Anda di halaman 1dari 17

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Bioteknologi dengan judul “Virgin Coconut Oil” yang


disusun oleh:
nama : Miftah Saddatin Nur
NIM : 1614041013
kelas : Pendidikan Biologi B 2016
kelompok : II (Dua)
telah diperiksa dan dikoreksi oleh Asisten dan/ Koordinator Asisten dan dinyatakan
diterima.

Makassar, April 2019


Koordinator Asisten, Asisten,

Suharyanti Amir,S.Pd Kasmawati,S.Si

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Dr. Alimuddin, S.Si., M.Si.


NIP. 19691231 199702 1 001
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak pulau dan
merupakan negara produsen kelapa utama di dunia. Hampir di semua propinsi di
Indonesia dijumpai tanaman kelapa yang pengusahaannya berupa perkebunan
rakyat. Hal ini merupakan peluang untuk pengembangan kelapa menjadi aneka
produk yang bermanfaat.
Pohon kelapa sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia karena hampir
semua bagian kelapa dapat dimanfaatkan. Buah kelapa yang terdiri atas sabut,
tempurung, daging buah dan air kelapa tidak ada yang terbuang dan dapat dibuat
untuk menghasilkan produk industri, Kelapa adalah salah satu tanaman dari suku
aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos.
Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga
dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Kelapa
juga adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan tumbuhan ini.
Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat
digunakan dalam pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak
digunakan masyarakat sebagai minyak goreng. Pembuatan minyak kelapa secara
tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak
kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh,
pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan warna
minyak kurang baik. Dewasa ini telah ditemukan suatu metode pembuatan minyak
kelapa yang dapat mengurangi kerugian-kerugian tersebut.
Minyak kelapa murni (VCO) merupakan salah satu hasil olahan dari buah
kelapa (Cocos nucifera L). Kandungan asam lemak jenuh dalam VCO didominasi
oleh asam laurat dan asam miristat, sedangkan kandungan asam lemak lainnya
rendah. Tingginya asam lemak jenuh yang dikandungnya menyebabkan VCO tahan
terhadap proses ketengikan akibat oksidasi. Minyak kelapa sebenarnya memiliki
banyak kelebihan, 50% asam lemak pada minyak kelapa adalah asam laurat dan 7%
asam kaprilat. Kedua asam tersebut merupakan asam lemak jenuh rantai sedang
yang mudah dimetabolisme dan bersifat antimikroba (antivirus, antibakteri, dan
antijamur) sehingga dapat meningkatkan imun tubuh (kekebalan tubuh) dan mudah
menjadi energi.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sekarang ini banyak
ditemukan berbagai macam metode pengajaran. Dalam mempelajari suatu teori
tidaklah cukup jika hanya mengetahui secara bacaan saja, karena semua belumlah
cukup sehingga perlu dilakukan suatu hal yang disebut dengan praktikum. Adanya
praktikum ini kita dapat mengetahui apakah teori tersebut benar atau salah,
demikian juga dengan teori mengenai VCO yang akan dibahas ini.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan Virgin
Coconut Oil (VCO) dengan baik dan benar serta mengetahui karakteristik VCO
yang memiliki kualitas yang baik.

C. Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui cara
pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) dengan baik dan benar serta mengetahui
karakteristik VCO yang memiliki kualitas yang baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kelapa (Cocos nucifera) memiliki peran yang strategis bagi masyrakat


Indonesia, bahkan termasuk komoditas social, mengingat produknya merupakan
salah satu dari Sembilan makanan pokok masyarakat. Peran strategis itu terlihat
dari total luas areal perkebunan kelapa di Indonesia yang mencapai 3,712 juta
hektar dan merupakan luas areal perkebunan kelapa terbesar didunia, yakni sebesar
12,915 milyar butir (24,4% produksi dunia). Namun, permasalah dari komoditas
tersebut bukan semata pada luas lahan dan jumlah produksi tetapi produk yang
dihasilkan masih terbatas pada bentuk produk primer sehingga tidak kompetitif
(Syah, 2012).
Tanaman kelapa merupakan salah satu tanaman industry yang memegang
peranan penting dalam perekonomian di Indonesia. Kelapa juga erat kaitannya
dengan tatacara kehidupan dan kebudayaan. Daun kelapa muda dimanfaatkan
sebagai bahan untuk dekorasi ruangan pada acra-acara tertentu. Pada wilayah
didaerah perkotaaan kelapa muda mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sehingga
lebih banyak dipanen pada usia muda. Begitu pula dengan tempurung kelapa yang
dapat diproses menjadi karbon aktif dan juga sebagai bahan pembuat alat rumah
tangga, sementara itu airnya dapat dibuat nata decoco dan dagingnya dapat diolah
menjadi coconut virgin oil (Winanrto, 2014).
Kelapa adalah tanaman dalam family palmae yang sangat lazim ditemukan
diderah tropis. Kelapa sangat popoler dimasyarakat karena memiliki banyak
manfaat bagi kehidupan manusia. Beragam manfaat tersebut diperoleh dari daging
buah, air, sabut, tempurung, daun, dan batangnya. Bagian terpenting dari kelapa
adalah buahnya karena bagian tersebut dapat diolah menjadi berbagai produk
seperti kopra, santan kelapa,minyak kelapa dan lain sebagainya. Buah kelapa
berbentuk bulat panjang dengan ukuran kurang lebih sebesar kepala manusia. Buah
kelapa terdiri dari 28% daging buah dan 25% air buah. Daging kelapa segar kaya
akan lemak dan karbohidrat serta protein dalam jumlah cukup. Lemak pada daging
kelapa merupakan komponen terbesar kedua setelah air. Lemak merupakan
cadangan energy bagi pertumbuhan embrio tanman kelapa (Syah, 2012).
Minyak kelapa murni atau Virgin coconut oil merupakan modifikasi dari
pembuatan minyak kelapa sehingga menghasilkan produk dengan kadar air dan
kadar asam yang lebih rendah, berwarna bening dan mempunyai daya simpan yang
cukup lama yaitu 12 bulan. Dari segi ekonomi minyak kelapa murni mempunyai
harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa yang diolah secara tradisional
dengan memanaskan santan atau mengendapkan santan dalam waktu yang lama
sehingga menghasilkan bau tengik dan kualitas yang kurang baik akibat kadar air
dan asam lemak bebas yang masih tinggi. Dari segi ekonomi minyak kelapa murni
mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa biasa yang diolah
secara tradisional dengan memanaskan santan atau mengendapkan santan dalam
waktu yang lama sehingga menghasilkan bau yang tengik akibat kadar air yang
masih tinggi (Teuku, 2018).
Minyak kelapa murni adalah minyak kelapa yang dibuat dari bahan baku kelap
segar, diproses dengan pemanasan terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali,
tanpa bahan kimia dan RDB. Di kalangan masyarakat umum ada yang menyebut
dengan nama minyak perawan, minyak murni, minyak kelapa murni, ahkan ada
yang menyebut dengan nama minyak ajaib. Dilihat dari manfaatnya yang sangat
banyak, memang pantas bila minyak ini disebut sebagai minyak ajaib, hal ini karena
kemampuan VCO dalam menyembuhkan dan membantu mengobati berbagai
macam penyakit. Minyak kelapa murni merupakan modifikasi proses pembuatan
minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan asam lemak bebas
yang rendah, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu
lebih dari 12 bulan (Hala dan Alimuddin, 2019).
Virgin Coconut Oil (VCO) kaya asam lemak jenuh rantai sedang dan asam
laurat yang terbukti, baik secara empiris maupun ilmiah sebagai maupun ilmiah
sebagai produk yang mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit. VCO
hanya dapat diperoleh dari daging buah kelapa segar. Proses pengolahannya tidak
mengguanakan bahan kimia dan pemanasan tinggi. Minyak kelapa yang dihasilkan
masih mempertahankan struktur phito-kimianya yang akan terjadi secra alami
(bahan kimia tanaman) yang menghasilkan rasa dan bau kepala yang unik. Minyak
kelapa diperoleh dengan hanya perlakuan mekanis dan pemakaian panas minimal
(Teuku, 2018).
Kadar lemak daging buah kelapa segar bervariasi menurut pemanenan dan
varietas tanaman kelapa. Pada saat berumur 8 bulan, kadar lemak daging buah
kelapa sebanyak 31% berat kering, dan mencapai 71% berat kering saat berumur
12 bulan. Berdasarkan varietasnya kadar lemak bervariasi antara 68,57%-70,64%
bk. Kadar lemak pada daging buah kelapa meningkat dengan semakin
bertambahnya umur buah dan mencapai maksimal pada umur 12 bulan kelapa
(Syah, 2012).
Warna pada minyak kelapa disebabkan oleh zat warna dan kotoran-kotoran
lainnnya. Zat warna alamiah yang terdapat pada minyak kelapa adalah karoten yang
merupakan hidrokarbon tidak jenuh dan tidak stabil pada suhu tinggi. Proses
pengolahan minyak kelapa dengan udara panas menyebabkan warna kuning akibat
karoten mengalami degradasi. Warna minyak kelapa dipengaruhi oleh bahan dasar
dan suhu selama proses pengolahan. Pada pemrosesan suhu tinggi (100°C), daging
Kelapa yang mengandung protein dan karbohidrat akan menghasilkan minyak
kelapa dengan warna kecokelatan. Hal ini disebabkan selama pengolahan terjadi
reaksi antara karbonil dari karbohidrat dan asam amino dari protein kelapa (Syah,
2012).
VCO diolah dari daging buah kelapa segar dan proses pembuatannya
dilakukan pada suhu yang relatif rendah. Beberapa metode yang saat ini banyak
digunakan dalam pembuatan VCO adalah : metode pemanasan bertahap, metode
pemancingan minyak dan metode fermentasi. Metode pemanasan bertahap
dilakukan dengan memanaskan santan pada suhu < 90 ºC kemudian minyak yang
diperoleh dipanaskan kembali dengan suhu rendah (< 65 ºC). Metode pemancingan
minyak dilakukan dengan menambahkan minyak pancing ke dalam santan dengan
perbandingan tertentu. Metode fermentasi dilakukan dengan menambahkan ragi ke
dalam santan (Pontoh dkk, 2008).
Pembuatan VCO menggunakan istilah virgin untuk membedakan bahwa
minyak yang dihasilkan bebda dengan minyak kelapa konvensional yang diolah
dari bahan baku kelapa segar tanpa melalui proses penyulingan, yang berarti suhu
prosesnya lebih rendah dan tanpa penggunaan bahan kimia . Salah satu perbedaan
utama antara VCO dengan minyak kelapa biasa adalah dalam hal baud an rasa.
Semua produk VCO mempertahankan bau dan rasa kelapa segar, sedangkan
minyak kelapa yang biasa tidak berasa akibat proses pemurnian. VCO mempunyai
rasa dan aroma yang cukup enak karena masih mengandung zat-zat filonutrien
alami dari kelapa (Syah, 2005).
Dikenal berbagai metode pembuatan VCO. Metode – metode tersebut
diperkirakan akan menghasilkan mutu / kualitas minyak yang berbeda – beda.
Metode pemanasan bertahap misalnya dapat menghasilkan minyak dengan kadar
air yang rendah karena air akan menguap pada saat dilakukan pemanasan.
Pemanasan juga dapat menyebabkan inaktifnya enzim – enzim seperti lipase
sehingga proses hidrolisis dapat diminimalkan. Pada metode pemancingan minyak
diperkirakan proses oksidasi akan lebih tinggi karena minyak yang ditambahkan
kemungkinan telah mengandung radikal yang tinggi. Untuk metode fermentasi,
selama waktu fermentasi akan terbentuk berbagai enzim oleh ragi. Enzim – enzim
tersebut dapat menghidrolisa trigliserida sehingga menghasilkan asam lemak bebas
(Pontoh dkk, 2008).
Ada beberapa metode pembuatan VCO yang dapat digunakan diantaranya
adalah pemanasan, fermentasi dan pemancingan. Pengolahan metode pembuatan
VCO dengan metode pemanasan, merupakan metode pengolahan minyak kelapa
murni yang memungkinkan diaplikasikan pada berbagai skala industri atau usaha
dikarenakan lebih ekonomis dan praktis, dengan melakukan penyesuaian ukuran
dan jenis peralatan serta sistem kendali proses. Pengeringanmerupakan suatu
metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan
dengan cara menguapkan kadar air dari bahan tersebut. biasanya kandungan air
bahan dikurangi sampai suatu batas tertentu agar mikroba tidak dapat tumbuh lagi
di dalamnya (Pontoh dkk, 2008).
Proses pemanasan VCO yang tidak menggunakan pemanasan tinggi bukan
hanya menghasilkan asam lemak rantai sedang (MCT) yang tinggi, tetapi juga dapat
mempertahankan keberadaan vitamin E dan enzim –enzim yang terkandung dalam
daging buah kelapa. VCO yang dibuat dari kelapa segar berwarna putih murni
ketika ketika minyaknya didapatkan dan jernih Kristal seperti air ketika dicairkan.
Didaerah tropis, VCO berbentuk cair pada suhu 26-35°C, tetapi nerubah menjadi
lemak beku jika suhunya turun. VCO pada keadaan padat, titik lelehnya 24-27°C.
Berdasarkan asam lemaknya, VCO digolongkan kedalam minyak laurat. Klasifikasi
ini dilakukan karena kandungan VCO plaing besar dibandingkan dengan asam
lemak lainnya (Syah, 2005).
Proses Termodinamika proses pengeringan memerlukan energi panas untuk
menguapkan kadar air yang ada pada bahan yang dikeringkan untuk kasus
pengeringan kelapa, proses Termodinamika meliputi pemberian energi panas pada
kelapa yang akan dikeringkan. Kemudian energi panas yang diterima kelapa (objek
pengering) tersebut akan memanaskan air yang terkandung dalam daging kelapa,
sehingga air akan melepaskan diri dari objek yang dikeringkan sehingga menjadi
kelapa kering. Proses perpindahan panas terjadi karena temperatur bahan lebih
rendah daripada temperatur yang dialirkan sekelilingnya. Panas yang diberikan itu
akan menaikan temperatur bahan dan menyebabkan tekanan uap air dari bahan ke
udara merupakan perpindahan massa sebelum proses pengeringan, tekanan uap air
pada bahan berada dalam kesetimbangan dengan tekanan uap air di sekitarnya
(Teuku, 2018).
Salah satu cara untuk meningkatkan rendemen minyak yang terekstrak dari
krim santan dapat dilakukan dengan menambahkan suatu enzim yang dapat
memecah protein yang berperan sebagai pengemulsi pada santan. Pemecahan
emulsi santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik. Enzim papain
merupakan salah satu enzim proteolitik. Enzim ini dapat mengkatalisis reaksi
pemecahan protein dengan m Kandungan yang penting dalam minyak tetap dapat
dipertahankan, dan minyak mempunyai warna lebih jernih dan dapat tahan selama
dua tahun tanpa menjadi tengik menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi senyawa-
senyawa yang lebih sederhana ( Winarti, 2007).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Kamis/ 11 April 2019
Waktu : Pukul 09.10 – 10.50 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai II FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Baskom Plastik
b. Saringan
c. Gelas Ukur 1000 mL
d. Corong Kaca
e. Selang Plastik
f. Botol Plastik
g. Keran Kecil
2. Bahan
a. Kelapa Parut
b. Aquadest
c. Plester Bening

C. Prosedur Kerja
1. Kelapa diperas dan diambil santannya sebanyak 4 L. 5 botol plastik
disiapkan dengan kapasitas 1 L.
2. Santan sebanyak 800 mL dimasukkan ke dalam masing-masing botol
plastik.
3. Botol ditutup dengan penutup yang sudah dirangkai dengan selang plastik
dan keran kecil.
4. Botol disimpan dalam keadaan terbalik dengan menggunakaan statif
sebagai penyangga selama 4 hari. Mengamati perubahan yang terjadi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Kelompok Gambar Tapai Keterangan

1 Metode Pemanasan Berhasil.


Minyak yang
diperoleh adalah 85
ml.

2 Metode Fermentasi Gagal.

3 Metode Pemancingan Berhasil.


4 Metode Enzim Daun Pepaya Berhasil.
Minyak yang
diperoleh adalah 140
ml

5 Metode Enzim Nanas Berhasil.


Minyak yang
diperoleh adalah 110
ml.

6 Metode Asam Cuka Berhasil.


Minyak yang
diperoleh adalah 76
ml.

B. Pembahasan
VCO merupakan minyak yang berasal dari buah kelapa (Cocos nucifera) tua
segar yang diolah pada suhu rendah (<600 C) tanpa proses pemutihan dan
hidrogenasi. Proses tersebut membuat minyak kelapa ini dikenal dengan sebutan
minyak perawan (Virgin Coconut Oil) atau ada juga yang menyebutnya minyak
dara. VCO merupakan minyak kelapa murni yang tahan terhadap panas, cahaya,
oksigen dan proses degradasi, karena struktur kimianya tidak mengandung
ikatan ganda.
Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak kelapa yang diperoleh tanpa
mengubah sifat fisiko kimia minyak karena hanya diberi perlakuan mekanis dan
penggunaan panas rendah. (Setiaji dan Prayugo, 2006). Ada lima metode
pembuatan VCO yaitu metode pancingan, fermentasi, enzimastis, pengasaman
dan sentrifugasi. Kali ini, kami melakukan tiga metode yang berbeda yaitu metode
pancingan, fermentasi, dan enzimatis. Pada proses pembuatan VCO, pH yang
paling optimal yaitu 4,3.
Kandungan kimia paling utama dalam sebutir kelapa adalah air, protein dan
lemak. Ketiga senyawa tersebut membentuk emulsi dengan protein sebagai
emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari campuran dua zat, zat
yang satu dengan lainnya terdapat dalam keadaan terpisah secara halus atau
merata di dalam zat lain. Sementara yang dimaksud dengan emulgator yaitu zat
yang berfungsi untuk memperkuat emulsi tersebut. Melalui ikatan tersebut,
protein membungkus butir – butir minyak kelapa dengan suatu lapisan tipis
sehingga butir-butir minyak tidak bisa bergabung, baik antar minyak dalam
minyak atau pun antar minyak dengan air (ikatan lipoprotein). Hal tersebut
diilustrasikan dalam Gambar.

Berdasarkan hasil pengamatan, yang diamati oleh masing-masing kelompok


yaitu :
1. Metode pemanasan
Metode ini dilakukan dengan cara memanaskan krim yang diperoleh dari santan
kelapa. Dalam memanaskan krim perlu diperhatikan panas yang digunakan. Panas
yang digunakan tidak boleh terlalu tinggi karena akan merusak vitamin dan enzim-
enzim yang terkandung dalam minyak kelapa murni. Suhu yang baik pada metode
ini adalah suhu sedang dengan kisaran 60-75°C. Krim dipanaskan diatas wajan, lalu
diaduk hingga keluar minyak. Setelah minyak keluar pisahan dari blondo dengan
menggunakan sendok. Dari hasil praktikum pembuatan VCO dengan metode ini
berhasil yakni didapatkan VCO dengan warna bening kekuningan dan aroma khas
minyak kelapa. Pemanasan dapat menyebabkan inaktifnya enzim – enzim seperti
lipase sehingga proses hidrolisis dapat diminimalkan.
2. Metode Fermentasi
Metode fermentasi ini, melibatkan penggunakaan mikroorganisme yang ada
dalam ragi roti. Krim yang telah didapatkan dimasukkan kedalam toples lalu
ditambahkan ragi roti dan diinkubasi selama 24 jam. Minyak akan berada pada
lapisan atas. Menurut Pontoh dkk (2008) selama waktu fermentasi akan terbentuk
berbagai enzim oleh ragi. Enzim – enzim tersebut dapat menghidrolisa trigliserida
sehingga menghasilkan asam lemak bebas. Kelapa yang telah diparut, struktur
selnya telah rusak sehingga enzim lipase mulai bekerja merusak molekul lemak.
Meningkatnya kadar FFA pada metode fermentasi disebabkan karena selama proses
fermentasi santan yaitu 24 jam akan terbentuknya enzim – enzim oleh ragi yang
ditambahkan dalam santan. Enzim – enzim tersebut dapat menghidrolisa trigliserida
sehingga menghasilkan asam lemak bebas.
3. Metode Pemancingan
Metode ini menggunakan VCO yang sudah jadi. Krim kelapa yang sudah di buat
dimasukkan kedalam toples kemudian ditambahkan dengan VCO yang sudah jadi.
Dengan teknik pemancingan, molekul minyak dalam santan ditarik oleh minyak
umpan sampai akhirnya bersatu. Tarikan itu membuat minyak terlepas dari air dan
protein. Minyak yang dihasilkan adalah minyak kelapa dengan kualitas tinggi.
Tingginya bilangan peroksida pada metode pemancingan minyak diindikasikan
bahwa minyak yang ditambahkan sebagai pemancing telah mengandung radikal.
Radikal ini selanjutnya bereaksi dengan oksigen di udara karena selama waktu
pendiaman santan, wadahnya dibiarkan terbuka yang menyebabkan terjadinya
reaksi antara radikal dengan oksigen dan menghasilkan peroksida (Pontoh, 2008).
4. Metode Enzimatis daun papaya dan nanas
Metode enzimatis ini dilakukan dengan menggunakan daun papaya yang dicacah
hingga halus lalu ditambahkan pada krim kelapa dan diinkubasi selama 24 jam.
Selain daun papaya digunakan juga nanas yang dihaluskan dan ditambhakan pada
krim kelapa lalu diinkubasi selama 24 jam. Dengan menggunakan metode ini,
pembuatan VCO dinyatakan berhasil. Daun papaya dan nanas mengandung enxim
yang dapat menghidrolisis krim kelapa menjadi VCO, suatu enzim yang dapat
memecah protein yang berperan sebagai pengemulsi pada santan. Menurut Winarti
(2007) Pemecahan emulsi santan dapat terjadi dengan adanya enzim proteolitik.
Enzim papain merupakan salah satu enzim proteolitik. Enzim ini dapat
mengkatalisis reaksi pemecahan protein dengan menghidrolisa ikatan peptidanya
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Nanas mengandung enzim bromalin yang dapat mempercepat proses perusakan
system emulsi santan yang akan dihidrolisis menjadi asam-asam amino melalui
ikatan peptida. Enzim ini dapatmengkatalisis reaksi pemecahan protein dengan
menghidrolisa ikatan peptidanya menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Daun papaya khususnya getah daun papaya mengandung enzim papain yang
merupakan enzim proteolitik yang dapat mengkatalis ikatan peptide pada protein
menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana seperti dipeptide dan asam amino.
Enzim papain bekerja pada Ph 5-7 dan rentang suhu 50-60°C (Syah, 2005).
5. Metode Asam Cuka
Metode ini menggunakan cuka untuk mengahsilkan VCO. Krim kelapa
dicampur dengan cuka lalu diinkubasi selama 24 jam. Metode ini sering juga
disebut metode pengasaman. Ph optimum pada metode ini yaitu 4,5 atau setara
dengan 25ml cuka. Cara ini dapat menyebabkan denaturasi protein karena ion
zwitter yang dikandungnya memiliki muatan yang berlawanan dimasing-masing
ujungnya. Menurut Syah (2012) Didalam protein sendiri mengandung gugus NH2
yang lebih memiliki muatan positif dan gugus karboksilat yang bermuatan negative.
Untuk mencapai kondisi iso elektronik maka santan dibuat dalam kondisi asam.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komponen utama minyak VCO adalah asam lemak lemak jenuh sekitar
90% dan asam lemak tak jenuh sekitar 10%. Asam lemak jenuh VCO didominasi
asam laurat, seehingga minyak kelapa sering di sebut dengan minyak laurat.
Bahan utama pembuatan VCO adalah buah kelapa segar yang sudah tua atau
matang dengan ciri – ciri sabut berwarna coklat dan buah yang belum ada yang
berkecambah. Buah kelapa yang demikian akan menghasilkan rendaman minyak
yang banyak. VCO juga mempunyai banyak manfaat bagi tubuh seperti
dijadikam obat dalam penyembuhan penyakit.

B. Saran
Sebaiknya untuk menghasilkan VCO yang memiliki rendaman dan mutu
yang baik dapat dilakukan perendaman dalam suhu yang stabil di dalam
inkubator. Selain itu, juga akan meminimalisir mikroba yang akan menganggu
proses pembuatan VCO.
DAFTAR PUSTAKA

Hala, Yusmina dan Alimuddin Ali. 2019. Penuntun Pengantar Bioteknologi.


Makassar : Jurusan Biologi UNM.
Pontoh, Julius., Mariana Br. Surbakti., Mayz Papilaya. 2008. Kualitas Virgin
Coconut Oil Dari Beberapa Metode Pembuatan. Chem. Prog. (1)1. 1-2.

Syah, Andi Nur Alam. 2005.Perpaduan Sang Penakluk Penyakit. Jakarta : PT


Agromedia Pustaka.

Syah, Andi Nur Alam.2012. Virgin Coconut Oil. Jakarta : Agromedia Pustaka.

Teuku, Zulfadli. 2018. Kajian Sistem Pengolahan Minyak Kelapa Murni (Virgin
Coconut Oil) dengan Metode Pemanasan. International Journal of Natural
Sciences and Engineering. 2 (1). 1-2.

Winarti, Sri., Jariyah, dan Yudi Purnomo. VCO (Virgine Coconut Oil) Preparation
by Enzymatic Method Using Crude Papain. Jurnal Teknologi Pertanian. 8
(2). 1-2.

Winarto, F.G. 2014. Kelapa Pohon Kehidupan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka


Utama.

Anda mungkin juga menyukai