PKM Kewirausahaan
disusun oleh :
Yunita Adyari Mirastuti
Meta Aldera
Irawan Setya Wardhana
0511010086
0511010053
0311010043
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2007
2. Bidang Kegiatan
: PKM Kewirausahaan
b) NIM
: 0511010086
c) Jurusan
d) Universitas
: Universitas Brawijaya
: Rp. 5.349.000,-
b) Sumber lain
:-
Yunita Adyari M.
NIM. 0511010086
Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping
A. JUDUL PROGRAM
Usaha Pembuatan Minuman Fitofarmaka ALAMINTEA (Alang-alang, Mint
dan Teh) Sebagai Minuman Ringan.
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Suatu kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat terutama generasi muda
mulai beralih ke produk-produk minuman soft drink. Padahal, dari hasil penelitian
menunjukkan soft drink yang dikonsumsi secara berlebihan dapat memicu
pertambahan
kerusakan gigi,
bakteri-bakteri
penyebab
kerusakan/
pengeroposan
gigi
antivirus,
produk
minuman
kesehatan
yang
bersifat
unik
dan
menyegarkan.
2. Memasarkan produk alamintea sebagai minuman kesehatan yang dapat
diterima oleh semua lapisan masyarakat.
3. Meningkatkan nilai ekonomis dari akar/rimpang alang-alang sebagai produk
bernilai tinggi
Alang-alang
Alang-alang merupakan rerumputan yang biasanya hanya sebagai
makanan dari ternak. Ternyata setelah diteliti, alang-alang ini memiliki fungsi
bagi kesehatan yaitu digunakan sebagai minuman (Burhan, 2002).
Sejak lima tahun yang lalu, alang-alang menjadi popular sebagai
minuman yang disebut sebagai wedang di daerah Pekalongan dan langsung
digemari. Namun, sampai saat ini tidak diketahui penemu dari penggunaan
akar alang-alang ini sebagai ramuan dalam minuman (Burhan, 2002).
Tanaman liar yang sudah ribuan tahun dikenal masyarakat Cina ini
bermanfaat untuk kesehatan. Bahkan saat ini tumbuhan bernama latin
Imperata cylindrica (L) Beauv sudah sering diteliti secara ilmiah. Dr.
Setiawan Dalimartha dalam bukunya, Ramuan Tradisional untuk Pengobatan
Hepatitis, menyebutkan bahwa di luar negeri alang-alang sudah dibuat obat
paten (Angkung, 2006).
Hasil penelitian tentang tanaman ini menyebutkan bahwa ada
kandungan manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol,
arundoin, cylindrin, fernenol, simiarenol, anemonin, asam kersik, damar, dan
logam alkali. Dengan kandungan-kandungan itu, alang-alang bersifat
antipiretik (menurunkan panas), mencegah hipertensi, diuretik (meluruhkan
kemih), hemostatik (menghentikan pendarahan), dan menghilangkan haus
(Angkung, 2006).
Pengobatan Cina tradisional menyebutkan, alang-alang memiliki sifat
manis dan sejuk. Efek pengobatan tanaman ini memasuki meridian paru-paru,
lambung, dan usus kecil. Dengan sifat diuretik yang mengeluarkan cairan
tubuh tak berguna ini juga berguna untuk mengontrol tekanan darah yang
cenderung tinggi (Angkung, 2006).
Mint
Tanaman ini ditanam dan hidup liar di India dan Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Sedangkan jenis hibrida diimpor dari Eropa. Di
Indonesia tanaman ini tumbuh liar dan berada di tempat lembab, ditemukan
pada ketinggian 150 -1200 m di atas permukaan laut. Mint kaya dengan
minyak volatil dengan komposisi yang berbeda-beda (Anonymous c, 2005).
Senyawa menthol adalah senyawa khas pada tanaman mint yang memberikan
bau dan rasa yang khas pada mint.
Karakteristik sensoris tanaman mint, memiliki bau yang murni dan
segar, agak pedas dan terasa membakar. Komposisi utama minyak essensial
dalam daun mint adalah minyak peppermint (2.5% dalam daun kering) di
mana 50%-nya tersusun atas menthol, 10-30% menthon, 10% methyl ester,
dan turunan monoterpena (pulegone, piperiton, menthofuran). Menthol dan
menthyl asetat yang berperan membentuk rasa pedas dan bau yang segar, yang
banyak ditemukan pada daun yang lebih tua (Gilbert, 2005).
Tanaman mint merupakan salah satu tanaman penghasil minyak
essensial yaitu senyawa mint (menthol). Minyak essensial adalah produk
tanaman alami yang terakumulasi dalam struktur tanaman seperti sel, trikoma
atau bagian-bagian yang lain. Secara kimia minyak essensial tersusun atas
senyawa terpena, mono terpena dan sesquiterpena dan plipropanoid aromatik
yang disintesa melalui jalur asam mevalonic untuk terpena dan jalur asam
shikimic untuk polipropanoid aromatic. Minyak essensial sebagian besar
tersusun atas senyawa volatil yang sangat mudah menguap (Gilbert, 2005).
Tanaman mint banyak dipilih untuk tujuan pengobatan. Baru-baru ini
para profesional bidang perawatan kesehatan menyatakan keuntungan
penggunaan tanaman herbal dan minyak-minyak essensial. Dari penelitian
yang banyak dipublikasikan menunjukkan bahwa penggunaan tanaman untuk
obat-obatan telah dilakukan sejak jaman nenek moyang. Dan diketahui bahwa
seperempat obat yang ada di dunia mengandung bahan tanaman alami
(Gilbert, 2005).
Secara tradisional, minyak mint telah digunakan untuk mengobati
salah cerana, sakit kepala, perut mulas, radang gusi, kejang otot dan rematik.
Minyak volatil manjur untuk mengobati beberapa mcam penyakit karena sifatsifatnya. Mint mempunyai kemampuan sebagai anti virus, bakterisidal,
meningkatkan keasaman lambung (membantu pencernaan), penekan rasa sakit
dan anti iritasi (Gilbert, 2005).
Teh
Tanaman teh dengan nama latin Camelia Sinensis, yang masih
termasuk keluarga Camelia, pada umumnya tumbuh di daerah yang beriklim
tropis dengan ketinggian antara 200 s/d 2.000 meter diatas permukaan laut
dengan suhu cuaca antara 14 s/d 25 derajat celsius. Ketinggian tanaman dapat
mencapai 9 meter untuk teh Cina dan teh Jawa, sedangkan untuk teh jenis
Assamica dapat mencapai 12 s/d 20 meter. Namun untuk mempermudah
pemetikan daun-daun teh sehingga mendapatkan pucuk daun muda yang baik,
maka pohon teh selalu dijaga pertumbuhannya (dipotong) sampai 1 meter..
Karena tanaman teh semakin berkembang menjadi tanaman perdagangan,
maka jenis tanaman teh juga berkembang menjadi beraneka ragam.
Keragaman ini adalah hasil dari penyilangan berbagai jenis tanaman teh serta
pengaruh tanah dan iklim yang menghasilkan hasil panen yang berbeda.
Hingga saat ini, seluruh dunia kurang lebih terdapat 1.500 jenis teh yang
berasal dari 25 negara yang berbeda (Anonymousb, 2005)
Selain dapat memberikan kesegaran pada tubuh, teh ternyata
mempunyai banyak manfaat lain untuk tubuh manusia. Menurut hasil
penelitian yangh telah dilakukan di Jepang dan Rusia (Anonymous a, 2004),
ada beberapa nilai nutrisi dan manfaat yang dapat diperoleh dari teh, yaitu
sebagai berikut :
1. Kaya akan vitamin C dan vitamin B terutama thiamin dan riboflavin yang
dibutuhkan oleh tubuh.
2. Bahan polifenol mempunyai vitamin P aktif yang dapat membantu
mengurangi kerapuhan dinding kapiler dari aliran darah, sebab vitamin P
mampu menstabilkan vitamin C yang ada dalam tubuh, juga menormalkan
Hyperfunction dan kelenjar gondok.
3. Teh memiliki kemampuan mengantisipasi pengaruh yang merugikan
karena aktivitas bekteri maupun basil disentri.
Teh juga dapat mengurangi gangguan kekejangan yang sering terjadi
pada anak-anak epilepsi. Menurut hasil penelitian, adanya gangguan
kekejangan dan epilepsi karena rendahnya kandungan dalam darah. Ternyata
kandungan mangan dalam teh dapat membantu mengatasinya. Caranya,
meminum teh kental di mana teh terasa agak pahit sampai pahit. Kadar
mangan dalam teh kental diharapkan sudah cukup optimal untuk
menormalisasi kadar mangan dalam darah. Teh juga berpengaruh pada
pertumbuhan gigi. Kandungan flour dalam teh bisa membantu pertumbuhan
gigi pada anak-anak. Selain itu unsur flour memiliki fungsi meningkatkan
daya tahan gigi terhadap asam karena flourida dapat mengurangi difusi asam
pada email gigi (Nazzarudin dan Paimin, 1993).
Gambaran Produk
Alamintea merupakan minuman kesehatan yang terdiri dari perpaduan
alang-alang, mint dan teh yang yang diharapkan mampu menjawab tuntutan
konsumen tentang minuman sehat dan bercitarasa sempurna. Rasa segar dari daun
mint menjadikan minuman ini memiliki rasa yang unik dalam perpaduannya.
Almintea diproduksi dalam dua variant rasa, yaitu alamintea green (perpaduan
antara alang-alang, mint dan teh hijau) serta alamintea black (perpaduan antara
alang-alang, mint dan teh hitam). Diharapkan minuman kesehatan Alamintea ini
menjadi pilihan dan kebutuhan bagi mereka yang ingin menikmati keunikan
citarasa dan menghargai kesehatan tubuh.
Gambaran Potensi Pasar
Saat ini terjadi pergeseran pola konsumsi masyarakat yang umumnya tinggal
di kota-kota besar ke arah pola konsumsi makanan yang praktis dan cepat saji.
Makanan-makanan tersebut sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh dimana
kandungan lemak kolesterol yang tinggi cenderung menjadi pemicu munculnya
penyakit degeneratif seperti jantung atau kanker. Melihat fenomena tersebut,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan kita untuk back to the
nature dengan menganjurkan kepada masyarakat untuk memanfaatkan buahbuahan maupun produk olahannya.
Tren menunjukkan bahwa pemerintah Jepang sendiri mendukung penuh
pengembangan konsep pangan fungsional ini guna meminimalkan beban anggaran
mengingat banyaknya lansia di Jepang yang harus mendapat jaminan asuransi
kesehatan. Lalu konsep ini menjadi semakin populer di banyak negara di dunia
khususnya beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara
Eropa termasuk juga sebagian masyarakat Indonesia. Konsep pangan fungsional
yang menawarkan konsumen untuk dapat mencapai kemandirian dalam menata
kesehatan tubuhnya sendiri demi kebahagiaan di kelak kemudian hari merupakan
daya tarik yang sangat diminati oleh banyak orang yang telah mampu masuk
dalam era memikirkan hari esok. Itu sebabnya tak aneh bila saat ini ada beberapa
ulasan di media massa yang tak hanya menyoroti masalah kekurangan gizi yang
masih menimpa banyak penduduk Indonesia, tetapi juga memuat ulasan tentang
banyaknya anggota DPR yang kurang konsumsi seratnya (Suara Pembaharuan).
Padahal bangsa Indonesia pun mempunyai warisan konsep serupa seperti halnya
pada budaya mengkonsumsi jamu-jamuan (ramuan herbal).
Gambaran Usaha
Kegiatan usaha pembuatan minuman kesehatan dengan merk dagang
Alamintea ini dilakukan dalam skala Usaha Kecil Menengah dengan area
pemasaran di kota Malang. Usaha ini merupakan usaha awal dan mencoba
merintis menjadi usaha yang lebih besar baik dari segi area pemasaran maupun
total produksi.
Survey pasar
Survey pasar dilakukan untuk mencari tempat pemesanan bahan baku dan
bahan pengemas yang paling murah dan bisa mensuplai bahan baku secara
kontinue dengan standar kualitas yang sesuai dengan permintaan. Dalam
kegiatan ini juga dilakukan analisa terhadap tempat-tempat potensial untuk
pemasaran hasil produksi.
Tahap Produksi
Agitasi
Dilakukan penyaringan
Homogenisasi pada suhu 700C
Filling
Sealing
Alamintea
Diagram alir pembuatan alamintea
Gula
Tahap Pemasaran
Pemasaran dilakukan secara bertahap mulai dari area pemasaran yang lebih
sempit hingga area pemasaran yang lebih luas. Terlebih dahulu pemasaran
dilakukan di dalam kampus brawijaya, kemudian secara bertahap meluas ke
komplek kampus Brawijaya dan sekitarnya (Institut Teknologi Nasional,
Universitas Brawijaya, Universitas Islam Negeri, Universitas Muhammadiyah
Malang dan Universitas Negeri Islam Malang). Pemasaran dilakukan di daerah
tersebut terlebih dahulu karena kawasan tersebut merupakan daerah paling padat
di Malang, dengan laju ekonomi yang cukup tinggi. Di kawasan tersebut terdapat
berbagai macam unit-unit usaha yang saling berdekatan dan jumlahnya cukup
banyak, sehingga memiliki potensi yang cukup besar sebagai area pemasaran bagi
produk minuman kesehatan alamintea.
Perluasan area pemasaran dilakukan apabila pemasaran tahap pertama berjalan
sesuai dengan target yang ditentukan dan terjadi peningkatan pada kapasitas
produksi. Perluasan ini dilakukan dengan ekspansi di apotek-apotek, toko-toko,
sekolah-sekolah dan kantin-kantin yang ada di Malang raya. Pada perluasan
pemasaran tersebut mulai dilakukan strategi pemasaran secara spesifik agar
pemasaran berjalan secara efektif dan efisien.
Dalam kegiatan pemasaran juga dilakukan kegiatan promosi yang bersifat
edukatif, yaitu dengan mengajak masyarakat untuk senantiasa menjaga kesehatan
dengan minum minuman yang bersifat fungsional. Disamping itu, juga dilakukan
edukasi terhadap bahaya makanan-minuman yang bersifat tidak baik bagi
kesehatan tubuh. Kegiatan promosi tersebut dilakukan dengan cara menyebarkan
leaflet yang berisi tentang informasi produk dan artikel edukasi tentang minuman
fungsional.
Evaluasi Kegiatan
Evalausi kegiatan mencakup tiga aspek target eveluasi, yaitu sistem produksi,
produk dan pemasaran. Evaluasi pada sistem produksi bertujuan untuk
menciptakan sistem produksi yang paling efektif dan efisiem, dilakukan pada
setiap minggu. Evaluasi produk dilakukan untuk menghasilkan produk dengan
sifat organoleptik yang optimal dan daya tahan penyimpanan yang paling lama.
Evaluasi produk dilakukan setiap kali proses produksi dilakukan. Evaluasi
pemasaran dilakukan untuk mengetahui tercapai tidaknya target-target penjualan
agar usaha ini sesuai dengan BEP yang telah dicanangkan. Evaluasi pemasaran
dilakukan setiap dua minggu sekali.
Analisa Usaha
1. Investasi
1.
= Rp.
500.000
2.
=Rp.
1.500.000
3.
= Rp.
100.000
4.
= Rp.
750.000
5.
= Rp.
200.000
Jumlah
= Rp. 3.050.000
1.
= Rp. 25.000
2.
= Rp. 20.900
3.
= Rp. 4.200
4.
= Rp. 31.250
5.
= Rp.
Jumlah
3.
4.200
= Rp. 85.550
= Rp. 30.000,-
2.
= Rp. 10.000,-
3.
= Rp. 20.000,-
4.
= Rp. 20.000,-
5.
= Rp. 75.000,-
6.
= Rp.500.000,-
7.
= Rp.125.000,-
8.
= Rp. 25.000,-
9.
= Rp.168.000,-
10.
Transportasi
= Rp. 96.000,Jumlah
a)
= Rp.1.069.000,-
Biaya Produksi
= Biaya Tidak Tetap + Biaya Tetap
= Rp. 1.069.000 + Rp. 85.550
= Rp. 1.154.550
b)
Hasil Usaha
= Jumlah Produksi X Harga Jual
= 5.000 bungkus X Rp. 8.000
= Rp 4.000.000
c)
Keuntungan
= Hasil Usaha Biaya Produksi
= Rp. 4.000.000 Rp. 1.154.550
= Rp. 2.845.450
d)
R/C
= hasil Usaha : Biaya Produksi
= Rp. 4.000.000 : Rp 1.154.550
= 3,5
Artinya, setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan untuk produksi menghasilkan
penerimaan sebesar 3,5 rupiah.
Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Survey pasar
Penyebaran kuisioner
Pelaksanaan kegiatan
Evaluasi kegiatan usaha bulanan
Penyebaran kuisioner sebagai
evaluasi kegiatan
Penyusunan laporan awal
Revisi laporan
Penyelesaian laporan akhir
b.NIM
: 0511010086
c.Fakultas/Program Studi
Pertanian
d.Perguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
: 10 jam/minggu
2. Anggota Pelaksana
2.1 a. Nama Lengkap
: Meta Aldera
b. NIM
: 0511010053
c. Fakultas/Program Studi
d. Perguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
: 10 jam/minggu
b. NIM
: 0311010043
c. Fakultas/Program Studi
d. Perguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
: 10 jam/minggu
3. Jabatan Fungsional
: Asisten Ahli
4. Jabatan Struktural
:-
5. Fakultas/Program Studi
6. Perguruan Tinggi
: Universitas Brawijaya
7. Bidang Keahlian
: Keteknikan Pangan
: 4 jam / minggu
L. BIAYA
1. Bahan produksi
Jenis Bahan
Harga
Kebutuhan
Kebutuhan per
satuan / kg
per
bulan
produksi
( 1 bln = 8x
Jumlah
1. Alang-alang
2.Teh
3.Mint
4.Gula
5.Air
Rp. 15.000
Rp. 12.500
Rp. 10.000
Rp. 7.500
Rp. 500
(400 gls)
kg
4 ons
1 ons
1 kg
100 liter
produksi)
2 kg
3,2 kg
1 kg
8 kg
800 liter
Total
Rp. 30.000,00
Rp. 40.000,00
Rp. 10.000,00
Rp. 60.000,00
Rp. 400.000,00
Rp. 540.000,00
Biaya satuan
Rp. 1.500.000
Rp. 25.000/ bulan
Rp. 750.000
Rp.
50.000
Rp. 500.000
Rp. 200.000
Total
Kebutuhan
1 unit
3 bulan
1 unit
2 unit
1 unit
1 unit
Jumlah
Rp. 1.500.000,00
Rp.
75.000,00
Rp. 750.000,00
Rp. 100.000,00
Rp. 500.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 3.125.000,00
Biaya satuan
Rp. 100
Rp. 25
Rp. 5
Kebutuhan
5000 bj
5000 bj
5000 bj
Jumlah
500.000,00
125.000,00
25.000,00
3. Bahan Pengemas
Jenis
1. Cup
2. Toping cup
3. Sedotan
Total
Rp.
Rp.
Rp.
Rp. 650.000,00
4. Perjalanan
Jenis
Transportasi belanja
bahan baku produksi
Biaya satuan
Rp. 32.000/ bulan
Kebutuhan
3 bulan
Jumlah
Rp. 96.000,00
5. Pembuatan Laporan
Jenis
1. Biaya pengetikan
2. Kertas A4 70 gram
3. Tinta
3. Penjilidan laporan
4. Dokumentasi kegiatan
Biaya satuan
Rp. 600/jam
Rp. 30.000/rim
Rp. 25.000/kotak
Rp. 3.000/jilid
Rp. 75.000
Kebutuhan
105 jam
2 rim
1 kotak
5 jilid
1 digital film
Jumlah
Rp. 63.000,00
Rp. 60.000,00
Rp. 25.000,00
Rp. 15.000,00
Rp. 75.000,00
Total
6.
Rp. 238.000,00
Perijinan
- Depkes
Rp. 250.000,00
Rp. 750.000,00
Rp. 1.000.000,00
Rekapitulasi Biaya
Jenis
1. Bahan produksi
2. Peralatan penunjang
3. Bahan Pengemas
4. Transportasi
5. Pembuatan laporan
6. Perijinan
Total
Jumlah
Rp. 540.000
Rp. 2.825.000
Rp. 650.000
Rp.
96.000
Rp. 238.000
Rp. 1.000.000
Rp. 5.349.000