Anda di halaman 1dari 3

LIST PERTANYAAN

1. Mengapa memilih temulawak menjadI bahan baku dalam penelitian ini?

Temulawak merupakan tanaman asli indonesia yang mempunyai kandungan bioaktif


berupa senyawa metabolit sekunder seperti kurkuminoid dan xanthorrizol. Dengan adanya
kandungan bioaktif tersebut temulawak banyak dimanfaatkan dalam industri jamu maupun
obat-obatan. Kurkumin termasuk golongan senyawa polifenol yang berpotensi sebagai
antioksidan dalam menangkal radikal bebas. Adanya kandungan kurkumin dalam temulawak
berfungsi sebagai antibakteri, antikanker, antitumor, serta mengandung antioksidan (Pratama
et al., 2019). Namun kurkumin dan xanthorrizol memberikan rasa pahit dan bau khas
temulawak yang tajam sehingga mengakibatkan sebagain orang tidak bersedia untuk
mengkonsumsinya. Sementara jika dikonsumsi secara rutin dapat membantu memelihara dan
meningkatkan kesehatan. Dapat dilakukan inovasi agar temulawak tidak selalu identik
dengan rasa pahit, bau, dan tidak praktis yaitu salah satunya dengan menambahkan
temulawak pada madu.

2. Alasan memilih temulawak ditambahkan pada madu?

Madu adalah cairan manis yang dihasilkan oleh lebah madu. Madu memiliki
kandungan gizi seperti karbohidrat, protein, asam amino, vitamin dan mineral. Madu
memiliki rasa yang cenderung asam yang disebabkan oleh adanya asam organik. Suasana
asam pada madu sesuai untuk ditambahkan bahan lain seperti temulawak yang mengandung
kurkumin. Renny et al. (2010), minyak asiri dan kurkumin berperan meningkatkan kerja
organ pencernaan, mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas
yang mengandung enzim amilase, lipase dan protease untuk meningkatkan pencernaan bahan
makanan Sehingga dengan mengkombinasikan madu dan rempah-rempah seperti temulawak
diduga dapat menaikkan aktivitas antioksidannya.
1. Mengapa dalam metode enkapsulasi menggunakan metode foam mat drying?

Foam mat drying merupakan salah satu metode yang menggunakan suhu relatif
rendah sehingga warna, aroma, dan komponen gizi produk dapat dipertahankan. Metode
foam mat drying membutuhkan adanya bahan pengisi dan bahan pembusa untuk
mempercepat proses pengeringan tanpa merusak kandungan bahan, meningkatkan total
padatan, mencegah kerusakan akibat panas selama pengeringan, dan melapisi komponen
flavor. Kelebihan metode ini yaitu relatif sederhana dan prosesnya tidak mahal (Pratiwi,
2018). Menurut hasil penelitian Widarti et al. (2021) menunjukkan bahwa kadar air serbuk
bayam yang diperoleh dengan pengeringan menggunakan metode foam mat drying lebih
rendah yaitu berbeda 15-25% bila dibandingkan dengan kadar air dari serbuk bayam yang
diperoleh dari proses pengeringan konvensional (tanpa pembentukan foam).

2. Mengapa memilih metode MAE sebagai metode ekstraksi?

Salah satu metode ekstraksi yang cocok digunakan untuk mengekstraksi senyawa aktif
dalam bahan alam yaitu metode ekstraksi Microwave Assisted Extraction (MAE). Ekstraksi
dengan metode MAE memanfaatkan radiasi gelombang mikro untuk mempercepat ekstraksi
selektif melalui pemanasan pelarut secara cepat dan efisien. Kelebihan dari ekstraksi
menggunakan metode MAE adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses ekstraksi lebih
cepat dan penggunaan bahan kimia lebih sedikit (Amir et al., 2016). Ekstraksi dengan
metode MAE cocok untuk pengambilan senyawa yang bersifat termolabil karena memiliki
kontrol terhadap temperatur yang lebih baik dibandingkan proses pemanasan konvensional.
Hasil penelitian dari Putranto et al. (2018) menunjukkan hasil bahwa diperoleh total fenol
tertinggi dan IC50 terkecil dengan metode ekstraksi Microwave Assisted Extraction (MAE)
dibandingkan dengan metode ekstraksi konvensional tanpa panas (maserasi) dan dengan
panas (waterbath). Hal tersebut dikarenakan pemanasan dengan gelombang mikro
berdasarkan tumbukan langsung dengan material polar atau pelarut dan dipengaruhi oleh
dua fenomena yaitu konduksi ionik dan rotasi dipol yang berlangsung secara simultan.
Pemanasan terjadi melalui interaksi langsung antara material dengan gelombang mikro,
akibatnya transfer energi berlangsung lebih cepat dan berpotensi meningkatkan kualitas
produk.

3. RAK?
4. Alasan menggunakan faktor jenis ingredien tersebut (serbuk temulawak, mikrokapsul
temulawak)?

Ekstrak temulawak berbentuk cair dapat menimbulkan beberapa masalah dalam


penggunaan di industri makanan, transportasi dan umur simpan yang lebih pendek. Proses
mikroenkapsulasi dapat digunakan sebagai alternatif dalam melindungi senyawa bioaktif dan
mempertahankan umur simpan. Metode enkapsulasi digunakan dengan tujuan mengurangi
interaksi senyawa bioaktif dengan faktor lingkungan, seperti suhu, cahaya, kelembaban, dan
oksigen (Oktavi et al., 2020). Mikroenkapsulasi bertujuan untuk mengubah bentuk cairan
menjadi padatan, melindungi inti dari pengaruh lingkungan, memperbaiki aliran serbuk,
menutupi rasa bau yang tidak enak menyatukan zat-zat yang tidak tersatukan secara fisik,
menurunkan sifat iritasi inti terhadap saluran cerna, dapat digunakan sebagai pengatur
pelepasan bahan inti dan memperbaiki stabilitas bahan inti. Berdasarkan penelitian Sulastri et
al. (2019) diperoleh hasil bahwa teknik mikroenkapsulasi terhadap alfa tokoferol
menghasilkan efisiensi yang tinggi dan tingkat retensi bahan aktif obat yang tinggi dengan
stabilitas yang baik selama penyimpanan.

5. Mengapa memilih pelarut berupa air?

Proses ekstraksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ukuran bahan, waktu ekstraksi,
suhu ekstraksi, jenis dan jumlah pelarut. Pemilihan jenis pelarut sesuai dengan prinsip
kelarutan yaitu pelarut polar akan melarutkan senyawa polar. Senyawa kurkumin termasuk
senyawa polar dan dapat diekstrak dengan pelarut polar. Salah satu pelarut polar yang biasa
digunakan dalam industri pangan yaitu air. Berdasarkan penelitian Sa’adah & Hurhasnawati
et al. (2015) menyebutkan bahwa penggunaan air sebagai pelarut dipertimbangkan karena
mudah diperoleh, stabil, tidak beracun, tidak mudah menguap, dan mudah terbakar.

6. Alasan memilih faktor konsentrasi?

7. Penggunaan suhu pemanasan 70-80 derajat celcius?

8. Mengapa menggunakan 2 metode pada analisis fisik warna?

Anda mungkin juga menyukai