Anda di halaman 1dari 16

Formulasi Obat Kumur Antiseptik Ekstrak Daun Salam (Eugenia

polyantha Wight)
(Ade Novero, 2014)
Pembimbing I : Densi Selpia Sopianti, S.Far., Apt
Pembimbing II : Yosi Ermalena, S.Si., Apt
INTISARI
Rongga mulut merupakan salah satu tempat dalam tubuh yang mengandung
mikroorganisme dengan populasi dan keanekaragaman paling tinggi dibanding
tempat lain. Obat kumur adalah sediaan yang berupa larutan atau cairan yang
digunakan untuk membilas rongga mulut dengan sejumlah tujuan antara lain
untuk menyingkirkan bakteri perusak, bekerja sebagai penciut, untuk
menghilangkan bau tidak sedap, mempunyai efek terapi dan menghilangkan
infeksi atau mencegah karies gigi. Daun salam (Eugenia polyantha Wight)
merupakan tanaman yang digunakan secara tradisional sebagai bahan tambahan
dalam masakan karena memiliki bau yang khas dan memiliki kandungan
flavonoid yang berkhasiat sebagai antibakteri. Dalam penelitian ini dibuat ekstrak
daun salam dalam bentuk sediaan obat kumur.
Formulasi obat kumur dibuat dalam 3 formula, dengan zat aktifnya adalah
ekstrak daun salam. Formula 1 mengandung 4% ekstrak daun salam, formula 2
mengandung 6 % ekstrak daun salam, dan formula 3 mengandung 8 % ekstrak
daun salam. Evaluasi obat kumur yang dilakukan adalah uji organoleptis (bentuk,
bau, warna, dan rasa), uji pH, uji penimbulan busa, uji bobot jenis, uji kejernihan,
dan uji panelis.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun salam (Eugenia polyantha
Wight) dapat dibuat dalam bentuk sediaan obat kumur. Variasi kadar dari ekstrak
daun salam (Eugenia polyantha Wight) mempengaruhi sifat fisik dari sediaan obat
kumur pada uji organoleptis, uji penimbulan busa, uji pH dan uji panelis.
Kata kunci

: Obat kumur, ekstrak daun salam.

Daftar acuan

: 14 (1994-2013)

Antiseptic Mouthwash Formulation Bay Leaf Extract (Eugenia


polyantha Wight)
(Ade Novero, 2014)
Pembimbing I : Densi Selpia Sopianti, S.Far., Apt
Pembimbing II : Yosi Ermalena, S.Si., Apt
ABSTRACT
The oral cavity is one of the places in the body that contain microorganisms
with higher populations and diversity than most other places. Mouthwash is a
dosage form of a solution or liquid used to rinse the oral cavity with a number of
purposes, among others, to get rid of the bacteria destroyer, working as penciut, to
eliminate the odor, has a therapeutic effect and eliminate the infection or prevent
dental caries. Bay leaf (Eugenia polyantha Wight) is a plant traditionally used as
an ingredient in cooking because it has a characteristic odor and contains
flavonoids that efficacious as an antibacterial. In this experiment bay leaf extract
made in the form of mouthwash preparations.
Mouthwash formulations made in 3 formulas, the active ingredient is an
extract of bay leaf. Formula 1 containing 4% extract bay leaf, 2 formulas
containing 6% extract bay leaf, and formula 3 containing 8% extract of leaves.
Evaluation is done mouthwash organoleptic test (shape, smell, color, and flavor),
pH, foam onset test, specific gravity test, clarity test, and test panelists.
The conclusion from experiment is the bay leaf extract (Eugenia polyantha
Wight) can be made in the form of mouthwash preparations. Variations in levels
of bay leaf extracts (Eugenia polyantha Wight) affect the physical properties of
the mouthwash preparations organoleptic test, test onset foam, pH test and test
panelists.
Keywords

: Mouthwash, bay leaf extract.

List of references : 14 (1994-2013)

LATAR BELAKANG
Rongga mulut mengandung
berbagai macam komunitas bakteri

banyak permukaan-permukaan pada


rongga mulut.
Ada banyak cara yang dapat

yang berlimpah dan kompleks.

dilakukan untuk mencegah plak dan

Berbagai macam mikroba ini secara

karies gigi, salah satunya penggunaan

normal menghuni bagian-bagian atau

obat kumur antiseptik (Ford, 1993).

permukaan yang berbeda dari rongga

Salah satu tujuan kumur dengan

mulut. Bakteri terakumulasi baik pada

antiseptik yaitu menurunkan jumlah

jaringan lunak maupun keras dalam

koloni bakteri patogen dalam rongga

suatu bentuk lapisan yang sering

mulut dan mengurangi terjadinya plak

disebut sebagai plak (Susanto, 2013).


Obat kumur sering digunakan

dan karies gigi dengan jalan


berinteraksi dengan protein bakteri

untuk kontrol plak sehari-hari,


(Laksminingsih, 2000).
khususnya bagi individu dengan
Klorheksidin merupakan salah
higiena oral yang buruk. Pada
satu obat kumur yang paling banyak
umumnya kontrol plak sehari-hari
digunakan dan efektif untuk
dilakukan secara mekanis melalui
mencegah pembentukan plak.
penyikatan gigi dan pembersihan
Mekanisme kerja antibakteri
dengan benang gigi. Penggunaan obat
klorheksidin adalah mengikat bakteri,
kumur dalam kontrol plak sehari-hari
meningkatkan permeabilitas dinding
ditujukan sebagai tambahan dalam
sel bakteri, sehingga dapat penetrasi
membersihkan plak secara mekanis
ke dalam sitoplasma bakteri, diserap
tersebut, karena berkumur dengan
oleh hidroxyapatite permukaan gigi,
obat kumur dapat mencapai lebih

dan mucin dari saliva. Dilepas

khas. Namun, selain manfaatnya

perlahan-lahan dalam bentuk yang

sebagai penyedap makanan, daun

aktif, menghambat pertumbuhan plak

salam ternyata juga menyimpan

(Prijantojo, 1992).

banyak manfaat lain bagi kesehatan.

Tidak semua masyarakat dapat

Daun salam (Eugenia polyantha

dengan mudah memperoleh

Wight) mempunyai kandungan kimia

klorheksidin, terutama masyarakat

yaitu tanin, flavonoid, dan minyak

yang jauh dari toko obat maupun

asiri 0,05 % yang terdiri dari eugenol

apotek. Upaya yang dapat dilakukan

dan sitral. Dimana secara

oleh golongan masyarakat ini adalah

farmakologis tanin dan flavonoid

memanfaatkan tanaman yang

mempunyai efek anti-inflamasi dan

mempunyai khasiat obat, salah

antimikroba, sedangkan minyak atsiri

satunya daun salam (Eugenia

mempunyai efek analgesik (Agoes,

polyantha Wight).

2010).

Daun salam (Eugenia polyantha

Berdasarkan latar belakang diatas

Wight) adalah salah satu jenis

peneliti sangat tertarik untuk mencoba

rempah-rempah yang sudah tidak

membuat suatu formulasi sediaan

asing lagi bagi sebagian besar

obat kumur antiseptik dari ekstrak

masyarakat, khususnya bagi kalangan

daun salam (Eugenia polyantha

ibu rumah tangga. Daun salam sendiri

Wight) untuk mengajarkan

saat ini banyak dimanfaatkan sebagai

masyarakat bagaimana memanfaatkan

bahan pelengkap dan penyedap alami

bahan alam guna mencegah

pada masakan karena aromanya yang

pertumbuhan plak dan karies gigi

Daun salam segar yang telah

pada rongga mulut.

diambil pada pagi hari, dicuci untuk

METODE PENELITIAN

membersihkan kotoran yang

Penelitian ini dilakukan di

menempel kemudian dicuci dan

Laboratorium Farmasetika Akademi

dirajang kecil - kecil dengan

Farmasi Al-Fatah Bengkulu. Waktu

menggunakan pisau. Daun salam

penelitian ini dilakukan selama tiga

yang telah dirajang, lalu dikeringkan

bulan, yaitu dari bulan Maret sampai

dengan cara diangin-anginkan

Mei 2014.

ditempat yang teduh dan terlindung

Alat-alat yang digunakan dalam

dari sinar matahari langsung selama 7

penelitian ini terdiri dari gelas ukur,

hari. Selanjutnya dilakukan sortasi

erlemeyer, beaker glass, corong,

kering, untuk memisahkan benda-

kertas saring, sendok tanduk, batang

benda asing yang tidak diinginkan.

pengaduk kaca, pH meter, pisau,


timbangan digital, wadah.
Bahan-bahan yang digunakan

Prosedur pembuatan ekstrak daun


salam : siapkan simplisia daun salam
yang telah kering lalu masukkan

dalam penelitian ini terdiri dari :

kedalam wadah botol berwarna gelap

Ekstrak daun salam (Eugenia

yang tertutup dan tambahkan cairan

polyantha Wight), sodium

penyari atau pelarut yaitu etanol 70%

bicarbonate, natrium lauryl sulfate,

sebanyak 500 ml, ditutup dan

gliserin, etanol (70%), oleum

dibiarkan selama 7 hari terlindung

menthae, aqua destilata.

dari cahaya dan setiap harinya


dilakukan pengadukan secara teratur

selama 2,5 jam agar cairan penyari


Laury

bisa masuk kedalam sel-sel yang

terdapat didalam simplisia. Setelah 7

sulfat

hari campuran tersebut disaring,

e
Sodiu

menggunakan rotary evaporator

bicarb

dengan tekanan 70 rpm dan suhu

onate

70C (Voigt, 1994).

Gliser

Pemani

in

Etano

Adstrin

selanjutnya dilakukan evaluasi yang

gents

meliputi uji organoleptis, uji

(70%)

kelarutan, dan uji kadar abu.

Ol.

Flavou

Ment

r agent

Aqua

Pelarut

dest

ad

maserat selanjutnya dikentalkan

Buffer

Setelah didapatkan ekstrak

Sediaan obat kumur dibuat dalam


3 formula, masing-masing formula
volumenya 80 ml, berikut tabel
rancangan formula :

hae

Prosedur pembuatan obat kumur

Jumlah (%)
Nam
a Zat

Ekstr

ak

Fungsi

yaitu, pertama-tama siapkan alat yang


akan digunakan dan semua bahan

Antiba
kteri

ditimbang sesuai dengan yang

daun

diperlukan. Kemudian larutkan na.

salam

lauryl sulfate dengan aq dest ad larut,

Na.

Deterje

lalu sisihkan. Larutkan gliserin

dengan aq dest ad larut lalu sisihkan.

daun salam. Tabel hasil uji

Larutkan sodium bicarbonate dengan

organoleptis ekstrak daun salam :

aqua dest ad larut lalu sisihkan.


Campur dan masukkan bahan-bahan

Organolep
Sediaan

yang telah dilarutkan ke dalam


erlemeyer, tambahkan ekstrak daun
salam, kocok, lalu saring ke dalam
wadah botol, kemudian tambahkan
etanol (70%), dan tambahkan ol.
Menthae, lalu tutup botol dengan
rapat, lakukan evaluasi.
Setelah sediaan obat kumur
terbentuk selanjutnya dilakukan
evaluasi yang meliputi uji
organoleptis, uji pH, uji bobot jenis,
uji kerjernihan, uji penimbulan busa,
dan uji panelis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Evaluasi Ekstrak Daun Salam
Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan

Ekstrak daun

Konsistensi

Bau

Agak kental

Khas

salam

Berdasarkan data yang terdapat


pada tabel diketahui bahwa ekstrak
daun salam (Eugenia polyantha
Wight) yang dihasilkan memiliki
konsistensi yang agak kental dengan
bau dan rasa khas dari daun salam
serta berwarna coklat muda.
Perubahan warna daun salam yang
sebelumnya berwarna hijau menjadi
coklat setelah berbentuk ekstrak itu
karena daun telah kehilangan klorofil
(zat hijau daun) dikarenakan adanya
proses pemanasan.

secara visual, dengan cara

Uji Kelarutan
Uji kelarutan ekstrak daun salam

melakukan pengamatan bau, warna,

dilakukan dengan cara melarutkan

rasa dan konsistensi dari ekstrak

ekstrak daun salam sebanyak 1 gram

yang dimasukkan ke dalam 2 beaker

salam kering sebanyak 2 gram, lalu

glass kemudian masing-masing

masukkan kedalam krus yang telah

ditambahkan aquadest dan etanol

ditimbang dan ditara, kemudian

70% sambil diaduk.


Tabel hasil uji kelarutan ekstrak

dipijar atau dipanaskan dengan


kompor listrik sampai menjadi abu,

daun salam :
kemudian dinginkan, lalu timbang,
dan hitung persentase kadar abunya.

Pelarut
Bahan

Aquadest

Etanol

Hasil perhitungan uji kadar abu :

70%
Ekstrak

Mudah

Mudah

Daun

Larut

Larut

% Total Kadar Abu :

Salam

Dari hasil pengujian kelarutan

AB
x 100%
A
2 g0,3 g
2g

100 %

diperoleh hasil bahwa ekstrak daun

: 0,85 %

salam mudah larut dalam aquadest

Keterangan :

dan dalam etanol 70% hal ini terlihat

A = Berat simplisia sebelum

dimana pada kedua larutan didalam

pemijaran

beaker glass tidak menunjukkan

B = Berat simplisia setelah pemijaran

adanya endapan.
Uji Kadar Abu Ekstrak
Daun Salam
Tujuan dari uji kadar abu untuk
melihat kandungan mineral dari daun
salam. Uji kadar abu dilakukan
dengan cara timbang serbuk daun

Hasil uji kadar abu yang


diperoleh dari pengujian tersebut
adalah 0,85 %, Hasil yang diperoleh
uji kadar abu ini tidak melebihi kadar
yang telah ditetapkan yaitu tidak
boleh lebih dari 4%. Sehingga serbuk

daun salam ini telah memenuhi


M

Bentuk

Warna

persyaratan.
F3

b. Evaluasi Obat Kumur


Ekstrak Daun Salam
Uji Organoleptis :
Uji organoleptis obat kumur

Bau

ekstrak daun salam dilakukan setelah


proses pembuatan obat kumur yang

Keterangan :
F1
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 4%
F2
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 6%
F3
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 8%
C
= Cair
KK = Kuning Kecoklatan
CM = Coklat Muda
CT = Coklat Tua
KM = Khas Mint

bertujuan untuk mengamati


perbedaan bentuk fisik obat kumur
dari ketiga formula. Tabel hasil uji
organoleptis :

Minggu Ke

For

Pada uji organoleptis dilakukan

Organ
mul
oleptis
asi
F1

II

II

dengan cara mengamati secara


langsung sediaan obat kumur selama

Bentuk

Warna

meliputi warna, bentuk dan bau dari

sediaan obat kumur. Pada minggu

Bentuk

Warna

4 minggu. Bagian yang diamati

Bau

F2

pertama sampai minggu ke empat


pengamatan dari masing-masing
formula tidak mengalami perubahan
pada bentuk dan bau, tetapi pada

Bau
K

pengamatan warna dari minggu

pertama sampai minggu ke empat


cm

cm

cm

9,4

9,5

9,7

cm

cm

cm

9,3

9,4

9,6

cm

cm

cm

9,4

9,5

9,7

rat

cm

cm

cm

masing-masing formula (F1, F2, F3)


ada perbedaan dimana F1 berwarna
kuning kecoklatan, F2 berwarna

III

IV

coklat muda, F3 berwarna coklat tua,


hal ini disebabkan karena perbedaan
kadar ekstrak daun salam dari

Rat

masing-masing formula, sehingga


semakin tinggi kadar ekstrak akan
mempengaruhi uji organoleptis obat
kumur khususnya pada perubahan

Keterangan :
F1
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 4%
F2
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 6%
F3
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 8%

Dari hasil pengujian diatas

warna.
Uji Penimbulan Busa
Pemeriksaan penimbulan busa

diketahui bahwa F3 memiliki kadar


busa yang lebih banyak dibandingkan

bertujuan untuk mengetahui

dengan F2 dan F1, sedangkan F1

bagaimana busa yang dihasilkan

memiliki kadar busa yang paling

pada masing-masing formula. Tabel

sedikit, hal tersebut dikarenakan

hasil uji penimbulan busa :

adanya perbedaan jumlah ekstrak


daun salam pada masing-masing

Mi

Penimbulan Busa

formula.

ngg
u

F1

F2

F3

9,7

9,7

9,7

cm

cm

cm

9,5

9,7

9,9

Ke

II

Pengujian pH

Tujuan dari uji pH adalah untuk

jika pH > dari 6 maka sediaan terlalu

mengetahui apakah sediaan yang

basa dan akan menyebabkan

dibuat sudah memenuhi standar pH

pertumbuhan jamur sehingga

yang telah ditetapkan. Secara umum

mengakibatkan timbulnya sariawan.

pH obat kumur berkisar antara 5-6.

Dari tabel diatas, hasil uji pH obat

Tabel hasil pengujian pH :

kumur eksrak daun salam F1, F2,dan


F3 didapat pH 5,56 5,72. Jadi, pH

Ming

Uji pH

obat kumur dari ketiga formula

gu
F1

F2

F3

5,14

5,42

5,51

II

5,58

5,54

5,68

III

5,75

5,82

5,70

IV

5,79

5,90

6,00

Ke

tersebut telah memenuhi syarat.


Uji Kejernihan
Pada umumnya sediaan obat
kumur biasanya jernih, namun ada
juga obat kumur yang pekat dan
harus diencerkan terlebih dahulu, uji

Rata5,56

5,67

5,72

rata

Keterangan :
F1
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 4%
F2
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 6%
F3
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 8%

kejernihan ini dilakukan dengan cara


melihat sediaan obat kumur secara
langsung dengan kasat mata saja.
Tabel hasil uji kejernihan :

Secara umum obat kumur


M

memiliki pH yang berkisar 5-6. Jika


pH < dari 5 sediaan terlalu asam dan
akan menyebabkan semakin

i
n
g
g

banyaknya pertumbuhan bakteri dan

Kejernihan
F1

F2

F3

Uji Bobot Jenis


Uji bobot jenis adalah untuk
K

mengetahui perbandingan zat di


Jer

Jer

nih

nih

Jer

Jer

nih

nih

bobot jenis dilakukan dengan

Jer

Jer

menggunakan piknometer. Tabel uji

nih

nih

Jer

Jer

nih

nih

Jernih

I
Jernih

Jernih

I
I
Jernih
V

udara terhadap bobot air dengan


volume dari suhu yang sama, uji

bobot jenis :

For
mula

Keterangan :
F1
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 4%
F2
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 6%
F3
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 8%

Berat (gram)
Pikno

Pik

kosong

no

sa

mp

el

Dari hasil evaluasi uji kejernihan

diatas, dapat dilihat bahwa pada

ketiga formula tidak terdapat partikel-

partikel tidak larut didalam sediaan


obat kumur ekstrak daun salam dan
sediaan tersebut memiliki kejernihan

6,62

12,

28

,
1

yang baik dan memenuhi standar


serta sama kejernihannya bila
dibandingkan dengan sediaan obat
kumur yang ada dipasaran.

9
II

6,62

12,

28

,
1

III

6,62

am

12,

28

Perhitungan bobot jenis :


F1, F2, F3 =

,
1

a. Volume

piknomete

Diketahui :

r:

Kerapatan air ( air) = 0,9960 g/ml

gram
5,57 g
=
air 0,9960 g /ml
= 5,5924
N

Sa

Bera

Bera

mp

el

pikn

pikn

o+

koso

samp

ng

el

(A)

(B)

Aq

6,62

12,19

des

ml
b. Kerapatan
()
1. Aq.dest =

B
A

B A
5,57 g
volume pikno 5,5924 g / ml
= 0,9960 g/ml

2. Sampel =

1,0121 g/ml
c. Bobot

7
g
2

Ek

6,62

12,28

stra

dau

sal

5,66 g
=
5,5924 ml

jenis

sampel
1. Bj sampel =
air

1,0121 gr /ml
= 1,0162
0,9960 gr /ml
0,9960 gr /ml
2. Bj Aq. dest =
0,9960 gr /ml
=1

Dari hasil perhitungan uji bobot


Tanggapan Panelis (%)

jenis diatas, didapatlah hasil BJ

Fo

Suka

Tidak Suka

sampel lebih besar daripada BJ air.

rm

Hal tersebut karena pada sampel

ul

ar

ar

na

terdapat zat-zat lain yang terlarut


sehingga mempengaruhi bobot jenis

sediaan.
Uji Panelis
Uji panelis dilakukan agar dapat

II

mengetahui bagaimana tanggapan


konsumen terhadap formula yang

III

40

20

90

dibuat. Dari ketiga formula yang


diberikan, konsumen dapat menilai
formula mana yang lebih nyaman
digunakan sebagai obat kumur dan
enak di mulut serta formula mana
yang memiliki warna paling menarik.
Uji ini dilakukan terhadap 10

Keterangan :
F1
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 4%
F2
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 6%
F3
= Obat kumur dengan konsentrasi
ekstrak daun salam 8%

Dari tabel diatas dapat

orang sukarelawan, dengan cara

disimpulkan bahwa F3 lebih banyak

mengambil sediaan obat kumur

disukai dari segi rasa dibandingkan

sedikit lalu dimasukkan kedalam

F2 dan F1 ini berarti kadar ekstrak

rongga mulut dan berkumur-kumur.

daun salam dalam F3 yang sedikit

Hasil uji panelis dapat dilihat pada

lebih banyak, lebih disukai oleh

tabel berikut :

konsumen karena rasa dari daun


salam yang khas lebih terasa pada F3.

Sementara dari segi warna, F2 lebih


banyak disukai dibandingkan F1 dan
F3 hal tersebut karena warna dari F2
yang lebih pas dibandingkan warna

265, 271, 378, Departemen


Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope
Indonesia, Edisi IV, Hal 413,
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.

dari F1 yang sedikit lebih pucat dan


F3 yang lebih pekat.
KESIMPULAN
1. Ekstrak daun salam

Anonim, 2009, Handbook Of


Phaermaceutical Excipient,
sixth edition, Hal 18, 301,
629, 651, Pharmaceutical
Press and American
Pharmacists Associations,
London and Washington DC.

(Eugenia polyantha
Wight) dapat dibuat
dalam bentuk sediaan
obat kumur.
2. Variasi kadar dari

Anonim, 1989, Materia Medika


Indonesia, Hal 536,
Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Agoes A., 2010, Tanaman Obat
Indonesia. Hal 25, Salemba
Medika, Jakarta.

ekstrak daun salam


(Eugenia polyantha
Wight) mempengaruhi
sifat fisik dari sediaan
obat kumur pada uji

Bardan S.N., 2013, Tanaman


Berkhasiat Obat. Hal 46,
Sunda Kelapa Pustaka,
Jakarta.
Elshabrina., 2013, Dahsyatnya Daun
Obat Sepanjang Masa, Hal 53, 54,
55, Cemerlang Publishing,
Yogyakarta.

organoleptis, uji
penimbulan busa, uji
pH dan uji panelis
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope
Indonesia, Edisi III, Hal 96,

Ford P., 1993, Restorasi Gigi. Alih


Bahasa : Narlan Sumawinata.
Judul asli : The Restoration of
Teeth (1992). Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Laila S.N., 2010. Uji Efektivitas
Antimikroba Ekstrak Etanol
Daun Salam (Eugenia
polyantha Wight) Terhadap

Streptococcus Mutans Rongga


Mulut. Dalam Majalah
Farmasi FK Universitas
Brawijaya, Surabaya.
Nareswari A., 2010. Perbedaan
Efektivitas Obat Kumur
Chlorhexidine Tanpa Alkohol
Dibandingkan Dengan
Chlorhexidine Beralkohol
Dalam Menurunkan Kuantitas
Koloni Bakteri Rongga Mulut,
Skripsi, Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret,
Jakarta. Diakses pada tanggal :
21 Oktober 2013, pukul :
13.05 WIB.
Pelzcar and Chan., 1998, Dasardasar Mikrobiologi,
Terjemahan Ratna Siri
Hadioetomo dari Basic
Microbiology (1986). Jilid 2,
Halaman 453-454, UI Press,
Jakarta

Ramadhani A., 2013, 1001 Keajaiban


& Khasiat Dedaunan, Hal 26,
27, 28, 29, 35, Sealova Media,
Yogyakarta.
Susanto A., 2013, Kesehatan gigi
dan Mulut, Hal 86, sunda
Kelapa Pustaka, Jakarta.
Voight, 1994., Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi, Hal 214,
Terjemahan Soedani Noerono,
Gadjah Mada University,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai