Anda di halaman 1dari 37

Antiseptik Sumber Ayu Daun Sabun Sirih

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Telah diketahui bahwa mikroba ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan,
adapun mikroba yang merugikan dapat disingkirkan, dihambat dengan atau dibunuh
menggunakan bahan kimia, pertumbuhan bakteri dapat dihambat oleh faktor-faktor lain yaitu
oleh sinar matahari, logam suhu, dll. Berbagai jenis bahan kimia yang dibuat secara sintetik telah
banyak dimanfaatkan orang untuk menyembuhka luka dan telah diuji khasiatnya, zat yang
demikian disebut dengan zat antiseptic (Utami,2004). Selain itu antiseptic juga dapat
dimanfaatkan untuk digunakan di daerah kewanitaan.
Berbagai macam produk pembersih wanita banyak terdapat di pasaran saat ini. Wanita
mempergunakan produk ini dengan berbagai tujuan. Ada yang sekedar ingin membuat vagina
fresh dan wangi (hemmm…) atau membersihkan vagina dari keputihan, gatal-gatal serta sebagai
pembersih pada saat menstruasi.
Zat yang terkandung didalamnya berbeda-beda. Ada yang berasal dari bahan alami (sirih),
dari produk susu (mengandung laktat) dan bahan obat seperti bethadine douche. Secara umum
kesemua bahan yang di pakai bersifat antiseptik (dapat membunuh kuman).
Pada umumnya wanita harus merawat bagian tubuh yang paling sensitif yaitu daerah vagina.
Apa lagi jika anda tidak merawatnya dan mengalami keputihan. Jika pada vagina anda
mengeluarkan cairan berwarna bening anda tidak perlu panik.
Asal tidak berbau dan tidak berwarna, cairan itu sangat baik karena berfungsi sebagai
perlindungan alami yang mengurangi gesekan dinding vagina pada saat kita berjalan. Tetapi jika
cairan yang dikeluarkan berlebih, perubahan warna, berbau dan terasa gatal itu sangat bahaya.
Cairan ini terjadi karena gangguan hormonal yang memicu kuman penyakit (pathogen) dan
menyebabkan infeksi. Cairan ini berwarna kekuningan hingga kehijauan, jumlah berlebih, kental,
lengket dan berbau tidak sedap seperti bau busuk. Cairan ini akan menyebabkan vagina terasa
sangat gatal atau panas bahkan sampai menimbulkan luka di daerah mulut vagina.
Jika itu yang terjadi pada anda, sebaiknya konsultasikan pada dokter kandungan. Karena jika
anda membiarkannya dan tidak di obati secara tuntas, kemungkinan terjadinya mandul sangat
besar. Kuman mudah menyusup dan menyebabkan infeksi pada rongga rahim sel telur.
Mengakibatkan pelengketan dalam indung telur karena sperma sulit bertemu dengan sel telur
yang akhirnya sulit memiliki keturunan.

B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi penggunaan cairan antiseptic pada daerah kewanitaan, apakah aman
digunakan atau tidak.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pemakaian antiseptic yang benar,
b. Untuk mencegah masalah kewanitaan dengan penggunaan antiseptic,
c. Untuk mempelajari proses asuhan keperawatan yang berhubungan dengan penggunaan antiseptic
pada penyakit vulvovaginitis.

C. Manfaat penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan dari pada cairan antiseptic untuk daerah kewanitaan,
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaiman cara penggunaan antiseptic khususnya di daerah
kewanitaan,
3. Mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah yang dapat ditimbulkan dari daerah kewanitaan.
4. Mahasiswa dapat membuat asuhan keperawatan mengenai penyakit vulvovaginitis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Antiseptik
Antiseptik berasl dari bahasa Yunani yang secara singkat berarti kuman. Senyawa itu
digunakan pada jaringan hidup atau kulit untuk mengurangi kemungkinan infeksi atau
berkembangnya kuman. Harus dibedakan antara antiseptik dengan antibiotik yang berperan
untuk membunuh kuman di dalam tubuh dan desinfektan, yaitu senyawa yang membunuh kuman
dari benda mati. Beberapa jenis antibiotik ada yang berperan membunuh bakteri, ada juga yang
hanya menghambat pertumbuhan bakteri.
Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh
mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar mahluk hidup.
Secara umum, antiseptik berbeda dengan obat-obatan maupun disinfektan.
Antiseptik adalah larutan antimikroba yang digunakan untuk mencegah infeksi, sepsis, dan
putrefaksi. Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu antibiotik digunakan
untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk membunuh
mikroorganisme pada benda mati. Beberapa antiseptik merupakan germisida, yaitu mampu
membunuh mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau menunda pertumbuhan mikroba
tersebut. Antibakterial adalah antiseptik hanya dapat dipakai melawan bakteri
(Anonymous,2006).
B. Jenis-Jenis Antiseptik Yang Dapat Digunakan Di Daerah Kewanitaan
1. Sumber Ayu Sabun Daun Sirih
Komposisi sumber ayu sabun daun sirih :
a. Ekstrak Daun Sirih

b. ( Piple Bettle Ekstract) 5% ,


c. Triclosan 0.15% ,
d. Sodium Lauryl Sulfate,
e. PEG-40 Hydrogenated
f. Castor Oil,
g. Fragrance, Wate

2. Sabun Sirih V Bali Alus


Mengandung antiseptik 5 kali lebih kuat dari pada peha nol biasa. Berkhasiat mengatasi
gatal,bau tak sedap dan mencegah kuman
Komposisi:
Akar pinang,Extrak sirih,Daun intaran,Aquades,Extrac jeruk nipis,dan Extrak lerak.
1. Sabun Sirih Vagina Cair Bali Alus
mengandung ekstrak sirih merah alami, daun intaran plus bahan-bahan herbal yang
mengandung antiseptik lima kali lebih kuat dari sabun biasa yang berfungsi untuk membersihkan
dan merawat daerah intim.

size: 100 ml
2. Sabun Sirih Vagina Bali Alus
sabun transparan dengan bintik-bintik putih yang mengandung Phenol
dengan antiseptik lima kali lebih kuat dari sabun biasa, berkhasiat untuk
mengatasi gatal, bau tidak sedap, dan baik untuk merawat daerah intim.
varian: Lavender, Cempaka, Jasmine, Green Tea, Coffee, Franginpani,
Sirih.
size: 60 gr
3. Sabun Sirih Rempah
Yang Warna HIJAU : tidak mengandung Rempah
Yang Warna COKLAT : mengandung Rempah
Mengandung :
Rempah2, Extract Sirih, Extract Aloe Vera, Olive Oil dsb
Digunakan khusus untuk daerah VAGINA/Organ Kewanitaan
Berfungsi :

- Menghilangkan gatal2

- Membunuh kuman/jamur
- Menyembuhkan keputihan
- Menyehatkan Vagina
- Mengharumkan Vagina
- Mempererat Hubungan Suami Ister
- dsb
Isi 60 bh/dos @ 50 gram
4. Crystal-X
Crystal-X diramu dari tumbuhan dan bahan organik yang mengandung Sulfur, Antiseptik,
Minyak Vinieill. Bahan-bahan tersebut dipadatkan sehingga dapat digunakan untuk
membersihkan alat reproduksi wanita hingga kedalam. sehingga memberikan manfaat yang lebih
besar daripada hanya sekedar membersihkan bagian luarnya saja.
Crystal-X memiliki panjang 6 cm dengan diameter 1 cm dengan permukaan yang halus
sehingga nyaman dan aman untuk digunakan.
Untuk pemakaian biasa ( 3 hari sekali ), Crystal-X dapat digunakan selama 2-3 bulan. karena
kandungan bahan organiknya akan memberikan nutrisi kepada dinding selaput vagina.
Cukup basahi Natural Crystal X, masukkan ujungnya ke bagian
kewanitaan anda, putar putar selama 10 kali.
Lakukan setiap kali anda mandi dan sebelum serta sesudah berhubungan
intim.
5. Prolin Feminime Wash
Pembersih yang lembut untuk daerah intim anda. Dibuat secara khusus memenuhi kebutuhan
wanita akan pembersih khusus daerah intim
Tidak mengandung sabun, formula pembersihnya yang lembut dan alami
menyegarkan dan menghilangkan bau yang tidak sedap pada daerah kewanitaan.
Memiliki PH yang seimbang (PH=3.5) melindungi dan aman bagi bakteri yang
menguntungkan dan mencegah iritasi.
Faktor pelembab alaminya melembabkan dan menjaga daerah intim Anda agar tidak kering.
Dengan ekstrak tumbuh-tumbuhan yang menyejukkan dan menyingirkan perasaan tidak
nyaman.
6. Valenno sabun cair sirih Ingredient:
piper Batle Extract,Triclosan,cocamidopropyl betain,citric Acid, perfume, PEG-40
Hydrogenated Castol oil, Methyl cloroisothiazolinone Methyl Isothiazolinone, Water..
Resik-vaqua,sodium laureth sulfate, cocamida DEA, Cocamidopropyl betaine, piper bettle
extract, pEG- 150 distrdarate, propylene glycok, perfum, phenoxyethanok,ethanol, lactic acid,
triclosan,areca catechu extract,menthok, sodium chloride
PT KINOCARE ERA KOSMETINDO SUKAbumi- indo
7. Sabun Keset
piper bettle extract 95.75%, triclosan 0,15, perfume, lactic acid.
Pt.unza vitalis jakarta-indonesia.
8. Herborist Daun Sirih
floral bouquet
water, piper betle ,leaf extrct,sodium lauryl sulfate, alcohol, areca, catechu linn, uncaria
gambir, kaempfreria galanga, stelechocarpus burahol, punica granatum, triclosanh perfum, citric
acid, benzil alcohol, methylchloro, isnthiazolinone, methylisothiazolinone
9. Albothyl
k : ALBOTHYL LAIN-LAIN 360 MG/gram Botol plastik @ 100 ml
registrasi : DKL8121600341A1
k Sediaan :LAIN-LAIN 360 MG/gram
an : Botol plastik @ 100 ml
osisi : POLICRESULEN
kasi : Obat GENITO URINARY SYSTEM AND SEX
MONES : Gynecological antiinfectives and antiseptics
en : PHAROS INDONESIA
10. Betadine Feminine 60 ml
Indikasi:
Pembersih khusus kewanitaan, efektif mencegah dan mengatasi keputihan.
Kontra Indikasi:
N/A
Deskripsi:
Mengandung bahan aktif povidone iodine 10% efektif membunuh kuman dan jamur penyebab
keputihan, gatal-gatal, bau tidak sedap pada daerah kewanitaan, menjaga kebersihan organ intim
wanita.
Jenis: Fls
Produsen: PT Mahakam Beta Farma

Antiseptik yang digunakan dalam hal ini yaitu Sumber Ayu Sabun Daun Sirih. Sabun daun
sirih tersebut digunakan di daearah kewanitaan
A. Masalah Daerah Kewanitaan
1. Masalah Keputihan
Daerah kewanitaan merupakan organ tubuh yang paling sensitif. Pada dasarnya organ
kewanitaan memiliki kemampuan untuk membersihkan daerah tersebut sendiri. Adanya flora
normal di dalamnya akan melindungi daerah tersebut dari berbagai kotoran, bakteri, dan kuman
yang masuk. Jadi sebenarnya tidak diperlukan bahan khusus untuk membersihkannya, cukup
dengan air bersih. Namun, untuk kasus tertentu, seperti gatal-gatal, keputihan, ataupun dalam
masa menstruasi, produk pembersih dapat digunakan. Karena biasanya sabun/pembersih tersebut
mengandung antiseptik yang berfungsi untuk membunuh kuman.
Produk pembersih daerah kewanitaan hendaknya dipilih yang memiliki pH kurang lebih sama
dengan pH organ intim wanita yakni sekitar 3,5- 4,5. Pada pH tersebut, kuman-kuman tidak
dapat tumbuh dan berkembang biak. Juga perlu diperhatikan bahwa produk pembersih ini tidak
dianjurkan untuk digunakan setiap hari. Adanya kandungan antiseptik di dalamnya
dikhawatirkan akan mengganggu flora normal organ intim wanita, sehingga justru tidak dapat
berfungsi untuk melindungi.
a. Keputihan normal
Cirri-ciri keputihan normal yaitu :
1) Jernih
2) Tidak berbau
3) Tidak gatal
b. Keputihan tidak normal
Ciri-ciri keputihan tidak normal yaitu :
1) PH menjadi lebih basah,
2) Warna kuning kehijauan seperti nanah,
3) Perubahan konsistensi seperti dari lendir menjadi lebih padat, bergumpal atau seperti kepala
susu,
4) Bau mencolok/tercium seperti bau apek atau amis,
5) Rasa gatal,
6) Terasa nyeri saat buang air kecil.
Adapun 10 Mitos mengeani sabun daun sirih tersebut adalah:
Mitos pertama, takut menyebabkan vagina menjadi kering. Padahal kekeringan pada vagina
bukan disebabkan dari penggunaan daun sirih jika digunakan sesuai aturan dan digunakan pada
bagian luar vagina. Sebagai informasi, keringnya vagina disebabkan dua faktor, yaitu fisik atau
psikis, atau kombinasi keduanya. Dari sisi faktor fisik, kekeringan vagina terjadi saat tubuh
perempuan tidak bekerja sebagaimana seharusnya, atau rusak karena bahan kimia. Sedangkan
dari faktor psikis, vagina yang kering berlebihan bisa timbul karena tekanan mental seperti stres
atau depresi.
Mitos kedua yakni takut menyebabkan kanker rahim. Padahal penggunaan daun sirih tidak
akan menyebabkan kanker rahim. Kanker dapat terjadi lebih karena gaya hidup, hormon, dan
kurang bersihnya daerah kewanitaan sehingga menimbulkan jamur yang menyebabkan penyakit.
Justru dengan menggunakan daun sirih akan membantu membersihkan dan mencegah timbulnya
jamur.
Mitos ketiga takut karena ada kandungan sabun di daun sirih. Sebagai sebuah produk yang
memimpin pasar dikategorinya, Sabun Daun Sirih Sumber Ayu sabun sirih telah teruji secara
klinis, mengandung pH balance 3.5 yang tidak akan menyebabkan iritasi. Sehingga kandungan
sabun di dalamnya tidak akan mempengaruhi kondisi vagina.
Mitos keempat yakni takut menyebabkan kemandulan. Sabun Daun Sirih Sumber Ayu tidak
menyebabkan kemandulan karena telah teruji secara klinis dan dermatologi.
Mitos kelima, takut karena mengandung zat kimia dan pengawet yang dapat menyebabkan
iritasi. Adapun Sumber Ayu Sabun Daun Sirih terbuat dari bahan alami pilihan. Selain itu produk
ini juga tidak menggunakan bahan kimia serta pengawet sehingga aman untuk digunakan.
Mitos keenam yaitu takut hilang keperawanan. Hal ini jelas salah, sebab daun sirih tidak
menyebabkan hilangnya keperawanan. Keperawanan hanya akan hilang jika telah melakukan
hubungan intim atau hubungan seksual.
Mitos ketujuh, yakni lebih nyaman pakai sabun biasa. Padahal, sabun biasa lebih berbahaya,
karena sabun biasa bersifat pH Basa yang akan merubah pH vagina menjadi >7 (menjadi Basa)
yang dapat menyebabkan iritasi pada daerah kewanitaan selain itu suasana Basa di vagina akan
menyebabkan flora normal vagina berkurang sehingga bakteri jahat akan mudah berkembang
biak. Sementara Sabun Daun Sirih Sumber Ayu mengandung pH balance 3.5.
Mitos kedelapan yakni takut vagina terinfeksi. Vagina tidak akan terinfeksi selama
penggunaan sabun sirih sesuai aturan pakai. Yakni menggunakan di saat menstruasi, keputihan,
gatal-gatal dan jika tidak terdapat luka di vagina.
Mitos kesembilan, tidak tahu kandungan daun sirih. Daun sirih mengandung zat antiseptik,
antioksidan dan anti jamur. Jenis tumbuhan ini biasa digunakan untuk mengatasi gangguan
keputihan dan atau lendir yang berlebihan, serta gatal-gatal dan bau tak sedap.
Mitos Terakhir, yakni cara pakai rumit. Untuk diketahui, penggunaan sabun sirih hanya untuk
bagian luar vagina. Proses usapan pada kulit vagina dianjurkan dari arah depan ke belakang, lalu
setelah dibasuh sampai bersih segera dikeringkan dengan handuk lembut.
Sepuluh mitos inilah yang dicoba dilawan dan diluruskan Sumber Ayu Sabun Daun Sirih.
Karena itu mereka mengeluarkan varian produk yang akan membantu para wanita baik ibu – ibu
maupun remaja untuk menjaga dan melindungi daerah kewanitaan mereka.
2. Masalah vulvovaginitis
Vaginitis adalah suatu peradangan pada lapisan vagina. Vulvitis adalah suatu peradangan pada
vulva (organ kelamin luar wanita). Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina.
Penyebabnya bisa berupa :
a. Infeksi
b. Bakteri (misalnya klamidia, gonokokus)
c. Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita diabetes, wanita hamil dan pemakai
antibiotic secara berlebihan,
d. Protozoa (misalnya Trichomonas vaginalis)
e. Virus (misalnya virus papiloma manusia dan virus herpes).
f. Zat atau benda yang bersifat iritatif
g. Spermisida, pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
h. Sabun cuci dan pelembut pakaian
i. Deodoran
j. Zat di dalam air mandi
k. Pembilas vagina
l. Pakaian dalam yang terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
m. Tinja
n. Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
o. Terapi penyinaran
p. Obat-obatan
q. Perubahan hormonal.
B. Perawatan Organ Intim
Tips Merawat Daerah Organ Intim
Bagi wanita, perawatan daerah kewanitaan menjadi amat penting karena berkaitan erat dengan
sirkulasi menstruasi, keputihan, hubungan seks dan kehamilan. Ini semua dapat menggangu
keseimbangan asam dan basa (pH) dia area kewanitaan. Perubahan dari keseimbangan pH ini
bisa disebabkan oleh penularan infeksi kuman, pengunaan sabun atau faktor fisik, ataupun
masalah kebersihan diri. Sering kali pada saat menstruasi seorang wanita menjadi tidak nyaman
dan mengalami gatal-gatal serta mengeluarkan lendir keputihan yang tidak normal. Untuk
membersihkan daerah kewanitaan secara efektif, SUMBER AYU mempunyai produk pembersih
kewanitaan Daun Sirih yang sangat efektif untuk membersihkan daerah kewanitaan, terbuat dari
bahan alami dengan kandungan pH seimbang 3,5. Pembersih kewanitaan SUMBER AYU Daun
Sirih ini terbuat dari daun sirih alami yang telah dipakai sejak dari jaman nenek moyang bangsa
Indonesia sebagai bahan antiseptic, tidak mengandung bahan kimia yang diproses melalui
teknologi terkini dan telah dilakukan UJI KLINIS untuk memastikan kualitasnya sehingga aman
untuk digunakan.
Langkah-langkah merawat daerah organ intim wanita agar tetap sehat
1. Usahakan senantiasa menjaga daerah kewanitaan agar tetap kering atau tidak mudah lembab
2. Membersihkan bagian luar kemaluan setelah buang air kecil atau air besar dengan menggunakan
pembersih kewanitaan yang terbuat dari bahan alami. Caranya yaitu dengan mengusapkan dari
arah depan ke belakang dan dibilas dengan air bersih.
3. Disaat haid, wanita dianjurkan untuk segera mungkin mengganti pembalut dan celana dalam jika
merasa tidak nyaman atau mulai terasa lembab terutama pada hari-hari yang banyak
mengeluarkan darah (hari pertama sampai ketiga), ini dikarenakan darah bisa menjadi media
yang sesuai untuk kuman berkembang biak.
4. Hindari kebiasaan memasukan jari atau pancuran air ke dalam liang vagina dengan tujuan
membersihkan bagian dalam vagina. Perlakuan ini akan membunuh bakteri baik dalam vagina
sejenis bacteri lactobacilli.
5. Hindari menggunakan sabun mandi pada alat kelamin karena dapat menyebabkan kekeringan
dan iritasi kulit atau gatal. Gunakan Pembersih Kewanitaan alami Indonesia yang mengandung
pH balance 3.5 untuk menghindari iritasi.
6. Pasangan suami istri dianjurkan untuk senantiasa membersihkan organ intim dengan air sebelum
dan setelah hubungan seks untuk kebersihan yang optimal.
7. Usahakan untuk dapat buang air kecil minimal setengah jam setelah hubungan seksual untunk
mengurangi resiko jangkitan kuman pada kantung kemih (urinary tractinfection).
8. Hindari memakai pakaian dalam sintetik terlalu ketat karena dapat menyebabkan kulit mudah
lembab karena terganggunya peredaran udara pada kulit dan akhirnya dapat memudahkan
perkembangan kuman atau jamur.
9. Pakaian dalam atau underwear perlu ditukar minimal 2-3 kali sehari terutama pada hari-hari saat
menstruasi dan keputihan. • Hindari perilaku seks bebas. • Atur pola makan dan gaya hidup yang
sehat serta cukup istirahat dan olahraga yang teratur.
C. Kategori Sumber Ayu Sabun Daun Sirih
1. Pengertian
Pengertian Sumber ayu daun sirih merupakan antiseptic yang digunakan di daerah
kewanitaan khususnya bila daerah kewanitaan terasa gatal, mengalami keputihan serta dalam
masa menstruasi.
2. Kategori sumber ayu sabun daun sirih
Sumber ayu daun sirih tergolong Obat bebas. Yaitu obat yang boleh digunakan tanpa resep
dokter. Ini adalah obat yang aman dan bisa dibeli bebas di warung, mini market, supermarket
maupun di apotek.
Meskipun disebut aman, obat bebas tetap tidak boleh dipergunakan sembarangan.
Bagaimanapun, kata Dr.Handrawan Nadesul, obat bebas juga punya kandungan “racun” yang
bisa berbahaya buat tubuh bila tidak dipergunakan sebagaimana mestinya.
3. Komposisi
Komposisi sumber ayu sabun daun sirih :
Ekstrak Daun Sirih,( Piple Bettle Ekstract) 5% , Triclosan 0.15% , Sodium,Lauryl Sulfate,
PEG-40 Hydrogenated, Castor Oil, Fragrance, Water
4. Indikasi
Indikasi : Pembersih khusus daerah kewanitaan.
5. Kontra indikasi
Kontra Indikasi: Hentikan pemakaian bila terjadi iritasi
6. Farmakokinetika dan Farmakodinamika
Sabun daun sirih dengan ekstrak daun sirih menjaga kebersihan daerah kewanitaan,
memberikan kesegaran dan kenyamanan setelah penggunaannya, karena ini merupakan sabun
cair yang langsung di gunakan di daerah kewanitaan.
Anatomi vagina
Copulin, senyawa bau badan wanita paling tajam, banyak terdapat dalam getah vagina. Jika
diurai, senyawa copulin berisi tiga jenis asam, yakni asam asetat (acetic acid), asam propanoat
(propanopic acid) dan asam butanoat (butanoic acid), selain hormon golongan androstenol.

Tahukah Anda bahwa dinding vagina dan cervix memproduksi sekresi yang berwarna putih
atau sedikit kekuningan? Tahukah Anda bahwa sekresi ini normal dan merupakan pertanda
sehatnya daerah sekitar vagina?
Rasa dan aroma sekresi vagina ini juga bervariasi, sesuai dengan siklus menstruasi dan tingkat
rangsangan yang diterima seorang wanita. Dalam buku berjudul Our Sexuality karya Robert
Crooks dan Carla Baur disebutkan, dalam suatu penelitian terhadap pria disimpulkan bau sekresi
vagina selama ovulasi lebih menyenangkan daripada waktu lain dalam siklus bulanan.
Vagina merupakan bagian tubuh paling sensitive. Diperlukan pengetahuan yang cukup untuk
merawatnya. Permasalah organ intim ini biasanya muncul akibat salah perawatan maupun
hubungan seks dengan banyak pasangan.
Berkat kemajuan teknologi dan produk perawatan yang makin berkualitas, masalah organ ini
mulai bisa diatasi. Munculnya keputihan, bau tak sedap, gatal-gatal menandakan pada organ
yang tidak terawat.
Mencuci Vagina
Secara alami, organ ini memiliki pelindung yang disebut Ph derajat keasaman. Pada
umumnya, pH derajat keasaman pada organ yang normal adalah 3,5 sampai 4,5 pH. pH ini bisa
rusak dan menimbulkan berbagai keluhan, bila cara merawatnya salah. Dengan terlalu seringnya
dibersihkan dengan sabun atau ramuan rempah pewangi, justru bisa merusak pH-nya. Untuk
perawatan sehari-hari, usai buang air sebaiknya dibersihkan dengan air yang bersih dan
dikeringkan dengan tisu.
Arah mencuci sebaiknya dilakukan bukan mengarah ke anus. Meskipun tampak sepele,
namun bila Anda salah melakukannya, maka dapat merusak ph karena tangan yang dipergunakan
membersihkan, menyentuh anus hingga ada kontaminasi yang justru mampu merusak ph vagina.
Usai dicuci harus dikeringkan kalau basah dan lembab bisa merangsang tumbuhnya jamur.
Jamur dapat pula tumbuh dengan mudah bila rambut vagina terlalu panjang dan banyak.
Rambut yang terlalu panjang dan banyak selain menutup bibir atas organ intim ini, juga akan
tampak kurang sehat dan cantik, karena bisa sebagai sumber iritasi. Hindari rambut yang tumbuh
terlalu lebat. Tapi jangan terlalu pelontos karena akan menghilangkan daya tarik sensualnya.
Iritasi pada vagina ditandai dengan kulit meradang, merah, terasa gatal, panas, perih dan
bengkak. Biasanya disebabkan keringat berlebihan karena terlambat mandi, gesekan pakaian
dalam yang ketat dan garukan kuku. Masalah ini juga bisa timbul karena terobsesi ingin selalu
bersih hingga kebanyakan menggunakan sarana pembersih organ intim. Iritasi juga bisa terjadi
bila mencuci organ intim dengan air panas, mempergunakan sabun yang berlebihan, atau pun
menggunakan kompres larutan obat yang terlalu pekat.
Bila penyakit pada vagina tidak kunjung sembuh, segeralah cukur habis rambut kemaluan,
olesi salep tipis dan merata. Jangan membasuh dengan air panas atau air di toilet umum. Bila ada
luka, bilaslah dengan air aquades karena lebih steril dan tidak mencemari luka radang. Keringkan
dengan tisu kering yang terjamin kebersihannya bila usai buang air. Jika terasa gatal, jangan
digaruk. Akan lebih baik dikompres dengan air es.
7. Efek samping obat
Bila digunakakan terus menerus dapat menimbulkan penyakit.
8. Cara penggunaan
Tuangkan cairan sedikit ke telapak tangan dan usapkan ke bagian kewanitaan anda. Bilas dengan
air bersih.
9. Produksi
Diproduksi oleh PT.UNZA VITALIS
BAB III
ASKEP

A. Pengertian Vulvovaginitis
Vulvovaginitis adalah peradangan atau infeksi pada vulva dan vagina. Vulvovaginal
kandidiasis adalah nama yang sering diberikan untuk Candida albicans vagina infeksi
berhubungan dengan dermatitis dari vulva (gatal ruam). 'Vaginal thrush', dan 'monilia' juga
nama-nama untuk Candida albicans infeksi.
Candida albicans adalah jamur ragi biasanya bertanggung jawab atas vulva gatal dan
pengosongan. Hal ini umumnya pelaku bahwa perempuan selalu merujuk pada setiap
Vulvovaginal gatal sebagai "infeksi jamur," tapi perlu diketahui bahwa semua tidak selalu gatal
disebabkan oleh ragi.

B. Etiologi
Vulvovaginitis dapat mempengaruhi perempuan dari segala usia dan sangat umum. Hal ini
dapat disebabkan oleh bakteri, ragi, virus, dan parasit lain. Beberapa penyakit menular seksual
juga dapat menyebabkan vulvovaginitis, seperti yang bisa ditemukan berbagai bahan kimia
gelembung mandi, sabun, dan parfum. Faktor-faktor lingkungan seperti kebersihan yang buruk
dan alergen juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Candida albicans, yang menyebabkan infeksi jamur, adalah salah satu penyebab paling umum
vulvovaginitis perempuan dari segala usia. Penggunaan antibiotic terus-menerus dapat
menyebabkan infeksi jamur dengan membunuh antijamur normal bakteri yang hidup di vagina.
Infeksi jamur kelamin biasanya menyebabkan gatal-gatal dan tebal, putih discharg vagina, dan
gejala lain. Untuk informasi lebih lanjut, lihat: ragi infeksi vagina
Penyebab lain adalah vulvovaginitis bakteri vaginosis, suatu pertumbuhan berlebih dari jenis
bakteri tertentu dalam vagina. Bakteri vaginosis dapat menyebabkan tipis, warna abu-abu vagina
dan bau amis.
Sebuah penyakit menular seksual yang disebut Trichomonas vaginitis infeksi adalah penyebab
umum lain. Infeksi ini mengarah ke kelamin gatal, bau vagina, dan vagina yang berat, yang
mungkin kuning-abu atau warna hijau.
Gelembung mandi, sabun, vagina kontrasepsi, feminin semprotan, dan parfum dapat
menyebabkan iritasi ruam gatal di daerah genital, sedangkan nonabsorbent ketat atau pakaian
kadang-kadang menyebabkan ruam panas.
Jengkel jaringan lebih rentan terhadap infeksi daripada jaringan normal, dan banyak
organisme penyebab infeksi berkembang dalam lingkungan yang hangat, lembab, dan gelap.
Tidak hanya faktor-faktor ini dapat berkontribusi pada penyebab vulvovaginitis, mereka sering
memperpanjang periode pemulihan.
Kurangnya estrogen pada wanita postmenopause dapat menyebabkan kekeringan vagina dan
penipisan kulit vagina dan vulva, yang juga dapat menyebabkan atau memperburuk kelamin
gatal dan terbakar.
Nonspesifik vulvovaginitis (di mana penyebab dapat diidentifikasi) dapat dilihat dalam semua
kelompok usia, tetapi paling sering terjadi pada anak gadis sebelum pubertas. Setelah pubertas
dimulai, vagina menjadi lebih asam, yang cenderung untuk membantu mencegah infeksi.
Vulvovaginitis nonspesifik dapat terjadi pada anak perempuan dengan genital miskin
kebersihan dan ditandai oleh berbau busuk, coklat-hijau pelepasan dan iritasi labia dan vagina.
Kondisi ini sering dikaitkan dengan pertumbuhan berlebih dari suatu jenis bakteri yang biasanya
ditemukan di dalam tinja. Bakteri ini kadang-kadang menyebar dari anus ke area vagina dengan
mengusap dari belakang ke depan setelah menggunakan kamar mandi.
Pelecehan seksual harus dipertimbangkan pada anak-anak dengan infeksi yang tidak biasa dan
berulang episode dijelaskan vulvovaginitis. Neisseria gonorrhoeae, organisme yang
menyebabkan gonore, menghasilkan gonokokal vulvovaginitis di gadis-gadis muda.
Gonocorrhea vaginitis terkait dianggap sebagai penyakit menular seksual. Jika tes laboratorium
mengkonfirmasi diagnosis ini, gadis-gadis muda harus dievaluasi untuk pelecehan seksual.

Sekitar 20% dari non-hamil wanita usia 15-55 pelabuhan Candida albicans dalam vagina.
Sebagian besar tidak mempunyai gejala dan itu berbahaya bagi mereka. Pertumbuhan yang
berlebihan dari Candida albicans menyebabkan berat dadih putih seperti vagina, rasa panas di
vagina dan vulva dan / atau ruam gatal di vulva dan kulit di sekitarnya.
Estrogen menyebabkan lapisan vagina untuk dewasa dan mengandung glikogen, sebuah
substrat yang Candida albicans berkembang. Kurangnya estrogen pada wanita yang lebih muda
dan lebih tua membuat kandidiasis Vulvovaginal jarang terjadi.
Pertumbuhan yang berlebihan dari Candida albicans terjadi paling sering dengan:
1. Kehamilan
2. Dosis tinggi pil KB kombinasi dan estrogen berbasis terapi penggantian hormon
3. Sebuah rangkaian antibiotik spektrum luas seperti tetracycline atau amoxiclav
4. Diabetes mellitus
5. Anemia kekurangan zat besi
6. Defisiensi imunologis misalnya, infeksi HIV
7. Di atas kondisi kulit yang lain, sering psorias , Planus lumut atau lumut sclerosus.
8. Penyakit lain

C. Patofisiologi
Proses infeksi dimulai dengan perlekatan Candida sp. pada sel epitel vagina. Kemampuan
melekat ini lebih baik pada C.albicans daripada spesies Candida lainnya. Kemudian, Candida sp.
mensekresikan enzim proteolitik yang mengakibatkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel
pejamu sehingga memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida sp. juga mengeluarkan
mikotoksin diantaranya gliotoksin yang mampu menghambat aktivitas fagositosis dan menekan
sistem imun lokal. Terbentuknya kolonisasi Candida sp. memudahkan proses invasi tersebut
berlangsung sehingga menimbulkan gejala pada pejamu.

D. Manifestasi Klinis
Vulvovaginal gejala kandidiasis, yaitu, suatu pertumbuhan berlebih dari Candida albicans,
meliputi:
1. Gatal, nyeri dan / atau pembakaran ketidaknyamanan pada vagina dan vulva
2. Berat dadih putih seperti vagina
3. Ruam merah terang yang mempengaruhi bagian dalam dan luar dari vulva, kadang-kadang
menyebar luas di pangkal paha untuk memasukkan daerah kemaluan, daerah inguinal dan paha.
Ini bisa berlangsung hanya beberapa jam atau bertahan selama berhari-hari, berminggu-
minggu, atau jarang, bulan.
Gejala mungkin kadang-kadang diperparah oleh hubungan seksual.

E. Komplikasi
1. Ketidaknyamanan yang tidak hilang
2. Infeksi kulit (dari garukan)
3. Komplikasi karena penyebab kondisi (seperti gonore dan infeksi kandida)

F. Pencegahan
Untuk mencegah infeksi jamur, mengenakan pakaian katun agar udara dapat bersirkulasi.
Walaupun sejumlah obat untuk mengobati infeksi jamur baru-baru ini akan tersedia over-the-
counter, berhati-hati dalam membuat diagnosis diri terburu-buru.
Penggunaan kondom selama hubungan seksual bisa mencegah sebagian besar infeksi menular
seksual vagina. Tepat pas dan memadai penyerap pakaian, dikombinasikan dengan baik
kebersihan daerah genital juga mencegah banyak kasus infeksi non-vulvovaginitis.
Anak-anak harus diajarkan bagaimana cara benar membersihkan daerah genital saat
memandikan atau mandi. Tepat menyeka setelah menggunakan toilet juga akan membantu (anak
harus selalu menyeka dari depan ke belakang untuk menghindari memperkenalkan bakteri dari
anus ke vagina).
Tangan harus dicuci bersih sebelum dan setelah menggunakan kamar mandi.

G. Perawatan
Kadang-kadang Candida albicans infeksi tetap ada meski terapi konvensional yang memadai.
Pada beberapa wanita hal ini mungkin merupakan tanda kekurangan zat besi , diabetes melitus
atau masalah imun, dan tes yang sesuai harus dilakukan.
Perempuan yang mengalami berulang Vulvovaginal Candida albicans melakukannya karena
infeksi persisten, daripada infeksi ulang. Tujuan dari perawatan dalam situasi ini adalah untuk
menghindari pertumbuhan berlebih dari kandida yang mengarah ke gejala, daripada harus
mampu mencapai pemberantasan menyelesaikan atau menyembuhkan.
Ada beberapa bukti bahwa langkah-langkah berikut dapat membantu:
1. Kapas atau uap air-wicking pakaian dalam dan pakaian longgar - menghindari stoking nilon.
2. Perendaman dalam garam mandi. Hindari sabun - menggunakan pembersih non-sabun atau krim
untuk mencuci berair.
3. Terapkan hidrokortison krim untuk mengurangi gatal dan mengobati sekunder dermatitis
mempengaruhi vulva.
4. Perlakukan dengan krim antijamur sebelum setiap periode menstruasi dan sebelum terapi
antibiotik untuk mencegah kambuh.
5. Sebuah perjalanan panjang sebuah antijamur topikal agen kadang-kadang diperlukan (tapi hal ini
mungkin sendiri menyebabkan dermatitis atau hasil dalam non-proliferasi candida albicans).
6. Antijamur oral obat-obatan (itrakonazol atau flukonazol) dapat diambil secara teratur dan
sebentar-sebentar (misalnya sekali sebulan). Dosis dan frekuensi yang cukup bervariasi,
tergantung pada keparahan gejala. Oral agen antijamur mungkin tidak sesuai pada kehamilan.
Mereka membutuhkan resep.
7. Asam borat (boraks) 600mg sebagai supositoria pada malam hari dapat membantu untuk
mengasamkan vagina dan mengurangi kehadiran khamir (albicans dan non-candida albicans).
Langkah-langkah berikut belum ditunjukkan untuk membantu.
Perawatan pasangan seksual - laki-laki mungkin mendapatkan singkat reaksi kulit pada penis,
yang membersihkan cepat dengan krim antijamur. Memperlakukan laki-laki tidak mengurangi
jumlah episode kandidiasis pada pasangan wanita mereka.
Khusus gula rendah, rendah ragi atau yoghurt tinggi diet, menempatkan yoghurt dalam vagina
,obat alami (dengan pengecualian asam borat)

H. Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Keluhan Utama
a. Nyeri
b. Luka
c. Perubahan fungsi seksual
3. Riwayat Penyakit
a. Sekarang :
Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin
b. Dahulu :
Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan reproduksi
4. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Bagian Luar
Inspeksi
1) Rambut pubis, distribusi, bandingkan sesuai usia perkembangan klien
2) Kulit dan area pubis, adakah lesi, eritema, visura, leokoplakia dan eksoria
3) Labia mayora, minora, klitoris, meatus uretra terhadap pemebengkakan ulkus, keluaran dan
nodul

b. Pemeriksaan Bagian Dalam


1) Inspeksi
Serviks: ukuran, laserasi, erosi, nodula, massa, keluaran dan warnanya
2) Palpasi
a) Raba dinding vagina: Nyeri tekan dan nodula,
b) Serviks: posisi, ukuran, konsistensi, regularitas, mobilitas dan nyeri tekan
c) Uterus: ukuran, bentuk, konsistensi dan mobilitas
d) Ovarium: ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi dan nyeri tekan

I. Diagnosa
1. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada system reproduksi
2. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual
3. Resiko terhadap infeksi b/d kontak dengan mikroorganisme
4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan

J. Intervensi
1. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada system reproduksi
Kriteria hasil:
Memperhatikan bahwa nyeri ini ada mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan dan
menurunkan nyeri dapat mengidentifikasi dan menurunan sumber-sumber nyeri.
Intervensi:
a. Berikan pengurang rasa nyeri yang optimal
b. Meluruskan kesalahan konsep pada keluarga
c. Bicarakan mengenai ketakutan, marah dan rasa frustasi klien
d. Berikan privasi selama prosedur tindakan
2. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual
Kriteria hasil :
Menceritakan masalah mengenai fungsi seksual, mengekspresikan peningkatan kepuasan
dengan pola seksual. Melaporkan keinginan untuk melanjutkan aktivitas seksual
Intervensi:
a. Kaji riwayat seksual mengenai pola seksual, kepuasan, pengetahuan seksual, masalah seksual
b. Identifikasi masalah penghambat untuk memuaskan seksual
c. Berikan dorongan bertanya tentang seksual atau fungsi seksual
3. Resiko terhadap infeksi b/d kontak dengan mikroorganisme
Kriteria hasil:
Klien mampu memperlihatkan teknik cuci tangan yang benar, bebas dari proses infeksi
nasokomial selama perawatan dan memperlihatkan pengetahuan tentang fakor resiko yang
berkaitan dengan infeksi dan melakukan pencegahan yang tepat.
Intervensi:
a. Teknik antiseptik untuk membersihan alat genetalia
b. Amati terhadap manefestasi kliniks infeksi
c. Infomasikan kepada klien dan keluarga mengenai penyebab, resiko-resiko pada kekuatan
penularan dari infeksi
d. Terafi antimikroba sesuai order dokter
4. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan
Kriteria hasil:
Menunjukan pemahaman akan proses penyakit dan prognosis, mampu menunjukan prosedur
yang diperlukan dan menjelaskan rasional dari tindakan dan pasien ikut serta dalam program
pengobatan
Intervensi:
a. Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan
b. Berikan informasi mengenai terafi obat-obatan, interaksi, efek samping dan pentingnya pada
program
c. Tinjau factor-faktor resiko individual dan bentuk penularan/tempat masuk infeksi
d. Tinjau perlunya pribadi dan kebersihan lingkungan.
K. Implementasi
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan kepada perawat
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan dari pelaksanaan adalah
membantu klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan meliputi peningkatan kesehatan
atau pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dari fasilitas yang dimiliki.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika klien
mempunyai keinginan untuk berpartisiasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Selama
perawatan atau pelaksanaan perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan
perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. dan meprioritaskannya. Semua tindakan
keperawatan dicatat ke dalam format yang telah ditetapkan institusi.

L. Evaluasi
1. Tingkat kenyamanan pasien kembali seperti sebelum sakit
2. Pola seksualitas dapat berfungsi secara normal
3. Tidak terjadi inveksi
4. Klien mengerti mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas kita dapat mengidentifikasi penggunaan cairan antiseptic pada daerah
kewanitaan, penggunaan antiseptic pada daerah kewanitaan terus menerus dapat menimbulkan
penyakit di daerah kewanitaan tersebut. Mengetahui pemakaian antiseptic yang benar, mencegah
masalah kewanitaan dengan penggunaan antiseptic dan dapat menerapkan proses asuhan
keperawatan yang berhubungan dengan penggunaan antiseptic pada penyakit vulvovaginitis.

B. Saran
1. Ada baiknya jangan menggunakan antiseptic di daearah kewanitaan terus menerus,
2. Apabila daerah vagina gatal maka jangan digaruk dengan menggunakan kuku karena dapat
menimbulkan iritasi atau luka,
3. Gunakan antiseptic pada waktu-waktu tertentu misalnya pada waktu daerah vagina mengalami
kegatalan, mengalami keputihan dan pada masa menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2008. Sepuluh Mitos Daun Sirih. Wikipedia. Jakarta. Dalam


http://ad.okezone.com/microsite/unzavitalis/10mitos/. Diakses pada 20 Oktober 2010 pukul
20:11 wita.

Anonym. 2009. Jangan Anggap Remeh Keputihan. Wikipedia. Jakarta. Dalam


http://www.dechacare.com/Jangan-Anggap-Remeh-Keputihan-I466.html. Diakses pada 20
Oktober 2010 pukul 20:34 wita.

Anonym. 2010. Asuhan Keperawatan. Wikipedia. Jakarta. Dalam


http://snizty.blogspot.com/2010/04/asuhan-keperawatan-dengan-klien.html. Diakses pada 20
Oktober 2010 pukul 19:17.

Anonym. 2010. Khasiat dan Dampak Sabun Daun Sirih. Wikipedia. Jakarta. Dalam
http://allaboutlove-qdoeys.blogspot.com/2010/03/khasiat-dan-dampak-sabun-dan-daun-
sirih.html. Diakses pada 20 Oktober pukul 20:21 wita.

Anonym. 2010. Mengatasi Keputihan. Wikipedia. Jakarta. Dalam


http://www.dechacare.com/Mengatasi-Keputihan-dan-Gangguan-Menstruasi-Secara-Alami-
I425.html. Diakses pada 20 Oktober 2010 pukul 20:39 wita.

Band, Rubby. 2010. Bahaya Keputihan Pada Wanita. Wikipedia. Jakarta. Dalam http://penisku-
besar.blogspot.com/2010/09/bahayanya-keputihan-pada-wanita.html. Diakses pada 20 Oktober
2010 pukul 19:08 wita.

Bertram G. Katzung, MD,PHD. 1983. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 3. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC

Doenges, Marillyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.

Mamin, Darwis. 2010. Jangan Sembarang Gunaka Antiseptik. Wikipedia. Jakarta. Dalam
http://darwismamin.wordpress.com/keperawatan/jangan-sembarang-gunakan-antiseptik/. Diakses
pada 20 Oktober 2010 pukul 21:50. Wita.
Selama menjalani siklus menstruasi, organ intim perempuan berada dalam kondisi yang lebih
lembap dari biasanya. Itulah mengapa setiap perempuan harus lebih memperhatikan kondisi
organ intim selama menstruasi.

Dr. dr. Junita Indarti, SPOG, spesialis kebidanan dan penyakit kandungan Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, memaparkan bahwa akibat dari lalai menjaga kebersihan organ intim
khususnya ketika siklus menstruasi adalah tumbuhnya mikroorganisme yang tidak diharapkan.
Kelalaian ini juga bisa menimbulkan bau, infeksi, juga keputihan yang tidak wajar. "Darah itu,
kan, media kuman yang baik, mengingat selama menstruasi darah akan menempel di permukaan
vulva, maka kita harus terus menjaga kebersihannya agar kelembapan vagina tetap terjaga," ujar
Junita.

Pada dasarnya, vagina dalam keadaan normal pun memang tetap memiliki bakteri. Namun ada
bakteri yang baik, ada juga bakteri yang dapat menjadi patogen. Junita menuturkan, di samping
bakteri baik seperti lactobacillus, spora Candida adalah bakteri yang dikenal sebagai penyebab
keputihan. "Jika kelembapan vagina berada di atas ambang normal, spora Candida ini dapat
menjadi patogen sehingga ada kemungkinan membuat infeksi yang menyebabkan keputihan.
Akibatnya sangat mengganggu karena vagina jadi berbau dan gatal," papar Junita.

Tangan Harus Bersih

Keluhan keputihan pada perempuan cukup tinggi. Oleh karena itu, kaum hawa harus memahami
cara menjaga kesehatan organ reproduksi yang benar. Salah satunya memastikan tangan dalam
kondisi bersih ketika bersentuhan langsung dengan vagina. "Mencuci tangan terlebih dahulu itu
penting. Ketika membasuh pun kita harus memastikan airnya benar-benar bersih atau sesekali
gunakan air hangat. Sementara jika menggunakan air yang mengalir, misalnya dengan disemprot,
semprotannya jangan terlampau kencang," tukas Junita.

Rangkaian membersihkan organ kewanitaan ini dilakukan agar tidak ada bakteri yang berasal
dari tangan hinggap ke vagina. Selain itu, penting juga untuk membersihkan daerah kewanitaan
menggunakan sabun dengan Ph yang sesuai, yaitu sekitar 4,5. Tindakan ini bertujuan untuk
menjaga keasaman vagina agar tetap pada kondisi yang diperlukan. Namun, dosen Universitas
Indonesia ini juga menambahkan, bahwa penggunaan pewangi untuk vagina sebenarnya tidak
terlampau perlu karena zat kimia di dalamnya rentan membuat alergi.

Memastikan vagina dalam keadaan kering sebelum kita mengenakan celana dalam agar
kelembapannya terjaga juga tak kalah penting. "Ini sangat penting. Bukan sekadar membersihkan
dengan mengusap tisu, tapi celah di antara dua labia harus ikut diusap lembut dari arah depan ke
belakang," tambah Junita. Lain halnya jika Anda sedang mengalami keputihan. Selain
melakukan perawatan tadi, Anda pun wajib mengganti celana dalam secara rutin agar tetap
kering dan nyaman.

Pilah-Pilih Pembalut
Beragam jenis pembalut di pasaran menawarkan berbagai inovasi yang mengklaim sebagai
produk terbaik dan teraman untuk kesehatan. Menanggapi hal ini, Junita menyatakan, pada
dasarnya tidak ada jenis pembalut yang lebih baik atau lebih buruk. "Tidak ada kategori khusus,
yang penting dapat menyerap darah haid dengan baik dan membuat nyaman," ujar Junita.

Dengan demikian, kriteria pembalut yang baik akan berbeda setiap orangnya. Baik dilihat dari
ukuran panjang maupun ketebalan, semua tergantung pada setiap individu. Begitu juga dengan
pembalut herbal yang disebut-sebut lebih sehat dan aman. "Pembalut herbal, sebenarnya sama
saja. Pasalnya, kandungan herbal atau antibakteri yang terkandung dalam pembalut, kan, hanya
bekerja di permukaan vagina. Ia tidak sampai masuk ke liang vagina sehingga tidak bisa
mengobati ke dalam," tegas Junita.

Ia lantas menambahkan bahwa kandungan antibakteri atau antioksidan pada pembalut pun
sebenarnya tidak terlampau perlu. "Intinya, sih, membuat nyaman. Apakah daya serapnya baik
dan ukurannya pas? Itu saja cukup. Karena ada juga, kan, pembalut yang penyerapannya tidak
maksimal."

Rutin Ganti Pembalut

Normalnya, haid terjadi dalam siklus 21-35 hari, selama tiga hingga tujuh hari dalam satu
siklusnya. Dalam kisaran yang normal pula, jumlah darah selama satu siklus menstruasi kurang
lebih sebanyak 50 cc. Namun jumlah darah selama haid pada setiap perempuan berbeda-beda.
Oleh karena itu, sebenarnya tidak ada aturan baku mengenai jangka waktu mengganti pembalut.

Meski demikian, kunci menjaga kebersihan dan kesehatan vagina selama masa menstruasi, tegas
Junita, adalah dengan rutin mengganti pembalut. "Jadi tidak perlu memilih pembalut yang seperti
apa, yang penting rutin menggantinya," tambahnya. Waktu terbaik untuk segera mengganti
pembalut adalah ketika Anda sudah merasa lembap dan tidak nyaman. "Intinya jika pembalut
dirasa sudah penuh, lembap, dan membuat tidak nyaman, berarti harus diganti. Umumnya setiap
empat hingga enam jam sekali," tutur Junita.

Jadi, jangan menunda penggantian pembalut sebab perempuan menghasilkan bahan sekresi yang
bersifat basa ketika menstruasi. Jika darah haid didiamkan menempel terlalu lama, pembalut
dapat menjadi tempat berkembangnya jamur. Anda tak ingin, kan, organ reproduksi menjadi
gatal dan berbau karena malas mengganti pembalut?

Mengenal Tampon

Fungsi dan bahan dasar tampon sebenarnya sama saja dengan pembalut. Namun, bahan pembuat
tampon dipadatkan sehingga berbentuk tabung. "Pengunaannya dimasukan ke liang vagina
sehingga kita lebih leluasa bergerak. Itu kelebihannya. Namun risikonya pun lebih besar karena
posisi tampon lebih dekat ke mulut rahim," papar Junita.

Karena penggunaannya dimasukan langsung ke liang vagina, maka selain memastikan ukuran
yang dipilih sesuai, tangan juga harus benar-benar bersih sebelum menggunakan tampon. "Agar
tetap bersih dan mencegah timbulnya bakteri, lebih baik ganti setiap tiga jam sekali dan tidak
digunakan ketika tidur. Karena waktu tidur itu lama dan ketika itu bakteri bisa tumbuh," pungkas
Junita.

Penggunaan tampon di Indonesia memang tidak begitu populer. Pasalnya, penggunaan tampon
yang dimasukkan ke liang vagina pun memiliki risiko tersendiri. "Misalnya pada perempuan
yang belum menikah, pasti ada ketakutan menggunakannya karena bisa jadi menembus atau
melukai selaput dara. Apalagi jika menggunakan tampon berukuran besar. Seperti pembalut,
tampon pun tersedia dalam berbagai ukuran," papar Junita.

Perlu Panty Liners?

Menjelang siklus menstruasi, tak jarang perempuan mengalami masa keputihan. Untuk
menyiasatinya, beberapa orang memilih menggunakan panty liners untuk menjaga permukaan
vagina agar tetap kering.

Sebenarnya, perlukah menggunakan panty liners ini? "Pada dasarnya, vagina dapat
membersihkan daerah kewanitaannya sendiri, jadi itu tidak perlu. Memang itu dapat menyerap
lendir, tapi sebaiknya tidak digunakan rutin karena justru tidak sehat jika terus
menggunakannya," papar Junita. Pasalnya, meskipun tujuan menggunakan panty liners untuk
menjaga permukaan vagina agar tetap kering, pada kenyataannya penggunaan panty liners justru
membuat permukaan vagina tidak memiliki ruang untuk bernapas sehingga membuat lembap.

"Ketika memang sedang keputihan tak apa menggunakan, tapi sesekali saja. Sesuaikan dengan
tujuannya juga. Artinya, lihat kebutuhannya. Jangan digunakan secara rutin," pungkas Junita.
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa
peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara
umur 11 tahun sampai 21 tahun.

Definisi

Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa
awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18
tahun hingga 22 tahun.[butuh rujukan] Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan
karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan
dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol
(pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di
luar keluarga.[1]

Dilihat dari bahasa inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan
tahun.Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu
orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman memiliki peranan
penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan.[butuh rujukan] Remaja juga
berasal dari kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah
adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional,
sosial, dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja memiliki tempat di antara anak-anak dan orang tua
karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa
atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status
dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.Masa remaja berlangsung antara umur 12
tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
Sedangkan menurut Zakiah Darajat (1990: 23) remaja adalah: Masa peralihan di antara masa
kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa
perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik
bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah
matang. Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa remaja (adolescene) diartikan
sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup
perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan
oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.[butuh rujukan]

Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu:[butuh rujukan]

 Masa remaja awal, 12 - 15 tahun


 Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun
 Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun

Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu
masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 –
18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:192) Definisi yang dipaparkan
oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa
masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang
usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu
pematangan fisik, maupun psikologis.
Organ intim wanita seperti bunga kuncup yang tertutup dan akan terbuka ketika melakukan kegiatan
seksual dengan pasangan, ketika sedang menstruasi, ketika sedang keputihan dan sebagai jalan lahir
bagi janin.

Penting untuk selalu menjaga organ intim wanita mulai dari bagian depan hingga bagian dalam organ
intim dari apa saja yang mungkin mengotori organ intim wanita termasuk penggunaan air untuk
membasuh organ intm, penggunaan pembalut hingga pakaian dalam yang dikenakan.

Organ intim wanita yang letaknya tersembunyi dan memiliki kelenturan yang cukup elastis ini juga
tidak pernah luput dari bahaya kontaminasi mikroorganisme yang mungkin akan mengancam
kehidupan organ intim wanita. Bahkan tanpa disadari kita sering mengotori organ intim wanita
misalnya ketika sedang menstruasi banyak, cairan keputihan yang keluar secara berlebihan, rasa gatal
dan bau tidak sedap di sekitar area organ intim.

Selain menjaga kebersihan vagina, hal yang penting lainnya untuk dilakukan adalah dengan merawat
vagina dari berbagai serangan penyakit, bakteri dan kuman yang membahayakan ekosistem dan
mengganggu keseimbangan pH di sekitar organ intim wanita.

Meski kita sering membasuh organ intim baik ketika usai buang air kecil, buang air besar dan hal lainnya
ada beberapa bagian vagina yang jarang terjamah dan terkadang hanya membasuh vagina bagian depan
saja. Padahal bila diketahui memberishkan vagina yang baik adalah menbasuh seluruh vagina dari arah
depan ke belakang dengan air bersih.

Kesalahan yang juga sering kita lakukan adalah menyemprotkan cairan pembersih ke bagian organ intim
dengan maksud memberikan aroma harum dan wangi untuk menghilangkan bau tidak sedap di sekitar
organ intim. Padahal cairan pembersih vagina yang disemprotkan belum tentu mampu menghilangkan
bau tidak sedap, justru sebagai media yang dapat menyuburkan pertumbuhan kuman, bakteri dan bibit
penyakit yang ada di sekitar organ intim wanita.

Jika kebersihan organ intim wanita tidak dijaga dengan baik, tidak hanya menimbulkan risiko pada
timbulnya kuman penyakit maupun bakteri, tetapi dapat pula menyebabkan ketidak seimbangan pH
atau keasaman vagina, bau vagina tidak sedap dan hal negatif lainnya yang mungkin muncul, seperti
terganggunya hubungan suami istri, terganggunya kehidupan rumah tangga dan timbulnya risiko
penyakit kanker rahim atau kanker serviks.Berikut info tentang Cara Membersihkan Vagina.

Oleh karenanya menjaga kebersihan vagina merupakan hal wajib yang harus kita lakukan. Untuk
menjaga kebersihan organ intim wanita tetap sehat dan alami, ada beberapa Cara Alami
Membersihkan Vagina, yakni :

1. Cara Membersihkan Vagina dengan Tetap menjaga keseimbangan pH di sekitar organ intim dengan
mulai menerapkan pola hidup yang sehat dan seimbang. Contoh mengkonsumsi berbagai jenis makanan
yang mengandung cukup gizi, vitamin, mineral dan kandungan gizi lengkap lainnya.
2. Cara Alami Membersihkan Vagina dengan menghindari konsumsi beberapa jenis buah atau makanan
yang dapat memicu timbulnya produksi cairan vagina yang berlebihan

3. Cara Membersihkan Vagina dengan Istirahat yang cukup

4. Cara Alami Membersihkan Vagina dengan banyak mengkonsumsi air putih

5. Cara Membersihkan Vagina dengan Membasuh vagina dari arah yang benar yakni dari arah depan ke
belakang

6. Cara Alami Membersihkan Vagina dengan membersihkan vagina dengan bahan alami yang minim
dengan efek samping negatif. Beberapa contoh bahan herbal alami yang sering digunakan untuk
membasuh organ intim seperti daun sirih, buah majakani, kunyit, temu mangga, temu putih dan
berbagai bahan herbal alami lainnya

7. Cara Alami Membersihkan Vagina yang terakhir dengan membersihkan seluruh bagian organ intim
dari darah menstruasi yang mungkin keluar dalam jumlah banyak, usai melakukan hubungan seksual,
usai buang air kecil atau air besar.

Anda mungkin juga menyukai