk. 2020. Pengaruh Penambahan Gel Aloe Vera Terhadap. Jurnal Teknologi.

Triyani, M., A., dkk. 2021. Aktivitas Antibakteri Hand Sanitizer Berbahan Ekstrak Daun Sirih dan
Ekstrak Jeruk Nipis. Jurnal Pendidikan Biologi.

Anda mungkin juga menyukai