BAB I
PENDAHULUAN
dianggap sebagai bahan yang dibuang langsung kesungai ataupun perairan, namun
minyak tersebut dapat mencapai perairan ini melalui aliran badan air (Bujang et
al., 2013), oleh karena itu, potensi bahaya dari polusi minyak harus dipahami
sepenuhnya.
Saat ini berbagai proses pengolahan fisik dan kimia telah dirancang untuk
menangani POME, namun demikian permasalahan residu kimiawi dan total zat
padat tersuspensi (TSS) yang masih ada setelah proses pengolahan masih harus
diselesaikan lebih lanjut. Penggunaan mikroorganisme dalam pengolahan biologis
POME menawarkan solusi alternatif untuk mengurangi TSS dan kandungan
beban organik pada limbah tanpa menimbulkan efek (Karim et al., 2011).
Pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit dapat dilakukan secara biologis yaitu
dengan menggunakan sistem kolam terbuka (lagoon) yang terdiri dari kolam
pendinginan (cooling pond), kolam pengasaman (acidification pond), kolam
anaerobik dan kolam aerobik dengan memanfaatkan mikroorganisme.
Limbah cair pabrik kelapa sawit mengandung substansi organik seperti
senyawa gula, karbohidrat, asam amino, asam organik, sisa minyak dan lemak
yang menyebabkan mikroorganisme seperti bakteri dapat tumbuh dan
berkembang (Rengga et al., 2010). Minyak dan lemak yang terdapat pada limbah
cair pabrik kelapa sawit ini biasanya berada dipermukaan air limbah yang dapat
menghambat masuknya cahaya matahari dan oksigen ke dalam air dan dapat
mengganggu proses biologis dalam air, sehingga perlu dilakukan pengelolaan
yang tepat untuk mendegradasi minyak atau lemak. Proses degradasi limbah ini
umumnya memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri, atau produk-produk
lainnya seperti enzim yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri dengan merombak
senyawa organik yang terdapat pada limbah.
Bakteri yang mempunyai kemampuan tersebut sering dikenal sebagai
bakteri lipolitik yaitu bakteri pendegradasi minyak dan lemak yang mengandung
enzim lipase. Bakteri ini hidup di limbah cair pabrik kelapa sawit dengan
menggunakan minyak sebagai sumber karbon dan energinya. Enzim lipase yang
terdapat dalam bakteri lipolitik dapat membantu menguraikan bahan organik
3
berupa minyak melalui pemutusan ikatan ester dari triasigliserol menjadi asam
lemak dan gliserol yang larut dalam air (Nurhasanah dan Dian, 2008).
Enzim lipase juga digunakan dalam bidang bioteknologi seperti pada
industri pengolahan makanan dan susu untuk menghidrolisis lemak susu,
pematangan keju, peningkatan rasa sintetik, dan proses lipolisis dalam pembuatan
keju serta lipase juga dipakai dalam industri deterjen sebagai bahan aditif pada
bubuk pembersih (Hasan et al., 2006). Bakteri penghasil lipase dapat ditemukan
pada habitat yang mendukung seperti limbah industri pabrik pengolahan minyak,
dan tanah yang terkontaminasi minyak, seperti lingkungan dan daerah tempat
limbah cair pabrik kelapa sawit, oleh karena itu, perlu dilakukan isolasi dan
identifikasi bakteri lipolitik dari limbah cair tersebut untuk mendapatkan jenis
bakteri lipolitik yang dapat diaplikasikan dalam bioremediasi maupun dalam
bidang bioteknologi.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai isolasi dan identifikasi
bakteri lipolitik pada limbah cair pabrik kelapa sawit seperti peneilitian yang telah
dilakukan Fandry (2006) didapatkan bahwa terdapat 8 jenis bakteri lipolitik yaitu:
Aeromonas hydrohilia, Enterobacter aerogenes, Klebsiella peneumonia,
Morasella sp, Proteus vulgaris, Bacillus lichenformis, Bacillus sp, dan
Staphylococcus epidermidis yang diisolasi dari limbah cair industri minyak sawit
di PT AMP Plantation, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Bala, et al., (2014)
juga mendapatkan terdapat 5 jenis bakteri yang mempunyai kemampuan degradasi
terhadap limbah yaitu Micrococcus luteus 101PB, Stenotrophomonas maltophilia
102PB, Bacillus cereus 103PB, Providencia vermicola 104PB, Klebsiella
pneumoniae 105PB dan Bacillus subtilis 106PB.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bakteri Bacillus cereus 103PB
isolat bakteri yang menghasilkan enzim ekstraseluler lipase yang baik untuk
mengurangi TSS dan minyak dalam pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit.
Bakteri ini memproduksi enzim ekstraseluler lipase sehingga dapat menurunkan
kadar minyak dan lemak pada limbah. Selain itu penelitian lainnya menunjukan
bahwa isolat bakteri Acinetobacter sp (KUL8), Bacillus sp (KUL39) dan
Pseudomonas sp (KLB1) merupakan mikroorganisme penghasil lipase yang baik
4