Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL METODOLOGI PENILITIAN

“BISKUIT IKAN CAKALANG DAN PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN


KELOR UNTUK PENAMBAHAN GIZI’’

DOSEN PENGAMPUH :
Prof.Dr.Rieny Sulistijowati S,S.Pi,M. Si

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metodologi Penilitian

Di Susun Oleh :
ALIANSYAH MOODUTO(1121421015)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN & ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat, taufik,
dan hidayah -Nya sehingga Proposal ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Kedua kalinya shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW sehingga Proposal yang berjudul “Pemanfaatan Limbah
Sisik Ikan Kakap Merah Menjadi Keripik Sisik Ikan Kakap (Krisik Kakap)” dapat terselesaikan
dengan baik. Proposal ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah METODOLOGI
PENILITIAN. Melalui kesempatan ini pula penulis sampaikan terima kasih kepada : Dosen
pengapu mata kuliah “Prof.Dr.Rieny Sulistijowati S,S.Pi,M. Si” dan seluruh pihak yang ikut
membantu dalam menyelesaikan penulisan Proposal ini.
Harapannya Proposal ini dapat bermanfaat bagi khalayak umum baik sebagai referensi
penelitian maupun yang lainnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga dapat
mempermudah dalam menyelesaikan tugas sehari-hari. Kritik dan saran juga diharapkan dari
penulis agar dapat menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

Gorontalo, Maret 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang
Stunting merupakan masalah kurangnya gizi kronis yang di sebabkan oleh asupan gizi yang
kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Anak stunting merupakan indikasi kurangnya asupan gizi, baik secara kuantitas maupun kualitas
yang tidak tepenuhi. Masalah gizi lain terkait dengan stunting yang masi menjadi masalah
kesehatan masyarakat adalah anemia pada ibu hamil (48,9%), Berat Bayi Lahir Rendah atau
BBLR (6,2%), balita kurus atau wasting (10,2%) dan anemia pada balita (Kemenkes, 2018).
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun kelor dan tepung ikan
cakalang terhadap tingkat kesukaan biskuit.
Sebagai negara maritim, Indonesia kaya dengan berbagai hasil laut dan pertanian. Tak pelak,
hal ini membuat stigma masyarakat terhadap olahan hasil laut dan pertanian menjadi negatif.
Dalam artian, masakan hasil laut diidentikkan dengan masyarakat kelas bawah dan kurang
mempunyai gengsi. Namun, di tangan kreatif para pemuda ini, hasil laut dan pertanian yang
katanya “makanan desa” menjadi “naik kelas”, dengan harga jual yang lumayan tinggi.
Kelor adalah tanaman yang tumbuh subur di Indonesia dengan berbagai manfaat yang
terkandung di dalamnya diantaranya tinggi protein, ß-karotein, vitamin C, mineral terutama zat
besi dan kalsium. Pembuatan biskit ikan cakalang dan estrak daun kelor untuk penambahan
gizi.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun kelor dan lama
fermentasi terhadap kualitas biscuit ikan, serta kombinasi terbaik fermentasi dan penambahan
ekstrak daun kelor.
maka dari itu saya akan membuat suatu olahan yaitu biskit yang berbahan dari tepung ikan
cakalang dan menambahkan ekstrak daun kelor.Daun kelor juga bermanfaat bagi kesehatan
masyarakat. Kelor atau yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama Moringa oleifera
merupakan jenis tanaman tropis yang sangat mudah dikenali dari ukuran daunnya yang kecil.
Tidak hanya itu, pohon kelor juga sangat mudah bertumbuh pada tanah yang bisa dikatakan tidak
terlalu subur. Sejak dahulu kelor sudah digunakan baik untuk pengobatan tradisional, jamu
maupun dalam ritual yang berbau mistis. Faktanya daun kelor memang banyak mengandung zat
yang sangat baik untuk tubuh. Tak heran organisasi WHO menobatkan pohon kelor sebagai
miracle tree, setelah menemukan manfaat penting daun kelor. Lebih dari 1.300 studi, artikel dan
laporan telah menjelaskan tentang manfaat kelor dan kemampuan dalam penyembuhan penyaki
yang penting dalam menghadapi permasalahan wabah penyakit dan masalah kekurangan gizi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masaalah
sebagai berikut:
 Bagaimana pandangan masyarakat tentang perikanan yang berlimpah yang ada
di Indonesia?
 Bagaimana pandangan masyarakat tentang masalah kekurangan gizi pada anak-anak?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan ini mengenai pemanfaatan hasil laut dan pertanian sebagai bahan
pembuatan biscuit dari ikaan cakalang dan ekstrak daun kelor
 Menjelaskan tentang makanan yang banyak mengandung protein dan meningkatkan
hasil produktivitas secara berkelanjutan
 Mengetahui pandangan masyarakat tentang kekurangan gizi atau stanting pada anak-
anak yang d bawah umur
1.4 Manfaat
Pemanfaatan ikan cakalang dan ekstrak daun kelor sebagai makanan yang mengandung
protein dan khasiat yg tinggi,dan bagus di konsumsi oleh anak yang masih balita spya tidak
terkena stanting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 IKAN CAKALANG
Ikan cakalang adalah ikan bernilai komersial tinggi, dan dijual dalam bentuk segar, beku,
atau diproses sebagai ikan kaleng, ikan kering, atau ikan asap. Dalam bahasa Jepang, cakalang
disebut katsuo. Ikan cakalang diproses untuk membuat katsuobushi yang merupakan bahan
utama dashi (kaldu ikan) untuk masakan Jepang. Di Manado, dan juga Maluku, ikan cakalang
diawetkan dengan cara pengasapan, disebut cakalang fufu (cakalang asap).

Adapun, cakalang dibudidayakan sebagai salah satu sumber bagi masyarakat juga sumber
devisa negara.Cakalang merupakan salah satu sumber protein hewani dengan kandung omega-3
yang dibutuhkan tubuh. Sebagai komoditas yang dapat diekspor (exportable), cakalang turut
berperan dalam ekonomi Indonesia. Sumberdaya cakalang dimanfaatkan oleh kalangan
menengah ke atas. Asupan berbagai vitamin dan mineral penting untuk memperkuat sistem
kekebalan tubuh. Salah satu makanan yang baik untuk membantu meningkatkan imunitas tubuh
adalah ikan cakalang.Khasiat tersebut ada berkat kandungan vitamin dan mineral, seperti vitamin
C, zink, dan mangan di dalam ikan ini. Selain itu, kandungan antioksidan dalam ikan cakalang
mampu mencegah penumpukan radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh.

Sumber daya Ikan Tuna dan Cakalang memiliki nilai ekonomis penting dan banyak tersebar
hampir di seluruh wilayah perairan Indonesia. Nilai ekonomis yang dimiliki Ikan Tuna dan
Cakalang menjadIkannya sebagai komoditas utama dari sub sektor perIkanan. Ikan Tuna dan
Cakalang merupakan bagian dari Ikan pelagis besar yang memiliki karakteristik oseanik atau
memiliki sifat selalu beruaya dari suatu perairan ke perairan lain yang mempunyai kondisi
oseanografi, biologis dan meteorologis yang sesuai dengan habitatnya (Sibagariang et al., 2011).

luasnya daerah penyebaran, sifat perenang cepat dan peruaya jauh memungkinkan sumber
daya ikan cakalang ini mendiami dan melintasi beberapa perairan yang merupakan juridiksi dari
beberapa Negara, sehingga sumber daya tersebut merupakan milik bersama (common property)
dalam arti global dan terbuka untuk semua orang (open acces) tidak saja satu negara tetapi juga
oleh banyak negara pantai (Ditjenkan, 1999).

2.2 EKSTRAK DAUN KELOR

Tanaman kelor atau Moringa oleifera merupakan tanaman yang banyak tumbuh di


wilayah tropis, termasuk Indonesia. Tanaman yang dijuluki “pohon ajaib” ini biasanya diambil
daunnya karena diketahui kaya akan nutrisi dan senyawa aktif. Inilah yang menjadikan manfaat
daun kelor begitu beragam bagi kesehatan tubuh. Dalam pengobatan tradisional, daun kelor
biasanya diolah menjadi berbagai minuman herbal, seperti jamu atau teh. Selain minuman
herbal, daun ini juga kerap dijadikan suplemen, baik dalam bentuk bubuk maupun kapsul, untuk
mengatasi kondisi tertentu.
Tanaman herbal ini memiliki kadar vitamin C dan kalium yang tinggi.Kadar vitamin C di dalam
daun kelor adalah 15 mg, sedangkan kadar kaliumnya mencapai 1.500 mg. Jumlah kandungan
vitamin C tersebut bahkan 7 kali lipat lebih banyak daripada buah jeruk. Sementara itu, kadar
kaliumnya 15 kali lipat lebih banyak
Beberapa nutrisi lain dalam daun kelor yang juga dapat memberikan khasiat bagi tubuh meliputi:

 Protein
 Vitamin, seperti vitamin A, vitamin B2, dan vitamin B6
 Mineral, termasuk zat besi, kalsium, dan magnesium

Daun kelor telah dikonsumsi sejak lama sebagai tanaman herbal untuk menjaga daya tahan
tubuh. Alasannya adalah karena daun ini kaya akan vitamin C yang mampu meningkatkan
imunitas, sehingga tubuh dapat melawan infeksi dengan lebih baik.
Berbagai penelitian di laboratorium pun mengungkapkan bahwa ekstrak daun kelor diketahui
mampu menghambat pertumbuhan berbagai bakteri, seperti Escherichia coli,
Streptococcus aureus, dan Streptococcus pneumonia, yang dapat menyebabkan infeksi di saluran
pencernaan, kulit, serta paru-paru.
BAB III

METODEOLOGI PENELITIAN

Biskuit ikan cakalang dengan penambahan ekstrak daun kelor dapat menjadi alternatif
makanan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi masyarakat. Daun kelor diketahui mengandung
berbagai nutrisi penting, seperti protein, mineral, vitamin, dan antioksidan, sehingga dapat
meningkatkan kandungan nutrisi pada biskuit. Sementara itu, ikan cakalang merupakan sumber
protein hewani yang juga kaya akan asam lemak omega-3 dan mineral. Dalam penelitian ini,
metode penelitian yang dapat digunakan adalah kombinasi antara penelitian eksperimental dan
penelitian survei. Penelitian eksperimental dilakukan dengan membuat biskuit ikan cakalang
dengan penambahan ekstrak daun kelor dan menguji kandungan nutrisi dari produk yang
dihasilkan. Pengujian kandungan nutrisi dilakukan dengan menggunakan metode laboratorium,
seperti uji protein, uji mineral, dan uji antioksidan. Hasil pengujian tersebut dapat digunakan
sebagai informasi untuk mengetahui kandungan nutrisi dari produk yang telah dibuat.

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat,
terutama dalam meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya asupan nutrisi yang seimbang
dan meningkatkan ketersediaan makanan yang sehat dan berkelanjutan. Selain itu, produk biskuit
ikan cakalang dengan penambahan ekstrak daun kelor juga dapat menjadi peluang bisnis yang
menjanjikan bagi pengusaha makanan skala kecil dan menengah.

 ALAT DAN BAHAN

Berikut adalah daftar alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat biskuit ikan
cakalang dengan penambahan ekstrak daun kelor:

Alat:

 Oven
 Mixer
 Timbangan digital
 Loyang atau wadah memanggang
 Alat pengaduk
 Pisau

Bahan:

 Ikan cakalang segar atau kaleng (200 gram)


 Tepung terigu (300 gram)
 Mentega (100 gram)
 Telur ayam (2 butir)
 Gula pasir (100 gram)
 Ekstrak daun kelor (50 ml)
 Baking powder (1 sendok teh)
 Garam (1/2 sendok teh)

 PENGAMBILAN SAMPEL

Pengambilan sampel pada penelitian biskuit ikan cakalang dengan penambahan


ekstrak daun kelor dapat dilakukan pada beberapa tahap, antara lain:

 Pengambilan sampel ikan cakalang: Jika menggunakan ikan cakalang segar, maka
pengambilan sampel dilakukan dengan membeli ikan cakalang di pasar atau toko
ikan terdekat. Jika menggunakan ikan cakalang kaleng, maka pengambilan
sampel dilakukan dengan membeli kaleng ikan cakalang dari supermarket atau
toko bahan makanan terdekat.

 Pengambilan sampel ekstrak daun kelor: Ekstrak daun kelor dapat dibuat dengan
cara merebus daun kelor segar atau kering dengan air hingga mendidih, kemudian
disaring dan diambil cairannya sebagai ekstrak. Pengambilan sampel dilakukan
dengan mengambil sejumlah daun kelor yang cukup untuk membuat ekstrak yang
dibutuhkan dalam pembuatan biskuit.

 Pengambilan sampel bahan lainnya: Pengambilan sampel bahan lainnya, seperti


tepung terigu, mentega, telur ayam, gula pasir, baking powder, dan garam dapat
dilakukan dengan membeli bahan-bahan tersebut dari supermarket atau toko
bahan makanan terdekat.

 Pengambilan sampel biskuit: Pengambilan sampel biskuit dilakukan setelah


proses pembuatan selesai. Biskuit yang diambil sebaiknya diambil secara acak
dari beberapa bagian biskuit yang dihasilkan. Sampel biskuit kemudian diukur
kandungan nutrisinya menggunakan metode laboratorium yang telah ditentukan
sebelumnya.

 TEMPAT UJI

 Tempat uji untuk penelitian biskuit ikan cakalang dengan penambahan ekstrak
daun kelor dapat dilakukan di laboratorium makanan atau laboratorium kesehatan
terdekat yang dilengkapi dengan peralatan yang dibutuhkan untuk analisis nutrisi.

 Pada tahap awal penelitian, sebaiknya dilakukan pengujian bahan baku seperti
ikan cakalang, tepung terigu, dan ekstrak daun kelor untuk mengetahui kandungan
nutrisi dan kualitasnya. Selain itu, sebaiknya juga dilakukan uji organoleptik pada
bahan baku untuk mengetahui rasa, aroma, dan tekstur dari setiap bahan.

 Setelah proses pembuatan biskuit selesai, dilakukan uji kandungan nutrisi dan uji
organoleptik pada biskuit. Uji kandungan nutrisi meliputi analisis protein, lemak,
karbohidrat, serat, vitamin, dan mineral yang terkandung dalam biskuit.
Sedangkan uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui rasa, aroma, dan tekstur
biskuit serta kesukaan konsumen terhadap biskuit tersebut.
 Hasil uji kandungan nutrisi dan uji organoleptik dapat digunakan untuk
mengevaluasi kualitas biskuit ikan cakalang dengan penambahan ekstrak daun
kelor serta untuk menentukan apakah biskuit tersebut dapat dikonsumsi sebagai
makanan sehat dan bergizi.

 PROSEDUR KERJA

Berikut adalah prosedur kerja dalam pembuatan biskuit ikan cakalang dengan
penambahan ekstrak daun kelor:

1. Siapkan bahan-bahan yang diperlukan, termasuk ikan cakalang, tepung terigu,


mentega, telur ayam, gula pasir, ekstrak daun kelor, baking powder, dan garam.

2. Potong ikan cakalang menjadi potongan kecil dan haluskan menggunakan blender
atau food processor hingga halus.

3. Campurkan ikan cakalang yang sudah halus dengan tepung terigu, baking powder,
dan garam. Aduk rata.

4. Dalam wadah yang berbeda, kocok mentega dan gula pasir menggunakan mixer
hingga lembut dan pucat.

5. Tambahkan telur ayam ke dalam adonan mentega sedikit demi sedikit sambil
terus dikocok hingga adonan tercampur rata.

6. Masukkan campuran ikan cakalang dan tepung terigu ke dalam adonan mentega
dan telur sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga tercampur rata.

7. Tambahkan ekstrak daun kelor ke dalam adonan dan aduk hingga tercampur rata.

8. Diamkan adonan selama kurang lebih 15 menit hingga adonan agak kental.

9. Panaskan oven pada suhu 180 derajat Celsius.

10. Ambil adonan dan bentuk menjadi bola-bola kecil. Letakkan bola-bola tersebut
pada loyang atau wadah memanggang yang sudah diolesi mentega.

11. Panggang biskuit pada oven yang sudah dipanaskan selama kurang lebih 20-25
menit hingga matang dan berwarna kecoklatan.

12. Setelah matang, keluarkan biskuit dari oven dan biarkan dingin.

13. Setelah dingin, biskuit siap disajikan atau dikemas untuk dijual.

 UJI KIMIA
Uji kimia pada biskuit ikan cakalang dengan penambahan ekstrak daun kelor dapat
dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrisi yang terdapat dalam biskuit tersebut.
Beberapa parameter yang dapat diuji antara lain sebagai berikut:

1. Kadar protein: Kadar protein dapat diukur menggunakan metode Kjeldahl untuk
mengetahui jumlah asam amino dalam biskuit.

2. Kadar lemak: Kadar lemak dapat diukur menggunakan ekstraksi dengan pelarut
organik seperti etanol atau n-heksana.

3. Kadar karbohidrat: Kadar karbohidrat dapat dihitung dengan mencari selisih


antara jumlah protein, lemak, air, serat, dan mineral dengan total berat biskuit.

4. Kadar serat: Kadar serat dapat diukur menggunakan metode gravimetrik dengan
mengukur selisih antara berat sampel sebelum dan sesudah penghilangan serat
kasar.

5. Kadar vitamin: Kadar vitamin dapat diukur menggunakan metode kromatografi


atau spektrofotometri.

6. Kadar mineral: Kadar mineral dapat diukur menggunakan spektrofotometri atau


analisis kimia.

Selain parameter di atas, dapat juga dilakukan uji lain seperti uji kadar air dan uji pH.
Hasil uji kimia dapat digunakan untuk mengevaluasi kandungan nutrisi biskuit ikan
cakalang dengan penambahan ekstrak daun kelor dan memastikan bahwa biskuit tersebut
memenuhi standar kesehatan dan gizi yang baik untuk dikonsumsi.

 UJI ORGANOLEPTIK

Selain uji kimia, uji organoleptik juga dapat dilakukan untuk mengevaluasi kualitas
sensorik dari biskuit ikan cakalang dengan penambahan ekstrak daun kelor. Uji
organoleptik adalah uji yang dilakukan dengan cara mengamati, menguji, dan menilai
kualitas biskuit berdasarkan indera manusia, seperti penglihatan, penciuman, perasa, dan
sentuhan. Beberapa hal yang dapat dievaluasi dalam uji organoleptik adalah sebagai
berikut:

1. Penampilan: Evaluasi penampilan biskuit, seperti warna, bentuk, ukuran, dan


tekstur.

2. Aroma: Evaluasi aroma biskuit, seperti aroma ikan cakalang dan aroma daun
kelor yang bercampur.

3. Rasa: Evaluasi rasa biskuit, seperti rasa ikan cakalang, rasa daun kelor, dan rasa
gurih dari mentega.
4. Tekstur: Evaluasi tekstur biskuit, seperti kekenyalan, kelembutan, dan
kekriukannya.

Uji organoleptik dapat dilakukan dengan cara memberikan biskuit pada


panelis yang terdiri dari orang-orang yang berpengalaman dan memiliki
pengetahuan tentang bahan dan produk yang diuji. Panelis diberikan instruksi
untuk mengamati dan menilai kualitas sensorik biskuit dengan menggunakan
skala tertentu. Hasil dari uji organoleptik dapat digunakan untuk mengevaluasi
apakah biskuit ikan cakalang dengan penambahan ekstrak daun kelor memiliki
kualitas sensorik yang baik dan sesuai dengan selera konsumen.

Anda mungkin juga menyukai