DISUSUN OLEH:
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
a) Mengetahui macam-macam jenis limbah dari pengolahan industri kelapa sawit.
b) Mengetahui kandungan dari limbah kelapa sawit yang berbahaya bagi
lingkungan.
c) Mengetahui jenis-jenis pengelolaan limbah B3 dari tandan buah sawit yang baik
dan benar.
1.4. Manfaat
Sebagai sumber media informasi bagi masyarakat untuk mengetahui tentang
jenis-jenis limbah yang dihasilkan dari industri kelapa sawit dan cara pengelolaannya
yang baik dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Limbah
Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu
tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah
mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal
dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan
dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan
lingkungan kehidupan dan sumber daya. Sebagai limbah, kehadirannya cukup
mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari pabrik industri.
2.2
Limbah Cair
Limbah cair pabrik industri kelapa sawit adalah salah satu produk samping dari
pabrik minyak kelapa sawit yang berasal dari kondensat dari proses sterilisasi, air dari
proses klarifikasi, air hydrocyclone (claybath), dan air pencucian pabrik. Limbah ini
mengandung berbagai senyawa terlarut termasuk, serat-serat pendek, hemiselulosa dan
turunannya, protein, asam organik bebas dan campuran mineral-mineral.
2.3
Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolah kelapa sawit adalah tandan
kosong, serat, dan tempurung. Tandan kosong yaitu sebesar 25 % berat Tandan Buah
Segar (TBS) yang diolah Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Sebuah PKS dibangun dengan
kapasitas 60 ton/jam maka untuk operasional 20 jam akan menghasilkan 1.200 ton x 67
% = 804 ton Limbah Cair dan akan menghasilkan 1.200 ton x 25 % = 300 ton limbah
padat. Dalam waktu 1 tahun rata rata PKS dengan kapasitas olah 60 ton TBS/jam
menghasilkan LCPKS 804 ton x 25 x 12 = 241.200 ton dan Limbah Padat 300 ton x 25
x 12 = 90.000 ton. Dari jumlah yang cukup besar ini, jika limbah tidak dikelola dengan
baik akan menyebabkan pencemaran lingkungan. Bila dikelola akan memiliki dampak
positif yang cukup besar. (Loekito, 2002)
2.4
Limbah Gas
Selain limbah padat dan cair, industri pengolahan kelapa sawit juga
menghasilkan limbah bahan gas. Limbah gas ini antara lain gas cerobong dan uap air
buangan pabrik kelapa sawit. Limbah gas dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit yang
memiliki insenerator (Yan Fauzi, 2002).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
operasional untuk unit IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dapat ditekan lebih
rendah.
3.2.
Disarankan
Berdasarkan data tentang komposisi limbah cair PKS, diketahui bahwa beban
BOD merupakan 80% lebih dari jumlah limbah yang dihasilkan. Dengan demikian,
limbah cair PKS didominasi oleh limbah organik dan sistem pengolahannya pun akan
didominasi oleh proses biologis. Hal itu tidak berarti bahwa proses fisika dan kimia
tidak dipergunakan, tetapi diterapkan hanya pada proses awal dan akhir saja. Prosesproses dalam sistem pengolahan limbah cair PKS dapat dilihat pada Gambar berikut ini.
diolah. Setelah proses aerobik selanjutnya adalah pengendapan lumpur. Seperti juga
pada proses anaerobik yang menggunakan sirkulasi lumpur aktif, demikian pula dengan
proses aerobik. Sebagian lumpur aktif yang mengendap pada bagian bawah tangki
pengendap disirkulasi kembali ke dalam tangki reaktor aerobik. Sebagai proses akhir
adalah pengeringan lumpur dalam unit pengeringan lumpur (drying bed).
3.3. Pengelolaan Limbah Padat Industri Perkebunan Kelapa Sawit
3.3.1. Pembuatan Kompos
3.3.1.1. Alasan Pembuatan Kompos dan Hasil Percobaan Kompos Terhadap Volume
dan Berat
Rerata nutrisi yang terkandung dalam kompos dapat di lihat pada Tabel di bawah ini.
N
3,1
Kandungan Nutrisi
K
Mg
3,2
0,6
Kandungan Nutrisi
P
0,3
B
34
Cu
Zn
76
103
Tabel. Komposisi Kompos Umur 2 bulan
Ca
1,2
Cl
0,0
Mn
287
N
0,8
Kandungan Nutrisi
K
Mg
2,15
0,14
Kandungan Nutrisi
P
0,07
B
13
Cu
44
Ca
0,21
Zn
33
Cl
0,33
Mn
15
Traktor
Truk
Angkong
Ecer Janjang kosong di Blok dengan Traktor dan EBS. EBS digunakan khusus
pada areal aplikasi yang tinggi tanamannya sudah di atas 3 meter karena kondisi
pelepah sudah tidak mengganggu terhadap operasional EBS.
Kapasitas angkut EBS 1 unit EBS per tripnya adalah 7 ton. Untuk setiap satu
trip EBS dapat mengecer untuk 76 meter atau sekitar 9 pokok. Fungsi utama EBS
adalah untuk ecer JJK di gawang bukan sebagai alat transport.
3.3.3.3. Modifikasi
Incenerator adalah alat yang digunakan untuk membakar JJK. Pembangunan
incenerator hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Kapasitas produksi pabrik (ton/jam)
Kapasitas produksi abu janjang (ton/jam)
Kemampuan bakar incenerator (jam/hari)
Lingkungan
Untuk mengurangi pengaruh terhadap lingkungan maka pada cerobong asap
dilakukan modifikasi dengan membengkokkan cerobong asap ke bawah, kemudian asap
dilewatkan bak berisi air. Dengan demikian polutan akan terikat dalam air dan asap
yang dihasilkan akan lebih bersih.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
4.1.1. Terdapat bermacam-macam jenis limbah dari pengolahan industri kelapa sawit,
diantaranya yaitu limbah cair, limbah padat dan limbah gas.
4.1.2. Kandungan dari limbah kelapa sawit yang berbahaya bagi lingkungan diantaranya
seperti limbah cair (CPO, air bekas cucian), limbah padat (tandan kosong, serat,
tempurung), limbah gas(gas buangan pabrik) dan limbah B3 hasil perkebunan (seperti
oli bekas, battery bekas, jerigen eks bahan kimia (water treatment, pestisida), dan
limbah kimia laboratorium (kemasan, bahan kimia kadaluarsa)).
4.1.3. Adapun jenis-jenis pengelolaan limbah Industri Perkebunan Sawit yaitu dengan
Pembuatan IPAL dari PT. PN IV Bah Jambi, Pengaliran ke kolam aerobik dan
anaerobik dari PT. SMART Tbk., dan dengan teknologi pengolahan secara biologis
(Limbah Cair). Untuk limbah padat dapat dilakukan Pembuatan Kompos, Pembuatan
Janjang Kosong, dan Pembakaran Janjang Kosong untuk tanaman.
DAFTAR PUSTAKA