Anda di halaman 1dari 7

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan komoditas perkebunan


yang mendominasi Indonesia khususnya masyarakat Kabupaten Kuantan
Singingi. Kabupaten Kuantan Singingi memiliki banyak industri yang bergerak
dibidang pengolahan kelapa sawit, salah satunya adalah PT Duta Palma.
Pengolahan kelapa sawit akan dimanfaatkan menjadi minyak nabati yang berupa
minyak mentah (Crude Palm Oil). Hasil pengolahan kelapa sawit ini akan
menghasilkan limbah dari hasil produksi yang dapat mencemari lingkungan
apabila tidak dikelola dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara (lampiran 11)
dari salah satu karyawan yang bekerja di PT Duta Palma bagian assisten quality
control, PT ini memproduksi sekitar 800 ton kelapa sawit pertahunnya, dari 800
ton kelapa sawit yang diolah menghasilkan sebanyak 50% persen limbah yaitu
sekitar 400 ton. Besarnya jumlah sawit yang diproduksi tentunya juga
menimbulkan jumlah limbah yang besar pula.
Limbah pabrik kelapa sawit ini berasal dari proses pengolahan tandan buah
sawit segar yang menghasilkan tiga jenis limbah, dalam bentuk padat, gas dan cair
atau palm oil mill effluent (POME) (Priyatna, 2018). POME mengandung
sejumlah besar bahan organik berupa total padatan tersuspensi (TSS), volatile
suspended solids (VSS), oil and grease (O & G) yang meningkatkan BOD
(Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) serta dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan (Lam dan Lee 2011).
Limbah cair pabrik kelapa sawit telah ada selama bertahun-tahun dan
memiliki pengaruh yang buruk terhadap lingkungan. Limbah cair pabrik kelapa
sawit (POME) merupakan sumber utama pencemaran air apabila dibuang ke
sungai atau danau setempat tanpa pengolahan. Keberadaan lemak, minyak dalam
air limbah dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan masalah serius, yang
dapat menimbulkan pencemaran di air meskipun minyak umumnya tidak
2

dianggap sebagai bahan yang dibuang langsung kesungai ataupun perairan, namun
minyak tersebut dapat mencapai perairan ini melalui aliran badan air (Bujang et
al., 2013), oleh karena itu, potensi bahaya dari polusi minyak harus dipahami
sepenuhnya.
Saat ini berbagai proses pengolahan fisik dan kimia telah dirancang untuk
menangani POME, namun demikian permasalahan residu kimiawi dan total zat
padat tersuspensi (TSS) yang masih ada setelah proses pengolahan masih harus
diselesaikan lebih lanjut. Penggunaan mikroorganisme dalam pengolahan biologis
POME menawarkan solusi alternatif untuk mengurangi TSS dan kandungan
beban organik pada limbah tanpa menimbulkan efek (Karim et al., 2011).
Pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit dapat dilakukan secara biologis yaitu
dengan menggunakan sistem kolam terbuka (lagoon) yang terdiri dari kolam
pendinginan (cooling pond), kolam pengasaman (acidification pond), kolam
anaerobik dan kolam aerobik dengan memanfaatkan mikroorganisme.
Limbah cair pabrik kelapa sawit mengandung substansi organik seperti
senyawa gula, karbohidrat, asam amino, asam organik, sisa minyak dan lemak
yang menyebabkan mikroorganisme seperti bakteri dapat tumbuh dan
berkembang (Rengga et al., 2010). Minyak dan lemak yang terdapat pada limbah
cair pabrik kelapa sawit ini biasanya berada dipermukaan air limbah yang dapat
menghambat masuknya cahaya matahari dan oksigen ke dalam air dan dapat
mengganggu proses biologis dalam air, sehingga perlu dilakukan pengelolaan
yang tepat untuk mendegradasi minyak atau lemak. Proses degradasi limbah ini
umumnya memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri, atau produk-produk
lainnya seperti enzim yang dihasilkan oleh bakteri itu sendiri dengan merombak
senyawa organik yang terdapat pada limbah.
Bakteri yang mempunyai kemampuan tersebut sering dikenal sebagai
bakteri lipolitik yaitu bakteri pendegradasi minyak dan lemak yang mengandung
enzim lipase. Bakteri ini hidup di limbah cair pabrik kelapa sawit dengan
menggunakan minyak sebagai sumber karbon dan energinya. Enzim lipase yang
terdapat dalam bakteri lipolitik dapat membantu menguraikan bahan organik
3

berupa minyak melalui pemutusan ikatan ester dari triasigliserol menjadi asam
lemak dan gliserol yang larut dalam air (Nurhasanah dan Dian, 2008).
Enzim lipase juga digunakan dalam bidang bioteknologi seperti pada
industri pengolahan makanan dan susu untuk menghidrolisis lemak susu,
pematangan keju, peningkatan rasa sintetik, dan proses lipolisis dalam pembuatan
keju serta lipase juga dipakai dalam industri deterjen sebagai bahan aditif pada
bubuk pembersih (Hasan et al., 2006). Bakteri penghasil lipase dapat ditemukan
pada habitat yang mendukung seperti limbah industri pabrik pengolahan minyak,
dan tanah yang terkontaminasi minyak, seperti lingkungan dan daerah tempat
limbah cair pabrik kelapa sawit, oleh karena itu, perlu dilakukan isolasi dan
identifikasi bakteri lipolitik dari limbah cair tersebut untuk mendapatkan jenis
bakteri lipolitik yang dapat diaplikasikan dalam bioremediasi maupun dalam
bidang bioteknologi.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai isolasi dan identifikasi
bakteri lipolitik pada limbah cair pabrik kelapa sawit seperti peneilitian yang telah
dilakukan Fandry (2006) didapatkan bahwa terdapat 8 jenis bakteri lipolitik yaitu:
Aeromonas hydrohilia, Enterobacter aerogenes, Klebsiella peneumonia,
Morasella sp, Proteus vulgaris, Bacillus lichenformis, Bacillus sp, dan
Staphylococcus epidermidis yang diisolasi dari limbah cair industri minyak sawit
di PT AMP Plantation, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Bala, et al., (2014)
juga mendapatkan terdapat 5 jenis bakteri yang mempunyai kemampuan degradasi
terhadap limbah yaitu Micrococcus luteus 101PB, Stenotrophomonas maltophilia
102PB, Bacillus cereus 103PB, Providencia vermicola 104PB, Klebsiella
pneumoniae 105PB dan Bacillus subtilis 106PB.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bakteri Bacillus cereus 103PB
isolat bakteri yang menghasilkan enzim ekstraseluler lipase yang baik untuk
mengurangi TSS dan minyak dalam pengelolaan limbah cair pabrik kelapa sawit.
Bakteri ini memproduksi enzim ekstraseluler lipase sehingga dapat menurunkan
kadar minyak dan lemak pada limbah. Selain itu penelitian lainnya menunjukan
bahwa isolat bakteri Acinetobacter sp (KUL8), Bacillus sp (KUL39) dan
Pseudomonas sp (KLB1) merupakan mikroorganisme penghasil lipase yang baik
4

digunakan dalam pengolahan limbah karena mampu mengurangi lemak serta


minyak dari limbah cair kelapa sawit sebanyak 70% dan 64% pada limbah roti
(Bhumibhamon et al., 2002).
Berdasarkan pengalaman selama PLP (Pengenalan Lapangan Persekolahan)
biasanya dalam memberikan materi pembelajaran khususnya materi bakteri guru
secara kontekstual menjelaskan materi pembelajaran yang mengacu pada buku
teks, modul, LTPD serta menggunakan media berupa power point, untuk materi
bakteri belum pernah digunakan poster sebagai media pendukung tambahan dalam
materi bakteri. Poster merupakan inovasi terbaru dalam dunia pendidikan yang
berbasis gambar berisi pesan dengan maksud menarik perhatian khalayak ramai
untuk memperkenalkan sesuatu dan menyampaikan informasi tertentu (Arsyad,
2013). Poster menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai
kenyataan dari suatu objek atau situasi sehingga dapat mempengaruhi dan
memotivasi tingkah laku dan seolah-olah memberikan pengalaman langsung
terhadap orang lain yang melihatnya. Pada materi bakteri, banyaknya penyajian
gambar memungkinkan untuk menggunakan poster sebagai media penunjang
tambahan dalam pembelajaran.
Penyajian gambar serta pemilihan warna poster yang bagus dapat menarik
minat siswa untuk lebih semangat dalam belajar. Tuntutan kurikulum 2013
meminta guru untuk bersikap kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan
menyiapkan bahan ajar maupun media pembelajaran serta penerapan proses
pembelajaran dengan pendekatan Student Center Learning yang memberdayakan
siswa menjadi pusat perhatian selama proses pembelajaran. Poster merupakan
salah satu media yang mampu membuat siswa menjadi lebih aktif, karena dapat
terjadi interaksi antara guru dan siswa sehingga pendekatan SCL dapat terlaksana
dengan baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Larasati (2017) mengungkapkan
bahwa terdapat perbedaan antara pre-test sebelum intervensi media poster (55,69)
dan post-test (85,21), yang artinya poster adalah salah satu media yang efektif
dalam pembelajaran. Selain itu, poster dapat bertindak sebagai alat bantu
pengajaran dalam menghasilkan kegiatan belajar yang lebih efektif dan
5

meningkatkan kinerja belajar siswa (Ogbulogo, 2014), dengan demikian,


menggunakan poster sebagai media pembelajaran untuk menyampaikan
pengetahuan kepada siswa dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis terhadap kurikulum 2013 revisi 2018, hasil
penelitian isolasi dan identifikasi bakteri lipolitik pada limbah cair pabrik kelapa
sawit dapat dijadikan sebagai pengayaan pada KD 3.5 dan 4.5 materi bakteri di
kelas X. Materi yang diajarkan pada KD ini adalah KD 3.5 Mengidentifikasi
struktur, cara hidup, reproduksi dan peran bakteri dalam kehidupan dan KD 4.5
Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran bakteri dalam kehidupan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka penulis telah melakukan
penelitian mengenai “Isolasi dan Identifikasi Bakteri Lipolitik pada Limbah Cair
Pabrik Kelapa Sawit di Kabupaten Kuantan Singingi sebagai Rancangan Poster
Pembelajaran Biologi SMA Kelas X”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat bakteri lipolitik pada limbah cair pabrik kelapa sawit di
PT Duta Palma Kabupaten Kuantan Singingi?
2. Apasajakah jenis bakteri lipolitik yang didapat pada limbah cair pabrik
kelapa sawit di PT Duta Palma Kabupaten Kuantan Singingi?
3. Bagaimanakah potensi hasil penelitian dapat dijadikan sebagai rancangan
poster biologi SMA kelas X?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui jenis bakteri lipolitik pada limbah cair pabrik kelapa
sawit di PT Duta Palma Kabupaten Kuantan Singingi.
2. Menghasilkan poster dalam pembelajaran biologi SMA kelas X pada
materi bakteri berdasarkan hasil isolasi dan identifikasi bakteri lipolitik
6

pada limbah cair pabrik kelapa sawit di PT Duta Palma Kabupaten


Kuantan Singingi.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya :
1. Memberikan informasi mengenai jenis bakteri lipolitik yang dapat
mendegradasi minyak dan lemak yang terdapat pada limbah cair pabrik
kelapa sawit di PT Duta Palma, Kabupaten Kuantan Singingi yang
nantinya dapat dimanfaatkan sebagai bioremediasi dan dimanfaatkan
dalam bidang bioteknologi.
2. Bagi pendidikan dapat dijadikan sebagai media pendukung berupa poster
dalam pembelajaran biologi SMA kelas X khususnya untuk materi bakteri
serta memberi alternatif media pembelajaran yang inovatif sehingga dapat
memotivasi tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas serta mendorong
munculnya inovasi pembelajaran.

1.5 Definisi Operasional


1.5.1 Bakteri Lipolitik
Bakteri lipolitik adalah bakteri pendegradasi minyak dan lemak yang
mengandung enzim lipase. Pada penelitian ini diperoleh bakteri lipolitik
yang dapat mendegradasi minyak atau lemak berdasarkan hasil isolasi dan
identifikasi pada limbah cair pabrik kelapa sawit di PT Duta Palma.
1.5.2 Limbah cair pabrik kelapa sawit
Limbah cair pabrik kelapa sawit merupakan air buangan yang
dihasilkan dari olahan buah kelapa sawit mengandung lemak dan minyak
yang mengandung zat organik yang tinggi. Sampel limbah yang diambil
adalah air limbah yang dipermukaannya terdapat lapisan lemak dan minyak
pada masing-masing kolam penelitian. Pada penelitian ini digunakan 4
kolam lokasi pengambilan sampel yaitu pada kolam pendinginan (cooling
pond), kolam pengasaman satu (accidification pond) dan kolam anaerob
satu (anerobic pond) serta kolam aerobik satu (aerobic pond).
7

1.5.3 Isolasi dan identifikasi bakteri lipolitik


Isolasi bakteri merupakan proses pengambilan dan pemisahan bakteri
dari lingkungan asalnya dan menumbuhkan pada medium buatan sehingga
diperoleh biakkan atau kultur murni. Isolasi bakteri limbah cair pabrik
kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan sampel limbah cair pabrik
kelapa sawit di PT Duta Palma. Identifikasi bakteri yang dilakukan
merupakan pengamatan terhadap suatu bakteri lipolitik untuk mengetahui
ciri- ciri bakteri, bentuk bakteri, komponen penyusun dan proses biokimia
bakteri lipolitik. Identifikasi bakteri dihasilkan dari pengamatan morfologi
dan sifat biokimia bakteri. Identifikasi mengacu pada buku Bergey’s
Manual Determinative Bacteriology.
1.5.4 Poster
Poster adalah suatu media visual yang berisi pesan tertulis baik itu
berupa gambar atau tulisan yang ditunjukkan sebagai sarana komunikasi
antara siswa dan guru. Poster yang dibuat dalam penelitian ini merupakan
poster untuk menunjang proses pembelajaran kelas X SMA pada materi
bakteri KD 3.5 dan 4.5 pada pertemuan 2 dan 3.

Anda mungkin juga menyukai