Anda di halaman 1dari 4

TUGAS GAGASAN BISNIS PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT

INOVASI RUMPUT LAUT SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN DASAR MINUMAN


HERBAL TEH
MATA KULIAH EKSPLORASI SUMBERDAYA LAUT

Kelompok 4:
Jan Ericson Wismar Saragih
Syauqina Nashihi Aufar
Abdino Putra Utama
Vidya Octaverina

MAGISTER ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
Teh merupakan salah satu bahan minuman penyegar alami yang sudah lama dikenal dan
membudaya di masyarakat Indonesia. Minuman teh biasanya berasal dari tumbuh-tumbuhan
yang dikeringkan lalu diseduh menggunakan air panas. Tumbuhan teh yang banyak
digunakan berasal dari daun Camellia sinensis. Tumbuhan tersebut dinilai memiliki aktivitas
antioksidan, antitumor, antijamur, antivirus dan antidiabetes (Anjarsari, 2016; Holidah dan
Christianty, 2016). Selain tumbuhan tersebut, terdapat tumbuhan yang berasal dari laut dan
memiliki kandungan senyawa bioaktif tinggi, yaitu rumput laut. Di Indonesia rumput laut
tersebar dengan luas. Terdapat kurang lebih 555 jenis dari 8642 spesies rumput laut yang ada
di dunia (Merdekawati dan Susanto, 2009).

Pemanfaatan rumput laut sudah banyak dilakukan baik dalam bidang industri (pangan dan
non pangan), kesehatan serta kosmetik. Rumput laut cokelat dinilai memiliki kandungan
senyawa bioaktif yang lebih banyak dibandingkan dengan rumput laut merah dan hijau. Hal
tersebut berawal dari kondisi lingkungan hidup rumput laut tersebut yang berada pada daerah
ekstrim (pasang-surut) dan membuat biota tersebut melakukan metabolisme sekunder untuk
keberlangsungan hidupnya (Gazali et al., 2018). Jenis-jenis senyawa bioaktif pada
Sargassum sp. Terdiri dari golongan Florotanin, Terpenoid, Fukoidan, Alginat, Fukosantin,
Asam fenolat, Flavonoid, Steroid. Aktivitas biologis dari senyawa bioaktif dominan dalam
Sargassum sp. yaitu, antioksidan, antikanker, antitumor, antialergi, antidiabetes,
antihipertensi dan lainnya (Balboa et al., 2013; Yende et al., 2014; Rohim et al., 2019).
Rumput laut dikenal memiliki kandungan mineral, vitamin dan senyawa bioaktif. Laut
dengan keanekaragaman jenis rumput laut yang tinggi berpotensi sebagai usaha eksplorasi
antioksidan.

Rumput laut biasanya memiliki aroma amis dan banyak yang tidak menyukainya. Sumber
aroma amis tersebut berasal dari senyawa trimethylamin, asam lemak, amonia dan oksidasi
asam lemak (Sulaiman dan Noor, 1982). Salah satu cara untuk mengurangi bau amis bisa
dilakukan dengan cara blanching yaitu perendaman menggunakan air panas. Blanching juga
berfungsi untuk menginaktivasi enzim dan mempertahankan warna produk selama masa
pengeringan (Hai et al., 2018).

Kandungan yang terdapat pada rumput laut cokelat Sargassum sp. memiliki banyak manfaat
dalam bidang kesehatan. Pemanfaatan rumput laut menjadi produk fungsional seperti
teh/minuman herbal merupakan salah satu cara yang mudah untuk dikonsumsi serta
mendapatkan ekstrak kandungan senyawa bioaktif pada rumput laut.
Akan dilakukan beberapa proses pada pembuatan teh rumput laut yaitu dengan metode
pemanasan blanching dan pengeringan sun drying. Selanjutnya teh rumput laut akan
dicampurkan dengan teh hijau Camellia sinensis dan lemon kering yang diharapkan dapat
meningkatkan aktivitas antioksidan, memberikan aroma serta rasa yang akan lebih disukai
oleh masyarakat. Teh hijau memiliki senyawa golongan fenol (katekin) tertinggi
dibandingkan dengan jenis teh lainnya (Towaha, 2013). Buah lemon dinilai memiliki
kandungan vitamin C yang tinggi (Puspitasari et al., 2019) dan dapat memberikan rasa asam
serta aroma segar pada campuran teh rumput laut Sargassum sp.

Daftar Pustaka

Anjarsari, I.R.D. 2016. Katekin teh Indonesia: Prospek dan Manfaatnya. Jurnal Kultivasi.
15(2): 99-106

Balboa, E, M., Rivas, S., Moure, A., Domínguez, H., Parajó, J, C., 2013. Simultaneous
extraction and depolymerization of fucoidan from Sargassum muticum in aqueous
media. Marine Drugs. 11, 4612–4627.

Gazali M, Nurjanah, Zamani NP. 2018. Eksplorasi senyawa bioaktif alga cokelat Sargassum
sp. agardh sebagai antioksidan dari Pesisir Barat Aceh. Jurnal Pengolahan Hasil
Perikanan Indonesia. 21(1): 167-178.

Hai-ou W, Qing QF, Shou-jiang C, Zhi-chao H and Huan-xiong X. 2018. Effect of hot water
blanching pretreatment on drying characteristics and product qualities for the novel
integrated freeze-drying of apple slices. Hindawi Journal of Food Quality. 2018(5): 1-
12.

Holidah, D. dan F.M. Christianty. 2016. Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Teh Hitam, The
Oolong dan Teh Hijau Secara In Vivo. Prosiding Seminar Nasional Current Challenges
in Drug Use and Development, Tantangan terkini Perkembangan Obat dan Aplikasi
Klinis.

Merdekawati, W. Susanto A.B. 2009. Kandungan dan Komposisi Pigmen Rumput Laut Serta
Potensinya Untuk Kesehatan. Squalen Vol 4. No.2

Puspitasari, A.D., Susanti, E., Khustiana, A. 2019. Aktivitas Antioksidan dan Penetapan
Kadar Vitamin C Perasan Daging Buah Lemon (Citrus limon (L.) Osbeck)
Menggunakan Metode ABTS. Jurnal Ilmiah Teknosains. 5(2): 99-104

Rohim, A., Yunianta, Estiasih, T. 2019. Senyawa-Senyawa Bioaktif Pada Rumput Laut
Cokelat Sargassum sp.: Ulasan Ilmiah. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 20 No. 2: 115-
126
Sulaiman S, Noor Z. 1982. Pengaruh asam cuka terhadap rasa amis dari daging ikan mujair
yang dipanggang. Agritech. 3(3 dan 4):11-17.

Towaha, J. 2013. Kandungan Senyawa Kimia Pada Daun Teh (Camellia sinensis). Warta
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. 19(3): 12-16

Yende, S, R., Harle, U, N., Chaugule, B, B. 2014. Therapeutic potential and health benefits of
Sargassum species. Pharmacognosy Review. 8, 1–7

Anda mungkin juga menyukai