Anda di halaman 1dari 11

Optimalisasi Pemanfaatan Daun Mangrove (Rhizophora mucronata) sebagai

Bahan Baku Pembuatan Sabun dan Handsanitizer yang Ramah


Lingkungan”

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Lulus Dalam Mata


Kuliah Metodologi Penelitian

Oleh

IHRAM AJI MOKOAGOW

NIM: 1121421018

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS NEGRI GORONTALO

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas
nikmat ilmu, kesehatan dan kesempatan sehingga peneliti dapat menyelesaikan
tugas proposal yang berjudul "Pengaruh Variasi Suhu Terhadap Mutu Abon ikan
cakalang putih Selama Proses Penyimpanan", disusun sebagai salah satu
persyaratan lulus dalam mata kuliah Metodologi Penelitian. Shalawat serta sal
kepada junjungan kita Nabi besar Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari zaman jahilia sampai pada zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan
saat ini.
Peneliti menyadari bahwa tidak ada mahluk yang sempurna, sehingga perlunya
kritik dan saran yang membangun dari pembaca dapat menjadikan proposal
penelitian ini menjadi lebih baik lagi kedepannya.
Demikian yang dapat peneliti sampaikan, semoga proposal penelitian ini dapa
bermanfaat. Terima Kasih

Gorontalo, February 2023

Penelit

Ihram Aji Mokoagow


Daftar Isi
Ketik judul bab (Tingkat 1) 1
Ketik judul bab (Tingkat 2) 2
Ketik judul bab (Tingkat 3) 3
Ketik judul bab (Tingkat 1) 4
Ketik judul bab (Tingkat 2) 5
Ketik judul bab (Tingkat 3) 6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan mangrove sebagai bahan makanan, minuman, kosmetik, obat


dan sabun sebenarnya telah berkembang sejak dulu dan merupakan salah satu
kearifan tradisional masyarakat sekitar ekosistem mangrove. Akan tetapi, dalam
perkembangannya banyak dilupakan dan hanya beberapa daerah yang masih
melakukannya. Tanaman mangrove telah diketahui secara luas dapat digunakan
sebagai antiviral, antibakteri, antibisul, dan antiinflamasi (Agoramoorthy et al.
2008; Premanathan et al. 1999). Daun mangrove memiliki kandungan mineral
yang cukup besar, seperti natrium, kalium, kalsium, dan magnesium (Miswanto,
2006). Senyawa metabolit sekunder yaitu steroid atau triterpenoid, saponin,
flavonoid, dan tanin (Guntara, 2019; Prabowo, dkk., 2019). Adanya kandungan
senyawa metabolit tersebut dapat menyebabkan daun mangrove digunakan
sebagai tanaman obat yang berkhasiat.

Mangrove merupakan tumbuhan atau vegetasi pantai tropis yang hidup di


wilayah pesisir yang luas dan terbuka. Mangrove banyak ditemukan terutama di
daerah beriklim tropis yang berfungsi menjaga garis pantai, sebagai penahan
angin, ombak, pengendali banjir dan pencegah intrusi air laut ke daratan, serta
sebagai habitat bagi biotabiota laut kecil (Wahyudi, dkk., 2014). Tanaman
mangrove telah diketahui secara luas dapat digunakan sebagai antiviral,
antibakteri, antibisul, dan antiinflamasi (Agoramoorthy et al. 2008;
Premanathan et al. 1999). Daun mangrove memiliki kandungan mineral yang
cukup besar, seperti natrium, kalium, kalsium, dan magnesium (Miswanto,
2006). Senyawa metabolit sekunder yaitu steroid atau triterpenoid, saponin,
flavonoid, dan tanin (Guntara, 2019; Prabowo, dkk., 2019).

Adanya kandungan senyawa metabolit tersebut dapat menyebabkan daun


mangrove digunakan sebagai tanaman obat yang berkhasiat. berperan sebagai
pendenaturasi protein serta mencegah proses pencernaan bakteri, sedangkan
flavonoid yaitu senyawa yang mudah laru dalam air untuk kerja antimikroba
dan antivirus. Mekanisme kerjanya dalam menghambat bakteri dilakukan
dengan cara mendenaturasi protein dan merusak membran sel bakteri dengan
cara melarutkan lemak yang terdapat pada dinding sel. Senyawa terpenoid,
steroid, saponin dan tannin, dapat menghambat pertumbuhan bakteri dengan
mekanisme penghambatan terhadap sintesis protein karena terakumulasi dan
menyebabkan perubahan komponen - komponen penyusun sel bakteri itu
sendiri. Penelitian mengenai optimalisasi pemanfaatan daun mangrove sebagai
bahan baku pembuatan sabun dan handsanitizer yang ramah lingkungan masih
terbatas

Program ini juga dimaksudkan sebagai langkah dalam mengurangi limbah


limbah daun dan buah mangrove yang berserakan sehingga secara tidak
langsung akan menrungi nilai estetika dari lingkungan di desa Mangunharjo
yang berpotensi hutan mangrove untuk pembuatan hand sanitizer dan sabun
antiseptic. limbah mangrove dapat bermanfaat dari limbah yang tidak bernilai
guna menjadi sesuatu yang bernilai guna tinggi, dan secara tidak langsung dapat
meningkatan kualitas sumberda, konservasi alam, tingkat sanitasi di Kelurahan
Mangunharjo meningkat, tingkat perekonomian warga meningkat karenaadanya
adanya produk terbaru yang diciptakan seperti sabun.

1.2.Rumusan Masalah

 Bagaimana mengoptimalkan pemanfaatan daun mangrove (Rhizophora


mucronata) sebagai bahan baku pembuatan sabun dan handsanitizer yang
ramah lingkungan?
 2.Bagaimana kandungan senyawa-senyawa pada daun mangrove dapat
dimanfaatkan untuk pembuatan sabun dan handsanitizer
 3.Bagaimana memastikan keamanan dan efektivitas produk yang dihasilkan
dari pemanfaatan daun mangrove sebagai bahan baku pembuatan sabun dan
handsanitizer yang ramah
1.3 TUJUAN

Mengidentifikasi senyawa aktif yang terdapat pada daun mangrove yang dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun dan handsanitizer.

Mengoptimalkan formula dan proses pembuatan produk sabun dan handsanitizer dari
daun mangrove sehingga menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan
ekonomis.Menunjukkan bahwa pemanfaatan daun mangrove sebagai bahan baku
pembuatan sabun dan handsanitizer dapat membantu mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan karena daun mangrove merupakan sumber daya alam yang
terbarukan dan dapat diperbaharui dengan cepat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 pengertian sabun

Sabun merupakan senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak Dari minyak
nabati atau lemak hewani berbentuk padat, lunak atau cair, Dan berbusa.Menurut
Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 1994 sabun mandi Didefinisikan sebagai
senyawa Natrium dengan asam lemak yang digunakan Sebagai pembersih tubuh,
berbentuk padat, berbusa, dengan penambahan lain Serta tidak menyebabkan
iritasi pada kulit. Kotoran tidak dapat lepas karena terikat pada sabun dan Sabun
terikat pada air (Qisti, 2009).
Pada bagian daunnya terdapat senyawa bioaktif yang terkandung yaitu senyawa
alkaloid, steroid dan tritepenoid, flavonoid serta tanin yang efektif sebagai
antibakteri dan antioksidan
Menurut penelitian (Yusuf, 2010). Kandungan senyawa flavonoid sebanyak
1,18% dengan nilai IC50 36,35 ppm yang efektif sebagai antioksidan.
Menurut Mulyani et al. (2020) menunjukkan bahwa ekstraksi daun mangrove
dengan pelarut etanol dapat menghasilkan ekstrak dengan aktivitas antibakteri
yang tinggi, penggunaan metode saponifikasi dapat menghasilkan sabun yang
baik dari ekstrak daun mangrove
Menurut Yuliarto et al. (2019) Metode optimalisasi yang dapat dilakukan meliputi
pengumpulan dan pemilihan daun yang baik, ekstraksi daun mangrove dengan
pelarut, serta pembuatan sabun dan handsanitizer dari ekstrak tersebut.
Sabun dan handsanitizer adalah produk kesehatan yang banyak digunakan untuk
membersihkan dan melindungi tangan dari kuman dan bakteri. Namun,
penggunaan produk-produk ini juga dapat memberikan dampak negatif bagi
lingkungan, seperti polusi air dan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya.
Oleh karena itu, alternatif bahan baku yang ramah lingkungan perlu
dikembangkan untuk mengurangi dampak negatif penggunaan sabun dan
handsanitizer.
Salah satu alternatif bahan baku yang dapat digunakan adalah daun mangrove
(Rhizophora mucronata). Daun mangrove memiliki kandungan senyawa aktif
seperti flavonoid, tanin, dan saponin yang memiliki sifat antibakteri dan
antijamur. Selain itu, daun mangrove juga dapat diperoleh dengan mudah dan
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nuralia et al. (2020) yang menggunakan
ekstrak daun mangrove sebagai bahan baku pembuatan sabun antibakteri. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sabun yang dibuat memiliki efektivitas antibakteri
yang baik terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Zaini et al. (2020) menunjukkan bahwa
sabun yang terbuat dari daun mangrove memiliki aktivitas antibakteri terhadap
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
Menurut lain yang dilakukan oleh Pongsamart et al. (2018) menunjukkan bahwa
ekstrak daun mangrove dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
handsanitizer yang efektif dalam membunuh bakteri dan jamur. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa ekstrak daun mangrove memiliki aktivitas antimikroba
yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan aktif yang biasa digunakan dalam
handsanitizer komersial.
BAB III
Metodologi penelitian
Metode penelitian yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Metode eksperimen digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dan
efisiensi penggunaan daun mangrove sebagai bahan baku pembuatan sabun dan
handsanitizer. Metode eksperimen memungkinkan peneliti untuk mengontrol
variabel dan membandingkan hasil dengan kelompok kontrol.
 Pengambilan sampel
Pada tahap pengambilan sampel, peneliti juga perlu memperhatikan etika
penelitian dan konservasi lingkungan. Peneliti perlu memastikan bahwa
pengambilan sampel tidak merusak lingkungan mangrove dan
memperhatikan aturan-aturan yang berlaku di wilayah tersebut. Peneliti
juga perlu memperhatikan perlindungan terhadap spesies yang dilindungi
dan menghindari pengambilan sampel dari daerah yang memiliki status
konservasi tinggi.
 Pengolahan sampel
1.Metode maserasi
Metode ini dilakukan dengan menghancurkan daun mangrove dan
merendamnya dalam pelarut tertentu seperti etanol atau air selama
beberapa waktu. Kemudian ekstrak didapatkan melalui penyaringan dan
evaporasi pelarut yang digunakan.
2.Metode ekstraksi Soxhlet
Metode ini dilakukan dengan menghancurkan daun mangrove dan
mengekstraknya menggunakan pelarut organik seperti etanol atau n-
heksana dalam suatu sistem Soxhlet. Ekstrak kemudian didapatkan melalui
proses pengukusan dan penyaringan.

3.Metode destilasi uap air


Metode ini dilakukan dengan menghancurkan daun mangrove dan
mengekstraknya menggunakan uap air. Ekstrak kemudian didapatkan
melalui proses pendinginan dan penyaringan.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai