Disusun oleh :
Nama : Taruna Iqbal Baharsyah
Nim : 21232
Kelas : STIK A 19
Matkul : Teknik Pengolahan & Pemanfaatan Limbah Industri
Dari penjelasan di atas, maka penulis penelitian “Pemanfaatan Limbah Padat Industri Kelapa
Sawit (Elais quineensis Jacq.) di PT. FAFILE Sumatera Utara“
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah mahasiswa diharapkan mampu :
1. Tandan kosong
Tandan kosong merupakan produk dari pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) setelah
TBS diproses sterilizer dan tippler. Tandan kosong kaya akan unsur organik nutrisi bagi
tanaman. Menurut Pahan (2012), kandungan unsur hara 1 ton tandan kosong kelapa dan
fungsi tandan kosong kelapa sawit adalah :
Kandungan unsur hara 1 ton tandan kosong kelapa sawit :
8 kg Urea
2,90 kg TSP
18,30 kg MOP
5,00 kg Kieserit
• 10,3 kg Urea
• 3,3 kg TSP
• 6,1 kg MOP
• 4,5 kg Kieserit
Kandungan hara tersebut hampir sama dengan janjangan kosong, akan tetapi kandungan
MOP pada solid lebih rendah (Pahan, 2012).
3. Cangkang
Cangkang sawit yang awalnya dari tempurung kelapa sawit, merupakan bagian paling
keras pada komponen yang terdapat pada kelapa sawit. Saat ini pemanfaatan cangkang
kelapa sawit di berbagai industri pengolahan minyak CPO belum begitu maksimal.
Cangkang memiliki kegunaan sebagai bahan bahan arang, bahan bakar untuk boiler (
Purba, 2004 ).
Kelebihan dari cangkang kelapa sawit dibandingkan dengan batu bara adalah cangkang
kelapa sawit lebih ramah bagi lingkungan dan orang sekitar. Unsur batu bara mengandung
sulfur dan nitrogen sehingga pembuangan uap dari boiler akan menggangu kesehatan
masyarakat. Saat ini pemanfaatan cangkang sawit diberbagai industri pengolahan minyak
CPO masih belum digunakkan sepenuhnya, sehingga masih meninggalkan residu, yang
akhirnya cangkang ini dijual mentah ke pasaran (Purba, 2004).
• Membantu kelarutan unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman • Bersifat
homogen dan mengurangi resiko sebagai pembawa hama tanaman
• Merupakan pupuk yang tidak mudah tercuci oleh air yang meresap dalam tanah
2. Pupuk Kalium
Tandan kosong kelapa sawit sebagai limbah padat dapat dibakar dan akan menghasilkan abu
tandan. Abu tandan tersebut memiliki kandungan 30 – 40 % K2O, 7 % P2P5, 9 % CaO dan 3
% MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1.200 ppm Fe, 100 ppm Mn, 400
ppm Zn dan 100 ppm Cu. Sebagai gambaran umum mengelola kelapa sawit dengan kapasitas
1200 ton TBS/hari akan menghasilkan abu tandan sebesar 10,8 % per hari. Setara dengan 5,8
ton KCL; 2,2 ton Kiserit dan 0,7 ton TSP. Dengan penambahan polimer tertentu pada abu
tandan dapat dibuat pupuk butiran berkadar K2O 30-38 % dengan pH 8 – 9.
• Tandan kosong dimuat di pabrik dan dibongkar di pinggir jalan pada titik yang
ditentukan
• Tandan kosong dilangsir dengan gerobak ke setiap pokok tanaman sesuai dengan
dosis TM 300 kg/tanaman
8 kg Urea
2,90 kg TSP
18,30 kg MOP
5,00 kg Kieserit
• TSP
• MOP
• Kieserit
pemupukan 10 kg/pohon.
• Unsur N = 13 % x 10 kg = 2,6 kg N 50 %
= 5,65 kg Urea
= 2,61 kg TSP
= 2,67 kg Kieserit
Sebagai mulsa
4. Solid
Solid adalah limbah padat hasil samping proses pengolahan Tandan
Buah Segar (TBS) dipabrik kelapa sawit menjadi minyak mentah kelapa sawit atau
Crude Palm Oil (pada proses press/pengempaan). Jumlah Solid yang dihasilkan dari
proses pengolahan TBS ini adalah 3 % terhadap Ton TBS.
• 10,3 kg Urea
• 3,3 kg TSP
• 6,1 kg MOP
• 4,5 kg Kieserit
• Urea
• MOP
• Kieserit
pemupukan 10 kg/pohon.
• Unsur N = 13 % x 10 kg = 2,6 kg N 50 %
= 5,65 kg Urea
= 9 kg MOP
= 2,67 kg Kieserit
Aplikasi Solid
Solid dimuat dipabrik dan dibongkar dipinggir jalan pada titik yang tentukan
Selanjutnya solid disebarkan dan disusun secara merata pada pokok ke pokok
kelapa sawit menggunakan gerobak sebanyak 4 karung goni solid setiap pokok kelapa
sawit atau 100 kg/tanaman
5. Fiber
Fiber adalah limbah pabrik kelapa sawit yang dihasilkan dari pemurniaan buah
kelapa sawit berupa serat yang dipisahkan dengan minyak. Manajemen PT. FAFILE
telah membuat Fiber untuk merecycle sisa-sisa fiber yang menumpuk dilantai. Pada
saat tidak produksi, sisa-sisa fiber ini digunakan sebagai bahan bakar boiler, dan steam
dari boiler ini digunakan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan listrik. Hal ini
dapat menghemat pemakaian genset karena selama ini, bila pabrik tidak proses maka
digunakan genset sebagai sumber penerangan. Sedangkan bila fiber ini direceycle,
maka operasional genset dapat diminimalkan.
6. Cangkang
Cangkang kelapa sawit adalah limbah yang berasal dari proses
pengolahan pemisahan cangkang dengan inti. Pada PT. FAFILE cangkang
dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler saat proses mengolah TBS menjadi minyak.
3.2. Pembahasan
3.2.1. Limbah Padat
1. Pengaplikasian tandan kosong kelapa sawit
Proses pengaplikasian tandan kosong kelapa sawit di PT. FAFILE sudah baik
dimana tandan kosong disusun satu lapis pada gawangan mati sebanyak 300 kg/tanaman
dilakukan secara manual menggunakan gancu dan gerobak dan membutuhkan waktu yang
lama. Tandan kosong kelapa sawit memiliki kandungan unsur hara 2,4 kg Urea/pohon;
0,87 kg TSP/pohon; 5,49 kg MOP/pohon dan 1,5 kg Kieserit/pohon. Dan persentase
penghematan penggunaan pupuk jika menggunakan pupuk tunggal yaitu Urea 42,48 %;
TSP 33,33 %; MOP 61 % dan Kieserit 56,18 %. Dengan demikian, pemberian tandan
kosong kelapa sawit dapat menghemat penggunaan pupuk kimia. Tandan kosong yang ada
di pabrik dapat dimanfaatkan ke tanaman kelapa sawit. Jika tandan kosong kelapa sawit
tidak dimanfaatkan ke tanaman kelapa sawit tandan kosong tersebut dapat mencemari
lingkungan, racun, dan lain-lain. Tandan kosong melapuk relatif lambat yaitu 8 bulan.
Menurut Napi (2015), tidak semua hara yang terkandung didalam tandan kosong dapat
diserap oleh akar tanaman disebabkan beberapa hal yaitu :
• Unsur hara N termobilisasi atau digunakan mikroorganisme tanah
untuk kelangsungan hidupnya, tercuci oleh air perkolasi kelapisan tanah yang
lebih dalam
• Unsur hara P termobilisasi dan berubah menjadi senyawa yang sukar larut
• Unsur hara K dan Mg tercuci oleh air perkolasi ke lapisan tanah yang lebih dalam
Menurut Ditjen PPHP (2006), tandan kosong dapat berfungsi ganda yaitu selain
menambah unsur hara ke dalam tanah, juga dapat meningkatkan kandungan bahan organik
tanah yang diperlukan untuk memperbaiki struktur fisik tanah. Dengan meningkatnya
bahan organik tanah maka struktur tanah semakin mantap, dan kemampuan tanah menahan
air semakin baik. Perbaikan fisik tanah tersebut berdampak posotif terhadap pertumbuhan
akar dan penyerapan unsur hara. Namun, setelah diketahui bahwa tandan kosong kaya akan
unsur hara N, P, K dan Mg tandan kosong sekarang banyak dijadikan sebagai pupuk
organik untuk perkebunan kelapa sawit.
2. Pengaplikasian solid
Pada proses pengaplikasian solid di PT. FAFILE sudah baik. pengaplikasian solid ini
sering karung goni tempat solid tidak disayat sehingga pada saat solid sudah terurai tidak
langsung ketanah harus menunggu karung goni hancur atau dilakukan penyayatan lagi
sehingga menambah HK. Dalam pengaplikasian solid ke tanaman kelapa sawit sama halnya
dengan pengaplikasian tandan kosong kelapa sawit. Solid juga mempunyai kandungan
unsur hara 1,03 kg Urea/pohon; 0,33 kg TSP/pohon; 0,61 kg MOP/pohon, 0,45 kg
Kieserit/pohon. Persentase penghematan penggunaan pupuk jika menggunakan pupuk
tunggal yaitu Urea 18,23 %; TSP 12,64 %; MOP 6,78 % dan Kieserit 16,85 %. Dari
penjelasan di atas, maka perusahaan dapat menghemat penggunaan pupuk kimia dan
menghemat biaya pembelian pupuk untuk tananam kelapa sawit setelah diaplikasikan solid.
Menurut Napi (2015), tidak semua hara yang terkandung dalam solid dapat diserap oleh
akar tanaman disebabkan beberapa hal yaitu :
• Unsur hara P termobilisasi dan berubah menjadi senyawa yang sukar larut
• Unsur hara K dan Mg tercuci oleh air perkolasi ke lapisan tanah yang lebih dalam
Menurut Naibaho (2003), solid basah adalah by product yang dihasilkan dari
pengolahan TBS di PKS yang menggunakan sistem decanter. Sistem decanter ini berfungsi
untuk memisahkan sludge dengan minyak.
3. Pengaplikasian fiber
Proses pengaplikasian fiber di PT. FAFILE sudah berjalan dengan baik dimana fiber
dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler. Manfaat dari penggunaan fiber menjadi bahan
bakar boiler dipergunakan menjadi pembangkit tenaga listrik dan proses pengolahan di
pabrik kelapa sawit. Dengan semakin mahalnya bahan bakar fosil terutama minyak bumi,
boiler terus melakukan pengembangan-pengembangan terhadap produknya sehingga
mendapatkan produk yang lebih efisien yang berbahan bakar dari limbah fiber hasil
pengolahan kelapa sawit. Menurut Santika (1987), fiber akan disalurkan melalui konveyor
menuju ke boiler sebagai bahan bakar. Namun pada perjalanannya, sebagian fiber akan
disisihkan untuk dimasukkan ke pembakaran pada boiler dan menjadi bahan bakar utama
boiler.
4. Pengaplikasian cangkang
Pengaplikasian cangkang di PT. FAFILE sudah berjalan dengan baik dimana
cangkang dimafaatkan sebagai bahan bakar boiler. Sekarang cangkang tidak lagi menjadi
sampah di pabrik pengolahan kelapa sawit, namun saat ini cangkang sudah menjadi barang
komoditi yang diperjual-belikan. Menurut fauzi (2014), cangkang kelapa sawit merupakan
salah satu limbah pengolahan minyak kelapa sawit yang cukup besar, yaitu mencapai 60 %
dari produksi minyak. Sebagai arang aktif dapat dimanfaatkan oleh berbagai industry.
Antara lain industri minyak, karet, gula, dan farmasi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang sudah dilakukan adalah mahasiswa
mengetahui bahwa limbah kelapa sawit yang berupa tandan dapat digunakan seagai pupuk,
begitu juga dengan limbah solid pada kelapa sawit. Limbah fiber dan dan limbah cangkang
pada proses pemisahan kelapa sawit menjadi minyak dapat digunakan sebagai bahan bakar
boiler.
4.2 Saran
Penelitian dan pengolahan limbah padat kelapa sawit masih memiliki kekurangan
dalam proses pengolahannya. Oleh karena itu harus lebih dimanfaatkan lagi sistem pengolahan
yang dapat menguntungkan lingkungan dan perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina. 2006. Land Aplication sebagai alternative 3R pada industri kelapa sawit. Kementrian
Lingkungan Hidup Indonesia, Jakarta. Hal 45 – 78.
Ditjen PPHP, Departemen Pertanian. 2006. Pedoman pengelolaan limbah industri kelapa
sawit. Jakarta. 130 hal.
Fauzi, Y. Yustina EW. Iman S. dan Rudi Hartono. 2014. Kelapa Sawit : Budidaya,
Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Swadaya. Jakarta.
212 hal.