Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

USAHA PEMBUATAN MINUMAN FITOFARMAKA ALAMINTEA


(ALANG-ALANG, MINT DAN TEH) SEBAGAI MINUMAN RINGAN
PENUNJANG KESEHATAN TUBUH
Bidang Kegiatan :

PKM Kewirausahaan

disusun oleh :
Yunita Adyari Mirastuti
Meta Aldera
Irawan Setya Wardhana

0511010086
0511010053
0311010043

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2007

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


1.Judul Kegiatan

: Usaha Pembuatan Minuman Fitofarmaka


ALAMINTEA (Alang-alang, Mint, dan Teh) sebagai
Minuman Ringan Penunjang Kesehatan Tubuh.

2. Bidang Kegiatan

: PKM Kewirausahaan

3. Ketua Pelaksana Kegiatan / Penulis Utama :


a) Nama Lengkap

: Yunita Adyari Mirastuti

b) NIM

: 0511010086

c) Jurusan

: Teknologi Hasil Pertanian

d) Universitas

: Universitas Brawijaya

4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang


5. Dosen Pendamping
a) Nama lengkap dan gelar: : Fithri Choirun Nisa STP, MP
b) NIP

: 132 231 707

6. Biaya Kegiatan Total


a) DIKTI

: Rp. 5.349.000,-

b) Sumber lain

:-

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : bulan Februari s/d Mei 2008


Menyetujui,
Ketua Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian

Ketua Pelaksana Kegiatan

Erryana Martati STP, MP.


NIP. 132 243 718

Yunita Adyari M.
NIM. 0511010086

Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan

Dosen Pendamping

Ir. H. RB. Ainurrasjid, MS


NIP. 130 935 076

Fithri Choirun Nisa STP, MP


NIP. 132 231 707

A. JUDUL PROGRAM
Usaha Pembuatan Minuman Fitofarmaka ALAMINTEA (Alang-alang, Mint
dan Teh) Sebagai Minuman Ringan.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Suatu kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat terutama generasi muda
mulai beralih ke produk-produk minuman soft drink. Padahal, dari hasil penelitian
menunjukkan soft drink yang dikonsumsi secara berlebihan dapat memicu
pertambahan

berat badan dengan cepat, menimbulkan

kerusakan gigi,

menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral, memperberat suatu penyakit, dan


dapat mengarah kepada ketergantungan, karena didalam soft drink mengandung
kafein dan zat aditif kimia (Wirakusumah, 1996). Melihat fenomena tersebut,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan kita untuk back to the
nature dengan menganjurkan kepada masyarakat untuk memanfaatkan buahbuahan maupun produk olahannya.
Tak ada yang menduga sebelumnya, di dalam rimpang alang-alang terkandung
Cylendrene mempunyai aktivitas menghambat kontraksi pembuluh darah pada
otot polos, sehingga sirkulasi darah tetap lancar. Dan Graminone B menghambat
penyempitan pembuluh darah aorta (pembuluh darah terbesar). Disisi lain,
manfaat teh semakin banyak diketahui dan telah digali secara luas. Baik teh hitam
maupun teh hijau, melalui katekin serta theaflavin dan galat-galatnya,
menunjukkan sifat antimikrobial. Kedua jenis teh ini menghambat bakteri
patogenik dalam spektrum yang luas. Selain itu, kateki teh juga mampu
menghambat

bakteri-bakteri

penyebab

kerusakan/

pengeroposan

gigi

(Anonymousd, 2007). Penelitian di Jepang (Nakayama et al., 1990) juga


menemukan bahwa polifenol teh hijau dapat berperan sebagai

antivirus,

antikaries, antialergi dan antifungal.


Banyaknya daun mint di alam yang belum termanfaatkan menjadi sumber
daya tersendiri yang sangat potensial untuk dimanfaatkan. Pemanfaatan daun mint
selama ini dimanfaatkan sebagai pemberi aroma dan efek segar pada minuman
atau makanan. Selain itu kandungan senyawa dalam daun mint memiliki manfaat
yang cukup banyak. Senyawa menthol sebagai senyawa utama (2.5 % berat

kering) mempunyai sifat-sifat fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan.


(Anonymouse, 2007).
Alamintea merupakan minuman kesehatan yang terdiri dari perpaduan alangalang, mint dan teh yang yang diharapkan mampu menjawab tuntutan konsumen
tentang minuman sehat dan bercitarasa sempurna. Untuk itu diperlukan inovasi
produk dengan melakukan uji formulasi antara daun teh, akar alang-alang dan
daun mint untuk memperoleh sifat fisik, kimia dan organoleptik yang optimal.
Dengan mempertimbangkan segala aspek-aspek yang telah dijelaskan diatas,
dikembangkan produk minuman yang berbahan baku dari akar alang-alang, daun
teh dan mint yang mempunyai efek menguntungkan bagi kesehatan dalam bentuk
minuman fungsional. Selain itu, dengan citarasa yang unik dan aroma yang khas,
minuman kesehatan Alamintea memiliki prospek pasar yang cukup bagus dan
berpotensi untuk ikut berperan dalam pangsa pasar minuman teh. Diharapkan
minuman kesehatan Alamintea ini menjadi pilihan dan kebutuhan bagi mereka
yang ingin menikmati keunikan citarasa dan menghargai kesehatan tubuh.
C. PERUMUSAN MASALAH
Usulan Program Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dengan judul
di atas dalam rangka memecahkan permasalahan
1. Bagaimana menghasilkan produk minuman kesehatan yang bersifat unik dan
menyegarkan?
2. Bagaimana memasarkan produk alamintea sebagai minuman kesehatan yang
dapat diterima oleh semua lapisan masyarakat?
3. Bagaimana meningkatkan nilai ekmonis dari akar/rimpang alang-alang
sebagai produk bernilai tinggi?
4. Bagaimana produk alamintea dapat menjadi alternatif softdrink?
D. TUJUAN PROGRAM
1. Menghasilkan

produk

minuman

kesehatan

yang

bersifat

unik

dan

menyegarkan.
2. Memasarkan produk alamintea sebagai minuman kesehatan yang dapat
diterima oleh semua lapisan masyarakat.
3. Meningkatkan nilai ekonomis dari akar/rimpang alang-alang sebagai produk
bernilai tinggi

4. Menghasilkan produk yang dapat menjadi alternatif softdrink..


E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dihasilkan suatu unit usaha yang dapat menghasilkan profit dengan produk
minuman kesehatan baru yang aman, memiliki keunikan dalam citarasa dan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi serta layak jual.
F. KEGUNAAN PROGRAM
Program Kewirausahaan ini dapat bermanfaat untuk:
1. Media untuk menciptakan masyarakat sehat dengan mengkonsumsi minuman
sehat berkhasiat.
2. Media untuk mengaplikasikan ilmu pangan.
3. Media untuk meningkatkan nilai ekonomi terhadap akar/rimpang alang-alang.
4. Media untuk sukses berwirausaha.
G. GAMBARAN USAHA
Gambaran Sumber Daya Tenaga Kerja
Pelaksana kegiatan pada program kreatifitas mahasiswa kewirausahaan
merupakan mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian Universitas Brawijaya, yang
tergabung dalam kelompok wirausaha bagian dari Himpunan Mahasiswa
Teknologi Hasil Pertanian. Dengan demikian, unit usaha pembuatan minuman
kesehatan alamintea memiliki kontinuitas dari tahun ke tahun.
Gambaran Sumber Bahan Baku

Alang-alang
Alang-alang merupakan rerumputan yang biasanya hanya sebagai
makanan dari ternak. Ternyata setelah diteliti, alang-alang ini memiliki fungsi
bagi kesehatan yaitu digunakan sebagai minuman (Burhan, 2002).
Sejak lima tahun yang lalu, alang-alang menjadi popular sebagai
minuman yang disebut sebagai wedang di daerah Pekalongan dan langsung
digemari. Namun, sampai saat ini tidak diketahui penemu dari penggunaan
akar alang-alang ini sebagai ramuan dalam minuman (Burhan, 2002).
Tanaman liar yang sudah ribuan tahun dikenal masyarakat Cina ini
bermanfaat untuk kesehatan. Bahkan saat ini tumbuhan bernama latin

Imperata cylindrica (L) Beauv sudah sering diteliti secara ilmiah. Dr.
Setiawan Dalimartha dalam bukunya, Ramuan Tradisional untuk Pengobatan
Hepatitis, menyebutkan bahwa di luar negeri alang-alang sudah dibuat obat
paten (Angkung, 2006).
Hasil penelitian tentang tanaman ini menyebutkan bahwa ada
kandungan manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol,
arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan
logam alkali. Dengan kandungan-kandungan itu, alang-alang bersifat
antipiretik (menurunkan panas), mencegah hipertensi, diuretik (meluruhkan
kemih), hemostatik (menghentikan pendarahan), dan menghilangkan haus
(Angkung, 2006).
Pengobatan Cina tradisional menyebutkan, alang-alang memiliki sifat
manis dan sejuk. Efek pengobatan tanaman ini memasuki meridian paru-paru,
lambung, dan usus kecil. Dengan sifat diuretik yang mengeluarkan cairan
tubuh tak berguna ini juga berguna untuk mengontrol tekanan darah yang
cenderung tinggi (Angkung, 2006).

Mint
Tanaman ini ditanam dan hidup liar di India dan Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Sedangkan jenis hibrida diimpor dari Eropa. Di
Indonesia tanaman ini tumbuh liar dan berada di tempat lembab, ditemukan
pada ketinggian 150 -1200 m di atas permukaan laut. Mint kaya dengan
minyak volatil dengan komposisi yang berbeda-beda (Anonymous c, 2005).
Senyawa menthol adalah senyawa khas pada tanaman mint yang memberikan
bau dan rasa yang khas pada mint.
Karakteristik sensoris tanaman mint, memiliki bau yang murni dan
segar, agak pedas dan terasa membakar. Komposisi utama minyak essensial
dalam daun mint adalah minyak peppermint (2.5% dalam daun kering) di
mana 50%-nya tersusun atas menthol, 10-30% menthon, 10% methyl ester,
dan turunan monoterpena (pulegone, piperiton, menthofuran). Menthol dan
menthyl asetat yang berperan membentuk rasa pedas dan bau yang segar, yang
banyak ditemukan pada daun yang lebih tua (Gilbert, 2005).
Tanaman mint merupakan salah satu tanaman penghasil minyak
essensial yaitu senyawa mint (menthol). Minyak essensial adalah produk

tanaman alami yang terakumulasi dalam struktur tanaman seperti sel, trikoma
atau bagian-bagian yang lain. Secara kimia minyak essensial tersusun atas
senyawa terpena, mono terpena dan sesquiterpena dan plipropanoid aromatik
yang disintesa melalui jalur asam mevalonic untuk terpena dan jalur asam
shikimic untuk polipropanoid aromatic. Minyak essensial sebagian besar
tersusun atas senyawa volatil yang sangat mudah menguap (Gilbert, 2005).
Tanaman mint banyak dipilih untuk tujuan pengobatan. Baru-baru ini
para profesional bidang perawatan kesehatan menyatakan keuntungan
penggunaan tanaman herbal dan minyak-minyak essensial. Dari penelitian
yang banyak dipublikasikan menunjukkan bahwa penggunaan tanaman untuk
obat-obatan telah dilakukan sejak jaman nenek moyang. Dan diketahui bahwa
seperempat obat yang ada di dunia mengandung bahan tanaman alami
(Gilbert, 2005).
Secara tradisional, minyak mint telah digunakan untuk mengobati
salah cerana, sakit kepala, perut mulas, radang gusi, kejang otot dan rematik.
Minyak volatil manjur untuk mengobati beberapa mcam penyakit karena sifatsifatnya. Mint mempunyai kemampuan sebagai anti virus, bakterisidal,
meningkatkan keasaman lambung (membantu pencernaan), penekan rasa sakit
dan anti iritasi (Gilbert, 2005).

Teh
Tanaman teh dengan nama latin Camelia Sinensis, yang masih
termasuk keluarga Camelia, pada umumnya tumbuh di daerah yang beriklim
tropis dengan ketinggian antara 200 s/d 2.000 meter diatas permukaan laut
dengan suhu cuaca antara 14 s/d 25 derajat celsius. Ketinggian tanaman dapat
mencapai 9 meter untuk teh Cina dan teh Jawa, sedangkan untuk teh jenis
Assamica dapat mencapai 12 s/d 20 meter. Namun untuk mempermudah
pemetikan daun-daun teh sehingga mendapatkan pucuk daun muda yang baik,
maka pohon teh selalu dijaga pertumbuhannya (dipotong) sampai 1 meter..
Karena tanaman teh semakin berkembang menjadi tanaman perdagangan,
maka jenis tanaman teh juga berkembang menjadi beraneka ragam.
Keragaman ini adalah hasil dari penyilangan berbagai jenis tanaman teh serta
pengaruh tanah dan iklim yang menghasilkan hasil panen yang berbeda.

Hingga saat ini, seluruh dunia kurang lebih terdapat 1.500 jenis teh yang
berasal dari 25 negara yang berbeda (Anonymousb, 2005)
Selain dapat memberikan kesegaran pada tubuh, teh ternyata
mempunyai banyak manfaat lain untuk tubuh manusia. Menurut hasil
penelitian yangh telah dilakukan di Jepang dan Rusia (Anonymous a, 2004),
ada beberapa nilai nutrisi dan manfaat yang dapat diperoleh dari teh, yaitu
sebagai berikut :
1. Kaya akan vitamin C dan vitamin B terutama thiamin dan riboflavin yang
dibutuhkan oleh tubuh.
2. Bahan polifenol mempunyai vitamin P aktif yang dapat membantu
mengurangi kerapuhan dinding kapiler dari aliran darah, sebab vitamin P
mampu menstabilkan vitamin C yang ada dalam tubuh, juga menormalkan
Hyperfunction dan kelenjar gondok.
3. Teh memiliki kemampuan mengantisipasi pengaruh yang merugikan
karena aktivitas bekteri maupun basil disentri.
Teh juga dapat mengurangi gangguan kekejangan yang sering terjadi
pada anak-anak epilepsi. Menurut hasil penelitian, adanya gangguan
kekejangan dan epilepsi karena rendahnya kandungan dalam darah. Ternyata
kandungan mangan dalam teh dapat membantu mengatasinya. Caranya,
meminum teh kental di mana teh terasa agak pahit sampai pahit. Kadar
mangan dalam teh kental diharapkan sudah cukup optimal untuk
menormalisasi kadar mangan dalam darah. Teh juga berpengaruh pada
pertumbuhan gigi. Kandungan flour dalam teh bisa membantu pertumbuhan
gigi pada anak-anak. Selain itu unsur flour memiliki fungsi meningkatkan
daya tahan gigi terhadap asam karena flourida dapat mengurangi difusi asam
pada email gigi (Nazzarudin dan Paimin, 1993).
Gambaran Produk
Alamintea merupakan minuman kesehatan yang terdiri dari perpaduan
alang-alang, mint dan teh yang yang diharapkan mampu menjawab tuntutan
konsumen tentang minuman sehat dan bercitarasa sempurna. Rasa segar dari daun
mint menjadikan minuman ini memiliki rasa yang unik dalam perpaduannya.
Almintea diproduksi dalam dua variant rasa, yaitu alamintea green (perpaduan
antara alang-alang, mint dan teh hijau) serta alamintea black (perpaduan antara
alang-alang, mint dan teh hitam). Diharapkan minuman kesehatan Alamintea ini

menjadi pilihan dan kebutuhan bagi mereka yang ingin menikmati keunikan
citarasa dan menghargai kesehatan tubuh.
Gambaran Potensi Pasar
Saat ini terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat yang umumnya tinggal
di kota-kota besar ke arah pola konsumsi makanan yang praktis dan cepat saji.
Makanan-makanan tersebut sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dimana
kandungan lemak kolesterol yang tinggi cenderung menjadi pemicu munculnya
penyakit degeneratif seperti jantung atau kanker. Melihat fenomena tersebut,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan kita untuk back to the
nature dengan menganjurkan kepada masyarakat untuk memanfaatkan buahbuahan maupun produk olahannya.
Tren menunjukkan bahwa pemerintah Jepang sendiri mendukung penuh
pengembangan konsep pangan fungsional ini guna meminimalkan beban anggaran
mengingat banyaknya lansia di Jepang yang harus mendapat jaminan asuransi
kesehatan. Lalu konsep ini menjadi semakin populer di banyak negara di dunia
khususnya beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara
Eropa termasuk juga sebagian masyarakat Indonesia. Konsep pangan fungsional
yang menawarkan konsumen untuk dapat mencapai kemandirian dalam menata
kesehatan tubuhnya sendiri demi kebahagiaan di kelak kemudian hari merupakan
daya tarik yang sangat diminati oleh banyak orang yang telah mampu masuk
dalam era memikirkan hari esok. Itu sebabnya tak aneh bila saat ini ada beberapa
ulasan di media massa yang tak hanya menyoroti masalah kekurangan gizi yang
masih menimpa banyak penduduk Indonesia, tetapi juga memuat ulasan tentang
banyaknya anggota DPR yang kurang konsumsi seratnya (Suara Pembaharuan).
Padahal bangsa Indonesia pun mempunyai warisan konsep serupa seperti halnya
pada budaya mengkonsumsi jamu-jamuan (ramuan herbal).
Gambaran Usaha
Kegiatan usaha pembuatan minuman kesehatan dengan merk dagang
Alamintea ini dilakukan dalam skala Usaha Kecil Menengah dengan area
pemasaran di kota Malang. Usaha ini merupakan usaha awal dan mencoba
merintis menjadi usaha yang lebih besar baik dari segi area pemasaran maupun
total produksi.

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM


Tahap Persiapan Produksi
Sebelum masuk dalam tahap produksi terdapat beberapa persiapan-persiapan yang
harus dilakukan untuk menciptakan sistem produksi yang efektif dan efisien serta
mampu mempertahankan mutu produk secara optimal. Persiapan-persiapan
tersebut antara lain:

Survey pasar
Survey pasar dilakukan untuk mencari tempat pemesanan bahan baku dan
bahan pengemas yang paling murah dan bisa mensuplai bahan baku secara
kontinue dengan standar kualitas yang sesuai dengan permintaan. Dalam
kegiatan ini juga dilakukan analisa terhadap tempat-tempat potensial untuk
pemasaran hasil produksi.

Pembuatan desain produk


Pembuatan desain produk dilakukan untuk mendapatkan produk akhir yang
sesuai dengan keinginan konsumen. Desain produk dilakukan dengan
pembuatan desain kemasan yang menarik dan unik.

Pembelian alat-alat pendukung produksi


Dilakukan pembeliaan alat-alat penunjang seperti alat penyaring, kompor gas,
lemari pendingin, cup sealer, bak penampung, pisau, ember, dan rak.

Perancangan sistem produksi


Dilakukan perancangan sistem produksi dengan pembuatan jadwal produksi,
perancangan tata letak alat produksi dan sistem penyimpangan produk agar
proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Pemesanan bahan baku dan bahan pengemas


Pemesanan bahan baku dilakukan setelah melakukan survey pasar dan
dilakukan secara kontinue sesuai dengan jadwal produksi serta memiliki
spesifikasi yang sesuai dengan standar kualitas permintaan.

Uji coba produksi


Uji coba produksi dilakukan untuk menentukan apakah proses produksi sudah
efektif dan efisien.

Tahap Produksi

Tanaman mint dapat dimanfaatkan sebagai campuran teh. Minuman yang


dicampur dengan daun mint ini akan memiliki aroma dan rasa mint yang khas dan
memiliki banyak manfaat. Campuran antara alang-alang, teh dengan mint ini
merupakan produk baru yang bersifat fungsional, yang kemudian pada kegiatan
ini diberi merk dagang alamintea. Alamintea adalah teh dan rimpang alang-alang
dalam bentuk kering yang dicampur dengan daun mint segar.
Proses pembuatan teh dari rimpang alang-alang dan daun mint adalah
dengan mencampurkan teh segar kedalam rimpang alang-alang yang siap diseduh
dengan air panas. Masukkan alang-alang, teh, daun mint kedalam wadah,
kemudian tuang dengan air yang telah mendidih. Diamkan selama beberapa waktu
sampai didapatkan seduhan teh yang berwarna kuning keemasan dan beraroma
yang khas. Saring seduhan akar alang-alang, teh dan daun mint untuk
mendapatkan air seduhannya, kemudian tambahkan gula sebagai pemanis untuk
meningkatkan rasa minuman teh. Produk kemudian dikemas dalam kemasan cup
plastik kemudian disealing dengan menggunakan cup sealer.
Alang-alang + teh + daun mint
Direbus pada suhu 1000C

Agitasi
Dilakukan penyaringan
Homogenisasi pada suhu 700C
Filling

Sealing

Alamintea
Diagram alir pembuatan alamintea

Gula

Tahap Pemasaran
Pemasaran dilakukan secara bertahap mulai dari area pemasaran yang lebih
sempit hingga area pemasaran yang lebih luas. Terlebih dahulu pemasaran
dilakukan di dalam kampus brawijaya, kemudian secara bertahap meluas ke
komplek kampus Brawijaya dan sekitarnya (Institut Teknologi Nasional,
Universitas Brawijaya, Universitas Islam Negeri, Universitas Muhammadiyah
Malang dan Universitas Negeri Islam Malang). Pemasaran dilakukan di daerah
tersebut terlebih dahulu karena kawasan tersebut merupakan daerah paling padat
di Malang, dengan laju ekonomi yang cukup tinggi. Di kawasan tersebut terdapat
berbagai macam unit-unit usaha yang saling berdekatan dan jumlahnya cukup
banyak, sehingga memiliki potensi yang cukup besar sebagai area pemasaran bagi
produk minuman kesehatan alamintea.
Perluasan area pemasaran dilakukan apabila pemasaran tahap pertama berjalan
sesuai dengan target yang ditentukan dan terjadi peningkatan pada kapasitas
produksi. Perluasan ini dilakukan dengan ekspansi di apotek-apotek, toko-toko,
sekolah-sekolah dan kantin-kantin yang ada di Malang raya. Pada perluasan
pemasaran tersebut mulai dilakukan strategi pemasaran secara spesifik agar
pemasaran berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam kegiatan pemasaran juga dilakukan kegiatan promosi yang bersifat
edukatif, yaitu dengan mengajak masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan
dengan minum minuman yang bersifat fungsional. Disamping itu, juga dilakukan
edukasi terhadap bahaya makanan-minuman yang bersifat tidak baik bagi
kesehatan tubuh. Kegiatan promosi tersebut dilakukan dengan cara menyebarkan
leaflet yang berisi tentang informasi produk dan artikel edukasi tentang minuman
fungsional.
Evaluasi Kegiatan
Evalausi kegiatan mencakup tiga aspek target eveluasi, yaitu sistem produksi,
produk dan pemasaran. Evaluasi pada sistem produksi bertujuan untuk
menciptakan sistem produksi yang paling efektif dan efisiem, dilakukan pada
setiap minggu. Evaluasi produk dilakukan untuk menghasilkan produk dengan
sifat organoleptik yang optimal dan daya tahan penyimpanan yang paling lama.
Evaluasi produk dilakukan setiap kali proses produksi dilakukan. Evaluasi
pemasaran dilakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya target-target penjualan

agar usaha ini sesuai dengan BEP yang telah dicanangkan. Evaluasi pemasaran
dilakukan setiap dua minggu sekali.

Analisa Usaha
1. Investasi
1.

Kompor 1 buah @ 500.000 (usia ekonomis 2 tahun)

= Rp.

500.000
2.

Kulkas 1 buah @ 1.500.000 (usia ekonomis 5 tahun)

=Rp.

1.500.000
3.

Baskom 2 buah @ Rp. 50.000 ( usia ekonomis 2 tahun )

= Rp.

100.000
4.

Sealer 1 buah ( usia ekonomis 3 tahun )

= Rp.

750.000
5.

Alat penyaring 1 buah (Usia Ekonomis 1 tahun )

= Rp.

200.000
Jumlah

= Rp. 3.050.000

2. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Penyusutan alat per bulan

1.

Kulkas (Rp. 1.500.000 : 5 : 12)

= Rp. 25.000

2.

Kompor (Rp. 500.000 : 2 : 12)

= Rp. 20.900

3.

Baskom (Rp. 100.000 : 2 : 12)

= Rp. 4.200

4.

Sealer (Rp. 750.000 : 3 : 12)

= Rp. 31.250

5.

Alat penyaring (Rp.50.000 : 1 : 12)

= Rp.

Jumlah
3.

4.200

= Rp. 85.550

Biaya Tidak Tetap (Variabel Cost)


1.

Alang-alang 2 kg @Rp. 15.000,-

= Rp. 30.000,-

2.

Mint 1 kg @ Rp. 10.000,-

= Rp. 10.000,-

3.

Teh Hijau 1,6 kg @ Rp. 12.500

= Rp. 20.000,-

4.

Teh Hitam 1,6 kg @ Rp. 12.500

= Rp. 20.000,-

5.

Biaya listrik 3 bulan @ Rp. 25.000

= Rp. 75.000,-

6.

Cup 5000 bj @ Rp. 100

= Rp.500.000,-

7.

Toping cup 5.000 bj @ Rp. 25

= Rp.125.000,-

8.

Sedotan 5.000 bj @ Rp. 5

= Rp. 25.000,-

9.

Gas 3 buah @ Rp. 56.000

= Rp.168.000,-

10.

Transportasi

= Rp. 96.000,Jumlah

a)

= Rp.1.069.000,-

Biaya Produksi
= Biaya Tidak Tetap + Biaya Tetap
= Rp. 1.069.000 + Rp. 85.550
= Rp. 1.154.550

b)

Hasil Usaha
= Jumlah Produksi X Harga Jual
= 5.000 bungkus X Rp. 8.000
= Rp 4.000.000

c)

Keuntungan
= Hasil Usaha Biaya Produksi
= Rp. 4.000.000 Rp. 1.154.550
= Rp. 2.845.450

d)

Jangka Waktu Pengembalian Modal


= (Investasi + Biaya Produksi) : Keuntungan X Lama Produksi
= (Rp. 3.050.000 + Rp. 1.154.550) : Rp. 2.845.450 X 1 Bulan
= 1,48 bulan

Artinya modal akan kembali setelah produksi selama 1,48 bulan


e)

R/C
= hasil Usaha : Biaya Produksi
= Rp. 4.000.000 : Rp 1.154.550
= 3,5

Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi menghasilkan
penerimaan sebesar 3,5 rupiah.

f) Benefit Cost Ratio


= keuntungan : biaya produksi
= Rp. 2.845.450 : Rp 1.154.550
= 2,5
Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi menghasilkan
keuntungan sebesar 2,5 rupiah
g) Break Event Point
= Biaya tetap : 1 (Biaya Tidak Tetap : Hasil Usaha)
= Rp. 85.550 : 1 - (Rp. 1.069.000 : Rp 4.000.000)
= Rp. 85.550 : 0.733
= Rp. 116.712,14 ~ 146 cup
Artinya, usaha pembuatan minuman kesehatan alaminteaini tidak rugi dan tidak
untung (impas) saat dihasilkan pendapatan sebesar Rp. 116.712,14 atau terjual
sebanyak 146 cup dari penjualan setiap satu kali produksi.
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
Kegiatan

Bulan 1

Bulan 2

Bulan 3

Bulan 4

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Survey pasar
Penyebaran kuisioner
Pelaksanaan kegiatan
Evaluasi kegiatan usaha bulanan
Penyebaran kuisioner sebagai
evaluasi kegiatan
Penyusunan laporan awal
Revisi laporan
Penyelesaian laporan akhir

J. NAMA DAN BIODATA KETUA SERTA ANGGOTA


1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a.Nama Lengkap

: Yunita Adyari Mirastuti

b.NIM

: 0511010086

c.Fakultas/Program Studi

: Tekn. Pertanian / Tekn. Hasil

Pertanian
d.Perguruan Tinggi

: Universitas Brawijaya

e.Waktu untuk Kegiatan PKM

: 10 jam/minggu

2. Anggota Pelaksana
2.1 a. Nama Lengkap

: Meta Aldera

b. NIM

: 0511010053

c. Fakultas/Program Studi

: Tekn. Pertanian / Tekn.


Hasil Pertanian

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Brawijaya

e. Waktu untuk Kegiatan PKM

: 10 jam/minggu

2.2 a. Nama Lengkap

: Irawan Setya Wardhana

b. NIM

: 0311010043

c. Fakultas/Program Studi

: Tekn. Pertanian / Tekn.


Hasil Pertanian

d. Perguruan Tinggi

: Universitas Brawijaya

e. Waktu untuk Kegiatan PKM

: 10 jam/minggu

K. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING


1. Nama Lengkap dan Gelar

: Fithri Choirun Nisa STP.,MP

2. Golongan Pangkat dan NIP

: III b / 132 231 707

3. Jabatan Fungsional

: Asisten Ahli

4. Jabatan Struktural

:-

5. Fakultas/Program Studi

: Tekn. Pertanian / Tekn. Hasil


Pertanian

6. Perguruan Tinggi

: Universitas Brawijaya

7. Bidang Keahlian

: Keteknikan Pangan

8. Waktu untuk Kegiatan PKM

: 4 jam / minggu

L. BIAYA
1. Bahan produksi
Jenis Bahan

Harga

Kebutuhan

Kebutuhan per

satuan / kg

per

bulan

produksi

( 1 bln = 8x

Jumlah

1. Alang-alang
2.Teh
3.Mint
4.Gula
5.Air

Rp. 15.000
Rp. 12.500
Rp. 10.000
Rp. 7.500
Rp. 500

(400 gls)
kg
4 ons
1 ons
1 kg
100 liter

produksi)
2 kg
3,2 kg
1 kg
8 kg
800 liter

Total

Rp. 30.000,00
Rp. 40.000,00
Rp. 10.000,00
Rp. 60.000,00
Rp. 400.000,00
Rp. 540.000,00

2. Peralatan Penunjang PKM


Jenis
1. Kulkas
2. Biaya listrik
3. Sealer
4. Bak penampung
5. Kompor gas
6. Alat Penyaring

Biaya satuan
Rp. 1.500.000
Rp. 25.000/ bulan
Rp. 750.000
Rp.
50.000
Rp. 500.000
Rp. 200.000
Total

Kebutuhan
1 unit
3 bulan
1 unit
2 unit
1 unit
1 unit

Jumlah
Rp. 1.500.000,00
Rp.
75.000,00
Rp. 750.000,00
Rp. 100.000,00
Rp. 500.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 3.125.000,00

Biaya satuan
Rp. 100
Rp. 25
Rp. 5

Kebutuhan
5000 bj
5000 bj
5000 bj

Jumlah
500.000,00
125.000,00
25.000,00

3. Bahan Pengemas
Jenis
1. Cup
2. Toping cup
3. Sedotan

Total

Rp.
Rp.
Rp.

Rp. 650.000,00

4. Perjalanan
Jenis
Transportasi belanja
bahan baku produksi

Biaya satuan
Rp. 32.000/ bulan

Kebutuhan
3 bulan

Jumlah
Rp. 96.000,00

5. Pembuatan Laporan
Jenis
1. Biaya pengetikan
2. Kertas A4 70 gram
3. Tinta
3. Penjilidan laporan
4. Dokumentasi kegiatan

Biaya satuan
Rp. 600/jam
Rp. 30.000/rim
Rp. 25.000/kotak
Rp. 3.000/jilid
Rp. 75.000

Kebutuhan
105 jam
2 rim
1 kotak
5 jilid
1 digital film

Jumlah
Rp. 63.000,00
Rp. 60.000,00
Rp. 25.000,00
Rp. 15.000,00
Rp. 75.000,00

Total
6.

Rp. 238.000,00

Perijinan
- Depkes

Rp. 250.000,00

- Badan POM (PIRT)

Rp. 750.000,00
Rp. 1.000.000,00

Rekapitulasi Biaya
Jenis
1. Bahan produksi
2. Peralatan penunjang
3. Bahan Pengemas
4. Transportasi
5. Pembuatan laporan
6. Perijinan
Total

Jumlah
Rp. 540.000
Rp. 2.825.000
Rp. 650.000
Rp.
96.000
Rp. 238.000
Rp. 1.000.000
Rp. 5.349.000

Anda mungkin juga menyukai