Laporan Ini Dibuat Sebagai Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Herbal
Disusun Oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah;Nya, sehingga penyusunan Laporan Kunjungan Herbal ke B2P2TOOT
ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa kendala.Laporan ini penulis buat sebagai syarat
untuk tugas ujian akhir semester mata kuliah herbal. Adapun penyusunan laporan ini
berdasarkan data-data yang diperoleh selama melakukan Kunjungan Herbal dan keterangan
dari pembimbing. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kunjungan Industri
ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesembatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Orang tua penulis yang telah memberikan doa dan restunya sehingga kegiatan Kunjungan
Industri ini dapat berlangsung dengan lancar.
Dan pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuan dan doa restu yang berhubungan dengan kegiatan Kunjungan Industri.
Penulis
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah Negara tropis yang terkenal akan kekayaan hayati dengan
keragamannya, beragam jenis tumbuhan berkembang biak di Indonesia. Tingginya
tingkat keanekaragaman hayati menjadikan Indonesia memiliki beragam jenis
tumbuhan obat.Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional asli Indonesia
telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu. Terbukti
dari adanya naskah lama pada daun lontar dan relief candi borobudor yang
menggambarkan orang sedang meracik obat ( jamu ) dengan tumbuhan sebagai
bahan bakunya.
Beragam dan mudahnya bahan untuk tubuhan obat yang sesuai dengan
penyakit yang diderita oleh seseorang di Indonesia, rasio resiko dengan manfaat
yang lebih menguntungkan penderita, dan adanya kelemahan yang berhubungan
dengan efek samping yang ditimbulkan oleh bahan obat sintetik. Menjadikan
tumbuhan obat memiliki prospek peluang yang tinggi untuk
dikembangkan.Potensi yang besar tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya
agar nantinya dapat memberikan arti bagi pengembangan kesehatan di Indonesia.
Saat ini masyarakat sudah mulai menyadari bahwa bahan-bahan yang berasal
dari alam akan lebih aman dibandingkan bahan-bahan sintetis, untuk itulah perlu
dikembangkan lebih lanjut maka perlu upaya dan dukungan dari pemerintah dan
pihak-pihak yang terkait untuk mengembangkan kekayaan hayati tersebut.
B. Tujuan Kunjungan
C. Manfaat Kunjungan
A. SEJARAH B2P2TOOT
B2P2TOOT bermula dari Kebun Koleksi Tanaman Obat, dirintis oleh R.M Santoso
Soerjokoesoemo sejak awal tahun kemerdekaan, menggambarkan semangat dari seorang
anak bangsa Nusantara yang tekun dan sangat mencintai budaya pengobatan nenek moyang.
Beliau mewariskan semangat dan kebun tersebut pada negara. Mulai April 1948, secara resmi
Kebun Koleksi TO tersebut dikelola oleh pemerintah di bawah Lembaga Eijkman dan diberi
nama “Hortus Medicus Tawangmangu”.
B. Transformasi
Suatu organisasi terjadi karena Kepmenkes No. 149 tahun 1978 pada tanggal 28 April
1978, yang mentransformasi kebun koleksi menjadi Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO)
sebagai Unit Pelaksana Teknis di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
Departemen Kesehatan. Transformasi I ini sebagai lembaga Iptek memberikan nuansa dan
semangat baru dalam mengelola tanaman obat (TO) dan potensi-potensi TO sebagai bahan
Jamu untuk pencegahan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan rakyat.
Evolusi organisasi berlanjut pada tahun 2006, dengan Permenkes No. 491 tahun 2006
tanggal 17 Juli 2006, BPTO bertransformasi menjadi Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT). Transformasi II ini
memberikan amanah untuk melestarikan, membudayakan, dan mengembangkan TOOT
dalam mendukung pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
CARA PENGOLAHAN
Untuk obat yang diminum, rebus daun atau akar segarnya (15 g). Setelah dingin, saring dan
minum airnya. Untuk obat luar, tumbuk daun segar secukupnya, tambahkan kapur sirih
(secukupnya), lalu aduk rata. Tempelkan pada bisul atau bagian tubuh yang bengkak dan
memar, lalu balut.
2. Kenanga (Canangium odoratum Bail.)
CARA PENGOLAHAN
Mengatasi perasaan gelisah : 15 gram bunga kenanga dan 30 gram kim
cim direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, lalu airnya diminum
sedangkan kim cimnya dimakan.
3. Bunga pukul 4(mirabilis jalapa L.)
CARA PENGOLAHAN
1. Bisul. 10-12 helai daun kembang pukul empat dicuci, lumatkan, beri
garam. Tempelkan pada bisul dan sekitarnya, balut.
2. Jerawat. Biji kembang pukul empat diambil isinya yang berupa tepung
bedak. Beri sedikit air. Oleskan pada jerawat.
4. Janggelan (Mesona palustris BI.)
CARA PENGOLAHAN
1. Cuci dahulu daun janggelan kering (cincau hitam) dengan air hingga bersih.
Ini juga dimaksudkan untuk menuruhkan suhu daun cincau agar diperoleh
zat pati yang optimal.
2. Rebus 1 kg daun janggelan kering bersama NaOH atau Abu Qi secukupnya
kedalam kira-kira 20 L air hingga volume air tinggal setengahnya. (Hati-
hati dalam merebus, karena buih akan meningkat dan bisa tumpah jika tidak
diaduk).
3. Saring ambil larutan zat pati cincau hitam yang telah dihasilkan tersebut
untuk proses selanjutnya yaitu pembentukan gel cincau hitam.
6. angkat dan tuang ke dalam cetakan seperti loyang, blek atau ember.
6. Catharanthi Radix
7. Derridis Radix
8. Elephantopi Radix
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda antara lain tergantung pada :
1. Bagian tanaman yang digunakan.
2. Umur tanaman yang digunakan.
3. Waktu panen.
4. Lingkungan tempat tumbuh.
Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan senyawa aktif di dalam
bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian
tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar.
2) Sortasi basah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan-bahan
asing lainnya dari bahan simplisia.Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar
suatu tanaman obat, bahan-bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun,
akar yang telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang.Tanah mengandung
bermacam-macam mikroba dalam jurnlah yang tinggi, oleh karena itu pembersihan
simplisia dari tanah yang terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal.
3) Pencucian
5) Pengeringan
6) Sortasi kering
7) Pengemasan
Pengemasan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah dikeringkan.Jenis
kemasan yang digunakan dapat berupa plastik, kertas maupun karung
goni.Persyaratan jenis kemasan yaitu dapat menjamin mutu produk yang dikemas,
mudah dipakai, tidak mempersulit penanganan, dapat melindungi isi pada waktu
pengangkutan, tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi dan kalau boleh
mempunyai bentuk dan rupa yang menarik.
8) Penyimpanan
- Pemeriksaan Organoleptik
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa simplisia
yang diuji.
- Pemeriksaan Makroskopik
Dilakukan dengan menggunakan kaca pembesar atautanpa alat, untuk mencari
kekhususan morfologi, ukuran dan warna simplisia yang diuji.
- Pemeriksaan Mikroskopik
Dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang derajat pembesarannya
disesuaikan dengan keperluan.Simplisia yang diuji dapat berupa sayatanmaupun
serbuk.Tujuannya adalah untuk mencari unsur-unsur anatomi jaringan yang khas.
- Pemeriksaan secara fisika
Dilakukan penetapan daya larut, Bobot jenis, rotasi optic,titik lebur, kadar air,
sifat-sifat simplisia.
- Pemeriksaan secara kimiawi
Berdasarkan uji kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya zat aktif dalam simplisia,dilakukan dengan cara
perubahan reaksi warna, pengendapan, timbulnya gas.Uji kuantitatif bertujuan
untukmengetahui berapa banyak zat aktif yang terkandung dari simplisia.
Pada hari Selasa, 18 Juni 2019 mahasiswa progam studi keperawatan S1semester 6
dan 4 melaksanakan Kunjungan Industri ke B2P2TOOT .Tepat pukul 06.00 kami berkumpul
di gedung induk siti walidah untuk melakukan pengarahan sebelum berangkat. Pada pukul
07.00 kami mulai menaiki bus untuk berangkat menuju B2P2TOOT Tawangmangu. Di sana
kami mendapatkan berbagai penjelasan tentang tanaman herbal yang ada di sana dan dapat
,melihat seluruh tanaman herbal yang ada disana, dijelaskan apa manfaat dan cara
pemeliharaannya. Dijelaskan bagaimana cara pengolahan obat herbal sebelum dikemas.
Melihat berbagai ruangan proses pembuatan obat herbal, seperti ruang uji lab,ruang
pengeringan, ruang sortasi kering dan basah.setelah itu kami isoma didepan gedung terdapat
rumah makan .
BAB 4
PENUTUP
A. KRITIK
Pemandu atau pemberi informasinya kurang memuaskan saat memberikan
penjelasan kepada penulis.
B. SARAN
Sebaiknya pemberian informasinya sedikit lebih jelas supaya apa yang
disampaikannya dapat penulis terima dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM. 2005. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
Republik Indonesia Nomor: HK.00.05.41.1384 Tahun 2005 Tentang Kriteria
dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar dan
Fitofarmaka
Katno dan Pramono S. 2008. Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan
Obat Tradisional. Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu. Fakultas
Farmasi, Universitas Gajah Mada
B2P2TOOT. 2013. Profil Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional. http://www.b2p2toot.litbang.depkes.go.id
B2P2TOOT